BAB V KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATENKOTA - DOCRPIJM 1503478822Bab 5 Keterpaduan Strategis Pengembangan Kab

BAB V KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategi pengembangan

  kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

  Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  a. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  b. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan, maka

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG (1)

  (2) KABUPATEN TOJO UNAUNA 1. Kawasan Lindung :

  1. Pusat-Pusat Kegiatan

  • Kws. Hutan Lindung - Kws. Yang Memberikan Perlindungan Thdp. Kws. Dibawahnya.
  • Kws. Perlindungan Setempat  Kws. Sempadan Pantai  Kws. Sempadan Sungai  Kws. Sekitar Danau/Waduk
  • PKL
  • PKLp
  • PPK
  • PPL 2.

   Sistem Jaringan Prasarana Utama

  • Sistem Jaringan Transportasi Darat - Sistem Jaringan Transportasi Laut - Sistem Jaringan Transportasi Udara 3.

   Kws. Sekitar Mata Air  Kws. RTH Perkotaan - Kws. Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya  Kws. Cagar Alam  Kws. Pantai Berhutan Bakau  Kws. Taman Wisata Alam Laut  Kws. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.

   Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

  • Sistem Jaringan Energi - Sistem Jaringan Telekomunikasi - Sistem Jaringan Sumber Daya Air - Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Kws. Rawan Bencana Alam -  Kws. Rawan Longsor  Kws. Rawan Banjir  Kws. Rawan Abrasi Pantai Kws. Lindung Geologi -  Kws. Rawan Gempa Bumi  Kws. Rawan Letusan Gunung Berapi Kws. Lindung Lainnya - 2.

   Kawasan Budidaya :

  • Kws. Peruntukan Hutan Produksi  Hutan Produksi Tetap  Hutan Produksi Terbatas  Hutan Produksi Yang Dapat dikonversi Kws. Hutan Rakyat - Kws. Peruntukan Pertanian -

   Kws. Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan  Kws. Peruntukan Hortikultura  Kws. Peruntukan Perkebunan  Kws. Peruntukan Peternakan - Kws. Peruntukan Perikanan  Kws. Peruntukan Perikanan Tangkap  Kws. Peruntukan Budidaya Perikanan  Kws. Peruntukan Kws. Pengolahan Ikan Kws. Peruntukan Pertambangan -  Kws. Peruntukan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi  Kws. Peruntukan Pertambangan Mineral dan Batubara Kws. Peruntukan Industri -  Kws. Peruntukan Industri Besar  Kws. Peruntukan Industri Menengah  Kws. Peruntukan Industri Kecil Kws. Peruntukan Pariwisata -  Kws. Peruntukan Kws. Wisata Alam  Kws. Peruntukan Kws. Budaya  Kws. Peruntukan Kws. Wisata Minat Khusus Kws. Peruntukan Permukiman -  Kws. Permukiman Perkotaan  Kws. Permukiman Perdesaan  Rencana Pengembangan Perumahan Baru - Kws. Peruntukan Lainnya  Kws. Peruntukan Pengembangan Sektor Informal  Kws. Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS KAB/KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN (1)

  

(2)

(3) KAB. TOJO UNAUNA

  • 1. KWS. STRATEGIS NASIONAL (KSN) KAWASAN STRATEGIS Kws. Strategis Nasional di Kab. Tojo UnaUna

  Kws. Strategis Nasional di Kab. Tojo UnaUna - NASIONAL ( Kepentingan adalah Kws. Kritis Lingkungan Balingara di Kab. adalah Kws. Kritis Lingkungan Balingara di Lingkungan Hidup) Tojo UnaUna dan Kab. Banggai Kepulauan Kab. Tojo UnaUna dan Kab. Banggai Kepulauan 2.

  • KWS. STRATEGIS PROVINSI (KSP) KAWASAN STRATEGIS Kws. pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM)
  • Kws. Strategis dari sudut kepentingan PROVINSI (Ekonomi, Daya Padauloyo yang merupakan kws. strategis dari sudut

  Ekonomi Guna SDA/Teknologi Tinggi) kepentingan ekonomi Kws. cepat tumbuh Ampana-Tojo yang merupakan - Kws. Strategis dari sudut kepentingan

