Studi deskriptif pengungkapan diri pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG

DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA (DIY)

Skripsi

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Oleh:

DEVITA MARIE ASTRIANA MARTHIN

NIM : 039114106

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA (ORANG

DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA (DIY)

  

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Devita Marie Astriana Marthin

NIM : 039114106

  

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 15 Desember 2010

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji 1 : A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si …………….. Penguji 2 : Agung Santoso, S.Psi., M.A …………….. Penguji 3 : Y. Heri Widodo, S.Psi., M. Psi ……………..

  Yogyakarta, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Dekan,

   HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT  (Amsal 17: 22a)

  Jangan pernah membiarkan seseorang pergi darimu tanpa

merasa lebih baik dan lebih bahagia. Jadilah ekspresi hidup

dari kebaikan Tuhan:

Kebaikan pada wajahmu, kebaikan pada matamu dan kebaikan

pada senyummu (Mother Theresa)

  

HIDUP DARI ALLAH, HIDUP BAGI ALLAH

 DevMarAsMar 

  Skripsi ini aku persembahkan untuk: Papa & Mama yang sangat mengasihi, menyayangi & memperhatikanku, Adik-adikku yang selalu menyayangiku(Rico, Kiki & Deny),

  Nando yang dengan tulus mencintaiku, Tnt’ Susi yang selalu setia padaku.,

Almamaterku Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dan

Semua orang terkasih yang tlah memberi makna & warna, serta berproses dalam kehidupanku.

  

STUDI DESKRIPTIF: PENGUNGKAPAN DIRI PADA ODHA

(ORANG DENGAN HIV/ AIDS) YANG BERADA DI WILAYAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

  

Devita Marie Astriana Marthin

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengungkapan diri Odha yang hidup

di masyarakat, secara khusus untuk mengetahui pada siapa Odha cenderung untuk melakukan

pengungkapan diri, topik apa saja yang umumnya disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan

diri, dan alasan yang memudahkan serta alasan yang menghambat Odha dalam mengungkapkan kondisi

kesehatannya pada orang lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penggungkapan diri Odha, yang terdiri dari

skala pengungkapan diri Odha dan pernyataan tertutup. Subjek dalam penelitian ini adalah penderita

HIV/ AIDS yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah subjek dalam penelitian

adalah 44 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengolahan data

dilakukan dengan program SPSS for Windows versi 15 yaitu dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif dan metode uji- t berpasangan antar topik pengungkapan diri dan target share Odha. Uji coba

skala dilakukan pada 44 Odha yang menghasilkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s sebesar 0.972.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Odha lebih cenderung melakukan pengungkapan diri pada

pasangannya, kemudian pada konselor, keluarga dan teman. Topik yang umumnya disampaikan Odha

ketika melakukan pengungkapan diri adalah pada topik yang sifatnya umum dan tidak terlalu terkait

dengan diri mereka, serta cenderung menghindari pembahasan topik yang secara lebih terkait dengan

kondisi kesehatan mereka. Topik mengenai kepribadian, kondisi fisik serta tentang kondisi keuangan,

tergolong topik yang jarang diungkapkan Odha pada orang lain. Alasan Odha untuk terbuka pada target

share tentang kondisi kesehatannya adalah untuk curhat atau sebagai katarsis, mencari bantuan atau

dukungan, membagikan informasi yang diketahui, serta karena ingin menjalin atau memiliki relasi yang

lebih dalam dengan target share. Alasan Odha untuk tidak terbuka pada target share tentang kondisi

kesehatannya adalah karena takut mendapatkan penolakan, belum dapat menerima keadaan diri sendiri,

untuk menjaga privasi pribadi, serta karena tidak memiliki relasi yang mendalam dengan target share.

