Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan dan prestasi belajar IPA di SDN 1 Adisucipto.
viii ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN,
KEMAMPUAN MENYIMPULKAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN 1 ADISUCIPTO
Kata kunci : metode penemuan, minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan, prestasi belajar, mata pelajaran IPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penemuan terhadap 1) minat, 2) keaktifan, 3) kemampuan menyimpulkan, 4) prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi gaya berupa tarikan dan dorongan.
Desain penelitian menggunakan desain eksperimen. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 ADISUCIPTO yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 36 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 36 siswa sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian berupa 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa, 20 item untuk mengukur minat, 8 item untuk mengukur keaktifan, dan 6 soal essai untuk mengukur kemampuan menyimpulkan. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode penemuan terhadap minat belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah, yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). 2). Penerapan metode penemuan terhadap keaktifan belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah, yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05). 3). Pengaruh penerapan metode penemuan terhadap kemampuan meyimpulkan lebih tinggi pengaruhnya
(2)
ix
dibandingkan penerapan metode ceramah yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). 4) Pengaruh penerapan metode penemuan terhadap terhadap prestasi belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,048 (atau < 0,05).
(3)
x ABSTRACT
THE DIFFERENT OF EXPERIMENT METHOD EFFECT BETWEEN CONVENTIONAL METHOD FOR THE INTEREST, ACTIVE, CONCLUDE ABILITY, AND ACHIEVEMENT OF SAINS LEARNING
IN SDN 1 ADISUCIPTO
Keywords : experiment method, interest, active, conclude ability and achievement of sains learning in sains subject
The research aims to find of influence experiment method to 1). Interest, 2) active, 3) conclude ability, 4) achievement of sains learning for student in IV degrees SDN Adisucipto Yogyakarta at Second Semester school year 2011/2012 sains subject material in the form of traction and thrust.
Design research using experimental designs. subject of this research is siswa students in four degree SDN 1 Adisucipto, which consists of a class IVA. Total of 36 students as the experimental groupand grade IVB as many as 36 students as a control group.
The research instrument in the form of 10 multiple choice questions to measure student achievement, 20 items to measure interest, 8 items to measure activity, and 6 multiple choice questions to measure the ability to conclude. These instruments are qualified validity and reliability based on statistical analysis. Data analysis was done by comparing the mean pre-test and post-testand comparing the average increase in the experimental group and the control group with the T-test.
The results of research showed that : 1) The different effect of the application of the experiment method is higher than conventional method for the present invention student interest shown by price sig. (2-tailed) of 0.002 (or <0.05)). 2) The different effect of the application of the experiment method is higher than conventional method for the student active thats shown by price sig. (2-tailed) of 0.002 (or <0.05). 3) The different effect of the influence of the application methodis higher than conventional method for the invention's ability to conclude
(4)
xi
that theprice indicated by the sig. (2-tailed) of 0.000 (or <0.05)). 4) The different effect of the influence of the application of the experiment methods is higher than conventional method for studentachievement as indicated by the sig price. (2-tailed) of 0.048 (or <0.05).
(5)
i
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN,
KEMAMPUAN MENYIMPULKAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN 1 ADISUCIPTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Nikolas Andi Gito Sutomo
081134062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
(6)
(7)
(8)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahankan kepada:
1. Tuhan Yesus, Bunda Maria, Santo Yosef serta Santo Nicholas yang selalu melindungi hidupku.
2. Almamater Universitas Sanata Dharma.
3. Dosen Pembimbing penelitian, Bapak Atmadi dan Bu Elga.
4. Kedua orang tua ku Bapak Agustinus Sugito dan Ibu Chandhidha Yuniarti yang selalu memberikan dukungannya kepada ku.
5. Kakak saya Agung Sudarmanto dan kedua adik kandung saya, Kristian Sandi Sugito dan Benidiktus Harry Sugito.
6. Kakek dan Nenek saya, yang selalu mendukung saya ketika saya mulai bimbang dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman dekat, sahabat dan rekan bisnis yang mendukung terselesainya skripsi ini.
(9)
v MOTTO
(10)
(11)
(12)
viii ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN,
KEMAMPUAN MENYIMPULKAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN 1 ADISUCIPTO
Kata kunci : metode penemuan, minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan, prestasi belajar, mata pelajaran IPA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penemuan terhadap 1) minat, 2) keaktifan, 3) kemampuan menyimpulkan, 4) prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi gaya berupa tarikan dan dorongan.
Desain penelitian menggunakan desain eksperimen. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 ADISUCIPTO yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 36 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 36 siswa sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian berupa 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa, 20 item untuk mengukur minat, 8 item untuk mengukur keaktifan, dan 6 soal essai untuk mengukur kemampuan menyimpulkan. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode penemuan terhadap minat belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah, yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). 2). Penerapan metode penemuan terhadap keaktifan belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah, yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05). 3). Pengaruh penerapan metode penemuan terhadap kemampuan meyimpulkan lebih tinggi pengaruhnya
(13)
ix
dibandingkan penerapan metode ceramah yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,002 (atau < 0,05). 4) Pengaruh penerapan metode penemuan terhadap terhadap prestasi belajar siswa lebih tinggi pengaruhnya dibandingkan penerapan metode ceramah yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,048 (atau < 0,05).
(14)
x ABSTRACT
THE DIFFERENT OF EXPERIMENT METHOD EFFECT BETWEEN CONVENTIONAL METHOD FOR THE INTEREST, ACTIVE, CONCLUDE ABILITY, AND ACHIEVEMENT OF SAINS LEARNING
IN SDN 1 ADISUCIPTO
Keywords : experiment method, interest, active, conclude ability and achievement of sains learning in sains subject
The research aims to find of influence experiment method to 1). Interest, 2) active, 3) conclude ability, 4) achievement of sains learning for student in IV degrees SDN Adisucipto Yogyakarta at Second Semester school year 2011/2012 sains subject material in the form of traction and thrust.
Design research using experimental designs. subject of this research is siswa students in four degree SDN 1 Adisucipto, which consists of a class IVA. Total of 36 students as the experimental groupand grade IVB as many as 36 students as a control group.
The research instrument in the form of 10 multiple choice questions to measure student achievement, 20 items to measure interest, 8 items to measure activity, and 6 multiple choice questions to measure the ability to conclude. These instruments are qualified validity and reliability based on statistical analysis. Data analysis was done by comparing the mean pre-test and post-testand comparing the average increase in the experimental group and the control group with the T-test.
The results of research showed that : 1) The different effect of the application of the experiment method is higher than conventional method for the present invention student interest shown by price sig. (2-tailed) of 0.002 (or <0.05)). 2) The different effect of the application of the experiment method is higher than conventional method for the student active thats shown by price sig. (2-tailed) of 0.002 (or <0.05). 3) The different effect of the influence of the application methodis higher than conventional method for the invention's ability to conclude
(15)
xi
that theprice indicated by the sig. (2-tailed) of 0.000 (or <0.05)). 4) The different effect of the influence of the application of the experiment methods is higher than conventional method for studentachievement as indicated by the sig price. (2-tailed) of 0.048 (or <0.05).
(16)
xii
KATA PENGANTAR
Ucapan syukurdan terimakasih saya berikan kepada Tuhan Yesus, dosen pembimbing, keluarga dan teman-teman yang telah membantu terselesainya
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MENYIMPULKAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN 1 ADISUCIPTO” ditulis sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si selaku dosen pembimbing I.
4. Ibu Elga Andriana, S.Psi., M.Ed selaku dosen pembimbing II. 5. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen .
6. Bapak Daryono selaku kepala SDN 1 Adisucipto yang memberikan ijin penelitian.
7. Ibu Jumarilah S.pd selaku guru kelas IVA SDN 1 Adisucipto yang telah memberikan bimbingan pada saat penelitian dan sampai penelitian ini selesai.
