Studi deskriptif tentang pengalaman kepemilikan hand phone pada mahasiswa di Yogyakarta - USD Repository

  i

  

STUDI DESKRIPTIF

TENTANG PENGALAMAN KEPEMILIKAN HAND PHONE

PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

  Program Studi Psikologi

  

Disusun Oleh:

Indayani Sitanggang

NIM: 059114105

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  Aku tahu hidupku sudah dibentuk oleh Tuhan, aku percaya segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku adalah rencana Tuhan. Apapun itu, baik atau buruk, aku harus selalu percaya & yakin bahwa semua itu adalah alat yang Tuhan pakai untuk membentukku menjadi anakNya yang luar biasa. Aku percaya Tuhan selalu menyertaiku, Ia tidak pernah meninggalkanku. Walaupun aku terjatuh, Ia tidak akan membiarkanku jatuh sampai tergeletak tapi Ia akan mengangkatku ke tempat yang lebih tinggi.

  Aku tahu, di saat aku dihadapkan dalam masalah, pergumulan, beban, aku sering mengeluh dan menggerutu. Aku tidak seharusnya seperti itu, aku harus tegar dan belajar untuk bisa melewati setiap hal itu dengan sukacita dan rasa syukur.

  Aku bersyukur buat segala sesuatu yang Tuhan sudah sediakan buatku, aku bersyukur buat orang-orang luar biasa pilihan Tuhan yang sudah Tuhan siapkan buatku. Aku percaya lewat doa-doa orang luar biasa itu aku bisa berdiri dan sampai pada tahap ini.

  Tuhan terima kasih, aku bersyukur buat penyertaanmu sampai saat ini. Aku tidak berarti tanpaMu. Aku mohon Tuhan yang selalu menyertai langkahku dan selalu menegurku serta meluruskan jalanku di saat aku mulai berbelok. Aku akan selalu berusaha untuk merendahkan hatiku & merendahkan diriku untuk selalu belajar dari proses hidup yang aku jalani. Aku percaya semuanya akan indah pada waktu-Nya, waktu yang telah Tuhan tentukan. Waktu itu sudah terwujud, indah di saat aku bisa mempertanggungjawabkan skripsiku dan aku bangga serta puas akan proses yang telah aku jalani. Aku tahu perjuanganku belum berakhir, tapi aku percaya semuanya dapat aku lewati jika aku selalu berpengharapan padaMu & aku selalu berusaha untuk melakukannya dengan sukacita. Ya, aku akan lakukan bagianku dengan sungguh-sungguh, maka aku percaya Tuhan akan berikan jalan & lakukan bagianNya pula. Thanx GOD……

  

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Yesus Kristus , atas segala berkat,

perlindungan & anugerah yang terus-menerus kurasakan tanpa henti

Kedua orang tuaku:

  

Mama, wanita luar biasa, kuat dan teristimewa di dunia bagiku

Bapak (alm) di surga yang hebat, pekerja keras & sangat penyayang

Kedua abangku yang bijaksana dan memperhatikanku

Kakak iparku yang selalu memperhatikan & meyayangiku

  

Keponakanku “Aurelia”

Dia yang mencintaiku

Sobat-sobatku yang selalu menemaniku dalam suka & duka

Saudara-saudaraku di PMK yang sudah menjadi bagian dari pertumbuhan

imanku

Semua pihak yang telah mendukungku selalu sehingga aku bisa sampai pada

tahap ini vi

  

STUDI DESKRIPTIF TENTANG

PENGALAMAN KEPEMILIKAN HAND PHONE

PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

Indayani Sitanggang

  

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan gambaran pengalaman tentang kepemilikan

HP pada mahasiswa di Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif yang

akan mendeskripsikan gambaran mengenai pengalaman mahasiswa dalam hal kepemilikan HP.

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 18 sampai 24 tahun yang berjumlah

10 orang. Kesepuluh mahasiswa ini adalah pengguna HP yang telah menggunakan HP selama 4

tahun ke atas. Peneliti menentukan informan berdasarkan kecocokan konteks atau kriteria yang

telah ditentukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sistem terbuka, dimana

individu yang diwawancarai mengetahui dan menyadari bahwa mereka diwawancarai. Di samping

itu, individu yang diwawancarai juga mengetahui apa maksud dan tujuan wawancara. Peneliti juga

memilih untuk menggunakan wawancara yang bersifat semi terstruktur karena dalam wawancara

ini peneliti membuat panduan wawancara yang akan diajukan kepada informan, tetapi tidak

menutup kesempatan bagi informan untuk melakukan improvisasi saat wawancara berlangsung

sesuai dengan kebutuhan proses wawancara. Langkah-langkah analisis data adalah dengan menulis

transkrip wawancara, membaca transkrip wawancara dengan seksama, memberikan koding,

membuat kategorisasi, membuat interpretasi dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kepemilikan HP pada mahasiswa merupakan kebutuhan untuk

berkomunikasi, tuntutan perkembangan zaman yang mengarah ke gaya hidup dan HP menjadi

objek lekat dimana terjadi respon secara emosional terhadap HP yang menunjukkan bahwa

kepemilikan HP menjadi bagian dari self. Selain itu, HP juga menjadi sebuah benda yang lengkap,

wajib, efisien, praktis, cepat dan penting bagi mahasiswa. Di samping itu, HP juga merupakan alat

kecil yang dapat memenuhi semua kebutuhan manusia.

  Kata kunci: studi deskriptif, pengalaman, kepemilikan, hand phone, mahasiswa, Yogyakarta

  vii

  

THE DESCRIPTIVE STUDY ABOUT

PROPERTY EXPERIENCE OF HAND PHONE

ON UNDERGRADUATE STUDENT IN YOGYAKARTA

Indayani Sitanggang

ABSTRACT

  This research conducted to see the meaning of mobile phone on undergraduate students

aged 18 until 24 years in Yogyakarta. The kind of this research was descriptive-qualitative

research with phenomenological approach, which explained the phenomenon of the student

experiences in using mobile phone. The informans in this study were the students aged 18 to 24

years with total ten persons. These ten persons mobile phone users who have the mobile phone for

about four years and over. The researcher determines informants based on the suitability of the

context or certain criteria which have been determined. Collecting data in this study using an open

system so the individuals who were interviewed knew and realized that they were being

interviewed. In addition, individuals who were interviewed also know the purpose and the

objective of the interview. The researcher also choose to use interview which semi structured

because it can be a guideline for the researcher in presenting to the subjects, but it did not close the

opportunity for subject to improve during the interview in accordance to the needs of the interview

process. The steps of data analysis were writing the transcript of interview, reading the transcript

of the interview carefully, providing coding, making categorization, making interpretation, and

discussing the research results. These result showed that the meaning of mobile phone on

undergraduate students is the need to communicate, the demands of the times that lead to the

lifestyle and mobile phone became the closer object which is occur emotional responses to the

mobile phone that indicate the ownership part of self. In addition, mobile phone also meant as a

complete object, compulsory, efficient, practical, rapid, and important. Furthermore, mobile phone

also meant as a small tool that can satisfy all human needs.

  

Keywords: descriptive study, experience, property, hand phone, undergraduate student,

Yogyakarta

  viii

KATA PENGANTAR

  x

  Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Bapa di surga, yang selalu menyertai saya & memberikan kekuatan, kesabaran serta ketekunan saat mengerjakan penulisan skripsi ini. Saya percaya bahwa Ia selalu menyertai saya dalam kondisi apapun. Dari awal kuliah sampai saat ini, sampai akhirnya saya dapat menyelesaikan kuliah dan penulisan skripsi saya yang berjudul “Studi

  

Deskriptif tentang Pengalaman Kepemilikan HP pada Mahasiswa di

Yogyakarta”

  Dalam mengerjakan skripsi ini, saya sangat merasakan banyak dukungan, bimbingan, nasehat, bantuan dari orang-orang yang saya kasihi & berada di dekat saya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati saya ingin menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka.

  1. Secara khusus saya berterima kasih kepada Ibu Siwi, selaku dosen pembimbing yang selalu antusias & semangat dalam membimbing saya.

  Saya merasakan totalitas yang ibu berikan saat membimbing saya. Terima kasih buat waktu yang telah ibu luangkan, kesabaran, koreksi, dukungan yang selama ini.

  2. Buat orang tuaku, abang, kakak, opung & seluruh keluargaku..thanx buat semuanya. Buat Bapak di surga, semoga Bapak bisa tersenyum bahagia ya di surga lihat Iin lulus, walaupun Bapak ga bisa menghadiri wisuda Iin. Tapi Iin tahu Bapak selalu menjaga Iin dari surga. Iin dedikasikan studi Iin buat Bapak, Iin ingin tunjukkan kalau Iin bisa buat Bapak bangga. Bapak,

  Iin mohon doanya ya supaya Iin bisa terus semangat & berjuang untuk masa depan Iin.

  3. Bu Ari selaku dosen pembimbing akademik, saya sangat berterima kasih kepada Ibu buat perhatian, dukungan, bimbingan serta bantuannya selama ini. Totalitas ibu sangat saya hargai dan syukuri. Tidak semua dosen bisa seperti Ibu. Bagi saya, Ibu bukan sekedar pembimbing akademik, tapi juga sosok Ibu yang sangat bijak & baik hati. Saya tetap mohon doa & dukungannya ya Bu. Semoga Tuhan memberkati Ibu dan keluarga.

  4. Yoga, yang sudah setia untuk aku repotin, yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantuku. Makasih udah sering numpang nge-print ngabisin tinta printer-nya Yoga. Makasih buat perhatian, dukungan, waktu yang sudah Yoga berikan. Maaf karena selama ini sudah sangat merepotkan. he..tetap semangat!

  5. Sahabat-sahabat terbaik-ku, walaupun kita saling berjauhan tapi kita tetap saling mendukung. Thanks 4 all…ana-ku, ani-ku, adek-ku. Buat bundo,

  nora, wenny, devi. Makasih buat kebersamaan & persahabatan yang udah

  kita bangun bersama. Semua proses yang kita lalui bersama, akan tetap ku kenang. Kalian orang-orang berharga dalam hidupku.

  6. Kak Ocha dan temannya Kak Ocha (maaf lupa namanya), makasih ya kak udah bantuin foto di depan ruang USG rumah sakit itu.he..

  7. Seluruh informanku, saya ucapkan terima kasih buat kerja sama dan bantuannya. Terima kasih karena telah membuka diri untuk saya wawancarai. Terima kasih sudah meluangkan waktu. Maaf jika ada xi perkataan atau perbuatan yang kurang berkenan. Data wawancara yang saya peroleh dari kalian sangat penting dan bermakna. Tanpa keterangan dari kalian, saya tidak bisa banyak bicara soal data.

  8. Saudara-saudaraku di PMK Apostolos, tempat-ku bertumbuh dalam iman & hidup. Kalian orang-orang luar biasa yang Tuhan siapkan untukku. Buat

  Bro’ Stenly (thanx buat advice-nya, aku selalu ingat kata-kata mu “In,

  semangat ngerjain skripsinya. Lakukan bagianmu dengan sungguh- sungguh maka Tuhan akan lakukan bagianNya”. Sungguh menguatkan bro, mungkin kita merasa apa yang kita kerjakan atau usahakan sepertinya sia-sia, Tuhan seakan-akan berdiam diri. Tetap percaya dalam iman Dia tidak pernah meninggalkan anakNya). Buat Mbak Ratih, aku juga selalu mengingat kata-kata Mbak, (“Kerjakan skripsi dengan sukacita, karena sukacita itu akan menjadi sumber kekuatan”). Buat Dhita (thanx ya bu buat dukungan & semangatnya).

  9. Teman-teman pelayanan PMK Efata, PMK Ebenhaezer, PMK

  Oikumene, thanx buat kebersamaan & kerja sama pelayanan kita selama

  ini lewat Panitia Sadhar Bermazmur, Rally Doa, Campus Christmast, Expo Pmk Insadha. Jangan lelah melayani Dia, lakukan yang terbaik. Kita adalah anak-anak Allah yang layak untuk Tuhan pakai untuk menjangkau banyak jiwa, untuk memperlebar kerajaan Allah, menebarkan kasih sehingga semakin banyak orang yang mengenal Tuhan serta menjadi pengikut-Nya. xii

  10. Ito Bob, thanx ya buat bantuannya men-translate teori-ku, terus buat

  Ester, makasih ya sista udah bantu translate abstrak ku. Maaf sudah sangat

  merepotkan. Translate-an nya sangat membantu bro’. Tetap semangat dan tetap sukacita…

  11. Teman-teman kos-ku sejak awal masuk tahun 2005 sampai sekarang, buat cicik-cicik (cik Emi, cik Desy, cik Julek, dkk..), buat Welly, Lisye, Linboy, Jean, Andien, Nita cute, Ella, Nuki, Tika, Bebe, Elsa..pokoknya semuanya..thanx sudah mengisi keseharianku di kos sehingga hari-hariku lebih menyenangkan. Aku bersyukur punya kakak, teman dan adik seperti kalian. Kalian semua orang-orang terbaik yang Tuhan kasih buatku sehingga aku bisa belajar proses hidup. Begitu pula dengan Bapak Sakijan & Ibu Sakijan selaku bapak dan ibu kos, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan doanya.

  12. Teman-teman asisten P2TKP (uci, sari, ita, mu2n, bety, iie, mb fany, mb ruri, mb indra, mb wulan, mb tinul, mas sumar, mas pache, tya, alma) + mbak Di + Pak Toni, terima kasih buat kebersamaan dan pengalaman berharga yang aku peroleh dari kalian. Tak lupa terima kasih buat Pak

  Priyo yang sudah mengijinkan saya untuk menjadi bagian dari P2TKP

  sehingga saya dapat memperoleh banyak ilmu serta pengalaman di dalamnya.

  13. Temen-temen asisten praktikum (tere, sari, mas toa, mu2n, bety, iie, dll) thanx ya buat kerjasamanya selama ini. Thanx juga buat sharing-sharing xiii nya, sangat bermanfaat & menguatkan. Senang bisa bekerja sama menjadi 1 tim dengan kalian. Sukses buat kita semua ya…tetap cemangat!!

  14. Bu Agnes, terima kasih sudah mengizinkan & memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi asisten sehingga saya bisa belajar banyak hal- hal terkait dengan Tes Inventori & Tes Proyektif: Grafis.

  15. Bu Titik yang sudah mengizinkan saya untuk membantu ibu dalam proses pengambilan data tesis ibu. Sungguh pengalaman yang sangat bermanfaat.

  16. Teman-teman seperjuangan khususnya temen-temen bimbingan Bu Siwi terutama Gita, Nurma, Wira, Mba nana, sungguh bersyukur bisa menikamti kebersamaan bersama kalian. Aku akan slalu mengenang perjuangan kita temanz..he..juga buat alma, arya, lilo, sinta, luky, tiwi, wida, kak bella, uci, rindy)..ouch…perjuangan kita tak akan pernah terlupakan & ini akan menjadi sejarah hidup kita yang berharga. Thanx ya buat kebersamaannya, sharing-sharing nya sangat menguatkan & mendukung. Kita sama-sama berjuang ya..keep contact!!

  17. Semua dosen dan karyawan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam pengurusan atau hal-hal yang terkait dengan prosedural akademis di sekretariat. Terima kasih sudah membantu saya dalam mengurus ijin serta surat-surat lainnya.

  18. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, saya ucapkan banyak terima kasih. Terima kasih buat dukungan, doa & perhatian yang selama ini diberikan kepada saya. Saya tahu bahwa kalian adalah orang- xiv orang luar biasa yang Tuhan sediakan & siapkan untukku. Saya percaya doa kalian selalu menyertai setiap langkah dalam hidup saya.

  Yogyakarta, Januari 2010 Penulis,

  Indayani Sitanggang xv

  DAFTAR ISI

  Halaman Judul.........................................................................................i Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ..............................................ii Halaman Pengesahan Penguji .................................................................iii Halaman Motto........................................................................................iv Halaman Persembahan ............................................................................v Halaman Pernyataan Keaslian Karya......................................................vi Abstrak ....................................................................................................vii

  

Abstract ...................................................................................................viii

  Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis ...........................................................................ix Kata Pengantar ........................................................................................x Daftar Isi..................................................................................................xvi Daftar Tabel ............................................................................................xx

  BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................1 A. Latar Belakang Masalah........................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................7 C. Tujuan Penelitian ..................................................................8 D. Manfaat Penelitian ................................................................8 xvi

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................10 A. Pengalaman ...........................................................................11 B. Kepemilikan ..........................................................................11

  1. Dualitas self menurut William James..............................12

  2. Teori interaksionisme simbolik George Mead .................17

  C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan ....................21

  1. Faktor internal ...................................................................21

  2. Faktor eksternal .................................................................22

  D. Teori Budaya Konsumen........................................................25

  E. Hand Phone.............................................................................28

  BAB III. METODE PENELITIAN.........................................................32 A. Jenis Penelitian......................................................................32 B. Definisi Operasional..............................................................32 C. Subyek Penelitian..................................................................33 D. Metode Pengumpulan Data ...................................................34 E. Analisis Data ........................................................................36 F. Keabsahan Data atau Verifikasi Data ...................................37

  1. Kredibilitas .......................................................................37 xvii

  2. Triangulasi........................................................................38

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................40 A. Proses Penelitian ................................................................40 B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................41 C. Hasil Penelitian ..................................................................43

  1. Deskripsi informan penelitian .......................................43

  D. Hasil Analisis Data Penelitian............................................48

  1. Apa yang dialami oleh mahasiswa yang menggunakan HP ...............................................48

  2. Bagaimana pengalaman kepemilikan HP tersebut dialami oleh mahasiswa? ............................................49

  ...............

  E. Hasil analisis data untuk informan yang berbeda

  62 1. .......................................67

  Apa makna HP pada mahasiswa

  F. Pembahasan Penelitian ......................................................68

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................71 A. Kesimpulan ........................................................................71 xviii

  B. Saran ..................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................73 LAMPIRAN............................................................................................75 xix

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Panduan Pertanyaan Wawancara ..............................................38 Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Wawancara...............................................41 Tabel 3. Data Demografi Informan.........................................................43 Tabel 4. Data Sintesis Pengalaman .........................................................49 Tabel 5. Ekspresi Perasaan jika lepas dari HP ........................................59 Tabel 6. Ekspresi Perasaan ketika berada dekat dengan HP ...................60 xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan kebutuhan

  masyarakat, produsen HP berlomba untuk mencari alternatif baru dalam teknologi seluler untuk menjaring pasar. Oleh karena itu, hanya dalam waktu yang singkat sudah ada pilihan baru yang disuguhkan kepada masyarakat. Pilihan yang ditawarkan mulai dari segi fungsi, kelengkapan dan kecanggihan fitur sampai dengan tampilan HP secara fisik. Jika dilihat dari fungsi HP, selain untuk menelepon dan menerima telepon, HP juga dapat digunakan untuk internet, penunjuk waktu, games, radio, MP3 (musik), voice dial (alat untuk memanggil perintah melalui suara untuk menelepon), voice note (perekam suara), SMS, luas bandwith (kekutaan jaringan sinyal), nada dering, stopwatch, warna layar, kalender, camera digital dan composer (nada dering sesuai keinginan pengguna).

  Kini hampir seluruh lapisan masyarakat pada semua tingkatan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan telah menggunakan HP.

  Kalangan muda, khususnya mahasiswa seringkali dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang dimunculkan di pasaran. Kelompok ini juga diyakini selalu ingin mengikuti trend gaya hidup terkini, terlepas dari apakah sesungguhnya mereka benar- benar membutuhkan produk tersebut dan mendapat manfaat dari produk yang

  1 dikonsumsinya (dalam Schiffman & Kanuk, 2003). Fokus dari produk HP selama ini juga tampak cenderung membidik segmen muda ini. Iklan produk yang sebagian besar menggunakan penyanyi ataupun pemusik idola anak muda saat ini adalah salah satu bukti dari kuatnya pemasaran HP pada segmen ini.

  Mahasiswa pun menggunakan HP dengan pelbagai fungsi dan tujuan. HP tidak hanya sebagai alat komunikasi semata, tetapi karena kelengkapan dan kecanggihan fitur yang dimilikinya, HP sudah menjadi bagian dari gaya hidup pada mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rayini Dahesihsari yang berjudul “Perilaku Konsumsi Telepon Seluler di Kalangan Mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta” pada tahun 2007. Responden penelitian ini adalah mahasiswa S-1 berjumlah 70 orang yang diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan penggantian HP pada mahasiswa sangat bervariasi, mulai dari rusak dan hilangnya HP, hingga kebutuhan serta keinginan untuk terus mengikuti perkembangan jaman dalam hal model dan fitur HP terkini. Alasan ini diungkapkan oleh 49% responden. Alasan lainnya adalah kebutuhan yang dipengaruhi lingkungan sosial yang dinyatakan oleh 61,80% responden. Kebutuhan tersebut antara lain supaya tidak dianggap “gaptek”, sebagai anak muda perlu tahu perkembangan terbaru, harus up to date, lebih modis dan supaya tampak modern (Manasa, Desember 2007, Volume 1, Nomor 2).

  Penelitian lain yang menunjukkan bahwa bagi mahasiswa HP dipandang sebagai simbol status sosial juga pernah dilakukan oleh salah seorang Staf Pengajar Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya yang bernama Atik Triatnawati (2003) pada 17 mahasiswa yang berusia di bawah 25 tahun. Judul penelitiannya adalah “Aspek Simbolisme Telepon Genggam”.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain menekankan pada aspek fungsi, gengsi juga menjadi pertimbangan kepemilikan HP. Hal ini tidak terlepas dari sifat kelompok muda yang selalu ingin berbeda, mengikuti mode sehingga HP pun akan diberi hiasan atau aksesoris. Di samping itu, bentuk HP lebih menjadi pertimbangan pokok daripada fungsi HP. Berkaitan dengan gengsi, responden menunjukkan kelas sosialnya melalui dering lagu dan nomor-nomor favorit yang memiliki arti bahwa pemiliknya selalu ingin mengikuti mode dan ini memiliki konsekuensi pada biaya (Humaniora Volume XV, No 1/2003).

  Penelitian sejenis lainnya pun pernah yang dilakukan oleh Denny Dharma Setianto dan Bertina Sjabadhyni dengan judul “Hubungan antara Harga Diri dan Kriteria Evaluasi HP pada Konsumen Dewasa usia 20-30 tahun”. Melalui penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bagian terbesar dari sampel penelitian menempatkan performa sebagai dimensi utama dalam menentukan karakteristik seluler yang sesuai dengan dirinya, kemudian diikuti dengan kualitas, estetika dan fasilitas (Psikologi ekonomi dan konsumen, Juli 2005).

  Ketiga penelitian tersebut menggambarkan bahwa benda-benda tidak hanya sekedar dilihat dari fungsinya (yang memiliki nilai-manfaat) tetapi benda-benda juga memiliki nilai tukar yang dapat dihubungkan dengan beberapa sistem kebutuhan manusia (dalam Pilliang, 1999). Melalui ketiga penelitian, terlihat bahwa ketika mahasiswa menggunakan HP, mereka tidak hanya sekedar memandang HP dari segi fungsi dan manfaatnya saja. Akan tetapi, ada semacam kebutuhan tertentu yang mendorong mereka untuk mengkonsumsi HP. Hal ini sejalan dengan pandangan Baudrillard yang mengatakan bahwa nilai manfaat yang “hakiki” dari benda-benda hilang. Hal ini disebabkan oleh dominasi nilai tukar yang menyebabkan komoditas sebagai tanda sehingga konsumsi tidak lagi sebagai konsumsi nilai-manfaat suatu keperluan material tetapi menjadi konsumsi tanda atau nilai simbolik (dalam Featherstone, 2001).

  Ketiga penelitian tersebut menggambarkan bagaimana kalangan muda memfungsikan HP. Hal ini menjadi suatu hal yang menarik bagi peneliti untuk menelusuri lebih lanjut tentang kepemilikan HP pada mahasiswa. Peneliti mencoba melakukan survei pendahuluan (2009) terhadap 35 mahasiswa dari beberapa universitas di Yogyakarta. Peneliti mengajukan dua pertanyaan, yaitu perasaan yang mereka rasakan jika lupa membawa HP saat beraktivitas dan arti HP bagi mereka. Survei pendahuluan ini mengungkapkan bahwa mereka akan merasa sedih, gelisah, cemas, bingung, hampa, gundah gulana, tidak tenang, khawatir, tidak nyaman, merasa ada yang kurang lengkap, kehilangan sesuatu karena tidak ada hiburan, sepi dan bosan karena tidak ada yang dikerjakan jika sampai lupa tidak membawa HP. Sedangkan, arti HP bagi ke-35 mahasiswa ini menunjukkan bahwa HP merupakan kebutuhan primer, ajang mencari selingkuhan, barang yang penting, praktis, mudah, murah, tidak boleh terlupakan karena mobilitas tinggi, alat pengingat, alat untuk menyimpan data dan catatan, sudah menjadi bagian dari hidup di zaman sekarang, ajang

  narsis, hiburan dan modem.

  Peneliti pun mencoba mengakses informasi dari beberapa multiply dan blog di internet tentang penggunaan HP pada masyarakat umum. Banyak komentar atau pernyataan yang muncul dari masyarakat saat diminta untuk menjelaskan arti HP. Beberapa komentar yang disampaikan antara lain:

  Seorang karyawati di Jakarta Timur yang berusia 30 tahun menyatakan bahwa ia sangat tidak bisa bertahan tanpa HP karena HP sudah seperti pacar keduanya. Karyawati ini pun menganggap jika ada yang menghubunginya lewat HP, tandanya masih ada yang menyayanginya. Pendapat lainnya dikemukakan oleh seorang perempuan (33 tahun, Jakarta). Perempuan ini mengatakan bahwa tidak akan bisa tahan satu hari tanpa HP dan sepertinya lebih baik ketinggalan dompet daripada HP. Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh seorang perempuan (28 tahun, Tangerang). Lebih baik tidak membawa uang daripada tidak membawa HP. Jika tidak membawa uang masih bisa menelepon suami untuk mentransfer uang (Femina, 10 Desember 2008).

  Ada pula seorang wanita yang berpendapat bahwa dalam waktu sepuluh menit tanpa HP merasa seperti terkucil dari dunia luar. Lebih lanjut wanita ini mengungkapkan aktivitasnya sangat tergantung oleh HP sehingga tidak pernah dinonaktifkan kecuali saat ibadah (33 tahun, Jakarta). Hal serupa dirasakan oleh seorang perempuan (32 tahun, Jakarta). Perempuan ini mengemukakan bahwa tidak menjadi masalah jika dalam waktu satu atau dua hari tanpa HP, tetapi jika lebih dari itu pasti sudah seperti orang hilang di hutan rimba (Femina, 10 Desember 2008). Selain itu, seorang mahasiswa (20 tahun, Bali) memaknai HP sebagai teman yang selalu menemaninya dan alat yang serba bisa. Jika lupa membawa HP saat beraktivitas, yang dirasakan adalah bosan karena tidak ada yang bisa dikerjakan (Chika, komunikasi pribadi, 2009)

  Melalui kutipan tersebut, terlihat bahwa HP tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari bahkan mengarah pada tingkat ketergantungan dan kelekatan tertentu terhadap HP. Taraf ketergantungan ini terekspresi dalam keterlibatan emosional pengguna terhadap HP. Hal ini terbukti dari ekspresi perasaan sedih, khawatir, takut dan kehilangan apabila individu yang memiliki HP berpisah atau berada jauh dari HP-nya. Sebaliknya, apabila individu berada dekat dengan HP maka akan mengalami perasaan positif seperti aman, tenang, nyaman dan senang.

  Fenomena ini menunjukkan bahwa pengaruh teknologi penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lari dari teknologi. Manusia pun tidak mungkin hidup dalam dunia yang tidak menggunakan teknologi apapun. Teknologi ada dimana-mana dan mempengaruhi hidup manusia hampir di semua bidang kehidupan (dalam Francis Lim, 2008). Namun, sejauh ini peneliti belum menemukan adanya penelitian yang mengkaji ke arah bagaimana gambaran pengalaman kepemilikan HP pada mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian-penelitian yang sebelumnya dilakukan lebih menunjukkan bahwa awalnya pada mahasiswa, fungsi HP lebih dipentingkan dari segi manfaatnya, tetapi dalam perjalanannya HP tidak hanya sebagai fungsi manfaat saja tetapi menjadi simbol status seseorang. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti akan mencoba mendeskripsikan bagaimana gambaran pengalaman kepemilikan HP pada mahasiswa. Penelitian ini penting dilakukan mengingat interaksi yang dimediasi oleh HP tampaknya semakin menggeser interaksi langsung atau komunikasi secara tatap muka langsung.

  Manusia yang dulu merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain dan tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain kini berubah menjadi manusia individual yang lebih mengutamakan kebutuhannya sendiri. Manusia dapat memperoleh informasi tanpa harus menemui orang lain secara langsung, artinya manusia tidak perlu mendatangi tempat tinggal orang yang bersangkutan untuk menanyakan suatu hal. Manusia lebih memilih untuk berkomunikasi melalui HP daripada berkomunikasi secara tatap muka langsung karena lebih cepat, mudah, lebih efisien dan efektif dari segi waktu dan tenaga. Contoh lainnya di saat sedang merayakan hari besar seperti lebaran atau natal, kebanyakan orang meminta maaf lewat SMS atau telepon. Orang merasa sudah cukup dengan komunikasi melalui SMS dan telepon, hanya dalam waktu beberapa detik saja pesan yang dikirim dapat langsung diterima. Padahal ketika HP belum ada, orang berbondong-bondong untuk bersilaturahmi ke keluarga masing-masing untuk saling bermaafan.

  Dampak lain dari adanya HP adalah menjadi tidak dipedulikan atau diperhatikan saat berkomunikasi secara tatap muka langsung. Situasi seperti ini pernah dialami oleh seorang mahasiswi dimana ketika mahasiswi tersebut sedang berkumpul dengan beberapa orang teman yang memiliki ketergantungan pada HP, peneliti merasakan komunikasi pun menjadi tidak lancar karena masing-masing teman sibuk dengan HP nya sendiri-sendiri. Lain halnya ketika belum ada HP, komunikasi secara tatap muka langsung menjadi lebih menyenangkan dan ada keterlibatan secara emosional (Krisentia, komunikasi pribadi, 2009).

B. Rumusan Masalah

  Bagaimana gambaran tentang pengalaman kepemilikan HP pada mahasiswa di Yogyakarta?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran tentang pengalaman kepemilikan HP pada mahasiswa di Yogyakarta.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori ilmu psikologi terutama dalam bidang psikologi sosial berkenaan dengan pengalaman mahasiswa khususnya dalam hal kepemilikan HP. Selain itu, peneliti juga mengharapkan penyajian fakta-fakta, wacana dan referensi dalam penelitian ini dapat mengembangkan ilmu di bidang sosial.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi informan dan para mahasiswa lainnya

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi para informan sebagai pengguna HP itu sendiri dan juga bagi para mahasiswa lain untuk dapat memahami kepemilikan mereka terhadap HP sehingga lebih bersikap bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan HP.

  b. Bagi masyarakat pada umumnya

  Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat pada umumnya mampu menyingkapi masalah penggunaan HP secara bijaksana.

  Perkembangan teknologi memang tidak bisa ditolak, semua kembali lagi kepada kita sebagai pengguna teknologi tersebut untuk bisa bersikap bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi tersebut.

c. Bagi peneliti

  Penelitian ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk berpikir kritis, menganalisa dan mampu menarik kesimpulan dari kasus- kasus yang terkait dengan fenomena yang akan dideskripsikan.

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini akan diuraikan teori-teori yang diharapkan bisa

  membantu peneliti menjelaskan gambaran tentang pengalaman kepemilikan HP pada mahasiswa di Yogyakarta. Pada awal bab ini akan diuraikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan pengalaman dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti pun akan menjelaskan teori kepemilikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan. Di samping itu, peneliti pun akan menjelaskan mengenai HP secara umum berkenaan dengan sejarah singkat munculnya HP dan perkembangan HP. Kemudian, akan diuraikan pula tentang beberapa teori yang diharapkan dapat membantu menjelaskan gambaran tentang pengalaman kepemilikan HP bagi individu dan masyarakat. Ada tiga teori yang akan dijelaskan yaitu teori self (kepemilikan), teori interaksionisme simbolik dan teori budaya konsumen. Pada bagian ini juga akan diuraikan tentang konteks penelitian ini yaitu mahasiswa usia 18-24 tahun yang menggunakan HP di Yogyakarta.

  Teori kepemilikan digunakan untuk menjelaskan pengalaman mahasiswa dalam hal kepemilikan HP. Teori interaksionisme simbolik adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami makna di balik suatu benda, komunikasi dan interaksi sosial. Makna dan simbol suatu benda bisa dimaknai berbeda, tergantung pada siapa atau kelompok mana yang memaknai benda tersebut. Dalam hal ini, teori interaksionisme simbolik dipakai oleh peneliti untuk memahami bagaimana memaknai HP. Kemudian, teori budaya konsumen adalah teori budaya yang dicirikan dengan perubahan fungsi sebuah benda, dimana benda itu bukan lagi digunakan karena fungsi dan manfaatnya tetapi lebih ke makna simbolik yang kemudian menjadi fungsi sosial sehingga terjadi pembentukan perbedaan-perbedaan status, simbol dan prestise sosial berdasarkan kepemilikan akan benda tersebut.

  A. Pengalaman

  Pengalaman adalah keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian.

  Dalam penelitian ini, peneliti mengeksplorasi pengalaman-pengalaman pribadi yang bersifat subyektif dan mendalam dari seorang subyek penelitian. Melalui data pengalaman individu dapat diketahui data tentang motif, cita-cita dan pandangan hidup, kebiasaan-kebiasaan, perasaan, sikap individu terhadap sesuatu hal (dalam Kriyantono, 2006). Demikian halnya dengan pengalaman kepemilikan yang akan membantu kita dalam memahami suatu kepemilikan HP pada mahasiswa. Pengalaman yang dimaksudkan dalam penelitian ini mencakup apa yang dipikirkan, dirasakan dan dinilai oleh mahasiswa terhadap kepemilikan HP.

  B. Kepemilikan

  Sebelum masuk ke penjelasan mengenai teori interaksionisme simbolik, peneliti akan menguraikan terlebih dahulu teori yang dikemukakan oleh William James mengenai self karena George Mead yang mengungkapkan tentang teori interaksionisme simbolik sangat dipengaruhi oleh pemikiran William James tentang pembedan antara I dan ME dalam mendefinisikan tentang self .

1. Dualitas self menurut William James

  William James adalah ahli psikologi pertama yang mengenalkan dualitas self yaitu self sebagai I dan ME. Aspek I adalah menunjuk aspek

  self yang secara aktif memahami, berpikir atau melihat. Aspek I terdiri dari

  semua proses psikologis dasar seperti persepsi, sensasi dan pikiran. I menunjuk pada kesadaran kita bahwa kita sedang berpikir atau kesadaran kita bahwa kita sedang memahami proses fisik atau psikis itu sendiri.

  Kemudian, James menggunakan istilah ME untuk menunjuk aspek self sebagai obyek perhatian kita, sebagai objek pikiran dan persepsi kita.

  ME mengarah kepada ide-ide individu tentang siapa dia dan seperti apa dia. Contoh: saya berpikir bahwa saya atletis dan saya berpikir bahwa saya tidak patuh. Ahli psikologi menyebutnya sebagai keyakinan yang berhubungan dengan ide-ide orang tentang seperti apa mereka. Lebih jelasnya, hal ini mengarah pada ide orang tentang who they are atau what they are like. Ahli psikologi pada umumnya menggunakan istilah yang berbeda untuk memahami dua aspek dari Me. Istilah self-concept digunakan untuk memahami cara orang berpikir tentang ciri-ciri dirinya sendiri dan istilah

  self-esteem dipakai untuk memahami cara orang merasakan ciri-ciri dirinya sendiri.

  Hal terpenting dari perspektifnya William James adalah aspek Me yang disebut juga sebagai empirical self . Hal ini mengarah kepada segala macam ide orang dalam berpikir tentang dirinya sendiri yang memiliki komponen material. Komponen material dari Me ini merupakan perluasan

  

self ke lingkungan yang mengarah pada obyek, orang dan tempat nyata yang

menandakan kepemilikan.

  

“The empirical self of each of us is all that he is tempted to call by the

name of me. But it is clear that between what a man calls me and what

he simply calls mine the line is difficult to draw. We feel and act

about certain things that are ours very much as we feel and act about

ourselves. Our fame, our children, the work of our hands, may be as

dear to us as our bodies are, and arouse the same feelings and the

same acts of reprisal if attacked. And our bodies themselves, are they

simply ours, or are they us?” (dalam James, 1980)

  Dua bagian dari komponen material adalah tubuh dan segala macam bentuk kepemilikan. Kepemilikian mencakup kepemilikan akan seseorang, tempat dan benda sejauh segala sesuatu tersebut secara psikologis menjadi bagian dari siapa dirinya. Misalnya, seseorang berbicara tentang kakiku atau lenganku. Entitas tersebut jelas bagian yang intim yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, perasaan dia tentang self tidak hanya dibatasi pada tubuhnya tetapi bisa pula meluas mencakup orang lain (anak- anakku), binatang kesayangan (anjingku), kepemilikan (mobil), tempat (rumah tinggalku), dan produk-produk lain (lukisanku).

  Pada masa sebelum James menulis bukunya tentang “The

  

Consciousness of Self”. Penelitian psikologi tentang self sangat terbatas

  pada self secara fisik. Ketika orang mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan ketika diberikan berbagai macam stimuli, beberapa mengatakan hal-hal yang berkenaan dengan kesadaran tentang keadaan tubuhnya. Contoh, ‘my arms feel heavy’. Ini merupakan aspek self. Akan tetapi, James memperluas studi self mencakup aspek non fisik dari seseorang. Dia percaya bahwa self bersifat fluid dan mencakup lebih dari fisik tubuh kita. James percaya bahwa kita dapat membuat determinasi tentang self dan non self melalui pemeriksaan investasi emosi kita atas entitas tersebut. Jika kita merespon dalam cara emosional ketika entitas dipuji atau diserang, maka entitas tersebut cenderung menjadi bagian dari

  self.

  

“in its widest possible sense, ….. a man’s Self is the sum total of all

that he CAN call his, not only his body and his psychic powers, but

his clothes and his house, his wife and children, his ancestors and

friends, his reputation and works, his lands and horses, and yacht and

bank account. All these things give him the same emotions. If they

wax and prosper, he feels triumphant; if they dwindle and die away,

he feels cast down – not necessarily in the same degree for each

thing, but in much the same way for all.” (James, 1890 dalam Murty,

2005)

  Cara yang lain untuk menentukan apakah sesuatu bagian dari perluasan self adalah dengan melihat bagaimana kita bertindak terhadapnya. Jika kita memberi perhatian yang berlebih-lebihan terhadap entitas dan usaha untuk meningkatkan atau mempertahankannya, kita dapat memasukkan entitas tersebut sebagai bagian dari self.

  Ada dukungan penelitian yang baik ditujukan pada intuisi James berkenaan dengan hubungan dekat antara kepemilikan dan self (Belk, 1988, dalam Handayani, 2006). Orang secara spontan memilih kepemilikannya ketika diminta menggambarkan diri mereka sendiri.

  Orang juga mengoleksi kepemilikan. Anak-anak muda, menjadi kolektor berbagai macam barang. Koleksi tersebut bukan secara sederhana dihargai untuk nilai materialnya (yang sering sepele atau tidak berarti), justru mereka merepresentasikan aspek penting dari self. Kecenderungan untuk memperlakukan kepemilikan sebagai bagian dari self berlanjut sepanjang kehidupan kita, hal ini mungkin menjelaskan mengapa orang mengalami kesulitan untuk membuang pakaian tuanya atau kepemilikan lain yang mungkin sudah tidak berguna. Ada beberapa alasan tentang kecenderungan ini, antara lain:

a. Kepemilikan memberikan fungsi simbolik

  Benda-benda kepemilikan membantu orang mendefinisikan dirinya sendiri. Pakaian yang kita kenakan, mobil yang kita kemudikan, dan cara kita mendadani rumah dan kantor memberi tanda untuk diri kita sendiri dan orang lain tentang siapa diri kita atau ingin dikenal seperti apa diri kita. Kepemilikan seperti pakaian, mobil, rumah, dan dekorasi kantor membantu individu mendefinisikan dirinya sendiri (Wicklund & Gollwitzer, l982, dalam Handayani, 2006). Fungsi-fungsi tersebut mendukung pendapat Sartre (l958, dalam Handayani, 2006) tentang klaimnya bahwa orang mengakumulasikan kepemilikan untuk memperluas perasaan self nya.

b. Kepemilikan juga memperluas self

  Kepemilikan juga memperluas identitas diri (Unruh 1983, dalam Handayani, 2006). Sebagian besar orang mengambil langkah untuk menjamin surat-suratnya, foto-foto, kepemilikan dan tanda mata dengan memberikannya pada orang lain saat dia meninggal. Hal ini misalnya tampak dalam kecenderungan orang untuk mencari kekekalan melalui pewarisan kepemilikannya kepada generasi berikutnya.

c. Respon emosional orang terhadap kepemilikannya juga

  menegaskan kepentingannya atas self

  Orang yang kehilangan dompetnya akan merasa lebih sedih daripada kehilangan fotonya atau uangnya. Beberapa orang bereaksi ekstrim ketika mobilnya dalam bahaya karena diserempet, dan lain- lain. Akhirnya, beberapa orang yang kehilangan kepemilikannya secara alami akan mengalaminya sebagai bencana mirip ketika ia kehilangan seseorang yang dia cintai (McLeod, l984, dalam Handayani, 2006).