Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Tambrauw

  Besar dan kecilnya luas wilayah masing-masing distrik yang ada di Kabupaten Tambrauw ini di masa depan akan menjadi kendala dalam pengembangan wilayah kabupaten secara keseluruhan. Distrik dengan luas wilayah yang besar memerlukan prasarana dan sarana wilayah yang lebih menyebar untuk menjangkau kelompok- kelompok masyarakat, dibandingkan distrik dengan luas wilayah yang kecil yang penempatan sarana dan prasarana wilayahnya dapat lebih kompak atau memusat. Oleh karenanya, tindakan Pemerintah Kabupaten Tambrauw untuk memekarkan wilayah distrik dengan luas yang besar menjadi beberapa distrik merupakan tindakan yang tepat. Untuk lebih jelasnya Orientasi Wilayah Kabupaten Tambrauw dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  2 .1 K ondisi U m um 2 .1 .1 Profil Ge ogra fi 2 .1 .1 .1 Le t a k , Lua s da n Ba t a s Ge ogra fis

  abupaten Tambrauw merupakan Kabupaten baru yang terletak di bagian wilayah kepala burung Pulau Papua. Kabupaten Tambrauw secara geogfrafis terletak di 132 35’ BT (Bujur Timur) – 134 45’ BT (Bujur Timur) dan 0 15’ LS (Lintang Selatan) – 3 25’ LS (Lintang Selatan). Posisi geografis tersebut sangat strategis karena berada pada lintas pergerakan Barat – Timur Pulau Papua dan

K K

  perairan laut yang berbatasan merupakan jalur transportasi internasional, sehingga pengembangan sarana dan prasarana Kabupaten Tambrauw ke depan dapat memanfaatkan peluang dari kestrategisan posisi geografis ini (misalnya pada pengembangan Pelabuhan Lautnya).

  Berdasarkan Undang-Undang RI No. 56 Tahun 2008, Kabupaten Tambrauw merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari. Kabupaten 2 Tambrauw memiliki luas administrasi 5.179,65 km yang terdiri dari 6 distrik. Distribusi luas wilayah distrik di Kabupaten Tambrauw belum merata. Sebagian distrik memiliki luasan yang jauh lebih besar dibandingkan distrik-distrik lainnya.

Gambar 2.1 Peta Batas Administrasi

  2 .1 .1 .2 Ba t a s Wila ya h Da n Pusa t Adm inist ra si Pe m e rint a ha n

  Kawasan Perkotaan Feef merupakan I bukota Kabupaten Tambrauw. Adapun batas wilayah Kabupaten Tambrauw adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Samudera Pasifik

   

  Sebelah Selatan : Kabupaten Sorong Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Sorong

   Sebelah Timur : Distrik Sidey, Kab. Manokwari

   Batas wilayah Kabupaten Tambrauw dapat dilihat pada Gambar 2.2.

  2 .1 .1 .3 K lim a t ologi

  Kabupaten Tambrauw termasuk daerah beriklim tropika humida dengan curah hujan berkisar antara 2.200 – 2.500 mm pertahun. Curah hujan rata-rata pertahun adalah 110 mm dengan rata-rata hari hujan perbulan adalah 16 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret mencapai 337 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus mencapai 11 mm. Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret mencapai 21 hari sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan April, Mei dan Oktober yang mencapai 13 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada dan

Tabel 2.1 Gambar 2.3.Gambar 2.2 Peta Batas WilayahTabel 2.1 Jumlah Curah Hujan Harian dan Hujan Bulanan Di Kabupaten Tambrauw Tahun 2008

  Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Februari dan kelembaban udara terendah pada bulan Agustus. Penyinaran matahari di wilayah ini adalah 59,67% , sedangkan tekanan udara rata-rata adalah 1007,9 mb. Rata-rata kecepatan angin pertahun adalah 8 knot. Selengkapnya dapat dilihat pada

  Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan (mm) (hari) Januari 220

  dan

Tabel 2.2

  Sebagai daerah tropis seperti halnya dengan daerah lain di I ndonesia, wilayah Kabupaten Tambrauw mempunyai topografis daerah pantai, dataran rendah hingga pegunungan. Pada tahun 2008, Kabupaten Tambrauw menurut pencatatan Stasiun Meteorologi dan Geofisika Rendani memiliki tingkat kelembaban udara relatif tinggi yang berkisar antara 80% - 86% dengan rata-rata kelembaban udara 83% .

  4 Agustus

  22 Sumber : Tambrauw Dalam Angka 2009 Bulan

  12 Desember 121

  6 November 106

  8 Oktober 114

  65

  6 September

  58

  5 Juli 106

Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.2 Temperatur Minimum dan Maximum Di Kabupaten Tambrauw Tahun 2008 Suhu Minimum Maksimum

  13 Juni 203

  16 Mei 246

  Berdasarkan intensitas hujan per hari hujannya, Kabupaten Tambrauw berada pada kelas berintensitas sangat rendah sampai rendah. Dalam hal ini, wilayah Kabupaten Tambrauw relatif aman terhadap bencana banjir dan longsor apabila fungsi perlindungan kawasan dengan kelerengan tinggi / curam dan fungsi perlindungan pada daerah aliran sungai dan kawasan resapan air tanah tidak diganggu. Sebaliknya, Kabupaten Tambrauw cukup rentan terhadap kekeringan terutama di musim kemarau.

  22 Maret 246

  16 Februari 554

  Suhu di wilayah ini minimum 22,7 C dan maksimum 33 C dengan suhu rata-rata 27,3 C. Suhu udara pada tahun 2008 berkisar antara 23,4 C dan 31,9 C. Suhu terendah terjadi di bulan Juli dan tertinggi di bulan Oktober.

  Bulan Sumber : Tambrauw Dalam Angka, 2009

  Januari 23,4 29,2 Februari 23,0 31,2 Maret 23,2 32,0 April 23,6 32,0 Mei 23,8 31,8 Juni 23,4 32,2 Juli 23,5 31,6 Agustus 23,3 31,5 September 23,3 30,1 Oktober 23,9 32,2 November 23,4 31,9 Desember 23,0 31,2

  20 April 280

Tabel 2.3 Rata- rata Kelembaban Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kecepatan Angin di Kabupaten Tambrauw Tahun 2008 Kelembaban Penyinaran Tekanan Udara Kecepatan Udara (%) Matahari (%) (mb) Angin (Knot)

  Secara umum wilayah Papua terletak pada pertemuan dua lempengan kerak bumi , yaitu lempeng Pasifik yang bergerak ke arah Barat dan lempengan Samudera I ndonesia-Australia-Papua yang bergerak ke arah Utara. Akibat pertemuan lempengan tersebut banyak terjadi lipatan pegunungan dan patahan di daerah Papua ( Gambar

  7 November

  84 60 1.009,1

  8 Desember

  86 48 1.009,5

  10 Bulan

  Sumber : Tambrauw Dalam Angka, 2009 2 .1 .1 .4 Ge ologi Da n Ge om orfologi

  2.4 ). Gerakan lempeng Pasifik relatif ke arah Barat diperkirakan rata-rata 11 cm/ tahun,

  8 Oktober

  sedangkan gerakan lempeng Samudera I ndonesia- Australia-Papua relatif ke arah Utara diperkirakan rata-rata 7 cm/ tahun.

  Pada Pertemuan kedua lempeng ini terjadi subduksi atau penyusupan satu sama lain, yaitu lempeng Pasifik menyusup di bawah lempeng Samudera I ndonesia-Australia- Papua. Akibat interaksi kedua lempeng kerak bumi tersebut banyak terjadi lipatan (pegunungan) dan patahan di daerah Papua. Bentukan patahan-patahan ini yang menimbulkan daerah atau wilayah-wilayah yang berpotensi gempa.

  Upaya untuk menanggulangi dampak negatif akibat bencana alam tersebut adalah dengan dilakukan tindakan penanggulangan bencana yang berupa mitigasi. Mitigasi merupakan proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalkan dampak negatif bencana alam yang diantisipasi akan dapat terjadi di masa akan datang di suatu daerah tertentu. Berdasarkan hal tersebut dalam perencanaan wilayah diperlukan strategi dalam pembangunan, yaitu :

  1. Pengembangan kota terutama pembangunan fisik bukan di daerah patahan.

  2. Pemanfaatan sumber daya alam bahan galian dengan optimal.

Gambar 2.4 Sebaran Palung dan Gunung Api di I ndonesia

  Secara umum kondisi geologi Kabupaten Tambrauw didominasi oleh batuan Sedimen liat berlempung, batuan endapan Tersier, dan batuan endapan Kuarter. Formasi batuan terdiri dari atas batuan sedimen batu kapur, pasir, lanau, dan batuan pluton. Struktur geologi memiliki sesar naik, sesar turun, dan lipatan yang umumnya berada di wilayah dataran tinggi dan lembah-lembah. Batuan di Kabupaten Tambrauw merupakan endapan batuan sedimen berumur Tersier yang sangat tua, telah terkonsolidasi sempurna, dan telah mengalami berbagai peristiwa tektonik, sehingga

  84 65 1.009,7

  81 61 1.007,7

  Januari

  81 43 1.008,8

  85 41 1.007,5

  6 Februari

  85 56 1.009,5

  8 Maret

  86 52 1.009,0

  10 April

  8 Mei

  6 September

  83 47 1.006,1

  6 Juni

  85 56 1.008,5

  6 Juli

  86 60 1.008,9

  6 Agustus

  84 56 1.009,9

A. Geologi

  bersifat kompak. Endapan batuan tersebut tersebar mulai dari Selatan di Distrik Babo Satuan perbukitan rendah tersebar di bagian tenggara daerah kajian terutama (Kabupaten Teluk Bintuni) hingga ke Utara di wilayah pantai Kabupaten Tambrauw. disusun oleh batuan sedimen klasik dan batuan vulkanik, luas satuan ini mencapai 15 Batuan tersebut mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan dan meneruskan % dari luas wilayah. aliran air tanah, atau dinyatakan sebagai impermeable sampai semi impermeable yang

  Satuan dataran yang disusun oleh aluvium sebarannya sangat terbatas, yaitu di tidak berperan sebagai akuifer air tanah yang baik, kecuali pada lapisan yang relatif sepanjang aliran sungai besar dan pantai. Setempat satuan ini menempati daerah sangat tipis di bagian atas di dekat permukaan yang lebih gembur dan mampu pinggiran pantai yang sempit. Satuan ini dibentuk oleh pasir, lumpur dan lempung. menyimpan serta meneruskan air tanah karena telah mengalami pelapukan. Namun jika

Sifat Fisik dan Keteknikan Batuan/ Tanah

  batuan sedimen kompak tersebut oleh proses tektonik terkekarkan secara intensif, Salah satu aspek geologi lingkungan yang cukup penting dalam menunjang maka dapat berperan sebagai akuifer air tanah yang produktif. perencanaan, pengembangan kota adalah sifat fisik dan keteknikan batuan dan tanah

  Geologi daerah Tambrauw terdiri dari batuan sedimen Pratersier berupa batuan penutupnya. Pengamatan ciri-ciri fisik batuan dan tanah dilakukan langsung di lapangan secara megaskopis yang tampak dominan, baik di permukaan maupun sedimen klastik, karbonat, plutonik (granit), batuan vulkanik berupa lava, aglomerat, bawah permukaan dengan batuan hasil peneliti terdahulu. breksi, tufa dan lahar serta batuan metamorfik. Batuan sedimen tersier terdiri dari batuan sedimen klastik, vulkanik dan karbonat. Batuan kuarter terdiri dari endapan

  Sifat fisik dan keteknikan batuan/ tanah di daerah kajian berdasarkan hasil peneliti pantai, endapan sungai, endapan limpas banjir. terdahulu dapat dikemukakan sebagai berikut :

  Endapan sedimen dengan umur kuarter hanya muncul di beberapa tempat, sedang

   Sedimen Batuan Pratersier

  Terdiri dari batuan sedimen klastik, karbonat, vulkanik, plutonik, metamorfik, endapan sedimen resen (Qa) hanya mengisi lembah-lembah muda di mana saat ini umumnya berwarna kuning kecoklatan hingga keabuan, bersifat padat -kurang sungai besar dan anak sungainya mengalir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada padat, agak keras-keras, kelulusan rendah-sedang, daya dukung sedang-tinggi Gambar 2.5 . dan mudah-sukar digali.

B. Geomorfologi

   Satuan Batuan Tersier

  Terdiri dari sedimen klastik, vulkanik dan karbonat, umumnya berwarna abu-abu Berdasarkan tataan fisiografi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (1992), morfologi wilayah Kabupaten Tambrauw dapat dibagi menjadi tiga (3) satuan, hingga keckolatan, bersifat keras, tingkat kelulusan rendah, daya dukung tinggi yaitu pegunungan struktur, perbukitan rendah dan pedataran. dan sukar digali.

  Satuan perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup sekitar 80 % luas daerah dan berketinggian 200 m dpl. Satuan ini disusun oleh batuan gunung api, batuan sedimen klastik, karbonat, batuan terobosan, batuan malihan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai hampir di seluruh daerah kajian.

Gambar 2.5 Geologi

  1. Air PermukaanSatuan Batuan Kuarter

  Terdiri dari endapan pantai, endapan sungai, endapan limpas banjir. Endapan pantai Dijumpai berupa air sungai dan danau/ rawa yang sifat dan kondisi keairannya berupa pasir berbutir halus-sedang, lempung lanauan dan banyak mengandung sangat dipengaruhi oleh iklim, vegetasi dan karakteristik fisik batuan terhadap pecahan cangkang kerang, berwarna abu-abu hingga kecoklatan, bersifat lepas, air. Sumber air permukaan berupa sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun. membundar tanggung, terpilah baik, kelulusan tinggi, daya dukung rendah, dan Hal ini mengindikasikan bahwa sumber air permukaan di wilayah ini tidak mudah digali. terbatas. Di wilayah Kabupaten Tambrauw terdapat 15 buah sungai yang Endapan sungai berupa pasir halus-kasar, lanauan, sedikit lempung, kerikil dan terpanjang. Sungai Wariori merupakan sungai yang terpanjang, yaitu 96 km. bongkah andesit; umumnya berwarna coklat hingga keabuan, bersifat lepas, butiran Berdasarkan penelitian sebelumnya di daerah pantai yang mempunyai akuifer membundar-membundar tanggung, terpilah sedang-baik kelulusan sedang-tinggi, produktif dan luas penyebarannya, mempunyai debit 5 liter/ detik (Direktorat daya dukung rendah-sedang dan mudah digali.

  Geologi Tata Lingkungan).

  2. Air Tanah Struktur Geologi

  Air tanah di daerah kajian sangat tergantung dari kondisi geologi dan Struktur geologi yang berkembang di daerah kajian umumnya berupa sistem lipatan morfologinya. Berdasarkan hal tersebut dari produktifitas akuifernya, daerah yang relatif berkembang di daerah bagian tengah. Sumbu lipatan umumnya berarah kajian dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) daerah, yaitu : Barat-Timur atau Barat Daya-Timur Laut.

  • Daerah dengan akuifer produktif, keterusan sedang-tinggi, kebanyakan

  Di daerah kajian, sesar besar yang dijumpai adalah Patahan Sorong yang memanjang dijumpai pada batuan sedimen kuarter terutama pada batuan sedimen klastik dari kepala burung bagian Utara melalui Tambrauw hingga Selatan Sentani Jayapura, dan batuan vulkanik.

  • serta patahan Wandamen (Ransiki) yang berarah Utara-Selatan.

  Daerah dengan akuifer produktif sedang keterusan sedang-rendah (beragam), dijumpai pada batuan tersier.

  • C. Kondisi Geohidrologi

  Daerah air tanah langka, keterusan umumnya rendah-sangat rendah, Hidrologi suatu wilayah perlu diketahui dan dikemukakan karena sangat penting dalam setempat air tanah dalam jumlah terbatas dapat diperoleh terutama pada pengendalian serta pengaturan air. Hal ini menyangkut kebutuhan akan air minum dan daerah lembah atau zona pelapukan batuan. air bersih. Sumber air konvensional suatu wilayah tergantung dari daur hidrologi

  2 .1 .1 .5 T opogra fi, M orfologi Da n K e le re nga n alamiah dan daur hidrologi yang sudah dipengaruhi oleh manusia.

  Kabupaten Tambrauw terletak 0 sampai ± 3000 meter di atas permukaan laut. Daur hidrologi alamiah dipengaruhi oleh kondisi cuaca topografi, geologi dan letak

  Wilayah Kabupaten Tambrauw mempunyai topografis daerah pantai, daratan rendah wilayah dalam satuan wilayah sungai ( catchment area). Pembahasan hidrologi pada sampai pegunungan. Lebih dari 60 % wilayah Kabupaten Tambrauw adalah daerah laporan ini meliputi : air permukaan (air sungai, mata air), air tanah dangkal (sumur bergelombang dan pegunungan. Letak daerah pegunungan adalah sepanjang bagian gali), air tanah dalam (sumur arthesis) baik secara kuantitas dan kualitas. Sumberdaya Selatan, dan sebagian pada bagian Timur Kabupaten Tambrauw. Daerah datar yang air yang dijumpai terdiri dari air permukaan, mata air dan air tanah. cukup luas, umumnya tersebar pada kawasan Distrik Amberbaken yang sebagian besar berada dekat dengan kawasan pesisir pantai Utara. Secara garis besar, topografi Kabupaten Tambrauw adalah sebagai berikut :

  • Ketinggian 0 – 100 m dpl

  Merupakan wilayah dataran rendah yang sebagian besar berada di areal pesisir pantai, yaitu Distrik Amberbaken.

  • Ketinggian 100 – 1000 m dpl Merupakan kawasan perbukitan yang terdapat di hampir seluruh wilayah Distrik (kecamatan), terutama di bagian Tengah – Utara, Tengah – Timur, dan Tengah – Selatan Kabuparen Tambrauw.
  • Ketinggian di atas 1000 m dpl Merupakan dataran tinggi pegunungan yang hampir mendominasi sebagian besar wilayah Kabupaten Tambrauw.

  Untuk lebih jelasnya mengenai kalsifikasi ini, dapat dilihat pada peta topografi pada Gambar 2.6.

  Dengan topografi wilayah yang sebagian besar diatas 1000 m dpl dengan morfologi yang bergunung gunung ini akan menjadi kendala dalam pembanguna Kabupaten Tambrauw, terutama untuk pembangunan fisiknya. Lereng atau kemiringan tanah merupakan salah satu faktor pembatas tanah yang terbesar pengaruhnya terhadap erosi tanah, lereng semakin curam dimana tingkat keterbatasannya semakin tinggi akan memberi peluang erosi tanah yang lebih berat dan kerusakan tanah yang lebih luas. Penyebarannya dapat dilihat pada

  Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Peta Kelerengan Kabupaten Tambrauw

  2 .1 .1 .6 K a w a sa n Ra w a n Be nc a na Ala m

  Wilayah Kabupaten Tambrauw terdapat kawasan gempa di daerah sesar/ patahan, terutama di daerah pertemuan dua sesar, yaitu di sekitar daerah Andang. Kabupaten Tambrauw berada dalam wilayah tektonik yang paling aktif di dunia sebagai konsekuensi tubrukan dua lempeng. Zona pertumbukan ini disebabkan oleh adanya suatu ringkasan lempeng mikro yang terperangkap dalam proses tumbukan tersebut. Akibat hal tersebut, Kabupaten Tambrauw merupakan kawasan yang rawan gempa bumi.

  Masalah lingkungan yang beraspek geologi adalah suatu potensi alam atau akibat buatan manusia yang dapat menimbulakan kerugian atau merubah kualitas lingkungan fisik yang terjadi dalam ruang dan waktu tertentu berdasarkan pada aspek geologi. Masalah lingkungan beraspek geologi yang terjadi di daerah kajian antara lain banjir, erosi, gerakan tanah dan kegempaan.

  • Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi

  1. Banjir

  Daerah kajian yang umumnya merupakan dataran perbukitan dengan landaian ( gradien) dasar sungai rendah dan berkelok-kelok, secara alami memungkinkan terjadinya banjir.

  • Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah

  Banjir terjadi akibat curah hujan yang tidak segera teralirkan sehingga meluap karena tidak tertampung oleh saluran/ sungai atau akibat kiriman dari daerah hulunya. Di daerah muara sungai banjir ini dipengaruhi pula oleh pasang naik air laut. Sungai-sungai yang menyebabkan terjadinya kawasan rawan banjir di wilayah Kabupaten Tambrauw antara lain Sungai Wirsi, Sungai I mbrairi, Sungai Prafi, Sungai Tokodua dan Sungai Maruni.

  2. Erosi dan Sedimentasi

  • Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah

  Erosi adalah proses pengikisan pada permukaan tanah atau batuan yang terjadi secara alami terutama oleh kekuatan air. Proses tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor material penyusunnya (meliputi sifat kekompakan, sedimentasi dan tekstur batuan/ tanah), kemiringan lereng dan penggunaan lahan (aktifitas manusia). Erosi/ pengikisan yang terjadi di daerah kajian terutama pengikisan pantai (abrasi) dan pengikisan tebing sungai. Sedimentasi sebagian besar terjadi di muara sungai-sungai.

  3. Gerakan Tanah

  Berdasarkan pengamatan lapangan dan peneliti terdahulu, daerah kajian ditinjau dari segi kerentanan terhadap gerakan tanahnya secara umum termasuk daerah yang relatif stabil, walaupun terdapat beberapa daerah berbukit terjal. Dengan aktifnya Sesar Sorong dan Ransiki mengakibatkan daerah yang tadinya stabil menjadi tidak stabil. Namun demikian untuk memperkecil kemungkinan terjadinya bencana akibat adanya gerakan tanah, berdasarkan kerentanan terhadap gerakan tanahnya daerah kajian dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona kerentanan gerakan tanah tinggi, menengah dan rendah (GTL, 2001). Zona-zona tersebut adalah :

  Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah, yang mana gerakan tanah lama dan baru masih aktif bergerak akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan aktifnya pergerakan sesar Sorong.

  Tersebar setempat-setempat di daerah meliputi lembah sungai, perbukitan sebelah selatan dan barat Kabupaten Tambrauw (Distrik Amberbaken, Distrik Mubrani, Distrik Sidey, Distrik Tanah Rubuh, Distrik Testega, Distrik Kebar, Distrik Catubouw dan Distrik Senopi). Pada zona ini gerakan tanah dapat terjadi terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai atau tebing jalan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali terutama akibat curah hujan yang tinggi.

  Meliputi daerah perbukitan landai. Pada zona ini gerakan tanah dapat terjadi bila terdapat gangguan/ pemotongan lereng.

Gambar 2.9 Pola Tektonik Wilayah I ndonesia

  Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang belum dapat dicegah. Usaha yang dapat dilakukan saat ini diantaranya memperkecil atau menghindar dari bencana yang ditimbulkannya. Salah satu upaya adalah membagi daerah gempa berdasarkan tingkat kegempaannya, sehingga apabila akan mendirikan bangunan dirancang sesuai dengan kekuatan gempa di daerah tersebut. Berkaitan dengan peristiwa gempa bumi yang sering terjadi di wilayah Teluk Cendrawasih, Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah V Papua memberikan satu analisa bahwa Kabupaten Tambrauw dan sekitarnya adalah daerah yang memiliki potensi yang sangat tinggi akan terjadinya gempa bumi, karena provinsi ini terletak pada pertemuan dua lempengan kerak bumi, yaitu lempeng Pasifik yang bergerak ke arah Barat (11 cm/ tahun) dan lempengan Samudera I ndonesia- Australia- Papua yang bergerak relatif ke arah utara (7 cm/ tahun) ( Gambar 2.9) Akibat pertemuan lempengan tersebut banyak terjadi lipatan pegunungan dan

Gambar 2.10

  patahan di daerah Kabupaten Tambrauw. Patahan besar yang terbentuk akibat

Sebaran Gempa di Pulau Papua

  pertemuan kedua lempeng tersebut adalah Patahan Sorong yang memanjang dari kepala burung sebelah Utara melalui Tambrauw hingga Selatan Sentani Jayapura berarah Barat-Timur, dan Patahan Ransiki berarah Utara-Selatan. Patahan tersebut merupakan patahan (sesar) aktif dan merupakan zona sumber gempa bumi di wilayah Kabupaten Tambrauw. Bentukan patahan-patahan ini yang menimbulkan daerah atau wilayah-wilayah yang berpotensi gempa. Sebaran daerah berpotensi gempa ini dapat dilihat pada

Gambar 2.10

  Akibat pergerakan lempeng tersebut memungkinkan terjadinya bahaya tsunami di Wilayah Studi

  ( Gambar 2.11 dan Gambar 2.12)

Gambar 2.11

  Berdasarkan pada Peta I soseisma I ndonesia (Beca Carter Hoilmg and Ferner,

Wilayah Raw an Bencana Tsunami dan Global Warming

  1976), daerah kajian termasuk pada zona 4 dengan percepatan maksimum 0,15

  • – 0,2 g untuk periode kambuh 20 tahunan. Sedangkan berdasarkan I ndeks Bahaya Seismik Regional Rata-rata (I BSRR), yang merupakan rata-rata I ndeks Bahaya Seismik Kumulatif (I BSK) di suatu daerah dalam selang waktu pengamatan yang dinormalisasi 100 tahun, dinyatakan dengan satuan yang sama dengan intensitas Mercalli (MMI ), pada peta pembagian daerah gempa Pulau Papua, kekuatan gempa daerah kajian termasuk pada satuan VI – VI I I MMI (Modified Mercalli I ntensity) yang mana kerusakan ringan terjadi pada bangunan kuat/ retak-retak dan gerakan terasa oleh orang yang berkendaraan.

Gambar 2.12 Peta Kejadian Tsunami di I ndonesia

  Kedalaman efektif tanah adalah batas kedalaman yang dapat ditembus oleh akar

  2 .1 .2 Sum be rda ya Ala m

  tanaman untuk menyerap unsur hara. Semakin dalam lapisan tanah maka semakin

  2 .1 .2 .1 La ha n Da n T a na h

  besar pula kemungkinan tumbuhnya tanaman keras, sebaliknya bila tingkat Kondisi lahan dan tanah di Kabupaten Tambrauw akan dijabarkan berdasarkan jenis kedalaman efektif tanah amat dangkal, maka tanaman yang memiliki perakaran dan intensitas pengunaan lahan, lahan-lahan kritis, klasifikasi tanah dan kedalaman dangkal saja dapat tumbuh. Berdasarkan kriteria tersebut. Tingkat kedalaman efektif tanah. efektif tanah dogolongkan sebagai berikut :

  a. Kedalaman kurang dari 25 cm (dangkal)

   Jenis dan I ntensitas Penggunaan Lahan

  b. Kedalaman antara 26-50 cm (agak dangkal) Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Tambrauw sebagian besar adalah hutan

  c. Kedalaman antara 50-100 cm (sedang) lebat yang terdiri baik hutan produksi, hutan lindung, hutan perlindungan dan d. Kedalaman antara 101-150 cm (agak dalam) pelestarian, maupun penggunaan areal lainnya. Alang-alang dan hutan semak e. Kedalaman lebih dari 150 cm (dalam) belukar berpotensi untuk dikembangkan sebagai budidaya baik itu untuk perkebunan maupun untuk pemukiman.

   Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Efektif tanah

  Sesuai dengan iklim setempat, yaitu tropika humida, maka jenis-jenis tanah di wilayah ini tergolong ke dalam tanah yang bereaksi asam. Jenis Tanah di Kabupaten Tambrauw menurut lembaga penelitian tanah adalah alluvial, mediteran, grey brown podsolik, complex of soils, red yellow podsolik, organosol, dan latosol.

  Tanah jenis alluvial sesuai untuk kegiatan pertanian, umumnya terdapat di daerah endapan sungai di sepanjang DAS dan rawa-rawa pantai. Tanah alluvial di Kabupaten Tambrauw terbagi menjadi dua, yaitu endapan alluvial tua dan endapan alluvial muda. Endapan alluvial tua berasal dari material perombakan gunung Arfak dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan teras Plateau, serta tersebar secara sporadis. Endapan alluvial muda sebagian besar terdapat di sepanjang DAS dan merupakan tanah yang subur. Jenis tanah podsolik dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian. Untuk penyebarannya dapat dilihat pada Gambar 2.13 Jenis

  Tanah dan Gambar 2.14 Penggunaan Lahan .

Gambar 2.13 Penggunaan LahanGambar 2.14 Jenis Tanah Wilayah Kabupaten Tambrauw secara umum mempunyai kedalaman efektif tanah > 25 cm. Kedalaman ini hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten.

  2 .1 .2 .2 Air

  Kabupaten Tambrauw memiliki potensi sumberdaya air permukaan berasal dari sungai dan danau. Arah aliran sungai di Kabupaten Tambrauw umumnya Selatan ke Utara dan bermuara di Samudera Pasifik. Air permukaan yang mengalir di sungai ada umumnya selalu berair sepanjang tahun sebagai akibat hasil peresapan tanah dalam mengumpulkan air hujan yang membentuk pola aliran ada daerah lebih tinggi ke daerah rendah sehingga membentuk aliran air yang turun dari gunung. Aliran air ini diperkirakan berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah, dan selebihnya mengalir sebagai air permukaan. Potensi sungai di Kabupaten Tambrauw dimanfaatkan sebagai sumber air baku dan sumber pembangkit listrik tenaga air. Sumber daya air sungai juga dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan penyediaan air bersih perkotaan.

  • Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) minyak dan gas bumi
  • Kuasa pertambangan (KP), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
  • Kuasa Pertambangan Skala Kecil (KPSK)
  • Wilayah pertambangan berdasarkan atas Surat I zin Pertambangan Daerah

  2 .1 .2 .3 U da ra

  Kondisi udara di Kabupaten Tambrauw relatif masih bersih dan belum terjadi polusi udara. Polusi udara mulai dirasakan di kota Tambrauw, terutama pada waktu siang hari akibat semakin bertambahnya kendaraan bermotor. Namun tingkat polusi udaranya masih rendah.

  2 .1 .2 .4 T a m ba ng Da n M ine ra l

  Pulau Papua sejak dahulu dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumberdaya migas dan bahan mineral lainnya, demikian pula dengan Kabupaten Tambrauw. Namun demikian, potensi tambang di Kabupaten Tambrauw sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal meskipun secara umum potensi kandungan deposit dan cadangan yang ada cukup besar. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan usaha bidang pertambangam di Kabupaten Tambrauw adalah masih kurang tersedianya sarana dan prasarana yang dapat menunjang pengembangan di bidang usaha pertambangan.

  Berdasarkan Peta Geologi Papua, potensi bahan galian yang ada di Kabupaten Tambrauw antara Lain batu bara, timah hitam, tembaga, mika, perak, nikel, zink, minyak bumi, marmer, dan uranium.

  Kegiatan penambangan bahan galian yang dilakukan terdiri atas beberapa daerah/ wilayah penguasaan tergantung keadaan penggolongan/ jenis bahan galian yang diusahakan, meliputi :

  Batubara (PKP2B), dan Kontrak Karya (KK) Untuk batubara dan emas

  (SI PD) Penggunaan lahan kawasan pertambangan terdiri atas lahan dalam status eksploitasi, wilayah cadangan endapan bahan galian, wilayah explorasi,dan wilayah untuk pengolahan dan penimbunan termasuk jalur pengangkuatan dan penyaluran bahan tambang.

  Pengusahaan dan pemanfaatan bahan galian yang terdapat di Provinsi Papua dan I rian Jaya Barat, termasuk Kabupaten Tambrauw dilaksanakan melalui penerbitan Surat Keputusan KP untuk bahan galian strategis minyak dan gas bumi oleh Pemerintah Pusat, bahan galian strategis batubara dan bahan galian golongan vital (emas) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan bahan galian golongam C melalui Surat I zin Penambangan Daerah (SI PD) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

  2 .1 .2 .5 H ut a n

  Kehutanan merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Kabupaten Tambrauw dan juga perekonomian nasional. Sebagai pengahasil devisa, sektor kehutanan dan industri turunannya menjadi salah satu modal pembangunan ekonomi di daerah ini. Peruntukan kawasan hutan terbagi menjadi Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Produksi terbatas, Hutan Produksi yang dapat dikonversi, Hutan Perlindungan dan Pelestarian Alam, dan areal penggunaan lainnya. Persentase terbesar adalah kawasan hutan perlindungan dan pelestarian alam dan hutan produksi terbatas.

  Kawasan hutan di Kabupaten Tambrauw banyak menghasilkan kayu yang di olah menjadi kayu lapis dan bahan bangunan. Hasil Produksi sebagian besar digunakan untuk kebutuhan lokal, regional, antar pulau, maupun diekspor ke luar negeri dalam bentuk plywood engolaan hutan dilakukan melalui rogaram HPH dan HTI , rogram reboisasi, dan progaram rehabilitasi lahan hutan. Produksi hasil hutan memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Tambrauw. Beberapa jenis hasil hutan yang menjadi sumber pendapatan daerah antara lain kayu chip, kayu bulat, dan kayu gergajian.

  2 .1 .2 .6 K e a ne k a ra ga m a n H a ya t i

  Pulau Papua dikenal sebagai salah satu pulau di dunia yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang sangat bervariasi. Karenanya, pulau ini dikenal sebagai daerah konservasi dan perlindungan alam bertaraf internasional dan banyak diminati oleh peneliti baik dari dalam maupun dari luar negeri. Keanekaragaman hayati Pulau Papua belum semuanya dikenali dan terdata secara lengkap. Dalam rangka memudahkan dalam pendataan dan pengenalan keanekaragaman hayati tersebut, diperkenankanlah konsep kawasan ecoregion. Ecorgion merupakan suatu kesatuan besar dari daratan dan lautan dan kehidupan dari beragam karakteristik spesies, komunitas, dinamika dan kondisi lingkungan. Satu kawasan ecoregion memiliki karakteristik atau ciri-ciri berupa ketergantungan dan keterkaitan yang kuat antar sumberdaya hayati dan ekosistem pada skala region dimana menuntut penanganan konservasi yang koordinatif antar wilayah. Penanganan konservasi yang dimaksud lebih dititikberatkan pada pendekatan wilayah ekologi dari pada wilayah politik maupun administrasi pemerintahan.

  Suatu kawasan dapat dikatakan sebagai satu ecoregion jika memiliki Ecological and

  Evolusionary Process dimana kawasan yang dilindungi dalam jejaring harus cukup

  besar, distribusinya harus cukup luas, dan kontrol antar batas atas kegiatan yang terjadi di luar kawasan perlindungan harus cukup kuat untuk menjamin keberlanjutan proses ekologi dan evolusi yang merupakan kekhasan ecoregion tersebut. Selain itu suatu kawasan dapat menjadi satu ecoregion bila memiliki Resiliency yaitu kawasan yang dipilih secara khusus karena diketahui atau diduga sebagai sumber benih penting bagi bagian lain dalam ecoregion tersebut. Kawasan tersebut juga harus meliputi daerah dengan tingkat survival atau pemulihannya tinggi setelah adanya suatu dampak. Sebagai salah satu negara kepulauan beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati kelauatan sangat tinggi, wilayah perairan laut I ndonesia dapat dikelompokan menjadi 4 ecoregion. Kabupaten Tambrauw termasuk ke dalam kelompok ecoregion

  Solomon Bismark Seas

  . Kawasan ini meliputi perairan kepulauan Solomon dan perairan sebelah Utara Pulau Papua termasuk sebelah Utara Provinsi Papua I ndonesia. Ekosistem yang terdapat pada MPA kelompok ecoregion Solomon Bismark Seas di Kawasan Laut Kabupaten Tambrauw antara lain ekosistem hutan tropis daratan pulau, ekosistem hutan pantai, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Keanekaragaman ekosistem di dalam kawasan menjadikan Kabupaten Tambrauw sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa, baik yang terdapat di darat maupun di perairan. Tercatat 46 jenis vegetasi daratan pulau, mulai dari vegetasi hutan pantai sampai vegetasi hutan pegunungan daratan pulau (ketinggian 467 m dpl), antara lain beberapa jenis tumbuhan bakau (

  Avicena spp., Rhyzopora spp., Brugulera spp.), Baringtonia spp., Nipah (Nypa fructican), Sagu (Metroxylon sago), Pandan (Pandanus sp.) Cemara Pantai (Casuarina equisetifolia), Ketapang

  ( Terminalia catapa), Xylocarpus granatum, dan lain-lain. Sedangkan keanekaragaman jenis satwa yang terdapat di Kabupaten Tambrauw, antara lain : coral (terumbu karang) sebanyak 200 jenis, ikan sebanyak 355 jenis, molusca sebanyak 153 jenis, reptil sebanyak 5 jenis, mamalia air sebanyak 3 jenis, dan aves (burung) sebanyak 37 jenis.

  Kawasan pesisisr Kabupaten Tambrauw umumnya dikelilingi oleh rataan terumbu karang yang luas dengan tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi dan m erupakan salah satu asset bagi pengembangan kegiatan pariwisata bahari. Pada ekosistem terumbu karang, terdapat 67 genera dan sub genera terumbu karang serta 183 jenis karang scleretania yang tersebar pada 18 tepi pulau besar maupun kecil. Persen penutupan karang berbeda untuk setiap lokasi dan dipengaruhi antara lain oleh tingkat intervensi masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Ekosistem terumbu karang pada umumnya terbagi menjadi 2 (dua) zona, yaitu zona rataan terumbu ( reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Zona rataan terumbu pada sisi dekat garis pantai (daerah intertidal) hanya didominasi oleh substrat pasir dan lamun. Pada zona ini, beberapa jenis karang mulai terlihat terutama dari marga Porites, Acropora, Poccilopora dan Favites. Hamparan terumbu karang yang luas dapat dijumpai di beberapa pulau, seperti Pulau Pepaya, Matas dan Tridacna Atol. Pada beberapa Pulau, zona rataan terumbu karang mempunyai ciri khas tersendiri, antara lain koloni Blue Coral ( Helophra corerulea), karang lunak (soft coral) dari jenis

  Sacrophyton sp., Gorgonion (Anthipates sp. dan Gorgonaceae). Pada hamparan

  terumbu karang tersebut, terdapat 2 (dua) tipe reef slope, yaitu reef slope yang landai dan berbentuk tubir ( drop off). Jenis Karang yang dapat dijumpai pada zona reef slope antara lain Laptoseris spp., Monthipora spp., Oxyphora spp., Pachyseris spp. dan Mycedium elephantathus serta Poritesrus.

  Kawasan pesisir dan laut Tambrauw juga memiliki keanekaragaman jenis ikan yang sangat tinggi, termasuk jenis ikan muara, ikan karang dan ikan-ikan pelagis. Jenis-jenis ikan karang merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Kepe- kepe/ butterflayfish dari famili Chaetodonia, Angelfish, Danselfish dan Anemonfish dari famili Pomacanthridae, Labridae (Wrasse), Scaridae (parrotfish), Acanthuridae

  (Surgeanfishes, Siganidae (Rabbitfishes, Balistidae (Triggerfishes) dan beberapa jenis

  ikan karang lainnya. Suku-suku penting secara ekonomis yang banyak dijumpai, antara lain suku lecam ( lethrinidia), kakap (Lutjanida), kerapu/ geropa (serranida), kuweh ( Carangida) dan jenis-jenis tenggiri (Scromberomus sp.), cakalang (Katsuwonus sp.) dan tongkol ( Eythumnus sp.), serta ikan napoleon (Chelinus undulatus ruppell).

  Sedangkan jenis moluska/ gastropada yang sering dijumpai antara lain keong cowries ( Cyraea sp.), keong strombidae (Lambis spp.) kepala kambing (Cassis cornuta), keong kerucut ( Conus spp), Triton terompet (Charonia tritonis), dan lola (Trochus

  nilotichus). Jenis moluska katup ganda berasal dari famili Tridacnidae (kima/ kerang

  raksasa) dan tercatat 6 (enam) spesies yaitu kima raksasa ( Tridacna gigas), kima selatan ( Tridacna derasa), kima sisik (Tridacna squamosa), kima besar (Tridacna

  maxima), Kima lubang (Tridacna crocea) dan kima pasir (tridacna hipopus). Selain itu

  juga dapat dijumpai Penyu sisik ( Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonis

  miydas), penyu lekang (lephidochelys olivcea), penyu belimbing (Dermohlys

  imbricata), duyung ( Dugong dogon), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba leher botol, ikan kakatua besar/ bumphead parrotfish (Bolbometthopon muricatum), pari rajawali totol ( Aetobatus narinari), pari manta (Manta birostris), hiu reef whitetip ( Triaenodom obesus), dan hiu blactip (Charcarinus melanopterus).

  2 .1 .2 .7 Pe rt a nia n Da n Pe rk e buna n

   Pertanian

  Pembangunan pertanian tanaman pangan pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan guna memantapkan pendapatan petani dan upaya pemerataan pembangunan pedesaan. Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tambrauw mengalami kendala belum optimalnya pemanfaatan lahan pertanian akibat belum meratanya sarana irigasi, serta keterbatasan lahan dan kemampuan sumberdaya manusia yang mengolahnya. Akibatnya, produktivitas lahan pertanian khususnya padi di Kabupaten Tambrauw masih rendah. Di masa datang, masalah pemenuhan kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Tambrauw perlu mendapat perhatian. Peningkatan produktivitas lahan antara lain dapat dilakukan melalui upaya intensifikasi, ekstensifiksi, dan pelatihan petani, di samping pemenuhan kebutuhan bibit dan pupuk bagi para petani.

Tabel 2.4 Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Tahun 2008

   Perkebunan

  Di Kabupaten Tambrauw terdapat 81.900 hektar lahan yang berpotensi untuk

  di Kabupaten Tambrauw

  pengembangan komoditas perkebunan. Potensi lahan tersebut pada umumnya masih berupa hutan dan merupakan milik hak ulayat masyarakat, tersebar di

  No Jenis Tanaman Luas Area (Ha) Produksi (Ton) Distrik Amberbaken 46.900 hektar, Distrik Kebar 35.000 hektar.

  • 1 Karet -

  2 Kopi 314,2 68,36

  3 Cengkeh 103,9 1,2

  Jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Tambrauw

  (bunga+tangkai)

  antara lain seperti kelapa sawit, kakao, kopi, cengkeh, kelapa, dan pala, dan

  4 Kelapa 1.801,90 1.245,49

  lainnya yang merupakan gabungan dari beberapa tanaman perkebunan. Komoditi

  5 Pala 222 3,1 (Fully+biji)

  perkebunan dengan peningkatan luas areal dan produksi adalah kelapa sawit dan

  6 Kakao 2.722,60 695,39 kopi.

  7 Kelapa Sawit 10.207,11 105.345,70 (BTS)

Jumlah 15.371,71 107.359,24

  Jenis usaha perkebunan di Kabupaten Tambrauw terbagi menjadi 3 (tiga) jenis

  Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Tambrauw, 2009

  usaha, yaitu Perkebunan Besar Negara (PBN) dengn komoditi kelapa sawit dan kakao; Perkebunan Besar Swasta (PBS), baik ayang dikelola pihak swasta nasional

  2 .1 .2 .8 Pe t e rna k a n Da n Pe rik a na n

  maupun PMA dengan komoditi kakao; dan perkebunan Rakyat dengan jenis usaha komoditi kelapa, kakao, kopi, dan cengkeh.

   Peternakan

  Polusi ternak terbesar di Kabupaten Tambrauw adalah sapi. Sedangkan ternak Luas tanaman perkebunan di Kabupaten Tambrauw mencapai 15.371,71 ha, kecil, yaitu kambing. dengan perkebunan kelapa sawit sebagai perkebunan terluas, yaitu sebesar Selain memiliki ternak besar, di Kabupaten Tambrauw ini juga memiliki ternak unggas.

  10.227,11 ha dengan hasil produksi 105.345,70 ton . Pengembangan perkebunan Populasi ternak unggas di Kabupaten Tambrauw yang terbesar adalah buras. kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan pola perkebunan I nti Rakyat (PI R)

Perikanan

   Tanaman lainnya umumnya milik perorangan. Selain kelapa sawit, hasil produksi Untuk kepentingan pengolahan sumber daya ikan di wilayah perikanan perkebunan yang terdapat di wilayah Tambrauw, yaitu kelapa dengan hasil I ndonesia, yang terdiri dari perairan I ndonesia, sungai, danau, waduk, rawa, dan produksi 1.245,49 ton kakao (695,39 ton), kopi (68,36 ton), pala (3,10 ton), dan genangan air lainnya di dalam wilayah RI , serta Zona Ekonomi Eksklusif cengakeh (1,20 ton). Data selengkapnya dapat dilihat ada di bawah ini.

Tabel 2.4

  I ndonesia, berdasarkan hasil kesepakatan forum koordinasi pengelolaan pemanfaatan sumberdaya ikan (FKPPS) Direktor Jendral Perikanan membagi wilayah perairan laut I ndonesia menjadi sembilan Wilayah Pengelolaan Perikanan, yaitu (1) Selat Malaka, (2) Laut Cina Selatan, (3) Laut Jawa, (4) Selat Makasar dan Selat Flores, (5) Laut Banda, (6) Laut Arafura, (7) Laut Seram Teluk Tomoni, (8) Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik, dan (9) Samudera Hindia. Dari kesembilan WPP tersebut, khusus untuk WPP Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Arafura, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik serta Samudera Hindia mencakup pula perairan Zona Ekslusif I ndonesia. Pembagian WPP tersebut dilakukan dengan memperhatikan karakteristik ekosistem dan distribusi sumber daya ikan yang umumnya menjadi sasaran penangkapan pada masing-masing perairan. Pembagian wilayah perairan laut I ndonesia menjadi 9 WPP selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 995 tahun 1999 tentang potensi sumber daya ikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) di wilayah Republik I ndonesia.

  Kabupaten Tambrauw termasuk ke dalam WPP Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, dengan batas- batas : o Sebelah Utara : Garis batas ZEEI o Sebelah Timur : Garis batas ZEEI o Sebelah Selatan : Garis lintang 1° 15’LU, pantai Utara Sulawesi Utara, garis yang menghubungkan Bitung, Morotai dan Pulau Gag, pantai Utara I rian Jaya. o

  Sebelah Barat : Batas utara Wilayah Pengelolaan Perikanan 4 (Selat Makasar dan Laut Flores), yaitu garis yang menghubungkan batas paling Utara Kabupaten Tambrauw dengan batas Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

  Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Tambrauw mempunyai potensi sumber daya alam hayati dan non- hayati yang beragam sehingga merupakan salah satu sektor yang berpeluang untuk dikembangkan. Kegiatan perikanan merupakan kegiatan budidaya terperbaharui dan menghasilkan komoditi yang berskala luas. Hingga kini, secara umum di I ndonesia, tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan, baik perikanan laut, tambak, maupun perairan darat, diperkirakan masih jauh di bawah dari potensi yang ada.

  Untuk menunjang kegiatan rumah tangga perikanan dalam meningkatkan usaha di bidang perikanan laut, jumlah kapal/ perahu penangkap ikan pada akhir tahun 2000 tercatat 4.461 unit dengan rincian 107 kapal motor, perahu motor temple sebanyak 357 unit dan sisanya adalah perahu tak bermotor 3.977. Jumlah kapal dan perahu tersebut di atas dilengkapi dengan alat penangkap ikan berupa pukat, jaring, perangkap dan lain-lain.

  2 .1 .2 .9 Est e t ik a Da n K e inda ha n Be nt a ng Ala m