8. Bapak Muhammad Ali Ridlo selaku guru kelas IV SDN Adisucipto yang telah memberikan bimbingan pada saat penelitian dan sampai penelitian ini selesai.
9. Siswa-siswi kelas IVA dan IVB SDN 1 Adisucipto yang bersedia sebagai subjek penelitian.
(17)
xiii
10.Kedua orang tua yang selalu memberikan nasehat dan doa kepada penulis. 11.Kakek dan Nenek yang selalu memberikan dukungan sampai skripsi
penelitian ini selesai.
12.Kakak Agung Sudarmanto yang selalu memberikan arahan penyusunan skripsi.
13.Adik ku yang terkasih Kristian Sandi Sugito dan Bennidiktus Harry Sugito, yang memberikan dukungan bagi penulis.
14.Teman teristimewa ku Maria Desi Kurniawaty, yang selalu mendukung dan mendoakan dalam proses penulisan skripsi.
15.Teman-teman kelas A yang telah bersama-sama dari awal perkuliahan, sahabat saya Vetri, Ibnu, Wisnu dan Alex yang selalu memotivasi saya. 16.Teman-teman PPL SDN 1 Adisucipto yang telah memberikan semangat dan
membantu mempersiapkan penelitian ini.
17.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan kasih kepada penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
(18)
xiv DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Maanfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka ... 6
Metode Penemuan ... 6
Metode Ceramah ... 9
Pembelajaran IPA SD ... 10
Minat... ... 14
Keaktifan ... 14
(19)
xv
Prestasi Belajar ... 16
Penelian yang Relevan ... 17
Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ... 19
Subjek Penelitian ... 20
Variabel Penelitian ... 20
Definisi Operasional ... 21
Instrumen Penelitian ... 22
Uji Validitas dan Reabilitas ... 25
Teknik Pengumpulan Data ... 27
Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Siswa... 32
Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Siswa ... 32
Analisis Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Siswa ... 33
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa... 35
Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa ... 35
Analisis Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa ... 36
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Kemampuan Menyimpulkan ... 37
Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Kemampuan Menyimpulkan ... 37
(20)
xvi
Analisis Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode
Ceramah terhadap Kempuan Menyimpulkan ... 38
Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 40
Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar ... 40
Analisis Data Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar ... 41
Pembahasan ... 43
Pembahasan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Minat Belajar Siswa ... 43
Pembahasan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Keaktifan Siswa ... 44
Pembahasan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Kemampuan Menyimpulkan ... 45
Pembahasan Penerapan Metode Penemuan dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 46
Saran ... 46
Keterbatasan Penelitian ... 47
(21)
xvii
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Minat ... 24
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Keaktifan ... 24
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Menyimpulkan ... 25
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar ... 25
Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ... 27
Tabel 6. Data Penelitian Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 33
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 33
Tabel 8. Homogenitas Data Minat Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 34
Tabel 9. Perbedaan Pretes dan PostesData Minat Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 34
Tabel 10. Perbedaan Postes Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 35
Tabel 11. Data Penelitian Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 35
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 36
Tabel 13. Perbedaan Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 37
Tabel 14. Data Penelitian Kemampuan Menyimpulkan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 37
Tabel 15. Hasil Uji Noemalitas Data Kemampuan Menyimpulkan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 38
Tabel 16. Homogenitas Data Kemampuan Menyimpulkan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 39
(22)
xviii
Tabel 17. Perbedaan Pretes dan Postes Data Kemampuan
Menyimpulkan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 39 Tabel 18. Perbedaan Postes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ... 40 Tabel 19. Data Penelitian Prestasi Siswa Kelompok
Ekperimen dan Kelompok Kontrol ... 40 Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 41 Tabel 21. Homogenitas Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 42 Tabel 22. Perbedaan Pretes dan Postes Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 42 Tabel 23. Perbedaan Postes Data Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 43
Tabel 24. Tabulasi Skor Pretes Minat Kelompok Eksperimen ... 94
Tabel 25. Tabulasi Skor Postes Minat Kelompok Eksperimen ... 96
Tabel 26. Tabulasi Skor Pretes Minat Kelompok Kontrol ... 98
Tabel 27. Tabulasi Skor Postes Minat Kelompok Kontrol ... 100
Tabel 28. Tabulasi Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen ... 102
Tabel 29. Tabulasi Skor Keaktifan Kelompok Kontrol ... 103
Tabel 30. Tabulasi Skor Pretes Kemampuan Menyimpulkan
Kelompok Eksperimen ... 104
Tabel 31. Tabulasi Skor Postes Kemampuan Menyimpulkan
Kelompok Eksperimen ... 105
Tabel 32. Tabulasi Skor Pretes Kemampuan Menyimpulkan
Kelompok Kontrol ... 106
Tabel 33. Tabulasi Skor Postes Kemampuan Menyimpulkan
(23)
xix
Tabel 34. Tabulasi Skor Pretes Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen ... 108
Tabel 35. Tabulasi Skor Postes Prestasi Belajar
Kelompok Eksperimen ... 109
Tabel 36. Tabulasi Skor Pretes Prestasi Belajar
Kelompok Kontrol ... 110
Tabel 37. Tabulasi Skor Postes Prestasi Belajar
(24)
xx
DAFTAR GAMBAR
JUDUL GAMBAR HALAMAN
Gambar 1. Menendang Bola ………. 12 Gambar 2. Seorang Anak yang Mengerem Mendadak ………. 13 Gambar 3. Seorang Anak yang Mendorong Sepeda ………. 13
(25)
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN Lampiran 1. Silabus ... 52 Lampiran 2. RPP ... 59 Lampiran 3. LKS ... 72 Lampiran 4. Lembar Angket Minat ... 77 Lampiran 5. Lembar Keaktifan ... 85 Lampiran 6. Lembar Tes Proses ... 86 Lampiran 7. Kunci Jawaban Tes Proses ... 88 Lampiran 8. Rubrik Penilaian Tes Proses ... 89 Lampiran 9. Lembar Tes Produk ... 90 Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Produk ... 92 Lampiran 11. Rubrik Penilaian Tes Produk ... 93 Lampiran 12. Tabulasi Data ... 94 Lampiran 13. Perhitungan Statistik dengan PSAW 18 ... 112 Lampiran 14. Foto-foto ... 122 Lampiran 15. Surat-surat ... 124 Lampiran 16. Daftar Riwayat Hidup ... 126
(26)
(27)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang berkualitas akan menentukan kualitas peserta didiknya juga. Menurut Soerdijarto (2008: 20) pendidikan adalah kondisi yang mampu memberikan ruang kesadaran bagi peserta didik untuk mengembangkan jati dirinya melalui sebuah proses yang menyenangkan, terbuka dan tidak terbelenggu dalam suasana yang monoton, kaku dan menegangkan. Pendidikan juga bertugas mengembangkan segala aspek kemampuan siswa, sehingga para siswa memiliki pengalaman-pengalaman belajar dan dapat menerapkan pengalaman-pengalaman tersebut di lingkungan dan masyarakat (Masijo, 2004:3). Agar dapat mengembangkan segala potensi/ aspek kemampuan yang dimiliki oleh siswa, dibutuhkan proses pembelajaran yang lebih baik.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan pelajaran IPA, merupakan salah satu mata pelajaran yang sukar bagi siswa SDN 1 Adisucipto. Kesulitan pembelajaran IPA di SD terletak pada strategi belajar yang digunakan. Pelajaran IPA di SDN 1 Adisuciptoberisi konsep-konsep dan mengharuskan siswa di SD tersebut untuk menghafal fakta-fakta, namun pada dasarnya dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam, siswa harus menguji kebenaran fakta-fakta tersebut.Bila kita cermati, peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar kita banyak sekali pengetahuan yang belum terpecahkan terlebih untuk pengetahuan IPA. Pengetahuan IPA tersebut cenderung diabaikan, para guru dan siswa hanya berpedoman pada buku paket yang telah diajarkan. Pengetahuan tersebut diajarkan dengan sangat biasa yaitu dengan metode ceramah dimana siswa hanya dapat membayangkan proses suatu peristiwa dari pengetahuan tersebut sehingga hanya sedikit pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari proses belajar tersebut. Sehingga siswa tidak diberikan kesempatan untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan ilmu pengetahuan dan menyimpulkan hasil penemuan yang telah mereka praktekkan.