  Kata kunci: pengungkapan diri, Odha (orang dengan HIV/ AIDS)

  

DESCRIPTIVE STUDY: SELF DISCLOSURE OF PHAs

(PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS) IN SPECIAL REGION OF

YOGYAKARTA

  

Devita Marie Astriana Marthin

ABSTRACT

  This study was aimsed to describe on how the people living with HIV/AIDS (PHAs) who lives in

community are doing self-disclosure , especially to investigate whom PHAs tend to disclose themselves,

topics generally presented by them, and reasons for easier or hinder to express their health conditions

to others. This research is a descriptive survey method. Data were collected by using PHAs self-

disclosure questionnaire which consist of PHAs self-disclosure scale and enclosed statements. Subjects

in this research were people living with HIV/AIDS (PHAs) who live in Yogyakarta. The number of

subjects were 44 choosen by using purposive sampling technique. Data processing was performed with

SPSS for Windows ver.15 i.e by using descriptive analysis techniques and paired t-test method between

self-disclosure topics and target share of PHAs. Scale tryout conducted on 44 PHAs which produced

Cronbach's alpha reliability coefficient of 0.972. The result showed that PHAs tend to disclose themself

to their partner, then counselor, family and friends. When they disclose themself, topics they presented

was general issue – something not related to their life exactly – and they tend to avoid all of the topics

related to their health condition. Topics like personality, physical condition and financial, classified as

infrequent topics. The reason of why PHAs disclose on the target share about their health condition is to

confide or as a catharsis, to seek assistance or support, to share information, and because they want to

establish or to have a deeper relationship with the target share. The reasons they are not open on target

share about their health condition is due to fear of rejection, inability to accept their reality, to protect

personal privacy, and superficial relationship with the target share.

  Keywords: self disclosure, people living with HIV/AIDS (PHAs)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, hikmat, dan kekuatan-Nya yang

begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Berbagai proses dan

pengalaman baru telah dilewati sejak awal pengerjaan skripsi ini dan tentunya

melibatkan berbagai pihak yang dengan hati tulus memberikan motivasi dan bantuan

bagi penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk waktu, perhatian dan banyak masukan yang diberikan bagi penulis selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan (trima kasih banyak karena Ibu bersedia mendengar beberapa sharing pengalaman sayasukses selalu untuk setiap tugas dan tanggung jawab yang Ibu lakukan).

  3. Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi dan Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesediaannya menguji penulis, dan terima kasih telah memberikan banyak masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.

  4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi, Psi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas kebaikan, motivasi yang diberikan serta kesediaan konsultasinya.

  5. Ibu Silvia Carolina M. Y. M, S.Psi, M.Si, Ibu MM. Nimas Eki S, S.Psi, Psi, M.Si dan Bapak Minto Istono, S.Psi, M.Si, yang telah memberikan masukan dan dukungan bagi penulis untuk terus semangat menyelesaikan skripsi ini.

  6. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma , terima kasih untuk kesempatan penulis berproses menimba pengetahuan selama penulis

  

7. Bapak Dr. Bambang Sigit R, Sp.PD-KP dan Pak Prapto (Klinik Edelweis,

RSUP Dr Sardjito Yogyakarta), Bu Mamik dan Pak Totok (Diklit RSUP Dr Sardjito) terima kasih atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

  

8. Bapak Samuel Rahmat Subekti (Koordinator Victory Plus), Mas Yan, Ibu

Ida dan K’Win, terima kasih atas segala bantuannya selama proses pengambilan data di Victory Plus.

  

9. Bapak dr. Riyanto (Provincial Project Officer) beserta staff di KPAD

Prop.DIY, terima kasih untuk kesempatan berdiskusi dan banyak masukan yang diberikan, terutama dalam informasi tentang subjek penelitian.

  

10. Bruder Michael, K’Rina (Binterbusi), K’Deavey (twin), Pak Tri (Pusdep

USD), Ibu Basilika (Pusat Studi Kebijakan UGM) atas informasi dan akses penulis untuk bertemu dengan subjek penelitian.

  

11. Seluruh responden dalam penelitian ini, tanpa kalian skripsi ini tidak

mungkin dapat diselesaikan. (Tetap semangat dalam menjalani kehidupan kalian, terus berjuang,dan jangan pernah menyerah dengan kondisi yang kalian alami, karena “Hati yang gembira adalah obat yang mujarab ”).