  • pendayagunaan SDA/teknologi tinggi

  kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi Kws. Kepulauan Togean sebagai kws. perbatasan - antara Kab. Tojo Una-Una dengan Provinsi Gorontalo yang merupakan merupakan kws. strategis dari sudut kepentingan ekonomi Kws. pengembangan sumberdaya perikanan dan - kelautan Teluk Tomini di Kab. Parigi Moutong, Kab. Poso, Kab. Tojo Una-Una yang merupakan

Bab V - 116

  kws. strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya atau teknologi tinggi

  3. KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN (KSK) KAWASAN STRATEGIS Ekonomi Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut -

  • KABUPATEN (Ekonomi, Kws. Perkotaan Ampana kepentingan ekonomi Sosial Budaya, Pendayagunaan - Kws. minapolitan di pesisir pantai Kec. Ulubongka,

  SDA/teknologi tinggi, Daya - Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut Kec. Tojo, Kec. Tojo Barat, Kec. Una-Una, Kec. kepentingan sosial budaya Dukung Lingkungan Hidup) Togean, Kec. Walea Kep. dan Kec. Walea Besar

  • Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut

  dgn mengutamakan Perkotaan Ampana sbg Pusat kepentingan pendayagunaan SDA/teknologi Kegiatan Minapolis Wilayah (PKMW), dan Wakai, tinggi Lebiti, Popolii, Pasokan sebagai Pusat Kegiatan Minapolis Lokal (PKML) - Kws. yg memiliki nilai strategis dr sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

  • Kws. agropolitan terletak di Kec. Tojo, Tojo Barat, lingkungan hidup.

  Ulubongka, dan Kec. Togean Kws. pelabuhan di Kec. Ampana Tete - Kws. Kota Terpadu Mandiri (KTM) Air Terang, - KTM Bungku, KTM Padauloyo, KTM Bahari Bolano Lambunu dan KTM Talabosa.

  Sosial Budaya

  Kws. budaya Suku Bobongko,Suku Togean, Suku - Ta’a dan Saluan serta Suku Bajo di Desa Kabalutan Kec. Walea Kepulauan - Kws. pembuatan gula aren di Desa Tobil Kec.

Bab V - 117

  Togean Keunikan budaya etnik Tau Ta’a (wana)

  • Kuburan wali, Kuburan Raja Togean, Benteng - Pertahanan di Kec. Ampana Tete Makam Raja Tandjumbulu di KEc. Ampana Kota - Makam Raja Togean di Desa Benteng di Kec. - Togean Kuburan Batu Karang di Kec. Ulubongka - Makam Raja Tojo (Raja Pileviti dan Raja Talamoa) -

  di Kec. Tojo

  • Mesjid Tua di Pulau UnaUna
  • Obyek wisata sejarah bawah air berupa Bangkai Pesawat Bomber Wrek Tipe B-24 di Perairan Lebiti Goa Tua Malangke di Kec. Tojo Barat. -

  SDA/Teknologi Tinggi

  Terdapat di kws. Teluk Tomini merupakan - pengolahan sumber daya kelautan meliputi perikanan dan pariwisata sbg. KSP.

  Daya Dukung Lingkungan Hidup

  Kws. CA Tanjung Api - Kws. Taman Wisata Alam Laut Kep. Togean dan - Kep. Batudaka

  • Kws. Konservasi Lahan Kritis Balingara - Kws. Kritis Lingkungan yaitu Kws. Podi

Bab V - 118

INSTANSI PELAKSANA

  3 Penataan Kawsan Minapolitan Kec. Unauna Ya

  2 Penataan RTH Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas Perumahan

  Perumahan Kepulauan Togean Ya

  APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  1 Revitalisasi Kawasan Kota Ampana Ya

  II Sektor PBL

  Kec. Togean Ya Kec. Walea Kepulauan Ya Kec. Walea Besar Ya

  Perikanan & Kelautan

  APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  Bab V - 119 Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER PENDANAAN

  1

  APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  2 Penataan Kawasan Agropolitan Kec. Ampana tete Ya

  Perumahan

  1 Penataan Kawasan Kumuh Kota Ampna Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU &

  6 I Sektor BANGKIM

  5

  4

  3

  2

  Pertanian Kec. Ulubongka Ya Kec. Tojo Barat Ya Kec. Tojo Ya

  3 Penangan Bahaya Kebakaran Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  III Sektor PLP

  1 Penanganan Persampahan Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  2 Penanganan Air Limbah Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  3 Penanganan Drainase Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  IV Sektor Air Minum

  1 Penyehatan PDAM Kota Ampana Ya APBN/APBDI/APBDII PDAM

  2 Penyediaan SPAM IKK Semua IKK Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  3 Penyediaan SPAM Perdesaan Semua Desa Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

  4 Penyediaan SPAM Khusus Kwsn Wisata Togean Ya APBN/APBDI/APBDII Dinas PU

Bab V - 120

  5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana- rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK.