Proses pembelajaran yang lebih baik dapat menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, agar peserta didik
(28)
dapat terjun langsung untuk menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang mereka lakukan. Strategi pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan lebih bagi siswa khususnya pada mata pelajaran IPA, salah satunya menggunakan metode
discovery/penemuan.MenurutArifin (2011: 76) metode penemuan merupakan suatu rancangan yang berisi langkah dan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian eksperimen, sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Metode penemuan lebih mengkondisikan situasi yang menyenangkan bagi siswa, melalui pengalaman langsung mereka mencari dan menemukan konsep. Bila pengalaman tersebut, mampu memberikan rasa senang, suka, puas atau gembira kemudian menggejala dalam sikap positif dan sikap tersebut cenderung menetap berarti telah muncul minat pada siswa tersebut. Maka besar dugaan bahwa Metode penemuan dengan karakteristiknya akan mempengaruhi atau meningkatkan minat, keaktifan, prestasi belajar dan keterampilan menyimpulkan pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol.
Proses belajar mengajar yang menerapkan metode penemuan, memberi kesempatan siswa untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu obyek, keadaan atau proses pembelajaran. Dengan begitu siswa dapat memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan dengan cara mempraktekkannya atau melakukan eksperimen dari sebuah ilmu pengetahuan dan mencari pemecahan permasalahnya dari hasil eksperimen yang dilakukannya.
Pengalaman belajar IPA siswa kelas VI SDN Adisucipto 1 sehari-hari di kelas masih didominasi oleh guru yang merupakan sumber ilmu pengetahuan, sehingga pembelajaran banyak diisi dengan pola pengajaran konvensional dimana guru terus menerus menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah. Siswa dipaksa untuk menerima begitu saja pengetahuan baru yang diberikan oleh guru, sehingga pengetahuan yang mereka terima tersebut tidak bertahan lama. Sehinggaberdampak pada minat belajar siswa yang cenderung kurang yang terlihat pada saat siswa mengikuti pembelajaran IPA. Keaktifan siswa di kelas pun dibatasi, mereka tidak diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri
(29)
pengetahuan yang baru saja mereka pelajari dan cenderung menerima begitu saja kesimpulan dari suatu materi pembelajaran tanpa siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan inti materi pembelajarannya. Oleh sebab itu, prestasi siswa di SD tersebut dalam mata pelajaran IPA, dapat dikatakan kurang memuaskan apabila dilihat dari nilai-nilai yang mereka peroleh sebelumnya.
Menurut Suparno (2002: 47) dalam penerapan metode penemuan, siswa dilatih untuk terbiasa melakukan pengamatan, membuat hipotesis, memanipulasi obyek untuk melihat perubahannya, memecahkan persoalan, mencari jawabannya sendiri, menggambarkan kejadian, meneliti, berdialog, melakukan refleksi, mengungkapkan pertanyaan dan mengekspresikan gagasan selama proses pembentukan kontruksi pengetahuan yang baru.Oleh karena itu, penggunaan metode penemuan dirasa sesuai apabila diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul ” Perbedaan pengaruh penerapan metode penemuan dengan metode ceramah terhadap minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Adisucipto”.
1.2 Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan minat pada siswa dengan menerapkan metode penemuan dibandingkan minat pada siswa yang menerapkan metode ceramahpada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2011/2012?
2. Apakah terdapat perbedaan keaktifan pada siswa dengan menerapkan metode penemuan dibandingkan minat pada siswa yang menerapkan metode ceramahpada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2011/2012?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menyimpulkan pada siswa dengan menerapkan metode penemuan dibandingkan minat pada siswa yang
(30)
menerapkan metode ceramahpada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2011/2012?
4. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar pada siswa dengan menerapkan metode penemuan dibandingkan prestasi belajar pada siswa yang menerapkan metode ceramahpada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2011/2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui peningkatan minat dengan menggunakan metode penemuan lebih tinggi dari pada melalui pembelajaran dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA SDN 1 Adisucipto.
2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan dengan menggunakan metode penemuan lebih tinggi dari pada melalui pembelajaran dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA SDN 1 Adisucipto.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyimpulkan dengan menggunakan metode penemuan lebih tinggi dari pada melalui pembelajaran dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA SDN 1 Adisucipto.
4. Untuk mengetahui peningkatan prestasi dengan menggunakan metode penemuan lebih tinggi dari pada melalui pembelajaran dengan metode ceramah pada mata pelajaran IPA SDN 1 Adisucipto.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan metode penemuan dalam mata pelajaran IPA khususnya tentang gaya dapat berupa tarikan dan dorongan yang dapat meningkatkan minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan dan prestasi siswa.
(31)
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan melengkapi karya tulis ilmiah di Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Peserta didik
Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya dan menanamkan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap suatu ilmu pengetahuan.
4. Bagi pendidik
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperkaya perbendaharaan ilmu pengetahuan tentang strategi pembelajaran IPA yang baik dengan menggunakan metode penemuan.
(32)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Penemuan
a. Pengertian metode penemuan
Metode mengajar digunakan sebagai cara penyampaian materi oleh guru kepada siswa dalam pembelajaran. Menurut Mulyana (2010:13), “metode mengajar ialah kemampuan guru dalam menyampaikan materi, menyelenggarakan dan mengelola kelas sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi
pembelajaran”
Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007:59), “metode penemuan yang biasa disebut dengan metode discovery merupakan kegiatan belajar mengajar yang bercirikan aktivitas siswa yang dituntut aktif melalui serangkaian kegiatan bermakna dan melibatkan seluruh kemamapuan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mencari dan menyelidiki kebenaran suatu ilmu pengetahuan”. Metode penemuan merupakan metode yang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan menemukan sendiri pengetahuan atau konsep baru (Hamzah, 2011: 99). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penemuan menuntut siswa untuk aktif, mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya terhadap suatu pengetahuan atau konsep baru. Metode penemuan disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik termasuk pengembangan emosional dan mengurangi ketergantungan terhadap guru. (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 190).
b. Langkah-langkah metode penemuan
Metode penemuanmerupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Menurut Suparno (2002: 45) pelaksanaan metode penemuan terdiri dari 3 tahap :
(33)
1. Sebelum Guru mengajar (tahap persiapan), meliputi : - Mempersiapkan bahan ajar.
- Mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan. - Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa
untuk aktif.
- Mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa.
- Mempelajari pengetahuan awal siswa.
2. Selama proses pembelajaran (tahap pelaksanaan), meliputi : - Memancing siswa untuk aktif belajar dan bertanya.
- Menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi di luar kelas.
- Memberikan kesempatan siswa untuk meneliti, menemukan sendiri pengetahuan mereka.
- Siswa dberikan waktu berfikir dan merumuskan gagasan mereka. - Siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasan
mereka.
- Melakukan evaluasi yang kontinu dengan segala prosesnya. 3. Sesudah proses pembelajaran (tahap evaluasi), meliputi :
- Guru memberi pekerjaan rumah atau tugas lain sebagai pendalaman.
- Guru memberikan tes yang membuat siswa berfikir dan bukan hafalan.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. Metode penemuan dipandang sebagai teknik yang paling berguna dalam mengajar konsep. Bagian yang paling penting dari metode penemuan ini adalah agar siswa memperoleh pengetahuannya sendiri dengan menyimpulkan materi melalui bimbingan guru.