  

12. Orang tua ku tersayang, Bapak Richard O.W. Marthin, S.Sos dan Ibu Connie

Koliludjur, terima kasih untuk cinta yang diberikan, trima kasih untuk kesabaran, dukungan moril dan materi, perhatian serta kasih sayang yang diberikan (kalian orang tua terbaik yang aku miliki, aku bangga memiliki kalian.

  ♥FAMILY, Father And Mother, I Love You ♥).

  

13. Adik-adikku tersayang Charles Elisa Rico Marthin, Frangky Daud Gerry

Marthin (Alm), dan Daniel Yehezkiel Marthin, trima kasih karna sudah mejadi ‘pelatih’ kesabaranku , trima kasih juga mau aku repotin.. pokoknya trima kasih untuk sgala perhatian dan kasih sayang yang kalian berikan, I

  ♥ you brothers  always ViChaNiel 

  

14. Jarot Budiasto, S.T, M.T (Nando Bediast ku ) atas cinta kasih dan

perhatianmu yang tulus untukku, trima kasih juga untuk setiap waktu yang kau berikan. I ♥ you Jer…. You are my everything 

  

15. Seluruh keluarga besar Marthin – Koliludjur – Pepiana, atas doa dan

perhatian yang diberikan, aku sangat mengasihi kalian semua.. (Oma Leonora Koliludjur, loph u grand Ma ; Ma Ake, Bp Tri, Dyan & Ditha, trima kasih untuk hari2 yang dilalui bersama @ Jogja, thx u/ sgla kasih & perhatian yang diberikan, Mr Nathex, thx uda jadi kakak yg baik; Om Joe ‘Lius’ (Alm), tengkyu so much u/ perhatianmu, thx u/ ‘warisan’ yang diberikan, kangen dengar kamu panggil ‘kariting’, saya yakin kamu sudah sangat bahagia disana; MCC, thx u/ persaudaraan, suka & duka yang terjalin antara kita ).

  

16. Tnt Susi, atas kesetiannya menemaniku melewati berbagai masa dalam

perjalanan hidupku, terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang diberikan.

  

17. Choky LiLaNoS, yang begitu setia menemaniku melewati stiap waktu di

Jogja, kemanapun dan kapanpun aku pergi selalu ditemani, bersamamu aku menemukan & mengalami banyak hal, entah bagaimana kisahku tanpa mu.

  

18. Segenap staff Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak Nanik, Mas

Muji dan Mas Doni, atas segala bantuan yang diberikan untuk kelancaran studi penulis di Fakultas Psikologi.

  

19. Christina Ayu ’tenan’, ’Jenk’ Ella Maturbongs, Jacky Maturbongs ’mitos’,

’Jenk’ Gina Klopfleisc, ’Jenk’ Otep, dan Elsi Bani, atas segala bantuan yang diberikan...maaf klo sering banget ngerepotin kalian.. skali-skali gantian dunk kalian yang repotin aku 

  

20. Sahabat-sahabatku terkasih, Budhi Ardiyndhani (dan Ade Dirgantara), Yohanny Apriyanti Palamba, Sr. Hedwig CB, Rakhel Ririn, Margaretha, Sari Laksmi ,atas banyak pengalaman (dikala suka maupun duka) yang bertemu karena ilmu, dan berpisah karena cita-cita.. walaupun jauh, namun persahabatan kita tetap ada selamanya... sukses ya untuk setiap karya yang kalian lakukan.

  

21. Teman- teman Ψ USD 2003, Eka Dian Perwithasari (Ita), atas perhatian,

dukungan, dan bantuanmu selama ini, thx so much ya; Agatha Dewan Ayu dan Herdian Wahyuni, teman2 seperjuanganku & sepenantian (dari lt 2, lt 1, sampe balik lagi ke lt 2), trima kasih u/ kebersamaan kita dalam melewati masa2 penuh ’ujian’, sukses u/ planning2 selanjutnya yach...; Ria Mariana, Devi Paramitha, Ronald, Miera, Marthin, Toa, Vicky, Benny, Aprinta, Syamsul, tetap semangat yach dan terus lakukan yang terbaik; Diana, Rissa, Sri, Sadel, Christa, Abe, Melan, Okky, Melati, Rondang, Conrad, Mia, Nanang, dll, kangen nyanyiin ’Come along my friends, come along with me... I want to go to find my way, in Psychology

  ’. Selamat berkarya & berproses di jalan yang kalian pilih, good luck  ).