  5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

  Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat. Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota.yang berisikan :

  Ketentuan Fungsi Bangunan Gedung i. Peryaratan Bangunan Gedung ii. Penyelenggaraan bangunan Gedung iii. Peren masyarakat dan Pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung iv.

  5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI- SPAM)

  Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.

  RI-SPAM dapat berupa RI- SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalamrangka perlindungan dan pelestarian air. Yang berisikan :

  Rencana Sistem Pelayanaan i. Rencana Pengembangan SPAM ii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum iii.

  5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

  Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:

  a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

  b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

  Dalam arahan penyusunsn dokumen RPI2JM sub bab SSK berisikan : i.

  Kerangka Pembangunan Sanitasi ii.

  Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi

  a). Sub sektor Air Limbah Domestik

  b). Sub sektor Persampahan

  c). Sub sektor Drainase Perkotaan

  d). Aspek higiene/ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

  5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

  Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Dalam subbab Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisikan : i.

  Program Bangunan dan Lingkungan ii.

  Rencana Umum dan Panduan Rancangan iii.

  Rencana Investasi

  5.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada;

  b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta Karya di daerah; c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;

  d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang tertuang di berbagai dokumen; dan e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

  Dalam Subbab Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman ( RP2KP ) bersisi: i.

  Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ii.

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman iii.

  Penetapan Kawasan Permukiman

  

5.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (RTBL KSK)

  Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), dimana keduanya tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada. RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RTBL KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam penyusunan RPI2-JM.

  Oleh karena itu, dalam hal ini RPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada program tahunan.

Tabel 5.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL

  KSK, sebagai masukan bagi penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam rangka analisis pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).

Tabel 5.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan RTBL KSK DELINIASI STRATEGI DOKUMEN RENCANA KAWASAN PEMBANGUNAN

INDIKASI PROGRAM KAWASAN PRIORITAS KAWASAN PRIORITAS (1) (2) (3) (4)

  RTBL Kwsn Wisata Togean Kepulauan Togean Penataan Kawasan Wisata Penataan Akses Jalan, Pulau Togean Sarana Sanitasi & Air

  Minum RTBL RTH Kota Ampana Penataan RTH Pembangunan RTH RTBL Kota Ampana Ampana Kota Revitalisasi Kawasan Penataan Akses Jalan,

  Sarana Sanitasi & Air Minum

  RTBL Wakai Kepulauan Walea Revitalisasi Kawasan Penataan Akses Jalan, Sarana Sanitasi & Air Minum

Bab V - 126

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor

  Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala kabupaten/kota yang meliputi: a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

  b. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;

  c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;

  d. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; e. Rencana lainnya.

  Bab V - 128 Tabel 5.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Tojo Una-Una NO PRODUK RENCANA STATUS (ADA/TIDAK) *) ARAHAN PEMBANGUNAN PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI SEKTOR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

  2 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

  Wilyah kepulauan AM

  Pembangunan Sumur Dalam

  AM SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

  Semua wilayah Kabupaten

  Penyediaan SPAM

  ADA SPAM Jaringan Perpipaan (Unit Air Baku, Unit Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelayanan)

  Sesuai Tabel 5.1 AM/PLP/Bangkim/PBL

  Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota (RTRWK)

  AM/PLP/Bangkim/PBL Indikasi Program Bidang Cipta Karya

  Kepuluan Togean

  AM/PLP/Bangkim/PBL Penataan Kawasan Wisata

  Kota Ampana

  Penataan Kawasan Perkotaan

  ADA Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)

  3 Strategi Sanitasi Kota Belum Ada Sektor Air Limbah Pemb IPLT Ampana PLP

  (SSK) Domestik Kota Sektor Persampahan Pemb TPA Ampana

  Kota PLP

  Sektor Drainase Lingkungan pemb Drainase Ampana

  Kota PLP

  4 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

  ADA Kawasan Permukiman Prioritas

  Penangan Kwsn Kumuh

  Ampana Kota

  AM/PLP/Bangkim/PBL

  5 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan ADA Kawasan Agropolitan Pemb.

  Infrastruktur Perdesaan sesuai tabel

  5.1 Bangkim Kawasan Minapolitan