Menurut Hanafiah (2009:78), “beberapa langkah yang harus diperhatikan
oleh guru dalam metode penemuan, diantaranya: (1) mengidentifikasi kebutuhan siswa, (2) seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari, (3) seleksi
(34)
bahan atau masalah yang akan dipelajari, (4) menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing peserta didik, (5) memeriksa pemahaman siswa terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan, (6) mempersiapkan setting
kelas, (7) mempersiapkan peralatan yang diperlukan, (8) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan penemuan, (9) siswa menganalisis sendiri atas data temuan, (10) merangsang terjadi adanya percakapan mengenai materi/temuan antar siswa, (11) memberi penguatan kepada siswa untuk giat dalam melakukan penemuan, dan (12) memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya”.
c. Kelebihan dan kekurangan metode penemuan
Metode penemuan dengan pelaksanaannya yang berbeda dengan metode lain, memiliki beberapa keunggulan. Menurut Djamarah (2010: 84), metode penemuan memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Metode penemuan juga memiliki beberapa kekurangan, menurut Djamarah (2005: 235), metode penemuan memiliki beberapa kekurangan antara lain :
1. Penerapan metode penemuan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, keterbatasan peralatan mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan percobaan.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3. Metode penemuan lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
(35)
2.1.1.2 Metode Ceramah
a. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai salah satu metode yang paling ekonomis dan efektif dalam menyampaikan informasi maupun dalam mengatasi kelangkan literatur atau rujukan karena sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa (Muslich, 2007: 199). Menurut Gulo (2005: 137), metode ceramah merupakan metode yang sangat sederhanayang disebut juga metode konvensional/ lama dengan menyampaikan pengetahuan/ materi pembelajaran secara komunikasi lisan satu arah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan salah satu metode yang paling ekonomis dan efektif dalam menyampaikan informasi dengan menggunakan komunikasi lisan satu arah.
Ketika seorang pengajar menggunakan metode ceramah siswa tidak terlalu dituntut aktif dalam pembelajaran, siswa cukup mendengar dan mencatat materi yang disampaikan oleh pengajar. Sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode ceramah pada umumnya siswa bersifat pasif.
b. Langkah-langkah Metode Ceramah
Metode ceramah dalam pelaksanaannya terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru. Langkah-langkah metode ceramah menurut Sanjaya (2006: 147) meliputi dua tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan.
Pada tahap ini guru merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menentukan pokok-pokok materi yang akan disampaikan dan mempersiapkan alat bantu dengan tujuan menghindari kesalahan persepsi dari siswa.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap ini guru melakukan langkah pembukan dengan melakukan apersepsi yang kemudian dilanjutkan dengan langkah penyajian. Pada langkah penyajian, guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara lisan dan kemudian guru menutup pembelajaran dengan evaluasi.
(36)
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Menurut Munthe (2009: 61) terdapat beberapa kelebihan dari metode ceramah sebagai berikut:
1. Metode ceramah sangat baik untuk materi baru yang belum tersedia dalam bentuk hardcopy.
2. Metode ceramah dapat dipergunakan untuk kelas besar.
3. Materi pembelajaran yang banyak dapat disampaikan dalam waktu singkat dengan menggunakan metode ceramah.
4. Metode ceramah sangat baik digunakan untuk kognisi dan afeksi tingkat rendah.
5. Lebih ekonomis apabila dilihat dari segi biaya.
Menurut Muslich (2007: 201)terdapat kelemahan metode ceramah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode ceramah membuat siswa pasif karena keaktifannya di dalam kelas dibatasi.
2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa karena pada umumnya siswa diharuskan mencatat penjelasan dari guru.
3. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya (kemampuan mendengar) dapat lebih besar menerimanya.
4. Kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme.
5. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, apabila terlalu lama menjadi membosankan.
2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD a. Pengertian dan Hakikat IPA
Menurut Arisworo (2006: 3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Kurnia (2005: 5) IPA merupakan serangkaian ilmu yang membahas alam
(37)
sekitarnya, termasuk di dalamnya manusia, hewan dan tumbuhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep serta prinsip-prinsip yang membahas alam sekitar.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Menurut Trianto (2010: 137), pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. IPA sebagai Proses adalah pemilihan metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode ini disebut juga sebagai metode ilmiah. 2. IPA sebagai sikap adalah mengenai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai
yang harus dipertahankan sebagai seorang ilmuwan dalam mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.
3. IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, serta teori-teori.
b. Pentingnya pembelajaran IPA di SD
Berdasarkkan dalam KTSP, mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki pengaruh gaya tarikan dan dorongan terhadap benda, memecahkan masalah dan membuat kesimpulan.
(38)
c. Kompetensi dasar IPA di SD
Gaya Tarikan dan Gaya Dorongan Dapat Merubah Gerak Suatu Benda
Wahyono (2008 : 102) mengatakan bahwa, “Di dalam ilmu pengetahuan
gaya sering diartikan sebagai tarikan dan dorongan”. Menurut Graham (2004: 4) Gaya adalah tarikan atau dorongan tak terlihat yang mempengaruhi benda sehingga dapat terjadi sebuah gerakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya adalah tarikan dan dorongan yang menyebabkan benda dapat bergerak. Apabila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka kita memberikan gaya pada benda tersebut. Gaya tarikan dan dorongan yang dapat mempengaruhi benda. Dengan adanya gaya yang bekerja dalam suatu benda maka ada beberapa hal yang dapat ditimbulkan oleh gaya, antara lain gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda dan gaya dapat mempengaruhi arah gerak benda.
Gambar 1. Menendang Bola
http://3.bp.blogspot.com/_URywD5UgGxk/TFEoksmRSAI/AAAAAAAAABM/q UvZ-MzNi-E/S250/kaki+bagian+dalam.jpg
Benda yang tadinya diam menjadi bergerak dikarenakan adanya gaya sehingga terjadi perpindahan kedudukan benda dari kedudukan awal, seperti pada pemain bola yang menendang bola yang diam sehingga bola tersebut dapat bergerak. Besarnya gaya yang diberikan pada suatu benda mempengaruhi gerak benda tersebut. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat gerak benda. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang diberikan, semakin lambat gerak benda.
(39)
Gambar 2. Seorang anak yang mengerem mendadak.
http://psb.sman82-jakarta.sch.id/psb/datafitur/mp_files/mp_421/images/hal1.jpg
Selain gaya menyebabkan benda bergerak, gaya juga menyebabkan perubahan kecepatan pada benda. Perubahan kecepatan pada benda dapat terjadi apabila kita memberikan suatu gaya yang dapat mempercepat dan memperlambat suatu benda yang sedang bergerak seperti pada saat bersepeda dan mengerem. Sepeda yang sedang melaju mendapat gaya untuk mengurangi kecepatannya dengan cara pengereman, sehingga lama kelamaan sepeda itu pun akan berhenti.
Gambar 3. Seorang anak yang mendorong meja.
http://edukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_176/Image/pr1%20gaya/hal04.j pg
Gaya juga mempengaruhi arah gerak benda. Benda yang tadinya bergerak lurus menjadi berbelok ketika dipengaruhi gaya. Seperti sebuah mobil yang berbelok, bola yang ditendang lurus dan kemudian berbalik arah karena ada benturan dengan tembok, meja yang didorong dengan arah yang tidak beraturan.
