Situasi-situasi pemicu sakit kepala migrain - USD Repository

  

SITUASI SITUASI PEMICU SAKIT KEPALA MIGRAIN

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  

Disusun oleh :

THERESIA TRIOKTIANI

NIM: 029114116

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  kemarahan, kekecewaan, kesedihan terhadap sesuatu yang telah diputuskan sendiri tidak akan mengembalikan WAKTU yang telah berjalan. hanya ada satu cara menuntaskannya,

  HADAPILAH dengan KEBERANIAN & KETEGARAN

  

Kupersembahkan karya ini kepada seluruh keluargaku,

Terutama untuk Ibu, Yovita Maria Sugimaryudani

Dan untuk Bapak J. Kaselan S., Mas Alfi, & Mbak Tutut.

“Terima kasih karena selalu PERCAYA kepadaku...”

SITUASI-SITUASI PEMICU SAKIT KEPALA MIGRAIN

  

Theresia Trioktiani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran situasi-situasi pemicu migrain.

  

Subjek penelitian adalah 42 orang responden yang mengeluhkan sakit kepala migrain. Data

dikumpulkan dengan metode kuesioner dan dikelompokkan ke dalam lima kategori pemicu

migrain dengan acuan teori Jay A. Van Gerpen, dkk., dan kemudian dilakukan penghitungan

persentase frekuensi jawaban-jawaban responden. Lima kategori tersebut adalah faktor psikologis,

faktor fisiologis, gaya hidup, makanan, dan kategori lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor fisiologis sebanyak 76.2%, faktor psikologis 66.7%, gaya hidup berupa pola makan

sebanyak 33.3% merupakan pemicu terhadap kambuhnya sakit kepala migrain, sedangkan situasi

yang termasuk faktor fisiologis dalam kategori lain, yaitu headspin move merupakan pemicu

migrain yang persentasenya paling rendah. Kata Kunci : Sakit Kepala Migrain, Situasi Pemicu Migrain

MIGRAINE HEADACHE TRIGGER SITUATIONS

  

Theresia Trioktiani

ABSTRACT

This research aims to know the description of migraine trigger situations. The subjects

were 42 respondents who complained of migraine headaches. Data were collected using the

questionnaire method and grouped into five categories with reference to the theory of migraine

trigger Jay A. Van Gerpen, et al., and then did the calculation of the percentage frequency of

respondents answers. Five categories in this research are psychological factors, physiological

factors, lifestyle, food, and other categories. The results of this study indicate that as many as

76.2% of physiological factors, 66.7%, of psychological factors, the lifestyle of eating as much as

33.3%, is the trigger for the recurrence of migraine headache, while the situations that are

included physyological factor in other categories, namely headspin move is a migraine trigger

situations that the rates are lowest (2.4%). Keywords: Migraine Headaches, Migraine Trigger Situation

KATA PENGANTAR

  Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Yesus, Sang Kristus Maha Kasih atas karunia dan penyertaan-Nya selama proses penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak yang membantu dengan cara mereka masing-masing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan kerendahan hatu mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi, serta telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik dalam proses penyusunan skripsi ini.

  2. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi dan selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan penyusunan skripsi ini.

  3. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi sekaligus dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan membimbing penulis.

4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S. Psi., Psi., M. Si., selaku Kaprodi Fakultas

  Psikologi sekaligus dosen penguji skripsi, yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan membimbing penulis.

  5. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., yang telah membantu penulis dalam banyak hal, terutama dalam pengurusan masalah akademik.

  6. Ibu MM. Nimas Eki S.,S.Psi.,Psi.,M.Si., selaku dosen pembimbing akademik, yang selalu memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, serta bimbingan dalam urusan akademik.

  7. Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu Nani, dan Pak Gi’ yang membantu penulis dengan memberikan pelayanan yang baik.

  8. Para responden yang telah meluangkan waktu dan bersedia mengisi kuesioner dalam rangka penelitian skripsi ini.

  9. Ibu, Bapak, Mas, dan Mbak yang memberikan kepercayaan dan mengingatkan dengan cara mereka masing-masing.

  10. Damianus Danang Priyodarminto yang selalu memberi motivasi dengan cara yang unik dan terima kasih atas kesabarannya. “Thanks, Mas untuk selalu

  “hadir” walau kita jauh. Haha! Love you.. ” 11.

  Aan, Bona, Hanny, dan Tisa, yang telah menjadi teman bermain dan belajar.

  “Banyak pelajaran yang aku dapatkan bersama kalian, bahkan di saat kita

  “hanya” refreshing, jalan-jalan, atau sekedar nongkrong. Terima kasih atas persahabatan ini..

  12. Teman-teman seperjuangan dalam skripsi dan teman-teman angkatan 2002 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. “Senang bisa kenal kalian.

  Bersama kita bisa!!

  13. Maria Andina “Sang Migraineur”, Mbak Siska “Titta”, Mbak Deny “Budhe”, Mbak Ella “Lala”, yang bersedia menjadi respondenku dan selalu mengajak hijrah ke Jakarta. “Ayo, VodkaGembira bersama!!

  14. Sistor Aiax, Dek Tup, Didiet Djaloer 7, Niko Gembil, Textoe, Mas Manyoen, Mas Tomato, yang setia menemani hari-hariku yang kadang sepi. “Haha.. Ayo

  PPNP!! Buat Sistor Aiax, Dek Tup, & Textoe, gek ndaangg nyusul!! ” 15.

  Teman-teman Audi-ku, Erwhin, Fandy “Jateng”, Hanapi, Samuel “Kakek”, dan Alexander David Setiawan, yang sering mengingatkan dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan cara yang kacau balau. “Haha!

  Ayo, aku siap by one!! Jangan lupa beli mesin waktu, Duwah. Luphu..

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, maka dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik, saran, serta ide yang membangun. Akhirnya, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 29 September 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DARTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................

  4 D. Manfaat Penelitian .............................................................................

  5 BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................

  6 A. Migrain ...............................................................................................

  6 B. Mekanisme Fisiologis Migrain ...........................................................

  8 C. Pemicu Migrain ..................................................................................

  9

  BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ...............................................

  13 A. Jenis Penelitian ...................................................................................

  13 B. Identifikasi Variabel Penelitian ..........................................................

  13 C. Definisi Operasional ...........................................................................

  13 D. Subjek Penelitian ................................................................................

  14 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................

  14 F. Analisis Data .......................................................................................

  15 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................

  17 A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................

  17 B. Karakteristik Responden Penelitian ...................................................

  17 C. Hasil Penelitian ...................................................................................

  19 D. Pembahasan ........................................................................................

  26 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

  30 A. Kesimpulan ........................................................................................

  30 B. Saran ...................................................................................................

  30 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  32

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kuesioner ...................................................................................

  15 Tabel 2. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .........

  18 Tabel 3. Rekapitulasi Data Responden Menurut Usia ..............................

  18 Tabel 4. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .....

  19 Tabel 5. Hasil Analisis Jawaban Responden .............................................

  20 Tabel 6. Rekapitulasi Data Sumber Informasi Responden Tentang Migrain ..........................................................................

  21 Tabel 7. Rekapitulasi Data Cara Mengatasi Serangan Migrain ................

  22 Tabel 8. Analisis Data untuk Kelompok Tambahan Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan ...........................................................

  23 Tabel 9. Analisis Data untuk Kelompok Tambahan Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki ..............................................................

  25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sakit kepala dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh

  dampak dari sakit kepala adalah pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga produktivitas terhambat. Ketika mengalami sakit kepala, penderita tidak dapat melakukan atau melanjutkan aktivitas yang akan atau sedang mereka lakukan, akibatnya pekerjaan mereka tidak tuntas atau pendapatan menurun (Rikara, dalam Pippin, 2007).

  Salah satu jenis sakit kepala adalah sakit kepala sebelah atau yang sering disebut dengan migrain. Menurut Rose dan Davies (1993), migrain merupakan suatu istilah yang digunakan untuk suatu pola gejala fisik yang berulang, terutama berupa sakit kepala yang mengganggu. Gejala migrain bervariasi penyebabnya, beratnya, dan frekuensinya antara satu orang ke orang lain.

  Migrain dapat terjadi setiap saat, namun cenderung dirasakan penderita di pagi hari. Rasa sakit ini dapat berlangsung beberapa jam, namun ada beberapa penderita mengeluhkan migrain terjadi satu sampai dua hari. Frekuensi migrain juga bervariasi. Beberapa orang mengalami migrain sekali atau dua kali seminggu, sisanya hanya sekali atau dua kali setahun (Goadsby, Hutchinson, dan Peterlin, 2008).

  Penyebab utama migrain hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak faktor yang dipercaya berkontribusi terhadap migrain. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan dalam dua komponen utama yakni fisiologis dan psikologis (Coles, 2008).

  Secara fisiologis, migrain ditandai dengan serangan yang intens, berdenyut- denyut pada satu sisi, namun terkadang menyerang kedua sisi kepala. Sebagian besar penderita migrain mengeluhkan sakit di bagian pelipis mata atau bagian belakang telinga, namun tidak menutup kemungkinan bagian lain dari kepala juga terkena serangan migrain. Selain nyeri, migrain juga menyebabkan mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya dan suara (Goadsby, et al., 2008).

  Menurut Goadsby, et al. (2008), sebagian banyak peneliti migrain menganggap migrain disebabkan oleh adanya perubahan abnormal pada tingkat substansi yang secara alami diproduksi di dalam otak, ketika level substansi ini meningkat dapat menimbulkan inflamasi. Inflamasi ini menyebabkan pembuluh darah di otak membengkak dan menekan saraf yang terdekat, sehingga menimbulkan rasa sakit. Semakin tinggi inflamasi, semakin berat migrain yang dirasakan oleh penderita.

  Coles (2008) menyatakan psikologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara pikiran dan perilaku. Perilaku mencakup respon-respon emosional, di mana banyak perasaan terbangun atau ditingkatkan oleh pikiran-pikiran. Respon-respon tersebut dapat disadari atau tidak disadari dan sengaja atau tidak disengaja oleh individu. Respon-respon yang diinginkan muncul disadari dan disengaja, sementara kemunculan respon-respon yang tidak diinginkan tidak disadari dan tidak disengaja oleh seseorang. Hal ini menjelaskan bahwa sakit kepala migrain bukan kesalahan penderita.

  Penderita migrain bereaksi terhadap berbagai faktor dan peristiwa, yang disebut pemicu. Pemicu ini dapat bervariasi dari penderita satu dengan penderita lainnya, dan tidak selalu menyebabkan migrain. Kombinasi pemicu (bukan hanya satu hal atau peristiwa) akan lebih cenderung memicu serangan migrain (Goadsby,

  et al ., 2008).

  Menurut Annamaniac (dalam Merry, 2008), pemicu migrain bisa berupa pola makan dan tidur yang tidak teratur, trauma atau cedera di bagian kepala, aktivitas yang berlebihan, perubahan hormon ketika menstruasi, perasaan terlalu sedih atau terlalu gembira, perubahan cuaca, polusi udara, konsumsi obat-obatan tertentu. Respon penderita migrain terhadap pemicu migrain ini juga dapat bervariasi (Coles, 2008).

  Perasaan takut terhadap migrain juga dapat memicu munculnya serangan migrain. Pengalaman akan rasa sakit ketika migrain menyerang menimbulkan reaksi psikologis tubuh terhadap kemungkinan terulangnya peristiwa yang dapat menyebabkan ketegangan dan penyempitan di daerah vena leher (Doran, 2000).

  Oleh karena itu, menanggapi migrain hanya dengan melihat aspek psikologis saja mampu menimbulkan pertentangan, karena migrain juga harus ditanggapi dengan melihat aspek fisiologisnya (Coles, 2008).

  Menurut Goadsby, et al. (2008) dalam banyak kasus sakit kepala migrain bukan menjadi ancaman bagi kesehatan individu secara keseluruhan, namun kambuhnya serangan sakit kepala migrain dapat mengganggu kehidupan atau aktivitas sehari-hari.

  Berdasarkan teori yang menyebutkan bahwa terdapat banyak variasi berupa aspek psikologis dan aspek fisiologis sebagai pemicu migrain, peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui situasi-situasi yang paling banyak dikeluhkan oleh penderita migrain pada saat migrain kambuh. Dengan demikian penelitian ini penting bagi masyarakat umum, khususnya bagi penderita, untuk mengetahui pemicu-pemicu sakit kepala migrain migrain, sehingga mampu mengolah diri supaya kemunculan sakit kepala migrain dapat ditekan dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal.

  B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah situasi-situasi apa sajakah yang dapat memicu munculnya keluhan migrain.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui situasi-situasi psikologis dan fisiologis apa saja yang dapat memicu munculnya keluhan sakit kepala migrain.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Memberi tambahan informasi kepada penelitian bidang ilmu psikologi kesehatan selanjutnya mengenai psikologi migrain dengan menunjukkan situasi-situasi yang dapat memicu munculnya migrain.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi penderita migrain, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana reflektif untuk mencapai pemahaman akan situasi-situasi yang dapat memicu timbulnya migrain, sehingga dapat melakukan treatment untuk mengurangi kambuhnya migrain.

  b. Bagi lembaga-lembaga kesehatan dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan gambaran tambahan mengenai situasi-situasi psikologis dan fisiologis yang mampu memicu timbulnya migrain, sehingga dapat membantu masyarakat dalam penanganan sakit kepala migrain.

  c. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, serta kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam memahami psikologi migrain.

BAB II LANDASAN TEORI A. Migrain 1. Pengertian Migrain Istilah migrain berasal dari bahasa Yunani yang berarti sakit kepala

  pada satu sisi (hemi-crain-ia), meskipun migrain tidak selalu hanya menyerang satu sisi. Sebaliknya tidak semua sakit kepala pada satu sisi terjadi akibat migrain. Migrain tidak semata-mata terdiri dari sakit kepala saja, karena migrain selalu disertai adanya gejala lain yang bervariasi jenis dan beratnya. Sakit kepala ini dapat sangat sakit dirasakan oleh penderita, sehingga menyebabkan beberapa penderita merasa bahwa dirinya terserang

  stroke (Rose & Davies, 1993).

  Lipton (2000) menyatakan diagnosis medis menunjukkan migrain lebih dari sekedar sakit kepala biasa. Migrain adalah sakit kepala yang cenderung terjadi pada sebagian kepala. Sakit kepala tersebut cenderung menusuk-nusuk, berdenyut, atau menghantam. Migrain selalu dikaitkan dengan gejala selain nyeri kepala, misalnya rasa mual, sensitif terhadap cahaya atau suara, terkadang muncul visual-visual yang disebut aura, di mana seseorang melihat lingkaran cahaya atau gelombang panas atau garis- garis zigzag.

2. Jenis-Jenis Migrain

  Menurut Goadsby, et al., (2008), ada banyak jenis migrain. Dua jenis migrain yang paling sering ditemui adalah :

  a. Migrain tanpa aura

  Migrain tanpa aura atau disebut sebagai Migrain biasa (common

  migraine ) biasanya ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah

  satu sisi kepala dengan intensitas yang sedang sampai berat, dan semakin parah pada saat penderita melakukan aktifitas. Migrain tanpa aura ini disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Migrain ini akan sembuh dalam waktu 4-72 jam, sekalipun tidak dilakukan pengobatan. Penderita migrain tanpa aura lebih banyak daripada penderita migrain jenis lain.

  b. Migrain dengan aura

  Migrain dengan aura atau dapat disebut Migrain klasik (classical

  migraine ) biasanya didahului oleh suatu gejala-gejala sensoris yang

  dinamakan aura, yang terjadi dalam 10-30 menit sebelum munculnya serangan migrain. Gejala-gejala aura tersebut adalah :

  1. melihat sinar yang berkedip (flashing lights), garis zigzag, atau bintik-bintik hitam (blind spots)

  2. mati rasa ; atau kesemutan dibagian muka atau tangan 3. terganggunya indera penciuman, perasa, atau peraba 4. tidak dapat melihat benda dengan jelas.

  Paisal, (2006) menambahkan jenis-jenis migrain selain kedua jenis migrain yang disebutkan di atas, yaitu:

  1. Migrain Haid,

  Migrain haid yakni migrain yang terjadi beberapa hari sebelum menstruasi, selama menstruasi, dan atau setelah menstruasi dialami oleh wanita. Biasanya wanita yang mengalami migrain ini mengetahui bahwa migrain yang dideritanya berhubungan dengan siklus menstruasinya. Migrain haid dapat berbentuk migrain tanpa aura atau pun migrain dengan aura.

  2. Migrain Komplikasi,

  Migrain komplikasi yakni migrain yang disertai gejala gangguan sistem saraf, misalnya rasa baal dan geli, kesulitan bicara atau mengerti pembicaraan, ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki. Pada migrain komplikasi, gejala saraf tetap bertahan walaupun migrain sudah dapat diatasi.

B. Mekanisme Fisiologis Migrain

  Menurut Cutrer & Moskowitz (2000), lemahnya aliran darah merupakan satu mekanisme yang menjelaskan gangguan-gangguan visual yang aneh pada awal permulaan terjadinya serangan migrain yang dikarenakan faktor biologis yang nyata, yang sudah pasti bukan dikarenakan keganjilan psikologis.

  Cutrer (2000) menjelaskan bahwa mekanisme fisiologis mengenai terjadinya serangan migrain berawal dari area otak yang terhambat, area otak tersebut juga mengontrol rasa mual yang menjelaskan sebab terjadinya beberapa gejala migrain, kemudian gelombang-gelombang listrik menyebar ke area otak yang lain.

  Perubahan-perubahan dalam aktivitas sel saraf dan aliran darah mengakibatkan gejala-gejala seperti gangguan-gangguan visual. Unsur kimiawi di dalam otak yang dilepaskan oleh sel-sel saraf menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan peradangan jaringan disekitarnya. Akibat dari pelebaran dan peradangan tersebut adalah timbulnya rasa nyeri pada kepala dan menusuk. Selain rasa mual, migrain juga ditandai dengan muntah dan sensitif terhadap cahaya serta suara (Goadsby,

  et al ., 2008).

C. Pemicu Migrain

  Menurut Gerpen, Hickey, dan Capobianco, (2000), faktor-faktor yang menjadi pemicu migrain dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Makanan, terdiri dari : a.

  Aged cheese b. Alkohol (terutama anggur merah dan champagne) c. Monosodium glutamat (yang biasanya terkandung dalam penyedap rasa dan makanan olahan) d.

  Coklat e. Kacang-kacangan, jeruk, dan tomat f. Minuman yang mengandung kafein

  g. (hot dog, sosis, luncheon meats) Nitrates dan nitrites h. i.

  Ikan dan daging yang diasapi atau diawetkan j. Bawang k.

  Aspartame (gula diet) l. Ragi atau ekstrak protein (brewer’s yeast, asinan) 2.

   Obat-obatan, terdiri dari : a.

  Vasodilators (nitroglycerin, isosorbide dinitrate) b. Obat Hormon (obat kontrasepsi yang ditelan, estrogen, clomiphene,

  danazol ) c.

  Anti Hipertensi (nefidipine, captropil, prazosin, reserpine,

  minoxidil ) d.

  Histamine -2 blockers (cimeditine, raniditine) e. Antibiotik (trimethoprim-sulfa, griseofulvin) f. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) 3.

   Gaya Hidup, terdiri dari : a.

  Pola makan (puasa atau melewatkan makan) b. Pola tidur (terlalu sedikit atau terlalu banyak, perubahan suatu pola misalnya jet lag, perubahan shift kerja) c.

  Penarikan kafein 4.

   Lain-lain, terdiri dari : a.

  Perubahan cuaca b. High altitude (perjalanan udara, pendakian gunung)

  Rikara (dalam Pippin, 2007) menambahkan faktor fisiologis dan faktor emosi sebagai pemicu migrain. Faktor-faktor fisiologis tersebut adalah melakukan gerakan membungkukkan badan atau meregangkan badan, kelelahan, bepergian jauh, atau melakukan aktivitas fisik terlalu berat. Faktor-faktor emosi misalnya stres, kegembiraan berlebihan, rasa tertekan, takut, khawatir, dan lain-lain. Selain itu, gangguan keseimbangan hormonal saat menstruasi dan merokok juga dapat menjadi pemicu migrain.

  Berdasarkan teori-teori di atas, faktor-faktor psikologis dan fisiologis yang dapat memicu kambuhnya sakit kepala migrain dapat dikategorikan sebagai berikut :

  • pola makan
  • pola tidur
  • merokok Faktor - Faktor emosi : kegembiraan

  Psikologis berlebihan, rasa takut, khawatir

  • Faktor tekanan : terlalu banyak pikiran
  • Aktivitas fisik berlebihan
  • Gerakan yang tiba-tiba Faktor - Perubahan hormonal

  Fisiologis - Perubahan cuaca

  • Makanan tertentu
  • Obat-obatan tertentu Pemicu-pemicu sakit kepala migrain yang telah dikategorisasikan di atas tidak selalu muncul pada setiap individu yang mengalami sakit kepala migrain dan memiliki frekuensi kemunculan yang berbeda di setiap penderita migrain.

D. Pertanyaan Penelitian

  Dalam penelitian ini, pertanyaan yang muncul adalah situasi-situasi apa sajakah yang dapat memicu timbulnya migrain menurut keluhan penderita migrain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah suatu

  cara melakukan pengamatan melalui jawaban-jawaban responden, baik lisan maupun tertulis. Penelitian survei bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif mengenai keadaan populasi.

  B. Identifikasi Variabel Penelitian

  Variabel dalam penelitian ini adalah situasi-situasi psikologis dan fisiologis yang menjadi pemicu munculnya serangan migrain.

  C. Definisi Operasional

  Situasi-situasi pemicu sakit kepala migrain adalah jawaban subjek mengenai keadaan yang dapat menimbulkan sakit kepala pada satu sisi kepala atau migrain, terhadap kuesioner yang disajikan dengan format pertanyaan-pertanyaan terbuka. Semakin tinggi persentase, semakin banyak responden yang mengalami situasi pemicu sakit kepala migrain.

  D. Subjek Penelitian

  Responden dalam penelitian ini adalah individu yang mengeluhkan atau memiliki riwayat sakit kepala migrain. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposif, yaitu pengambilan data dilakukan terhadap responden yang mengaku mengeluhkan sakit kepala migrain.

  E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diungkap melalui kuesioner atau angket. Kuesioner disajikan dengan format pertanyaan- pertanyaan terbuka atau format isian, sehingga responden dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai macam situasi yang dirasakannya ketika mengalami migrain, sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

  Kuesioner yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Kuesioner

  Nama : ________________________ Umur : ____tahun Jenis kelamin : L / P (Lingkari jawaban Anda) Pekerjaan : ___________________________________ 1.

  Apakah Anda memiliki keluhan migrain? a.

  Ya b.

  Tidak 2. Jika Ya, keluhan apa sajakah yang Anda rasakan pada saat migren terjadi?

  ____________________________________________________ ____________________________________________________ 3. Dari mana Anda mengetahui bahwa Anda memiliki penyakit migrain?

  a. Dokter b. Orang tua

  c. Diri sendiri d. _______________________________ 4. Sejak usia berapakah Anda mengalami migrain?

  ___________ tahun 5. Bagaimana cara Anda mengatasinya jika migrain Anda kambuh?

  ____________________________________________________ ____________________________________________________ 6. Sejauh yang Anda ingat, situasi-situasi atau hal-hal apa sajakah yang dapat menyebabkan kambuhnya migrain Anda?

  ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ F.

   Analisis Data

  Hasil dari data penelitian ini akan dianalisis dengan mengkategorikan jawaban-jawaban responden mengenai situasi-situasi yang menjadi pemicu kambuhnya serangan migrain. Panduan dari pengkategorisasian ini disusun berdasarkan teori Gerpen et al., (2000) dan Rikara (dalam Pipin, 2007). Jawaban- jawaban responden dalam kuesioner yang dibagikan akan dikelompokkan menurut kategorisasi yang telah disusun, berdasarkan referensi pada landasan

  Penyajian hasil penelitian ini berupa persentase (%) masing-masing kategori situasi pemicu kambuhnya sakit kepala migrain yang dialami oleh responden.

  Semakin tinggi persentase semakin banyak responden yang mengalami situasi pemicu sakit kepala migrain yang bersangkutan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan mulai tanggal 19 Juli 2010 hingga 25 Juli 2010. Kuesioner atau angket yang disebarkan secara random di kampus Psikologi Universitas Sanata Dharma, komunitas Gamer Ayodance, dan di Gereja St. Petrus & Paulus Minomartani sejumlah 42 eksemplar, ditujukan kepada

  responden laki-laki dan perempuan yang pernah mengalami migrain. Dari 42 eksemplar yang disebar tersebut semuanya dapat dianalisis karena memenuhi persyaratan kelengkapan jawaban.

B. Karakteristik Responden Penelitian

  Data karakteristik responden yang diperoleh dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, serta status pekerjaan. Data jenis kelamin yang diperoleh dari pengumpulan data pada penelitian ini adalah 24 orang responden perempuan (57.1%) dan 18 orang responden laki-laki (42.9%).

  Data rekapitulasi berdasarkan jenis kelamin responden yang diperoleh dari pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 2.

  Tabel 2. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Persentase (%) Perempuan

  24

  57.1 Laki-laki

  18

  42.9 Total

  42 100

  Data usia responden yang diperoleh melalui pengumpulan data pada penelitian ini bervariasi, dari 18 tahun sampai dengan 56 tahun. Berdasarkan pembagian usia menurut Monks & Knoers (2002), responden dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu kelompok remaja akhir usia 18-21 tahun, dewasa awal usia 22-40 tahun, dan dewasa madya usia 41-60 tahun. Kelompok usia 22-40 tahun memiliki jumlah responden terbanyak, yaitu 32 orang (76.2%).

  Kelompok usia 41-60 tahun memiliki jumlah responden paling sedikit, yaitu 2 orang responden (4.8%).

  Data rekapitulasi berdasarkan usia responden yang diperoleh dari pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.

  Tabel 3. Rekapitulasi Data Responden Menurut Usia Usia Jumlah Persentase (%) 18 – 21

  8

  19.0

  21 – 40

  32

  76.2

  41 – 60

  2

  4.8 Total

  42 100.0 Data status pekerjaan responden yang diperoleh dari pengumpulan data adalah ibu rumah tangga (4.8%), guru (7.1%), wiraswasta (9.5%), karyawan (31.0%), dan mahasiswa (47.6%).

  Menurut data penelitian, sebagian responden yang memiliki pekerjaan sebagai guru, wiraswasta, karyawan, dan berstatus sebagai mahasiswa berusia antara 21-40 tahun.

  31.0 Mahasiswa

  Pengkategorisasian jawaban-jawaban responden ini disusun berdasarkan

  Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah kategorisasi jawaban-jawaban responden.

  Data penelitian yang akan diteliti adalah jawaban subjektif responden mengenai situasi-situasi yang menjadi pemicu kambuhnya migrain.

  42 100.0 C. Hasil Penelitian

  47.6 Total

  20

  13

  Data rekapitulasi berdasarkan status pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.

  9.5 Karyawan

  4

  7.1 Wiraswasta

  3

  4.8 Guru

  2

  Tabel 4. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%) Ibu Rumah Tangga (IRT)

1. Hasil Analisis Jawaban Responden

  teori Gerpen, et al., (2000) dan Rikara (dalam Pippin, 2007). Tahap yang kedua adalah analisis frekuensi jawaban subjek. Hasil dari kedua tahap analisis data ini dapat dilihat pada tabel 5.

  Tabel 5. Hasil Analisis Jawaban Responden

  Responden Situasi Pemicu Migrain Jawaban Responden

  N = 42 % Emosi Marah, tertawa berlebihan.

  3

  7.1 Pola makan Telat makan, puasa

  9

  21.4 Pola tidur Kurang tidur, begadang

  14

  33.3 Faktor Merokok Terlalu banyak rokok

  3

  7.1 Psikologis Terlalu banyak pikiran, banyak tekanan, terlalu

  Tekanan

  28

  66.7 banyak masalah, cemas ga punya duit.

  , aktivitas terlalu

  Capek

  Kelelahan banyak, pekerjaan menumpuk,

  32

  76.2 fisik

  deadline tugas.

  Sakit, sakit gigi, terlalu banyak melihat layar komputer, situasi ketika

  Faktor Sakit (pain)

  12

  28.6 terkena panas dengan Fisiologis intensitas tinggi, terik matahari siang, cuaca dingin. Hormonal Menjelang datang bulan

  2

  4.8 Kopi, makanan berminyak, Makanan

  4

  9.5 makanan berlemak Kategori lain Gerakan headspin

  1

  2.4 Data hasil analisis jawaban responden pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 42 responden, 32 responden (76.2%) menjawab faktor fisiologis berupa kelelahan fisik sebagai pemicu kambuhnya serangan migrain, 28 responden (66.7%) menjawab tekanan sebagai pemicu migrain, 14 responden (33.3%) menjawab pola tidur yang tidak teratur, 12 responden (28.6%) yang migrainnya dipicu oleh faktor fisiologis berupa rasa sakit

  (pain), 9 responden (21.4%) menjawab pola makan yang tidak teratur sebagai pemicu migrain, 4 responden (9.5%) menjawab makanan sebagai pemicu migrain, masing-masing 3 responden (7.1%) menjawab faktor psikologis berupa emosi dan perilaku merokok sebagai pemicu migrain, 2 responden (4.8%) menjawab sakit kepala migrain dipicu oleh hormon menjelang datang bulan, dan 1 responden (2.4%) menjawab gerakan

  

headspin yang termasuk kategori lain dalam faktor fisiologis sebagai pemicu

migrain.

  Dari hasil pengumpulan data, sumber informasi yang dimiliki responden mengenai migrain bervariasi, yaitu diperoleh dari diagnosis dokter, informasi dari orang tua, diagnosis diri sendiri, informasi dari majalah atau buku kesehatan, dan internet. Data rekapitulasi mengenai sumber informasi dapat dilihat pada tabel 6.

  Tabel 6. Rekapitulasi Data Sumber Informasi Responden Tentang Migrain Sumber Informasi Jumlah Persentase (%)

  Diri Sendiri

  16

  38.1 Buku/Majalah Kesehatan

  7

  16.7 & Internet Dokter

  6

  14.3 Orang Tua

  6

  14.3 Dokter & Orang Tua

  5

  11.9 Diri Sendiri & Orang Tua

  2

  4.8 Dari hasil rekapitulasi data pada tabel 6, dapat dilihat bahwa 16 responden (38.1%) memperoleh sumber informasi dari diagnosis pribadi, sebanyak 7 responden (16.7%) mengetahui dari buku/majalah kesehatan dan responden (14.3%) mengetahui migrain dari orang tua, sebanyak 5 responden (11.9%) mengetahui dari dokter dan orang tua, dan sebanyak 2 responden (4.8%) mengetahui bahwa dirinya memiliki sakit kepala migrain dari diri sendiri dan orang tua.

  Jawaban responden mengenai cara mengatasi serangan migrain juga bervariasi, yaitu tidur, relaksasi, minum obat, menggunakan minyak kayu putih, makan, dipijat, minum minuman hangat, pergi ke dokter, mengompres dengan es, dan mencari hiburan. Data rekapitulasi mengenai cara mengatasi serangan migrain dapat dilihat pada tabel 7.

  Tabel 7. Rekapitulasi Data Cara Mengatasi Serangan Migrain Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)

  Tidur

  33

  78.6 Minum obat

  24

  57.1 Makan

  5

  11.9 Relaksasi

  2

  4.8 Minum minuman hangat

  2

  4.8 Mencari hiburan

  2

  4.8 Memakai minyak kayu putih

  2

  4.8 Pergi ke dokter

  1

  2.4 Memijat

  1

  2.4 Mengompres dengan es

  1

  2.4 Data dari hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai cara mengatasi serangan migrain menunjukkan, dimana 33 responden (78.6%) mengatasinya dengan tidur, 24 responden (57.1%) mengatasinya dengan minum obat, dan sebanyak 5 responden (11.9%) mengatasi serangan migrain dengan makan. Responden yang melakukan relaksasi, minum minuman hangat, mencari hiburan, serta memakai minyak kayu putih untuk meredakan serangan migrain masing-masing ada 2 responden (4.8%), dan responden yang mengatasi serangan migrain dengan pergi ke dokter, memijat, dan mengkompres dengan es masing-masing ada 1 responden (2.4%).

2. Analisis Tambahan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

  Kelompok kategori yang digunakan dalam analisis tambahan sama dengan kelompok kategori yang telah disajikan pada tabel 5. Analisis tambahan dalam penelitian ini adalah analisis tambahan berdasarkan jenis kelamin responden.

a. Analisis data untuk kelompok tambahan berdasarkan jenis kelamin perempuan

  Jenis Kelamin

  29.2 Merokok

  Tabel 8.

Analisis Data untuk Kelompok Tambahan Berdasarkan Jenis

Kelamin Perempuan

  29.2

  7

  66.7 Sakit (pain)

  16

  4.2 Faktor Fisiologis Kelelahan fisik

  1

  7

  Situasi Pemicu Migrain Responden

  20.8 Pola tidur

  Jumlah responden perempuan yang diperoleh dalam penelitian data ini sebanyak 24 responden (57.1%) dari 42 responden. Hasil analisis data responden berdasarkan jenis kelamin perempuan dapat dilihat pada tabel 8.

  75.0 Pola makan

  18

  8.3 Tekanan

  2

  Faktor Psikologis Emosi

  N=24 % Perempuan

  5 Dari hasil tabel 8 dapat diketahui bahwa situasi-situasi yang menjadi pemicu migrain pada responden perempuan adalah faktor psikologis berupa tekanan sebanyak 18 responden (75.0%), faktor fisiologis berupa kelelahan fisik sebanyak 16 responden (66.7%), faktor psikologis berupa pola tidur dan kategori faktor fisiologis berupa rasa sakit (pain) masing-masing sebanyak 7 responden (29.2%), faktor psikologis berupa pola makan sebanyak 5 responden (20.8%). Responden yang mengalami migrain karena faktor psikologis berupa emosi dan faktor hormonal masing-masing 2 responden (8.3%) dan hanya 1 responden (4.2%) yang migrainnya kambuh karena dipicu oleh makanan dan perilaku merokok.

  b.

  

Analisis data untuk kelompok tambahan berdasarkan jenis

kelamin laki-laki

  Jumlah responden laki-laki yang diperoleh dalam penelitian data ini sebanyak 18 responden (42.9%) dari 42 responden. Analisis jawaban responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada tabel 9.

  Tabel 9.

Analisis Data untuk Kelompok Tambahan Berdasarkan Jenis

Kelamin Laki-laki

  Responden Jenis

  Situasi Pemicu Migrain Kelamin

  N=18 % Emosi

  1

  5.6 Tekanan

  10

  55.6 Faktor Psikologis Pola makan

  4

  22.2 Pola tidur

  7

  38.9 Laki-Laki Merokok

  2

  11.1 Kelelahan fisik

  16

  88.9 Sakit (pain)

  5

  27.8 Faktor Fisiologis Makanan

  3

  16.7

  1

  5.6 Headspin move Dari hasil analisis tabel 9, diketahui bahwa situasi-situasi pemicu migrain pada laki-laki adalah faktor fisiologis berupa kelelahan fisik pada 16 responden (88.9%), 10 responden (55.6%) pada kategori faktor psikologis berupa tekanan, sebanyak 7 responden (38.9%) pada kategori faktor psikologis berupa pola tidur, sebanyak 5 responden (27.8%) migrainnya kambuh dipicu oleh kategori faktor fisiologis berupa rasa sakit (pain), sebanyak 4 responden (22.2%) migrainnya dipicu oleh pola makan yang tidak teratur, dan sebanyak 3 responden (16.7%) menjawab makanan sebagai pemicu migrain. Responden yang migrainnya kambuh karena dipicu oleh rokok dalam jumlah yang terlalu banyak ada 2 responden (11.1%), dan masing-masing 1 responden (5.6%) yang migrainnya kambuh karena dipicu oleh faktor psikologis berupa emosi dan headspin move atau gerakan headspin.

D. Pembahasan

  Situasi-situasi pemicu kambuhnya serangan migrain dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor psikologis dan faktor fisiologis.

  Berdasarkan analisis frekuensi jawaban responden yang telah dikategorisasikan, sebagian besar responden (76%) mengalami serangan migrain karena dipicu oleh faktor fisiologis. Serangan migrain ini berawal dari area otak yang terhambat. Unsur kimiawi di dalam otak yang dilepaskan oleh sel-sel saraf menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan peradangan jaringan disekitarnya, sehingga timbul rasa nyeri pada kepala dan menusuk.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situasi kelelahan dalam melakukan aktivitas fisik yang berlebihan dapat memicu kambuhnya migrain. Hasil analisis ini sesuai dengan pendapat Rikara (dalam Pipin, 2007), yakni salah satu faktor fisiologis yang dapat memicu kambuhnya migrain adalah aktivitas fisik yang terlalu berat.

  Faktor psikologis yang dikategorikan sebagai tekanan (stres) juga memicu kambuhnya migrain. Data dari penelitian ini menunjukkan 28 orang responden (66.7%) menjawab terlalu banyak pikiran, banyak tekanan, terlalu banyak masalah, cemas, dan masalah keuangan menjadi pemicu migrain. Menurut Vidal (dalam Stress as the Cause of Migraine Headache, diunduh 5 Juli 2010), dalam banyak kasus stres yang menyebabkan migrain, ada sejumlah besar dorongan

  

adrenergic karena adanya aliran norepinephrine yang sangat deras pada otak.

  Setelah adanya tahap stres, dilakukan tahap pemulihan otak, di mana otak melakukan perlindungan untuk mencegah adanya peningkatan aliran adrenergic dari sistem vaskular otak, sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah, yang diketahui dapat menyebabkan sakit kepala migrain.

  Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan pola tidur yang tidak teratur dapat memicu munculnya serangan migrain pada 14 responden (33.3%). Menurut Fortanasce (dalam Bruce, 2007) pola tidur yang tidak teratur memang dapat menjadi pemicu migrain. Hal ini terjadi akibat adanya ketidakstabilan serotonin dan penurunan dopamin.