  

22. Saudara-saudari ku terkasih di Cell Group (dari CG Devita- CG Agnes),

Agnes, Marhan, Eva, Yoel, Tina, Leo, Helty, K’Fly, Linda, K’Via, K’Rona, K’Esti, Tina, Fano, Ricky atas persaudaraan yang terjalin, kalian adalah keluargaku di dalam Kristus.

  

23. Keluarga besar JOY Fellowship Indonesia (Teman2 di team HRD: K’Vony, Jenk Lisye, Ce’Dwi, K’Cia, Ko’Felix, K’Anton, K’Dudy, Alex, Harley, Ike, Nancy ’Buncay’, atas kebersamaan dan banyak hal yang didapat selama bekerja bersama kalian; Teman2 di Drama Ministry (DJ’Crew): Miss Ibeth, Mas Sigit, the exo’ girls, Fanny, Wenef, Retno, Nita, Olan, Dodo, K’Tari, Flare, Ruth, Yupha, Echon atas persaudaraan dan persahabat yang terjalin selama ini, trima kasih untuk pengalaman suka dan duka yang pernah dilewati bersama, tetap eksis yach ; Teman2 di Campus Ministry Departement: K’Yery, K’Astrid, K’Youyou, atas kepercayaan yang diberikan pada saya untuk mengemban tugas di ZEE ’Zona Extra terima kasih banyak untuk sgala bantuan dan support yang diberikan, sukses u/ pelayanan kalian. For all: ”JOY Spirit !!! Jesus first, Others second, You third... spelled JOY” ).

  

24. Rekan-rekan di Bidang V GKI Gejayan (Ibu Pdt Rima, Mb Betty, Bu Rosa,

Pak Ferry, Mas Agung, K’Laomi, Mb’ Ruth, Mb’Erika, Mb Dina, Roli, Fatrick) atas dukungan dan perhatiannya, sukses selalu dalam pelayanan yang dilakukan.

  

25. Semua pihak, teman dan kerabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Terima kasih atas doa, bantuan, dukungan yang diberikan bagi penulis, dan trima kasih atas pengalaman hidup yang kulalui bersama kalian.

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………….......... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………......... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….... iii HALAMAN MOTTO ................………………………………….......... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………........ vi ABSTRAK …………………………………………………………...... vii ABSTRACT ………………………………………………………....... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......... ix KATA PENGANTAR ……………………………………………….... x DAFTAR ISI ………………………………………………………....... xv DAFTAR TABEL …………………………………………………....... xix DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xxi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...... xxii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………....

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………….........

  7 C. Tujuan Penelitian …………………………………………..

  8

  BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………..….......

  10 A. Pengungkapan Diri ………………………………………….. 10

  1. Pengertian Pegungkapan Diri ………………..………… 10

  2. Aspek- aspek Pengungakapan Diri……….….……........ 12

  3. Topik- topik Pengungkapan Diri ………………………. 14

  4. Jenis-jenis Pengungkapan Diri ………………………… 15

  5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri……………………………………… 16

  6. Manfaat Pengungkapan Diri…………………………… 21

  7. Risiko Pengungkapan Diri ……………………………... 23

  B. HIV/ AIDS ……..……………………………………………. 25

  1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)………..……….. 25

  2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).............. 26 3. Gejala HIV/AIDS ………………………….…………..

  27

  4. Siklus Penyakit HIV/ AIDS ……………..……………… 28

  5. Cara penularan HIV/AIDS ……………………………… 29

  6. Dampak HIV/AIDS ……………………………………. 30

  7. Alasan yang mempengaruhi pengungkapan diri Odha ………………………………... 33 C. Pengungkapan Diri pada Odha yang hidup di masyarakat ………………………………........... 34

  BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………...........

  39 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 39

  B. Variabel Penelitian ……………………………………............ 39

  C. Definisi Operasional …………………..……………………… 40

  D. Subjek Penelitian …………………………………………….... 41

  E. Instrumen dan Pertanggung Jawaban Mutu …………………...41

  1. Instrumen ……………………………………………………41

  2. Pertanggungjawaban Mutu ………………………………….46

  a. Validitas ……………………………………………… .. 46

  b. Analisis Aitem …………………………………………..47

  c. Reliabilitas ………………………………………………48

  F. Prosedur Pengambilan Data …..........................................…….. 49

  G. Teknik Analisa Data …………………………………….…….. 50

  

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ………............. 51

A. Orientasi Kancah Penelitian …………………………………. 51

  1.Gambaran Umum Tempat Penelitian ……………………….. 51

  2. Karakteristik Sampel ……………………………………….. 53

  B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian …………………..…….. 56

  C. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………….. 59

  D. Uji Asumsi Hasil Penelitian ………………………..………......66

  1.Uji Normalitas ………………………………………………..67

E. Pembahasan ………………………………………………….. 75

  F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 87 BAB V. PENUTUP ………………………………………………...........

  90 A. Kesimpulan ………………………………………………….

  90 B. Saran …………………………………………………...........

  91 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..........

  94

  DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Pengungkapan Diri Odha …………………. 44

Tabel 2 Aitem yang gugur dan sahih dari skala pengungkapan diri Odha……………………………… …….. 48

Tabel 3 Distribusi subjek berdasarkan usia …………………………. 53

  

Tabel 4 Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin ………………… 54

Tabel 5 Distribusi subjek berdasarkan status pernikahan …………….. 55

Tabel 6 Distribusi subjek berdasarkan lamanya terinfeksi HIV/ AIDS ………………………………………... 56

Tabel 7 Data statistik target share pengungkapan diri Odha ………… 59

Tabel 8 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada target share secara umum ……………………………… 60 Tabel 9 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada Keluarga ……………………………………………………... 61 Tabel 10 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada

  Teman ……………………………………………………… 61 Tabel 11 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada Pasangan …………………………………………………… 62 Tabel 12 Data statistik topik yang disampaikan Odha pada Konselor …………………………………………………… 63

  

Tabel 14 Alasan Odha tidak terbuka soal kondisi kesehatannya ……. 66

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian …………………………….

  37 Gambar 2 Grafik topik yang disampaikan Odha pada tiap target share ……………………………………

  63 Gambar 3 Grafik Target share Odha ……………………………….

  69 Gambar 4 Grafik Topik Pengungkapan Diri Odha ………………....

  71

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Kuesioner Pengungkapan Diri Odha ………………….

  98 Lampiran B: Hasil Penelitian ……………………………………….. 108 Lampiran C: Koefisien Reliabiitas Skala Pengungkapan Diri Odha ……………………………………………… 141 Lampiran D: Hasil Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian …………………………………... 143

Lampiran E: Hasil Uji-T Berpasangan Data Hasil Penelitian ……….. 145

  

Lampiran F: Hasil Crosstabs ………………………………………… 149

Lampiran G: Surat Keterangan Penelitian ……………………………. 151

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga kini kasus HIV/ AIDS masih menjadi masalah penting dalam dunia

  kesehatan, karena selain obat atau vaksinnya belum ditemukan secara tepat, penyebarannya pun sangat cepat dan mudah. Di Indonesia dan juga dunia, HIV/ AIDS merupakan suatu penyakit terminal dengan dampak yang sangat kompleks, yang meliputi aspek fisik, sosial dan juga psikis (Ginanjar & Yunita, 2001).

  Jumlah kasus HIV/ AIDS yang ditemukan di Indonesia hingga Oktober 2007 tercatat 5183 kasus, dengan kasus tertinggi terjadi di Papua (Depkes RI).

  Tidak hanya Papua yang perlu menjadi pusat perhatian penyebaran dan perkembangan HIV/ AIDS,tetapi setiap wilayah di Indonesi perlu mendapat perhatian yang serius, agar epidemik HIV/ AIDS dapat dikendalikan. Salah satu wilayah yang perlu mendapat perhatian terhadap kasus HIV/ AIDS adalah wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hingga September 2007, jumlah kasus HIV/ AIDS yang ditemukan di DIY adalah sebanyak 318 kasus, dengan prevalensi kasus terbesar terjadi pada usia 20-29 tahun (Depkes RI). Angka ini merupakan angka yang cukup besar, sehingga setiap orang diharapkan untuk tidak

  

menutup mata terhadap masalah ini, agar generasi selanjutnya dapat diselamatkan

dari bahaya HIV/ AIDS.

  Penyebaran HIV/ AIDS tidak hanya menyangkut masalah kesehatan, tetapi

juga menyangkut masalah psikologis, sosial dan budaya. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Derlega, Winstead, Greene, Serovich & Elwood (2004),

ditemukan bahwa keputusan seseorang untuk mengungkapkan status HIV/ AIDS

nya pada orang lain dapat dilihat dari bagaimana sikap suatu budaya terhadap

HIV/ AIDS dan faktor kontekstual mengenai hubungan antar pribadi. Dalam

budaya individualis (budaya barat) pengungkapan diri merupakan suatu hal yang

dianggap penting dan bernilai apalagi jika dilakukan secara mutual. Pada budaya

kolektif (budaya timur), mengetahui keadaan dan perasaan seseorang bukanlah

sesuatu yang penting (Peter & Bond, 1993). Budaya Indonesia tergolong dalam

kebudayaan timur yang menganut budaya kolektif, sehingga masyarakat

Indonesia umumnya sukar untuk menerima pengungkapan diri dari orang lain,

apalagi jika hal itu menyangkut masalah yang berat (Kim dan Sherman, 2007).

  Merawat penderita HIV/ AIDS tidak hanya dilakukan terhadap aspek

medisnya saja, tetapi juga terkait dengan perawatan terhadap aspek non medis

(Ginanjar & Yunita, 2001). Pengobatan medis tidak berfungsi untuk

menyembuhkan (karena belum ditemukan obat yang benar-benar dapat

menyembuhkan HIV/ AIDS), tetapi hanya untuk menjaga dan mempertahankan

kondisi fisik Odha. Untuk perawatan non medis, yang dibutuhkan oleh Odha

  

adalah dukungan psikologis dari anggota keluarga, teman serta masyarakat secara

umum (Ginanjar & Yunita, 2001) agar mereka dapat memiliki kualitas hidup

yang lebih baik.

  Fakta yang sering dijumpai di masyarakat adalah perawatan non medis bagi

Odha cenderung diabaikan. Yang sering diterima oleh Odha adalah stigma dan

diskriminasi dari lingkungan di sekitarnya (Brown et al dalam Wong & Wong,

2006). Bentuk stigma dan diskriminasi yang sering dialami oleh Odha antara lain

direndahkan, dikucilkan, dihakimi, dan tak jarang hak-hak mereka pun dilanggar,

bahkan pada beberapa kasus Odha akan ditinggalkan oleh keluarga dan orang-

orang terdekatnya.

  Hal seperti itulah yang dialami oleh Bani dan Tika, dua dari sekian banyak

Odha yang harus tetap berjuang melawan stigma yang ada di masyarakat (Budi,

2006). Bani terinfeksi HIV sejak masa remajanya akibat berkenalan dengan

narkoba. Sejak itu, Bani dijauhi, tidak disapa, dan tidak diajak salaman karena

orang-orang disekitarnya pura-pura tidak mengenalnya, padahal mereka adalah

teman dan tetangganya sendiri. Akibatnya, Bani menjadi seorang yang apatis dan

semakin menenggelamkan dirinya di dunia narkoba. Berbeda dengan Bani, Tika

harus tegar menerima kenyataan dirinya terinfeksi HIV/ AIDS dari suaminya. Hal

itu membuatnya terpenjara di rumahnya sendiri, karena tidak ada lagi tetangga

yang mendekat, mereka semua menjauhinya. Apalagi sejak anaknya dinyatakan

positif tertular HIV, reaksi tetangga pun semakin buruk terhadap mereka.

  Pada umumnya, kesedihan dan ketakutan yang dialami Odha lebih

dikarenakan stigma yang diterima akibat HIV/ AIDS daripada penyakit itu sendiri

(Brown et al dalam Wong & Wong, 2006). Cohen, Deverts & Miller (2007)

menemukan bahwa stres berat yang dialami Odha tentu saja akan sangat

mempengaruhi kondisi fisik seseorang serta dapat mengakibatkan menurunnya

sistem imunitas tubuhnya yang mengakibatkan kematian. Harapan-harapan atau

perasaan yang negatif terhadap suatu penyakit dapat pula membawa orang

tersebut pada kematian yang lebih awal (Taylor, 1999).

  Derlega et al (2004) menemukan bahwa diskriminasi yang dialami oleh

Odha tidak hanya dilakukan oleh orang awam, tetapi terkadang dilakukan oleh

tenaga medis, sehingga Odha cenderung untuk tidak memberitahukan statusnya

pada mereka saat menjalani pemeriksaan kesehatan, karena mereka akan

diabaikan saat proses pemeriksaan kesehatan. Hal seperti itulah yang ikut

mengakibatkan sulitya akses Odha terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.

  

Di Indonesia, ada beberapa rumah sakit yang menolak merawat pasien yang

diketahui terinfeksi HIV/ AIDS, karena takut pasien tersebut menulari pasien

lainnya yang tidak terinfeksi HIV/ AIDS (Nadya, 2006).

  Stigma dan diskriminasi yang dialami oleh Odha membuat mereka takut

untuk mengungkapkan diri, terutama mengungkapkan status kesehatannya pada

orang lain (Derlega et al, 2004). Padahal ketika Odha mampu membuka diri pada

orang lain maka hal itu dapat membuatnya lebih mengenal kondisi dirinya sendiri

  

dan dapat dijadikan sebagai katarsis sehingga mampu mengurangi tegangan dan

stres yang dialami (Widyarini, 2005).

  Mengungkapkan diri yang dimaksud di sini adalah bagaimana individu

tersebut menyampaikan atau mengekspresikan pikiran, pilihan maupun perasaan

yang sedang dialami (Kim & Sherman, 2007). Ada berbagai faktor yang

mempengaruhi pengungkapan diri seseorang, seperti jenis kelamin, kebudayaan

setempat, proses atribusi, adanya rasa suka terhadap orang lain, waktu, kualitas

suatu hubungan serta karakteristik kepribadian seseorang (Derlega, Metts,

Petronio & Margulis, 1993).

  Jika individu dapat mengekspresikan dirinya secara bebas, maka hal itu

dapat menjadi suatu tanda kekuatan dari kebebasan individu itu sendiri. Di saat

seseorang telah merasakan kebebasan, maka ia dapat dengan mudah membagikan

berbagai pengalaman atau perasaannya (baik itu perasaan yang menyenangkan

atau pun menyedihkan) pada orang lain, sehingga beban mental yang ada dalam

dirinya dapat sedikit berkurang (DeVito, 1994).

  Pengungkapan diri bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh

setiap orang, karena ada berbagai konsekuensi dari pengungkapan diri, misalnya

ada kemungkinan seseorang ditolak atau ditinggalkan oleh rekannya setelah ia

mengungkapkan hal-hal tentang dirinya (Papu, 2002). Umumnya orang akan

lebih mudah terbuka pada sesama jenisnya, pasangan juga terhadap orang tua,

tertama pada ibunya (Derlega et al, 2004). Pada Odha, hal seperti itu belum tentu

  

terjadi, karena adanya perasaan takut ditolak dan dikucilkan oleh orang lain ketika

mereka mengetahui status Odha, sehingga Odha akan lebih selektif dalam

memilih orang untuk melakukan pengungkapan diri.

  Pada kasus HIV/ AIDS yang dialami oleh Odha, untuk mengetahui fakta

bahwa mereka terinfeksi HIV/AIDS saja sudah merupakan suatu hal yang sangat

berat, apalagi mau menyampaikan fakta tersebut pada orang lain. Hal tersebut

menunjukan bahwa status sebagai penderita HIV/AIDS memiliki pengaruh yang

cukup besar ketika Odha menyampaikan pengungkapan dirinya pada orang lain

(Ginanjar & Yunita, 2001). Kasus tersebut pernah juga dijumpai peneliti ketika

melakukan survei awal untuk penelitian ini, yakni Odha tidak ingin statusnya

diketahui oleh orang lain, mereka merasa lebih nyaman jika orang lain tidak

mengetahui bahwa mereka menderita HIV/ AIDS, sehingga mereka dapat lebih

dapat menjalani hidupnya dengan baik seperti sebelum mereka mengidap HIV/

AIDS.

  Stigma dan diskriminasi tidak akan pernah mengatasi penyebaran HIV/

AIDS di masyarakat, namun hanya akan menghambat usaha pencegahan dan

memperparah epidemi HIV/ AIDS, serta mempengaruhi kondisi fisik dan psikis

Odha, karena mereka akan menjadi stres. Stigma dan diskriminasi dapat pula

mengakibatkan Odha untuk sulit bahkan tidak mengungkapkan diri terutama

mengungkapkan kondisi kesehatannya pada orang lain agar ia tidak dikucilkan

atau ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya (Derlega et al, 2004).

  Pengungkapan diri merupakan hal yang sangat penting, karena pengungkapan diri yang dilakukan secara tepat dapat dijadikan sebagai indikasi dari kesehatan mental seseorang (Corsini, 1987). Seseorang yang mampu mengungkapkan diri secara tepat tepat terbukti lebih mampu menyesuaikan diri (adaptive), lebih percaya pada diri sendiri, lebih kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif dan percaya terhadap orang lain, lebih objektif dan terbuka (Johnson, 1981). Pengungkapan diri dapat meringankan beban yang tengah dihadapi, mengurangi tegangan dan stres, dapat mempererat hubungan satu sama lain, serta meningkatkan kesehatan jiwa individu yang bersangkutan (Widyarini, 2005). Pengungkapan diri dapat pula meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan psikologis (Baron, 1995).

  Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Odha secara umum kurang dapat mengekspresikan atau mengungkapkan diri pada orang lain, sehingga peneliti secara khusus ingin mengetahui pengungkapan diri Odha yang hidup di masyarakat, khususnya mereka yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

B. Rumusan Masalah

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang pengungkapan diri Odha yang hidup di masyarakat, khususnya mereka yang berada di wilayah

1. Pada siapa Odha cenderung untuk melakukan pengungkapan diri?

  2. Topik apa sajakah yang paling sering disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan diri pada orang lain (target share)?

  3. Alasan apa sajakah yang memudahkan dan yang menghambat Odha dalam melakukan pengungkapan diri pada orang lain(target share)? C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengungkapan diri Odha yang hidup di masyarakat, secara khusus pada siapa Odha cenderung untuk melakukan pengungkapan diri, topik apa saja yang sering disampaikan Odha ketika melakukan pengungkapan diri, dan alasan apa saja yang memudahkan serta alasan apa yang menghambat Odha dalam melakukan pengungkapan diri pada orang lain tentang kondisi kesehatannya.

  D. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

  1. Manfaat teoritis:

Untuk memperkaya atau menambah kajian teoritis dalam dunia Psikologi,

khususnya Psikologi Klinis dan Kesehatan, tentang pengungkapan diri Odha

yang hidup di masyarakat.

2. Manfaat praktis:

  a. Bagi Odha: 1). agar mereka lebih mengenal, memahami dan menerima keadaan dirinya sehingga dapat membagikan perasaannya pada orang lain sehingga dapat mengurangi beban mental, stres, maupun tekanan yang dialami akibat HIV/ AIDS yang dideritanya. 2). agar mereka dapat mengetahui apa saja hambatan dalam mereka mengungkapkan dirinnya, sehingga mereka dapat berusaha untuk lebih terbuka pada orang lain.

  b. Bagi masyarakat umum maupun pihak lain yang terkait dan berinteraksi dengan Odha: agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan program dan pelayanan kesehatan terhadap Odha.