(40)
2.1.1.3 Minat
a. Pengertian Minat
Menurut Djaali (2006:24),Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan”. Sedangkan menurut Sanjaya (2009: 132) “minat merupakankecenderungan individu untuk
melakukan sesuatu perbuatan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan kecenderungan dan ketertarikan yang kuat terhadap sesuatu perbuatan tanpa adanya paksaan.Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap suatu mata pelajaran dapat terlihat dari partisipasi aktif siswa tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga minat siswa dapat menentukan tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar. Minat bukanlah sesuatu yang sifatnya statis namun juga dinamis karena minat dapat berubah-ubah.
b. Indikator Minat
Minat siswa mengenai suatu bidang dapat muncul karena ia tahu, kenal dan kemudian merasa tertarik untuk mengetahui seluk beluk bidang tersebut secara lebih mendalam (Lucy, 2009: 66). Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu, akan lebih terfokus pada mata pelajaran tersebut dan karena pemusatan perhatian tersebut menyebabkan semangat belajar siswa menjadi meningkat yang akan berdampak pada hasil prestasi belajarnya yang meningkat.
2.1.1.4 Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Menurut Riyanto (2008: 76) keaktifan siswa merupakan hal terpenting dalam pembelajaran maupun kegiatan belajar. Semakin tinggi keaktifan siswa, semakin sering siswa tersebut menggunakan otaknya sehingga semakin kompleks simpul-simpul yang terjadi di dalam otak. Semakin kompleks simpul-simpul yang terbentuk, semakin banyak pengetahuan yang dapat disimpan dan lebih mudah untuk diingat kembali. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk aktif, dapat meningkatkan kecerdasan siswa dan meningkatkan kemampuan motoriknya.
(41)
b. Indikator Keaktifan
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri, sehingga siswa aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 83). Guru berusaha membuat siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan tercipta pembelajaran yang baik, dengan berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitatornya. Siswa bukanlah sebatas penerima pengetahuan pasif dari gurunya melainkan sebagai individu yang aktif memproses segala informasi yang ia temukan di lingkungannya untuk memperoleh pemahamannya sendiri. Keaktifan siswa dapat mengubah pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran aktif yang mengharuskan siswa menjadi penghasil ilmu pengetahuan, dimana siswa dapat mencari pemecahan masalah dari permasalahan suatu ilmu pengetahuan.
2.1.1.5 Keterampilan Menyimpulkan
a. Ketrampilan IPA
Keterampilan proses IPA merupakan sesuatu yang sangat perlu dipelajari oleh siswa karena aspek-aspek keterampilan proses IPA. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental dan interaksi sosial yang mendasar untuk mengarah pada kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses sains meliputi empat unsur yaitu produk, proses, teknologi dan sikap merupakan serangkaian proses kognitif yang dapat membuat siswa lebih memahami hakikat IPA. Menurut Sumantoro (2007: 8) keterampilan proses IPA antara lain : 1) Mengamati, 2) menggolongkan, 3) mengukur, 4) menggunakan alat, 5) menafsirkan, 6) memprediksi, 7) melakukan percobaan, 8) menyimpulkan hasil percobaan. Sehingga dalam keterampilan proses IPA, kegiatan menyimpulkan merupakan kegiatan yang dilakukan setelah siswa melakukan pengamatan atau penelitian.
b. Kemampuan Menyimpulkan
Pada proses IPA,kemampuan menyimpulkan merupakan keterampilan yang paling penting sebab dengan melakukan kegiatan menyimpulkan dari
(42)
pengamatan atau kegiatan penelitian siswa, siswa mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan Ilmu IPA yang didasarkan atas pengetahuan awal siswa.Kemampuan menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan (Sanjaya, 2009: 190). Sedangkan Fauzy (2008: 11) berpendapat bahwa kemampuan menyimpulkan adalah suatu kemampuan untuk membuat suatu pernyataan yang merangkum proses dan hasil yang telah diperoleh dari sebuah kegiatan penelitian. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam memahami inti, menjelaskan atau menafsirkan suatu data hasil pengamatan terhadap suatu penelitian.Melalui kegiatan menyimpulkan, siswa ditantang untuk mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Dalam melakukan penarikan kesimpulan tentang suatu penelitian, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh siswa diantaranya siswa harus berfikir kritis dalam membedakan data pada saat penarikan kesimpulan serta siswa harus mampu mengimajinasikan serta berhipotesis dari data yang ada.
Pengukuran kemampuan menyimpulkan dapat dilakukan atau diukur dengan menggunakan tes kemampuan menyimpulkan yang terdiri dari dua tahapan yaitu pretes dan postes.
2.1.1.6 Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Akbar (2008: 168) prestasi belajar merupakan hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Olivia (2011: 73) prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil dari keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dan merupakan suatu aktivitas mental atau psikis sehingga menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap yang mencerminkan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh
(43)
prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan pengertian di atas, dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Akbar (2001: 89) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1). Kemampuan intelektual siswa, 2). Minat, 3). Bakat, 4). Sikap, 5). Motivasi berprestasi, 6). Konsep diri.
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan
1. Utami (2010) meneliti upaya meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri Nyamplung Gamping tentang materi sifat benda dan perubahan wujud dengan metode penemuan terbimbing.Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD N Nyamplung Gamping Sleman tahun ajaran 2010 / 2011 dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat benda dan perubahan wujud. Peningkatan pemahaman siswa ditandai dengan nilai rata-rata siswa pada kondisi awal 60,35 meningkat pada akhir siklus1 yaitu 62,05 dan mencapai 70,82 pada akhir siklus 2. Nilai rata-rata unjuk kerjasiswa pada siklus 1 mencapai 61,70 dan pada siklus 2 mencapai 72,23. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 52,94%, pada akhir siklus 1 adalah 64,7%, dan pada akhir siklus 2 adalah 88,23%.
2. Saiful (2010) meneliti tentang penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Tentang Konsep Gaya di Kelas IV SDN Gejugjati Pasuruan. Subjek dalam penelitian tersebut
(44)
berjumlah 37 siswa, 18 siswa putra dan 19 siswa putri. Dalam penelitian tersebut siswa mengalami peningkatan hasil kerja ilmiah dari siklus 1 dengan nilai rata-rata 67% ke siklus II dengan nilai rata-rata 71% sehingga dapat diketahui adanya peningkatan kerja ilmiah sebesar 4 %. Begitupun juga dengan hasil belajar kognitif siswa yang meningkat dari siklus I dengan rata-rata 68 ke siklus II dengan nilai rata-rata 78. Presentase ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 62% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 89%.
2.1.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini yaitu:
1. Terdapat perbedaan terhadap minat belajar siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2010/2011.
2. Terdapat perbedaan terhadap keaktifanbelajar siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2010/2011.
3. Terdapat perbedaan terhadap kemampuan menyimpulkan siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2010/2011.
4. Terdapat perbedaan terhadap prestasi belajar siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Adisucipto pada semester genap 2010/2011.
(45)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan Quasi Experimental Design atau yang biasa disebut desain eksperimental semu. Lebih tepatnya penelitian ini termasuk ke dalam
Nonequivalent Control Groub Design yang berarti pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak (Sugiyono, 2010: 116). Menurut Emzir (2008: 103), penerapan desain eksperimen semu dengan cara membandingkan kelompok.Sehingga dalam penelitian ini membagi subyek menjadi dua kelompok tidak secara acak, kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen yaitu kelas IVA diberikan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sedang kelompok kontrol yaitu kelas IVB menggunakan metode ceramah. Kedua kelompok tersebut diberikan soal pretes pilihan ganda dan lembar kuisioner minat untuk mengetahui keadaan awal, apakah terdapat perbedaan kemampuan pada siswa kelas eksperimen dengan siswa di kelas kontol. Pada akhir materi, diberikan kembali soal postes pilihan ganda dan lembar kuisioner minat untuk mengetahui hasil perbandingan penerapan metode penemuan dengan penerapan metode ceramah.
B O1 X1 02 A 03 X2 04 Keterangan :
B : Kelompok Eksperimen A : Kelompok Kontrol
X1 : Perlakuan Metode Penemuan X2 : Perlakuan Metode Ceramah
O1, O3 : Pretes Pilihan Ganda dan Minat Awal O2, O4: Postes Pilihan Ganda dan Minat Akhir
(46)
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IVA dan kelas IVB SD Negeri Adisucipto Yogyakarta yang beralamat Komplek Landasan Adisucipto, Janti, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan tempat praktek Pelaksanaan Program pengalaman Lapangan (PPL) saya di SD tersebut.Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IVAyang berjumlah 36 siswa. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas IVB 36 siswa.
Penelitian penemuan dibantu oleh dua guru kelas IVA dan IVB dimana masing-masing guru memiliki peran yang berbeda. Pembelajaran pada kelompok eksperimendilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan metode penemuan yang dibantu oleh guru kelas IVA dan rekan peneliti sebagai pengamat khususnya terhadap minat dan keaktifan siswa serta melakukan dokumentasi selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran di kelompok kontrol dilakukan oleh yaitu guru kelasIVB dengan menggunakan pembelajaran konvensional/ceramah, dimana peneliti menjadi pengamat khususnya terhadap minat dan keaktifan siswa yang dibantu oleh rekan peneliti untuk melakukan dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas yang lebih paham akan keadaan dan kemampuan siswa dari pada peneliti, berperan besar dalam mengecek/ merevisi tata bahasa dan format soal uji agar sesuai dengan kemampuan siswa di SD tersebut.
3.3Variabel Penelitian
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010: 60), “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel penelitian dapat ditentukan oleh dua hal yaitu landasan teoretisnya dan suatu kejelasan. Kejelasan tersebut ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Sehingga apabila suatu penelitian memiliki landasan teoritis yang berbeda, maka akan dihasilkan suatu variabel yang berbeda pula.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel).
Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
(47)
dependen (terikat).Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel).
Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, kemampuan membuat kesimpulan, minat, dan keaktifan.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 4. Bagan Variabel
3. Variabel Kontrol
Menurut Sugiyono (2010: 64) variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol dalam penelitian ini adalah jumlah siswa sama, waktu/ durasi pembelajaran yang sama.
3.4 Definisi Operasional
1. Metode penemuan merupakan suatu penelitian dimana peneliti sengaja merancang atau membuat suatu proses penelitian dan kemudian meneliti akibatnya dari proses tersebut.
2. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Metode Pembelajaran
Prestasi Belajar
Kemampuan Membuat Kesimpulan
Minat Keaktifan
(48)
3. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menjelaskan atau menafsirkan suatu data hasil pengamatan terhadap suatu penelitian.
4. Minat adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang menimbulkan rasa ketertarikan pada suatu aktivitas tanpa adanya paksaan
5. Keaktifan adalah suatu aktivitas yang menuntut pemikiran yang lebih tinggi, yang diwujudkan dalam suatu kegiatan fisik maupun psikis.
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berhubungan dengan alam, menyangkut cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.
7. Gaya berupa tarikan dan dorongan merupakan gaya yang timbul pada saat kita menarik atau mendorong suatu benda, yang dapat mempengaruhi gerak benda, kecepatan benda dan arah gerak benda.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, dan mengolah data secara sistematis dalam kegiatan penelitian. Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian adalah “Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk
suatu benda” pada kompetensi dasar “Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda” (Depdikbud, 2007).Beberapa instrumen dalam penelitian ini :
a. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini antara lain: 1. Silabus
Sebelum mengajar, seorang guru wajib membuat perencanaan pembelajaran yaitu silabus. Silabus menentukan proses pembelajaran yang akan berlangsung. Silabus merupakan rancangan guru dalam mengembangkan pembelajaran pada suatu mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
(49)
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar (Tim FIP-UPI, 2007: 145).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum pembelajaran dilaksanakan oleh guru, perlu dibuat skenario pembelajaran tentang apa yang akan dilakukan siswanya sehubungan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Skenario pembelajaran dinamakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang biasa disingkat dengan RPP. RPP merupakan rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). RPP merupakan rancangan pembelajaran suatu mata pelajaran yang lebih mendetail dan akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Muslich (2007: 53) juga menjelaskan secara teknis rencana pembelajaran harus meliputi: 1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. 2) Tujuan pembelajaran. 3) Materi pembelajaran. 4) Pendekatan dan metode pembelajaran. 5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 6) Alat dan sumber belajar. 7) Evaluasi pembelajaran.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.LKS pada penelitian ini menggunakan soal essay dimana siswa menganalisis dua buah percobaan. Percobaan pertama dengan menggunakan bola plastik dan gawang buatan. Sedangkan percobaan yang kedua, siswa menggunakan meja dan kursi. Setelah siswa melakukan percobaan, siswa kemudian mengisi pertanyaan terhadap percobaan yang telah mereka lakukan dan menyimpulkan hasil dari percobaan tersebut.
b. Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran dalam penelitian ini antara lain: 1. Instrumen Minat
Instrumen minat berupa angket yang terdiri dari 20 pertanyaan tentang IPA secara umum, dan 20 pertanyaan tentang kompetensi dasar yang
(50)
berupa pertanyaan positif maupun negatif. Berikut merupakan kisi-kisi dari instrumen minat. Berikut kisi-kisi instrumen minat berdasarkan teori indikator Slameto (2010: 134) menggunakan skala Likern:
Indikator Item soal negatif Item soal positif Sikap ketertarikan 1,3,16,20 Perhatian untuk melakukan sesuatu dengan
tekun
2,12
Lebih berkonsentrasi 5,14,15 Tidak mudah bosan 10 Terlibat dengan suatu kegiatan karena
menyadari pentingnya atau bernilainya pelajaran
13,17 4,7,19
Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh
8 6,9,11,18
Total 7 item 13 Tem
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen minat
2. Instrumen Keaktifan
Instrumen keaktifan berupa lembar keaktifan yang digunakan untuk mengamati aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang diisi oleh pengamat dengan menggunakan turus. Instrumen ini terdiri dari 8 item. Berikut ini merupakan item dari instrumen keaktifan. Berikut kisi-kisi lembar keaktifan berdasarkan Priyono, dkk, (Purnomo, 2009: 142)
Indikator keaktifan Item
1. Perhatian selama proses belajar 6
2. Bekerjasama/berdiskusi 4, 5, 7, 8
3. Keterlibatan dalam pembelajaran 1, 2, 3
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen keaktifan
3. Instrumen Kemampuan Menyimpulkan
Instrumen kemampuan menyimpulkan berupa 6 soal berupa pilihan ganda. Soal ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses yaitu kemampuan siswa
(51)
membuat kesimpulan. Berikut ini merupakan rubrik penilaian untuk instrumen keterampilan proses.
No. Standar Penilaian Skor
1 Siswa menjawab : A. Melakukan gaya dorong. 10 2 Siswa menjawab : B. Melakukan gaya tarikan. 10 3 Siswa menjawab : A. Gaya tarikan/doromgan dapat
menyebabkan benda diam menjadi bergerak.
10
4 Siswa menjawab : C. Gaya tarikan/dorongan dapat menyebabkan benda bergerak lebih cepat.
10
5 Siswa menjawab : C. Gaya tarikan/dorongan dapat menyebabkan benda bergerak melambat.
10
6 Siswa menjawab : D. Gaya tarikan/dorongan dapat mengubah arah gerak benda.
10
Tabel. 3 Kisi-kisi instrumen keterampilan Menyimpulkan
4. Instrumen Prestasi
Instrumen prestasi berupa 10 soal pilihan ganda tentang materi gaya berupa tarikan dan dorongan. Soal ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada materi tersebut. Berikut ini merupakan kisi-kisi dari instrumen prestasi belajar :
No. Indikator Item Soal 1 Menyebutkan contoh peristiwa gaya berupa tarikan
atau gaya berupa dorongan
2, 7, 8
2
Memahami penerapan dan prinsip gaya berupa tarikan atau dorongan dalam kehidupan sehari-hari
1, 3, 4, 9
3 Memahami akibat dari gaya tarikan atau dorongan 5, 6, 10
Tabel 4. Kisi-kisi instrumen prestasi belajar 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu instrumen dinyatakan memiliki kesahihan atau validitas yang baik jika instrumen benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur(Sangadji dan Sopiah, 2010: 47). Menurut Arifin (2011: 245), validitas merupakan derajat
(52)
ketepatan alat ukur yang digunakan dan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. “Validitas merupakan penafsiran skor tes seperti yang tercantum pada tujuan penggunaan tes, bukan tes itu sendiri” (Mardapi, 2008: 16). Sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen berdasarkan tujuan penggunaan tes.
Menurut Suprananto (2012: 76) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi validitas tes, seperti: 1). Karakteristik peserta tes, 2). Pelaksanaan tes dan prosedur penyekoran, 3). Proses pembelajaran. Validitas yang baik betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil. Validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Untuk memperkuat hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan diperlukan reliabilitas. Menurut Purwanto (2009: 154), “reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan
pengukuran”.Sedangkan menurut Suprananto (2012: 82), reliabilitas bertujuan untuk mempertahankan konsistensi dari suatu pengukuran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reabilitas merupakan ketepatan atau keajegan dalam menilai apa yang seharusnya dinilai Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sehingga apabila peneliti menggunakan metode yang sama akan mendapat hasil yang sama seperti kajian terdahulu.
Untuk sebuah instrumen baik pretes maupun postes, angket minat dan lembar keaktifan dalam penelitian ini menggunakan tipe content validity (validitas isi). Validitas isi merupakan pengujian validitas yang dilakukan untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur Purwanto (2009: 120). Kegunaan validitas isi menurut adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Validitas isi dianalisis secara rasional melalui professional judgement.
Peneliti menggunakan validitas ini dikarenakan lebih efisien dalam penggunaan waktu dan hasil dari validitasi oleh 5 orang ahli. Kelima ahli tersebut
(53)
adalah dosen pembimbing satu, dosen pembimbing dua, guru kelas IVA dan guru kelas IVB serta kepala sekolah. Semua instrumen dianalisis oleh keenam ahli, mulai dari isi, urutan, tata bahasa, serta reliabilitasnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan pada masing-masing kelas yaitu pada kelompok eksperimen yang diajarkan dengan pendekatan penemuan, sedangkan kelompok kontrol diajarkan dengan pendekatan metode ceramah. Berikut teknik pengumpulan data beserta instrumen dalam penelitian ini :
No. Kelompok Variabel Pengumpulan Data Instrumen 1 Eksperimen
dan Kontrol
Minat Pretes Skor Pretes
Kuisioner berjumlah 20 item
Postes Skor Postes
Kuisioner berjumlah 20 item
2 Keaktifan Saat
pembelajaran berlangsung
Skor Pretes
Soal Pilihan ganda berjumlah 8 item
3 Kemampuan Menyimpul Kan
Pretes Skor Pretes
Soal pilihan ganda berjumlah 6 soal Postes Skor
Postes
Soal pilihan ganda berjumlah 6 soal 4 Prestasi Pretes Skor
Pretes
Soal pilihan ganda berjumlah 10 soal Postes Skor
Postes
Soal pilihan ganda berjumlah 10 soal
Tabel 5. Teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. a. Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mean minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar yang menerapkan metode penemuan dengan mean minat siswa,
(54)
keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar yang menerapkan metode ceramah.
Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar siswa yang menerapkan metode ceramah.
Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan antara mean minat, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar yang menerapkan metode penemuan dengan mean minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar yag menerapkan metode ceramah.
Dengan kata lain, terdapat perbedaan minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar siswa yang menerapkan metode penemuan dibandingkan minat siswa, keaktifan, kemampuan menyimpulkan serta prestasi belajar siswa yang menerapkan metode ceramah.
c. Data Minat Belajar, Keaktifan, Kemampuan Menyimpulkan serta Prestasi Belajar
Untuk jawaban kuesioner tentang minat siswa menggunakan skala Likert, setiap alternatif jawaban diberi skor 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (kurang setuju), dan 1 (tidak setuju) untuk pernyataan positif dan sebaliknya bila pernyataan negatif. Menurut Sugiyono (2010:134)
“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Penilaian keaktifan untuk setiap siswa, dilakukan dengan menuliskan turus pada lembar keaktifan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Penilaian kemampuan menyimpulkandan penilaian prestasi belajar karena soal berbentuk pilihan ganda maka skor 1 apabila jawaban nernilai benar dan skor 0 apabila jawaban bernilai salah.
(55)
3.8 Teknik Analisis Data
1. Uji normalitas data dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh normal atau tidak. Kriteria yang digunakan:
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal.
Jika distibusi data normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah dalam hal ini adalah One Sample Kolmogorov Sminov-Tes.
2. Uji statistik
Uji homogenitas data (perbandingan skor pretes) dilakukan dengan menganalisis pretes dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa kelompok data sampel (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) berasal dari populasi yang memiliki dasar yang sama untuk dilakukan perbandingan. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji parametik
Independent samples t-tesuntuk data yang berdistribusi normal.Sedangkan jika distribusi data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.
Syarat/kriteria untuk menilai homogenitas:
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain kedua data bersifat homogen.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antar pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain data tidak bersifat homogen.
3. Uji perbedaan pretes ke postes Uji perbedaan dari pretes ke postes
Uji ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil pretes dan postes. Untuk data yang berdistribusi normal menggunakan teknik statistik Paired Samples t-test. Sedangkan untuk data
(56)
yang berdistribusi tidak normal menggunakan Mann Widney Samples t-test.
Syarat/kriteria yang digunakan:
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes dengan kata laim tidak ada kenaikan signifikan yang terjadi antara pretes dan postes.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes ke postes dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretes ke postes.
4. Uji pengaruh perlakuan
Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk data yang berdistribusi normal menggunakan teknik statistik Paired Samples t-test. Sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan Mann Widney Samples t-test.
Syarat/kriteria yang digunakan:
a. Jika harga sig. (2-tailed)> 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara postes di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain metode penemuan tidak lebih tinggi atau sama dibandingkan minat, keaktifan, kemampuan membuat kesimpulan sertaprestasi belajar yang menerapkan metode ceramah. b. Jika harga sig. (2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor postes dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain penerapan metode penemuan berpengaruh lebih tinggi pada minat, keaktifan, prestasi belajar serta kemampuan membuat kesimpulan dibandingkan dengan penerapan metode ceramah.
5. Uji selisih skor
Uji selisih skor ini dilakukan jika tidak ada homogenitas data dari skor pretes baik di kelompok kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor dilakukan dengan cara dengan hasil postes
(57)
dikurangkan hasil pretes di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sesudah skor selisih didapat skor dari kedua kelompok tersebut diuji perbedaannya.
Syarar/kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan:
a. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode penemuan tidak berpengaruh terhadap minat, keaktifan, prestasi belajar serta kemampuan membuat kesimpulan.
b. Jika harga sig. (2-tailed), <0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode penemuan berpengaruh terhadap minat, keaktifan, prestasi belajar serta kemampuan membuat kesimpulan.
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi tentang hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
4.1 Hasil Penelitian.
4.1.1 Perbandingan Penerapan Metode dengan Metode Ceramah Penemuan Terhadap Minat Belajar Siswa.
4.1.1.1 Data No Item
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretes Postes Pretes Postes
1 40 59 45 53
2 46 63 48 49
3 41 59 46 56
4 49 65 42 52
5 49 45 50 63
6 49 58 45 59
7 49 53 40 51
8 42 58 48 54
9 48 58 41 57
10 48 62 40 58
11 40 57 41 53
12 44 58 46 56
13 46 69 47 56
14 47 73 50 62
15 50 62 53 61
16 44 64 40 57
17 43 55 41 55
18 41 73 45 60
19 49 57 44 53
20 46 53 43 55
21 49 65 50 61
22 40 72 41 51
23 36 50 41 60
24 41 64 45 57
25 40 66 36 65
26 44 73 46 57
27 41 62 43 54
28 45 60 43 59
29 42 67 46 60
30 43 53 50 62
(59)
31 45 62 41 61
32 49 80 49 60
33 48 60 45 58
34 41 65 49 59
35 45 75 43 62
36 46 55 46 61
Total Skor 1606 2230 1609 2067 Rata - rata 44,6 61,9 44,7 57,4
Tabel 6. Tabel data penelitian minat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
5.1.1.2 Analisis Data A. Uji Normalitas
Langkah pertama yaitu menguji normalitas data minat baik pretes maupun postes di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rumus yang digunakan yaituOne Sample Kolmogorov Sminov-Tespada program PASW 18 ForWindows
dan dari perhitungan, dihasilkan data yang berdistribusi normal karena harga sig.
(2-tailed)lebih besar dari 0,05.
Minat Mean Harga
Kolmogorov- Smirnov Z
Asymp. Sig. (2- tailed)
Analisis Keterangan
Pretes Kelompok Eksperimen
44,61 0,789 0,562 Sig > 0,05 Distribusi normal Postes Kelompok Eksperimen
61,94 0,557 0,915 Sig > 0,05 Distribusi normal Pretes Kelompok Kontrol
44,69 0,685 0,736 Sig > 0,05 Distribusi normal Postes Kelompok Kontrol
57,42 0,658 0,780 Sig > 0,05
Distribusi normal
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
B. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji Normalitas dan diketahui semua data bersifat normal, langkah kedua adalah melakukan uji homogenitas dengan membandingkan skor pretes minat kelompok eksperimen dengan skor
(60)
preteskelompok kontroldengan menggunakan uji parametrik Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windows.. Melalui uji tersebut diketahui data bersifat homogen karena sig. (2-tailed)lebih besar dari 0,05.
Hasil Pretest Mean Pretest Minat
Sig.
(2-tailed) Keterangan
Kelompok Kontrol 44,61
0,924 Homogen Kelompok Eksperimen 44,69
Tabel 8. Homogenitas Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
C. Uji Perbedaan dari Pretes ke Postes
Langkah ketiga untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan minat belajarpada masing-masing kelompok dilakukan uji perbedaan dengan membandingkan skor hasil pretes dan postes kelompok Eksperimen maupun kelompok Kontrol. Perhitungan dilakukan dengan rumus Paired Samples t-test
program PASW 18 ForWindowsdan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes minat di kelompok eksperimen maupun di kelompok kontrol dengan dibuktikan hasil sig. (2-tailed) tidak lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 10.
No. Kelompok Mean Minat Selisih Sig. (2- tailed)
Analisis Keterangan Pretest Posttest
1. Eksperimen 44,61 61,94 17,3 0,000 < 0,05 Berbeda 2. Kontrol 44,69 57,42 12,73 0,000 <0,05 Berbeda
Tabel 9. Perbedaan Pretest dan Posttest Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
D. Uji Pengaruh Perlakuan
Langkah keempat dilakukan uji pengaruh perlakuandengan rumus
Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windowsyang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara postes di kelompok eksperimen dengan postes kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan sig. (2-tailed)tidak lebih besar dari 0,05.Hasil
(61)
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel11. Perbedaan
Posttest Data Minat Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
Minat Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Posttest Eksperimen
dan Kontrol 0,002 <0,05 Berbeda
Tabel 10. Perbedaan postes data minat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 4.1.2 Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Terhadap Keaktifan Siswa.
4.1.2.1 Data
No Absen Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1 26 10
2 26 12
3 27 9
4 25 11
5 26 12
6 30 9
7 26 12
8 25 8
9 26 9
10 29 11
11 24 12
12 26 12
13 28 11
14 23 10
15 29 10
16 23 11
17 24 8
18 27 11
19 23 11
20 23 8
21 24 12
22 25 11
23 25 10
24 24 13
25 28 5
26 23 13
27 26 10
28 27 8
29 22 11
(62)
31 21 15
32 21 11
33 26 10
34 26 9
35 26 10
36 28 8
Total
Skor 913 372
Rata-rata 25,4 10,3
Tabel 11. Data penelitian keaktifan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 4.1.2.2 Analisis Data
A. Uji Normalitas
Langkah pertama yaitu menghitung normalitas data kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Sminov-Tes program PASW 18 ForWindows. Berdasarkan hasil perhitungan, semua data berdistribusi normal karena harga sig. (2-tailed)lebih besar dari 0,05.
Keaktifan Mean Nilai
Kolmogorov- Smirnov Z
Asymp. Sig. (2- Tailed)
Analisis Keterangan
Kelompok Eksperimen
25,36 0,858 0,453 Sig > 0,05
Distribusi normal Kelompok
Kontrol
10,33 0,837 0,485 Sig > 0,05
Distribusi normal
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
B. Uji Pengaruh Perlakuan
Langkah selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan antara skor keaktifan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen maka dilakukan uji pengaruh perlakuan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
Independent Samples T-test pada program PASW18 for Windows menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor keaktifan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan harga sig. (2-tailed)tidak lebih besar dari 0,05. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(63)
Keaktifan Sig.(2-tailed) Analisis Keterangan
Eksperimen dan Kontrol
0,000 < 0,05 Berbeda
Tabel 13. Perbedaan Skor Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
4.1.3 Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Terhadap Kemampuan Menyimpulkan Siswa.
4.1.3.1 Data
No Item Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretes Postes Pretes Postes
1 40 60 30 40
2 30 50 30 60
3 50 50 40 10
4 10 40 40 40
5 40 60 40 50
6 20 50 10 50
7 40 60 40 10
8 50 40 20 50
9 20 40 20 40
10 10 60 10 30
11 40 50 60 60
12 50 60 20 40
13 60 60 30 40
14 30 40 40 60
15 30 60 50 40
16 30 60 40 50
17 30 50 50 30
18 40 60 40 60
19 20 50 60 50
20 40 50 30 20
21 10 40 50 50
22 40 40 40 40
23 40 60 40 40
24 40 60 30 60
25 50 60 20 40
26 10 40 20 50
27 20 60 30 40
28 10 40 50 60
(1)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 PostKont
- PreKont
8.333 16.475 2.746 2.759 13.908 3.035 35 .005
T-Test
Uji pengaruh perlakuan
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean PostEksKont Eksperimen 36 69.72 14.830 2.472 Kontrol 36 63.06 13.271 2.212
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper PostEk
sKont
Equal variances assumed
.022 .883 2.010 70 .048 6.667 3.317 .052 13.282
Equal variances not assumed
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Daftar Riwayat Hidup
Nikolas Andi Gito Sutomo yang akrab dipanggil Niko merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Agustinus Sugito dan Kandhida Yuniarti. Lahir di Jakarta pada tanggal 6 Desember 1989. Pendidikan awal dimulai di SD Santa Anna Jakarta Timur pada tahun 1995-1997 dilanjutkan ke SD Kanisius Muntilan pada tahun 1997-1999 kemudian kembali ke Jakarta dan bersekolah di SD Budi Mulia Jakarta Selatan pada tahun 1999-2001. Ia melanjutkan pendidikannya di SLTP Budi Mulia Jakarta Selatan pada tahun 2001-2002 dan dilanjutkan ke SLTP Kanisius Muntilan pada tahun 2002-2004. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMA Santo Mikael pada tahun 2004-2007. Ia melanjutkan pendidikannya di Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007 dan pindah program studi ke Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Pada saat Kuliah ia aktif sebagai Panitia Wisuda Universitas, Parade Gamelan Anak dan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa.