Perbedaan pengaruh ceramah dan ceramah testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository
PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN CERAMAH-TESTIMONI
TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP SIKAP
GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yuanita Rostiana Subastian
NIM : 058114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN CERAMAH-TESTIMONI
TENTANG KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP SIKAP
GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yuanita Rostiana Subastian
NIM : 058114060
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
Kupersembahkan karya skripsiku ini untuk yang terkasih:
Allah Bapa Sorgawi yang selalu membimbing, menyertai, dan memampukanku
di setiap langkah kehidupankuKeluargaku sebagai tanda kasih dan wujud baktiku yang teramat dalam. Tanpa
kalian aku bukanlah siapa-siapa. Terima kasih atas doa, kasih sayang, dan semangat yang telah kalian curahkan di sepanjang hidupku ini.
Almamaterku, akan selalu kukenang dan kubanggakan.
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan
Pengaruh Ceramah dan Ceramah-Testimoni tentang Kanker Serviks dan Papsmear
terhadap Sikap Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta” dengan baik,
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Semua kelancaran dan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak lepas karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, atas semua kekuatan dan berkat yang diberikan sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah memampukan penulis dalam segala kelemahannya.
2. Papi dan Mami, atas cinta kasih, semangat, bantuan, dan doa yang selalu
dipanjatkan untuk penulis.
3. Cik Linda, Ko Alim, dan Jeffry yang telah memberikan semangat, perhatian, dan
doa.
4. Ditto dan keluarga yang telah memberikan cinta kasih dan arti sebuah
pengorbanan dan perjuangan hidup.
5. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
6. dr. Fx. Ediati Triningsih, M.Sc., Sp.PA, selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan banyak masukan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi serta selaku pembicara dalam beberapa acara ceramah yang diadakan oleh penulis.
7. Yosef Wijoyo, Msi., Apt., selaku dosen pembimbing kedua atas bantuan dan
masukan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat berhasil.
8. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan dr. Fenty M. Kes., Sp.PK selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini.
9. Aris Widayati, M.Si., Apt., Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si., dan Ir.
Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., yang telah memberikan banyak masukan tentang metode dan cara analisis data pada penelitian ini.
10. Walikota Yogyakarta c.q. BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Kota Yogyakarta.
11. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ide atau
masukan, serta bersedia meminjamkan ruang aula sebagai tempat untuk mengadakan acara ceramah dan ceramah-testimoni.
12. Kepala sekolah dan guru-guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta yang
bersedia membantu jalannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
13. Ibu I. M. Sunarsih, Apt., yang telah memberikan banyak sekali pengarahan dan
atas izin meminjamkan tempat untuk terselenggaranya acara ceramah dan ceramah-testimoni di Yayasan Kanker Indonesia cabang DIY.
14. Pak Wiwid dan Bu Wiwid, yang telah banyak membantu terselenggaranya acara
ceramah dan ceramah-testimoni dengan baik.
15. Ibu Silah Parjono, atas keceriaan dan tenaga yang diberikan sebagai testimoner
dalam acara ceramah-testimoni yang diadakan oleh penulis.
16. Teman-teman seperjuangan dan sepenanggungan: Rita, Hesti, Kaka Rosye, dan
Jerry atas semangat dan keceriaan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, walaupun penulis dan teman-teman menyadari bahwa tidak segala sesuatu yang diharapkan harus menjadi kenyataan dan jalan untuk mencapai keberhasilan penuh dengan lika-liku yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan penuh perjuangan.
17. Teman-teman FKK angkatan 2005, yang selalu mendukung dan memberikan
bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik tentang skripsi
ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian dan
bagi semua pembaca.Yogyakarta, Januari 2009 Penulis
INTISARI
Di Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama.
Berdasarkan data Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
pada tahun 1994-1999, kanker serviks menempati urutan tertinggi kedua setelah
kanker payudara di Yogyakarta. Morbiditas dan mortalitas kanker serviks dapat
diturunkan dengan adanya sikap untuk melakukan papsmear.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh ceramah dan
ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap sikap responden,
yaitu guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan
adalah eksperimental semu, dengan rancangan pre-post test intervention with control
group dan deskriptif evaluatif. Penelitian ini menggunakan dua kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan berupa ceramah atau ceramah-testimoni dan
kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Masing-masing kelompok diberi
pretest dan postest untuk mengetahui efek perlakuan terhadap sikap responden.Persentase peningkatan sikap tertinggi pada responden dengan umur 21-30
tahun (ceramah) serta umur 31-40 tahun dan 51-60 tahun (ceramah-testimoni);
tingkat pendidikan terakhir SPG dan SLTA (ceramah) serta SPG dan SGPLB
(ceramah-testimoni); belum pernah mendapatkan latar belakang informasi tentang
kanker serviks dan papsmear (ceramah) serta pernah mendapatkan latar belakang
informasi tentang kanker serviks dan papsmear dari instansi kesehatan (ceramah-
testimoni); belum pernah melakukan papsmear (ceramah) serta pernah melakukan
papsmear terakhir pada tahun 1981-1990 (ceramah-testimoni). Analisis statistik
menggunakan T-test independent sample dan Mann-Whitney U test dengan taraf
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kedua metode dapat meningkatkan sikap
responden secara signifikan, tetapi tidak berbeda bermakna. Kata kunci : ceramah, ceramah-testimoni, kanker serviks, papsmear, sikap.
ABSTRACT
In Indonesia, cervical cancer is major medical problem. Refered to AnatomyPatology data from Medical Faculty of Gadjah Mada University, cervical cancer was
the second highest frequency after breast cancer in 1994-1999, in Yogyakarta. The
morbidity and mortality of cervical cancer can be reduced by the awareness to do
papsmear.The objective of this research was to recognize the difference between the
influence of lecture and testimonial-lecture method in relation to cervical cancer and
papsmear education against respondent behaviour. The respondents were women
elementary school teachers in Yogyakarta City. The research method used was quasi-
experimental, with pre-post test intervention, with control group and evaluative
descriptive research design. Each of group was given pre-test and post-test to
recognize the effect of intervention to respondent behaviour.The highest increasing percentage of behaviour was on respondent who
were 21-30 years old (in lecture method), also 31-40 years old and 51-60 years old
(in testimonial-lecture method); her last education SPG and SLTA (in lecture
method), also SPG and SGPLB (in testimonial-lecture method); never get
background information of cervical cancer and papsmear (in lecture method), also
ever get background information of cervical cancer and papsmear from medical
institution (in testimonial-lecture method); never do paspmear (in lecture method),
also ever done papsmear at the latest in 1981-1990 (in testimonial-lecture method).
Result of the statistical analysis using T-test independent sample and Mann-Whitney
U test with confidence level of 95%, showed that the two methods used were able to
increase respondent behaviour significantly, but no significant different. Keyword: lecture, testimonial-lecture, cervical cancer, papsmear, behaviour.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ vii
PRAKATA.................................................................................................... viii
INTISARI...................................................................................................... xi ABSTRACT.................................................................................................. xii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xx
BAB I. PENGANTAR...................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................
1 1. Perumusan Masalah.............................................................................
4 2. Keaslian Penelitian..............................................................................
5 3. Manfaat Penelitian...............................................................................
5 B. Tujuan Penelitian......................................................................................
6 1. Tujuan Umum......................................................................................
6 2. Tujuan Khusus.....................................................................................
6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..........................................................
7 A. Kanker......................................................................................................
7 B. Kanker Serviks.........................................................................................
7 1. Definisi Kanker Serviks.......................................................................
7 2. Penyebab Kanker Serviks....................................................................
8 3. Gejala Kanker Serviks.........................................................................
8 4. Faktor Resiko Kanker Serviks.............................................................
9 C. Papsmear..................................................................................................
11 D. Edukasi Kesehatan...................................................................................
15 E. Sikap.........................................................................................................
17 F. Landasan Teori.........................................................................................
20 G. Kerangka Konsep.....................................................................................
21 H. Hipotesis...................................................................................................
22 BAB III. METODE PENELITIAN..............................................................
23 A. Jenis dan Rancangan Penelitian...............................................................
23 B. Variabel Penelitian...................................................................................
23 C. Definisi Operasional.................................................................................
24 D. Tempat Penelitian.....................................................................................
25 E. Bahan Penelitian.......................................................................................
26 1. Populasi Penelitian..............................................................................
26 2. Sampel (Responden/Subjek) dan Teknik Sampling............................
26 3. Besar Sampel.......................................................................................
27
F. Instrumen Penelitian.................................................................................
29 G. Tata Cara Penelitian.................................................................................
31 1. Perijinan...............................................................................................
31 2. Penelusuran Data Populasi..................................................................
31 3. Pembuatan Kuesioner..........................................................................
32 4. Perhitungan Sampel dan Randomisasi Sampel...................................
36 5. Pelaksanaan Intervensi........................................................................
37 6. Postest Satu Bulan Setelah Intervensi.................................................
39 H. Tata Cara Analisis Hasil...........................................................................
39 1. Manajemen Data..................................................................................
39 2. Analisis Data........................................................................................
40 I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian........................................................
43 1. Kesulitan Penelitian.............................................................................
43 2. Kelemahan Penelitian..........................................................................
43 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
45 A. Pengaruh Karakteristik terhadap Sikap Responden.................................
45 1. Umur....................................................................................................
45 2. Tingkat Pendidikan..............................................................................
50 3. Latar Belakang Informasi tentang Kanker Serviks dan Papsmear......
54 4. Riwayat Melakukan Papsmear............................................................
59 B. Pengaruh Edukasi Ceramah dan Ceramah-Testimoni tentang Kanker Serviks dan Papsmear terhadap Sikap Responden..................................
64
C. Perbedaan Pengaruh Edukasi Ceramah dan Ceramah-Testimoni tentang Kanker Serviks dan Papsmear terhadap Sikap Responden.........
66 D. Rangkuman Pembahasan..........................................................................
68 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
70 A. Kesimpulan...............................................................................................
70 B. Saran.........................................................................................................
70 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
72 LAMPIRAN..................................................................................................
74 BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 106
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I. Profil pertanyaan dalam kuesioner.........................................30 Tabel II. Frekuensi rentang umur responden........................................
45 Tabel III. Pengaruh karakteristik umur terhadap persentase perubahan sikap responden......................................................................
47 Tabel IV. Frekuensi tingkat pendidikan responden................................
50 Tabel V. Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap persentase perubahan sikap responden...................................
52 Tabel VI. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear responden........................................................
54 Tabel VII. Pengaruh karakteristik latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden....................................................
57 Tabel VIII. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden..............
60 Tabel IX. Pengaruh karakteristik riwayat melakukan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden....................
62 Tabel X. Hasil luaran uji normalitas menggunakan Kolmogorov- Smirnov............................ .......................................................
65 Tabel XI. Hasil uji hipotesis antara kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol...................................................................
65 Tabel XII. Hasil analisis statistik antara kelompok perlakuan ceramah dengan ceramah-testimoni......................................................
66 Tabel XIII. Nilai rata-rata selisih pretest-postest pada metode ceramah dan ceramah-testimoni...........................................................
67
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Sistem reproduksi wanita.......................................................51 Gambar 11. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok ceramah-testimoni..................................................................
57 Gambar 17. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada kelompok kontrol...................................................................
55 Gambar 16. Pengaruh karakteristik latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden....................................................
55 Gambar 15. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear kelompok ceramah-testimoni..........................
55 Gambar 14. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear kelompok ceramah..........................................
52 Gambar 13. Frekuensi latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear kelompok kontrol............................................
51 Gambar 12. Pengaruh karakteristik tingkat pendidikan terhadap persentase perubahan sikap responden...................................
51 Gambar 10. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok ceramah
7 Gambar 2. Proses papsmear.....................................................................
48 Gambar 9. Frekuensi tingkat pendidikan responden kelompok kontrol..
46 Gambar 8. Pengaruh karakteristik umur terhadap persentase perubahan sikap responden......................................................................
46 Gambar 7. Frekuensi rentang usia responden kelompok ceramah- testimoni.................................................................................
46 Gambar 6. Frekuensi rentang usia responden kelompok ceramah...........
39 Gambar 5. Frekuensi rentang usia responden kelompok kontrol.............
21 Gambar 4. Proses pengambilan data........................................................
12 Gambar 3. Kerangka konsep penelitian...................................................
60
Gambar 18. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada kelompok ceramah.................................................................
61 Gambar 19. Frekuensi riwayat melakukan papsmear responden pada kelompok ceramah-testimoni.................................................
61 Gambar 20. Pengaruh karakteristik riwayat melakukan papsmear terhadap persentase perubahan sikap responden....................
62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Gambaran umum tentang metode ceramah dan ceramah- testimoni................................................................................74 Lampiran 2. Daftar sekolah dasar...............................................................
75 Lampiran 3. Kuesioner...............................................................................
79 Lampiran 4. Hasil uji validitas dan reliabilitas…………………………...
81 Lampiran 5. Hasil skoring pretest dan postest............................................
82 Lampiran 6. Hasil keluaran uji normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov .................................................................................
92 Lampiran 7. Hasil luaran analisis statistik..................................................
94 Lampiran 8. Surat permohonan izin Walikota Yogyakarta........................
98 Lampiran 9. Surat undangan....................................................................... 101
Lampiran 10. Surat rekomendasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta........ 103
Lampiran 11. Foto pelaksanaan acara ceramah dan ceramah-testimoni..... 104
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker, dimana pertumbuhan sel-sel kanker
ini lebih tinggi daripada sel-sel yang lain (Van de Velde, dkk., 1996).Kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
jaringan serviks atau leher rahim yang menghubungkan antara organ uterus dan
vagina.Berdasarkan data dari NCI (National Cancer Institute) selama tiga dekade
terakhir ini di USA, insiden dan mortalitas kanker serviks mempunyai kecenderungan
menurun sampai sekitar 50%, namun penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan
serius. Di negara yang sama, telah diprediksi bahwa akan terjadi 11.070 kasus baru
pada tahun 2008 ini sedangkan kematian yang terjadi adalah 3.870 orang. Pada tahun
2006, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling
banyak diderita kaum perempuan dan menjadi jenis kanker ketiga yang paling banyak
menyebabkan kematian yaitu sekitar 300.000 kematian per-tahun di dunia (NCI,
2007).Pada tahun 2000, sebesar 80% kematian akibat kanker serviks terjadi di
negara berkembang (Moegni, 2002). Empat dari lima kasus baru kanker serviks
terjadi di negara berkembang (Ngelangel, 2002). Di negara berkembang seperti
Indonesia, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama. Pada tahun 1998,
pertama jenis kanker yang terjadi pada wanita, menyusul kemudian kanker payudara
sebesar 18,4% (WHO, 2006).Berdasarkan data Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta bagian Patologi dan Anatomi, kanker serviks menempati menempati
urutan tertinggi kedua, setelah kanker payudara pada tahun 1994-1999 di Yogyakarta
(Ghozali dan Irianiwati, 1999).Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang dapat ditemukan
pada stadium dini. Kanker serviks pada umumnya berkembang relatif lambat dan
kemungkinan tidak ada gejala bila masih berada dalam tahap pra-kanker. Salah satu
upaya deteksi dini adanya kanker serviks adalah dengan melakukan tes papsmear
secara rutin. Papsmear merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi kanker serviks secara dini dengan mengambil sel-sel dari leher rahim
guna melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel yang bertendensi menjadi
sel kanker serviks (Van de Velde, dkk., 1996).Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia Pusat, kesadaran dan
kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks masih rendah. Padahal kanker
serviks merupakan satu-satunya penyakit kanker yang dapat dicegah, dan diatasi
sampai sembuh bila masih berada dalam tahap pra-kanker, yaitu dengan melakukan
papsmear sebagai cara deteksi dini kanker serviks (Susilo, dkk., 2000).Berdasarkan laporan NCI, pada tahun 1955-1992, papsmear dapat
menurunkan insidensi kanker serviks di USA sebesar 74%. Sebanyak 85% kematian
akibat kanker serviks adalah pada penderita yang belum pernah melakukan papsmear
(Kasper, dkk., 2005).Menurut Sarwono, (1997), sikap dan perilaku seseorang dapat berubah
dengan adanya tambahan informasi tentang obyek tersebut. Pemberian informasi
dapat dilakukan dengan metode ceramah, testimoni, Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA),
penyuluhan, leaflet, seminar, dll.Penelitian ini dilakukan dengan metode ceramah dan metode ceramah-
testimoni dengan sampel guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Dalam
kedua metode edukasi ini, peserta memperoleh materi mengenai kanker serviks dan
papsmear dari narasumber yang kompeten. Metode ceramah dipilih karena dapat
memberikan pengetahuan tentang kanker serviks dan papsmear kepada peserta
ceramah, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan sikapnya. Metode ceramah-
testimoni dipilih karena dapat memperkuat pengetahuan, mendorong dan
membangkitkan sikap peserta ceramah-testimoni tentang pentingnya melakukan
papsmear sebagai deteksi dini kanker serviks, sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas kanker serviks.Penelitian ini dilakukan pada guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta
karena jumlahnya paling banyak dibandingkan guru TK, SLTP, dan SMU
(berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta), dianggap dapat menjadi
panutan bagi masyarakat dan memiliki ilmu untuk mendidik orang lain, sehingga
dapat meneruskan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya papsmear sebagai
upaya deteksi dini kanker serviks.Penelitian ini merupakan kerja sama antara Yayasan Kanker Indonesia
cabang Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Motto Yayasan Kanker Indonesia adalah ”Kanker dapat
Indonesia adalah ”Melalui Kemitraan, meningkatkan kualitas pelayanan dan
kepedulian masyarakat terhadap kanker”. Berdasarkan motto dan tema tersebut maka
Yayasan Kanker Indonesia berupaya untuk bekerja sama dengan semua unsur seperti
peneliti, tenaga kesehatan, pekerja sosial, pendidik, ahli komunikasi, ahli manajemen
dan unsur lain yang terkait untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
kanker di Indonseia. Berdasarkan Munas IV Yayasan Kanker Indonesia tahun 2000,
kanker serviks termasuk dalam 10 jenis kanker yang menjadi prioritas bagi Yayasan
Kanker Indonesia untuk diteliti. Salah satu harapan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan kefarmasian adalah untuk
menghasilkan apoteker yang mempunyai semangat patient oriented dalam
menjalankan tanggung jawab profesinya, sehingga masyarakat (pasien) akan selalu
menjadi fokus perhatian. Dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan hasil
penelitian skripsi ini dapat diaplikasikan bagi kedua institusi.1. Perumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta?
b. Apakah metode ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan
papsmear lebih efektif dibandingkan metode ceramah tentang kanker serviks dan papsmear dalam meningkatkan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Dewi, (2006) yaitu “Pengaruh Penyuluhan tentang Kanker Serviks terhadap Perilaku Ibu dalam Deteksi Dini
Kanker Serviks Di RT 05 RW 03 Kelurahan Bulak : Penelitian Pra-Experimental (One Group Pra Test-Post Test Design)” .
Penelitian kali ini menitikberatkan pada perbedaan pengaruh metode edukasi ceramah dan ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmer terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu terletak pada tema yang diangkat, subjek yang diteliti, lokasi penelitian, waktu pelaksanaan, serta metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu sebelum perlakuan, setelah perlakuan, dan 1 bulan setelah perlakuan untuk melihat pengaruh metode edukasi yang telah diberikan terhadap perubahan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai kanker serviks dan papsmear .
b. Manfaat metodologis. Secara metodologis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan metode desain pre-post test intervention with control group . c. Manfaat praktis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta dengan melakukan papsmear sebagai upaya untuk deteksi dini kanker serviks, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker serviks.
B. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh ceramah dan ceramah-testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
b. Mengetahui efektivitas metode ceramah-testimoni dibandingkan metode ceramah saja tentang kanker serviks dan papsmear terhadap peningkatan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kanker Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian dimana pertumbuhan sel-sel kanker ini lebih tinggi daripada sel-sel yang
lain (Susilo, dkk., 2000).B. Kanker Serviks
1. Definisi kanker serviks
Kanker serviks (cervical cancer) adalah tumbuhnya sel-sel abnormal yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks adalah bagian rahim yang menghubungkan badan rahim dengan vagina (Anonim a, 2008).
Gambar 1. Sistem reproduksi wanita (Anonim a, 2008).
2. Penyebab kanker serviks Lebih dari 95% kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat lebih dari 100 tipe HPV, dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe-tipe HPV yang berisiko tinggi seperti tipe 16 atau 18 akan mengarah pada kanker serviks. Tipe HPV yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker serviks adalah tipe 16, 18, 33, 45, 51, dan 52. HPV tipe 6 dan 11 hanya akan menyebabkan kutil (genital warts) yang pada umumnya jarang mengarah pada kanker serviks (Anonim a, 2008) .
3. Gejala kanker serviks Pada awalnya, kanker serviks terkadang tidak menimbulkan gejala, namun bila terdapat gejala, biasanya dalam bentuk keputihan (vaginal discharge).
Kanker serviks mulai berkembang ketika sel-sel abnormal pada dinding serviks mulai memperbanyak diri tanpa terkontrol dan membentuk sebuah benjolan yang disebut tumor. Apabila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala seperti perdarahan pada vagina secara abnormal (perdarahan di antara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual), serta rasa sakit saat berhubungan seksual (Anonim a, 2008).
Pada tahap lanjut dapat keluar cairan berwarna kekuningan, berbau atau
4. Faktor risiko kanker serviks
Beberapa faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah :
a. riwayat aktivitas seksual terlalu dini (kurang dari 16 tahun). Pada kondisi tersebut, sel-sel mukosa pada serviks belum matang sehingga masih rentan terhadap rangsangan (tidak siap menerima rangsangan dari luar), termasuk zat-zat kimia yang dibawa oleh sel sperma. Hal ini mengakibatkan sel mukosa berubah menjadi sel kanker karena sifat sel selalu berubah setiap saat (mati dan tumbuh lagi). Adanya rangsangan dapat membuat sel yang tumbuh lebih banyak daripada sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Praz, 2006).
b. saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple). Bila seorang wanita berhubungan seksual hanya dengan pasangannya, dan pasangannya pun tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks. Namun bila memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang, maka erat kaitannya dengan kemungkinan tertular penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa serviks hingga membelah menjadi lebih banyak. Bila jumlahnya terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka akan menjadi kanker serviks (Praz, 2006).
c. riwayat penyakit seksual menular dan infeksi Human Papilloma Virus (Anonim b, 2008). d. sistem imun yang lemah karena beberapa faktor seperti transplantasi organ, kemoterapi, penggunaan kortikosteroid kronis atau riwayat kontrasepsi hormonal atau penggunaan pil KB lebih dari 4 tahun (risiko terkena kanker serviks meningkat 1-1,5x). Namun kondisi tersebut hanya besifat sementara dan akan kembali normal setelah 10
tahun apabila pemakaian pil KB dihentikan (Praz, 2006).
e. merokok. Pada wanita perokok, konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks, serta membuat semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi, termasuk mukosa serviks. Diperkirakan nikotin juga memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus (Praz, 2006).
f. terpapar hormon dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir. Pada tahun 1940-1970, DES digunakan wanita hamil untuk mencegah keguguran.
Sebanyak 1 di antara 1000 wanita yang ibunya mengkonsumsi DES, menderita adenokarsinoma sel bersih pada vagina maupun serviks.
Resiko tertinggi terjadi jika ibu mengkonsumsi DES pada usia kehamilan 16 minggu (Anonim b, 2008).
g. nutrisi / defisiensi antioksidan / defisiensi vitamin. Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang,
(folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan (Sjamsuddin, 2001).
h. melahirkan banyak anak (Anonim b, 2008).
C. Papsmear
Papsmear , disebut juga tes Pap, adalah prosedur pemeriksaan sederhana
untuk mengambil sel serviks dengan tujuan memeriksa atau mendeteksi adanya sel
kanker atau sel abnormal yang bertendensi untuk menjadi sel-sel kanker. Pemeriksaan
papsmear juga dapat mendeteksi adanya proses inflamasi atau infeksi pada organ
serviks (NCI, 2007).Di negara maju, sejak wanita mulai melakukan papsmear lebih dari 50 tahun
lalu, angka kematian karena kanker serviks menurun drastis (sampai 50%). Dulu
kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Amerika Serikat,
namun sekarang hanya menempati urutan ke-15 menurut American Cancer Society
(Anonim b, 2008).Papsmear dilakukan pada wanita yang sudah menikah atau pernah
melakukan hubungan seks. American Cancer Society merekomendasikan papsmear
Tanpa melihat usia, jika memiliki faktor risiko, maka perlu melakukan tes setiap
tahun (Anonim b, 2008). Apabila dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasilnya
normal, maka untuk selanjutnya frekuensi pemeriksaan dapat dikurangi, misalnya
setiap dua tahun sekali. Pada wanita kelompok risiko tinggi, pemeriksaan harus
dilakukan setahun sekali atau sesuai petunjuk dokter (Susilo, dkk., 2000).Pemeriksaan papsmear dilakukan oleh dokter ahli kebidanan, dokter umum,
atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat spekulum untuk membantu
membuka vagina dan melihat permukaan leher rahim. Permukaan leher rahim diusap
dengan spatula untuk mengambil lendir yang mengandung sel-sel dinding leher
rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila