BAB IV GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KOTA DENPASAR - DOCRPIJM 1504704388Bab 4 Profil Kota

  

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH

KOTA DENPASAR

  4.1. GAMBARAN GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI WILAYAH

  Secara geografis Kota Denpasar terletak antara 08°35’31” – 08°44’49” LS dan

  115°10’23”- 115°16’27” BT. Daerah ini ada pada ketinggian antara 0 – 75 m di atas permukaan laut (dpl). Denpasar Selatan mempunyai ketinggian 0

  • – 12 m dpl, Denpasar Timur 0 – 75 m dpl dan Denpasar Barat antara 12
  • – 75 m dpl. Wilayah Kota Denpasar meliputi sebagian dari daratan Pulau Bali dan seluruh Pulau Serangan. Luas Wilayah Kota Denpasar 12.778 ha atau sekitar 2,27 % dari seluruh Provinsi Bali. Dari luas tersebut tanah sawah sebesar 20768 Ha, tanah kering 10.001 Ha, dan tanah lainya 9 Ha. Jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya tahun 2004 penggunaan tanah di denpasar mengalami perubahan yaitu dengan berkurangnya lahan persawahan dan bertambahnya lahan kering khususnya perumahan.

  Batas-batas wilayah Kota Denpasar adalah : di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Mengwi, Abiansemal dan Kuta), di sebelah timur dengan Kabupaten Gianyar (Kecamatan Sukawati) dan Selat Badung, dan sebelah selatan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta). Letak geografis Kota Denpasar sangat strategis yaitu berada di tengah-tengah Pulau Bali menjadikan Kota Denpasar sebagai titik sentral berbagai kegiatan sekaligus penghubung antar Kabupaten. Disamping itu sebagai Ibu Kota Propinsi Bali Kota Denpasar sudah tentu menjadi Pusat Pemerintahan, pendidikan dan perekonomian di Propinsi Bali.

  Secara umum letak kota denpasar di wilayah geografis provinsi Bali dapat dilihat pada peta dibawah ini.

  Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM Bidang Cipta Karya

  IV - 2

Gambar 4.1 Kedudukan Kota Denpasar Dalam Wilayah Bali

KOTA DENPASAR

  Kota Denpasar secara administratif dibagi menjadi empat kecamatan yaitu Denpasar Selatan, Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Utara dengan luas wilayah berturut-turut; 4.999 Ha, 2.413 Ha, 2.254 Ha, dan 3.112 Ha dan luas total adalah 12.778 Ha. Secara keseluruhan terdiri dari 16 kelurahan, 27 desa dinas, dan 35 desa adat meliputi 390 banjar dinas dan 341 buah banjar adat. Rincian luas wilayah dari masing

  • –masing Kelurahan/Desa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada dibawah ini.

  No. Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

  SUB TOTAL 4.999

  35 SUB TOTAL 2.413

  50 Tegal Kerta

  59 Pemecutan 186 Padang Sambian 374 Padang Sambian Kaja 409

Tegal Harum

  60 Dauh Puri Kangin

  Dauh Puri Kauh 190 Dauh Puri Klod 188 Dauh Puri

  3 DENPASAR BARAT Padang Sambian Klod 412 Pemecutan Klod 450

  Sesetan 739 Serangan 481 Sidakarya 389 Panjer 359 Renon 254 Sanur kauh 386 Sanur 402 Sanur Kaja 269

  1 DENPASAR TIMUR Dangin Puri Klod 142 Sumertha Klod 271

Tabel 4.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Denpasar

  65 Penatih 281 Penatih Dangin Puri 320 SUB TOTAL 3.054

  89 Dangin Puri

  73 Sumerta Kauh

  52 Sumerta Kaja

  Kesiman 266 Kesiman Petilan 290 Kesiman Kertalangu 405 Sumerta

  2 DENPASAR SELATAN Pemogan 971 Pedungan 749

KOTA DENPASAR

  

No. Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

SUB TOTAL 3.112 TOTAL 12.778

A. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

1. Denpasar Selatan 133.600 127.400 261.000 105

  

1.5 Sidakarya 10.917 10.823 21.740 101

  

1.10 Sanur Kaja 4.804 4.743 9.547 101

  

1.9 Sanur 7.989 7860 15.849 102

  99

  1.8 Sanur kauh 7.769 7.824 15.593

  99

  1.7 Renon 9.371 9.499 18.870

  

1.6 Panjer 19.948 19.136 39.084 104

  

1.4 Serangan 1.944 1.946 3.890 100

  4 DENPASAR UTARA

Pemecutan Kaja

385 Dauh Puri Kaja 109

  

1.2 Pedungan 17.543 15.833 33.376 111

1.3 sesetan 27.476 26.145 53.621 105

  

1.1 Pemogan 25.839 23.591 49.430 110

  Kecamatan Tahun 2012 Sex/Ratio Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah (%)

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2012

  Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 628.909 orang, terdiri dari 319.037 orang penduduk laki-laki dan 309.872 orang penduduk perempuan. Sedangkan pada tahun 2012 bertambah sebanyak 204.991 orang menjadi 833.900 orang meliputi 425.800 orang penduduk laki-laki, dan 408.100 orang penduduk perempuan atau menglamai pertumbuhan rata-rata sebesar 6,52 % per tahun. Uaian tiap desa/kelurahan seperti tabel di bawah ini :

  4.2. GAMBARAN DEMOGRAFI

  Luas wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah Provinsi Bali. Sedangkan bila dilihat dari penggunaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 2.519 Ha merupakan tanah sawah, 10.249 Ha merupakan tanah kering dan sisanya seluas 10 Ha merupakan tanah lainnya seperti tambak, kolam, tebat, dan empang. (BPS Kota Denpasar, 2013)

  Sumber : Denpasar Dalam Angka, Tahun 2013

  72 Dangin Puri Kaja 142 Tonja 230

  75 Dangin Puri Kauh

  Ubung 103 Ubung Kaja 400 Peguyangan 644 Peguyangan Kangin 416 Peguyangan Kaja 536 Dangin Puri Kangin

2. Denpasar Timur 73.700 71.500 145.200 103

KOTA DENPASAR

  Kecamatan Tahun 2012 Sex/Ratio Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah (%)

3. Denpasar Barat 123.700 118.400 242.100 104

  4.5 Dangin Puri Kangin 4.153 4.421 8.574

  

3.10 Padangsambian 19.375 18.259 37.634 106

  

3.11 Padangsambian kaja 10.951 10.680 21.631 103

  

4.1 Pemecutan Kaja 20.874 19.621 40.495 106

  

4.2 Dauh Puri Kaja 8.131 7.659 15.790 106

  4.3 Dangin Puri Kauh 1.876 1.987 3.863

  94

  

4.4 Dangin Puri Kaja 7.388 7.199 14.587 103

  

4.6 Tonja 10.528 10.283 20.811 102

  94

  

3.8 Tegal Arum 7.147 6.893 14.040 104

  

4.7 Peguyangan 8.151 7.878 16.029 103

  

4.8 Ubung 6.698 5.950 12.648 113

  

4.9 Ubung Kaja 13.992 13.190 27.182 106

  

4.10Peguyangan Kaja 4.145 4.137 8.282 100

  

4.11Peguyangan Kangin 8.864 8.475 17.339 105

Kota Denpasar 425.800 408.100 833.900 104

  Sumber : Denpasar Dalam Angka Tahun 2013

  Kepadatan penduduk merupakan perbandingkan jumlah penduduk dengan luas

wilayah. Perhitungan ini menghasilkan kepadatan penduduk bruto. Mengetahui

perkembangan angka kepadatan penduduk bermanfaat sebagai dasar perencanaan

pengendalian dan pengarahan mobilitas penduduk dan juga perencanaan penataan ruang

wilayah. Kebijakan ketat dapat diberlakukan pada daera-daerah dengan kepadatan

penduduk tinggi, sementara kebijakan yang lebih longgar dapat diarahkan pada daerah

dengan kepadatan penduduk rendah Peningkatan kepadatan tersebut disebabkan oleh

peningkatan jumlah penduduk yang bersumber dari dua faktor yaitu karena pertumbuhan

  

3.9 Tegal Kertha 10.832 10.270 21.102 105

  

3.7 Pemecutan 11.365 10.898 22.263 104

  

2.1 Dangin Puri Kelod 8.476 7.953 16.429 107

  93

  

2.2 Sumerta kelod 10.296 9.776 20.072 105

  

2.3 Kesiman 8.032 7.663 15.695 105

  

2.4 Kesiman Petilan 6.170 5.920 12.090 104

  

2.5 Kesiman Kertalangu 13.992 13.322 27.314 105

  2.6 Sumerta 5.292 5.420 10.712

  98

  

2.7 Sumerta Kaja 4.364 4376 8.740 100

  

2.8 Sumerta Kauh 4.032 4013 8.045 100

  2.9 Dangin Puri 3.548 3.584 7.132

  99

  

2.10 Penatih 5.855 5.883 11.738 100

  

2.11 Penatih Dangin Puri 3.643 3.590 7.233 101

  

3.1 Pd. Sambian Kelod 13.011 12.177 25.188 107

  

3.2 Pemecutan Kelod 25.085 22.980 48.065 109

  

3.3 Dauh Puri Kauh 11.844 11.000 22.844 108

  3.4 Dauh Puri Kelod 7.614 8.355 15.969

  91

  3.5 Dauh puri 4.651 4.917 9.568

  95

  3.6 Dauh Puri Kangin 1.825 1.971 3.796

4. Denpasar Utara 94.800 90.800 185.600 104

B. Kepadatan Penduduk

KOTA DENPASAR

  

alami (kelahiran dikurangi kematian) dan juga karena faktor mobilitas penduduk (migrasi

neto).

  Tingginya pertumbuhan penduduk di beberapa desa/kelurahan berkontribusi besar

terhadap peningkatan dalam kedapatan penduduk di Kota Denpasar. Dilihat dari

perbandingan antar kecamatan, Kecamatan Denpasar Barat memiliki kepadatan penduduk

  2 tertinggi yaitu 10.075 jiwa/km

Tabel 4.3 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Denpasar

  

Menurut Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2012

Kepadatan Luas Wilayah

  Kecamatan Penduduk 2 (Km ) 2 (Km )

  1.Denpasar Selatan 49,99 5.221

  2. Denpasar Timur 22,54 6.442

  3. Denpasar Barat 24,03 10.075

  4. Denpasar Utara 31,12 5.964 Kota Denpasar 127,68 6.531 Sumber : Denpasar Dalam Angka Tahun 2013

  Kecamatan Denpasar Timur memiliki kepadatan dengan urutan ke dua terpadat

setelah Kecamatan Denpasar Barat yaitu 6.442 jiwa/km². Selanjutnya Kecamatan

Denpasar Utara memiliki kepadatan pada urutan ketiga sebanyak 5.964 jiwa/km². Dilihat

dari kepadatan ideal penduduk perkotaan yaitu 2.000 jiwa/km², dapat dikatakan Kota

Denpasar sudah jauh melampaui kriteria kepadatan ideal. Namun demikian dari jumlah

dan kepadatan penduduk yang relatif tidak merata antar wilayah di Kota Denpasar, masih

terdapat beberapa desa/kelurahan yang berada di bawah kepadatan ideal.

C. Komposisi Penduduk (1) Komposisi Penduduk Menurut Umur

  Dilihat dari kelompok umur, penduduk Kota Denpasar dapat dikatakan sebagai penduduk kota dengan penduduk yang tergolong pada penduduk dewasa.

KOTA DENPASAR

Tabel 4.4 Penduduk Kota Denpasar Menurut Umur Tiap Kecamatan, Tahun 2012

  

Umur Densel Dentim Denbar Denut Jumlah %

0-4 24.500 12.900 22.400 16.600 76.400 9,16 5-9 21.300 11.900 20.300 15.800 69.300 8,31

  10-14 18.400 11.200 18.100 15.000 62.700 7,52 15-24 49.700 26.000 42.600 31.900 150.200 18,01 25-49 120.000 64.100 111.300 81.900 377.300 45,25

  • 50 27.100 19.100 27.400 24.400 98.000 11,75 Total 261.000 145.200 242.100 185.600 833.900 100,00 Sumber : Denpasar Dalam Angka Tahun 2013

  (2) Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

  Pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan wilayah. Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dari kualitas penduduk, lebih-lebih penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja. Diantara angkatan kerja tersebut, sebgaian besar ada pada kelompok pendidikan sekolah menengah atas (36,15 %) dan lainnya ada pada kelompok pendidikan sekolah dasar dan tidak tamat sekolah dasar (32,26 %). Walaupun secara umum tingkat pendidikan penduduk Kota Denpasar tergolong baik yang ditunjukkan dengan cukup banyaknya angkatan kerja yang berpendidikan Sarjana (10,26 %), tetapi masih relatif tingginya angkatan kerja yang berpendidikan tamat/tidak tamat sekolah dasar memberi petunjuk akan pentingnya peningkatan pendidikan kelompok ini.

  (3) Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

  Dilihat dari jenis kelamin, penduduk Denpasar berjumlah 833.900 tahun 2012, terdiri atas 425.800 penduduk laki-laki dan 408.100 penduduk perempuan. Dengan demikian sex ratio penduduk Denpasar adalah 104 yang artinya pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Dilihat perbandingan sex ratio antar kecamatan, semua kecamatan di Kota Denpasar menunjukkan sex ratio penduduk di atas 100 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan.

  (4) Komposisi Penduduk Menurut Agama

  Perkembangan menarik penduduk Denpasar dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut agama. Arus migran masuk yang cukup deras ke daerah perkotaan di Bali khususnya Denpasar memberi warna terhadap keberagaman penduduk yang tinggal dan mencari nafkah di daerah ini. Keberagaman ini dapat dilihat dari komposisi menurut agama. Berdasarkan data Denpasar Dalam Angka Tahun 2013, penduduk Kota Denpasar

KOTA DENPASAR

  yang memeluk agama Hindu sebesar 63,67%, agama Islam 29,78% sedangkan pemeluk agama lainnya rata-rata di bawah 5,00%.

  (5) Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan

  Mata pencaharian Penduduk Kota Denpasar sebagian besar berasal dari sektor Jasa khususnya jasa perdagangan. Persentase penduduk yang menekuni mata pencaharian ini mencapai 78,61 %. Kemudian disusul mata pencaharian di sektor manufaktur (19,35% ) dan sektor pertanian 2,05 %. Struktur penduduk menurut mata pencaharian di Kota Denpasar sangat berbeda dengan Provinsi Bali. Walaupun sama-sama dominan di sektor jasa, tetapi peran sektor pertanian di Provinsi Bali masih cukup dominan.

D. Mobilitas Penduduk

  Sebanyak 80 % migran masuk ke Provinsi Bali menuju daerah perkotaan. Kota tujuan utama para migran tersebut adalah Kota Denpasar. Berdasarkan data hasil Sensus Penduduk 2000 jumlah migran masuk ke Provinsi Bali sebanyak 184.182 orang, sedangkan migran ke luar sebanyak 96.947 orang. Dengan demikian migran neto adalah 87.235 orang. Sebanyak 44,8 persen (82.535 orang) dari migran masuk Bali tersebut menuju Kota Denpasar. Kedepan pola persebaran migran masuk Bali ini akan berubah sejalan dengan perkembangan Badung, Gianyar serta Tabanan. Munculnya simpul

  • – simpul ekonomi baru di Badung dan Gianyar menyebabkan tekanan migran masuk ke Denpasar sedikit mereda tetapi tetap harus diwaspadai dampak dari proses migran tersebut.
  • Jembrana 8,4 25,7 Buleleng 12,5 Badung 14,9 Kelungkung 5,6 7,9 Bangli 16,1 gasem Karan Migran Risen Internal SP 2000 = 31.513, Luar Bali = 51.022; Tota l = 82.535 Tabanan Gianyar Denpasar 8,9

    Gambar 4.2 Arus Migran Risen Masuk Kota Denpasar, Hasil Sensus 2000

      Migran yang masuk Kota Denpasar selain berasal dari Luar Bali juga berasal dari kabupaten- kabupaten lainnya di Bali. Dari 82.535 orang migran masuk ke Kota Denpasar pada tahun 2000, sebanyak 31.513 orang (38,18 persen) adalah migran internal yang berasal dari kabupaten di Bali. Apabila penyumbang migran terbesar migran di Kota Denpasar asal luar

    KOTA DENPASAR

      Bali adalah Jawa Timur, maka migran internal di kota Denpasar, sebagian besar berasal dari Buleleng dan Karangasem. Kedua kabupaten ini menyumbang masing-masing 25,7 persen dan 16,1 persen migran internal. Darah asal migran internal Kota Denpasar tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

      Tabel 4.5

    Daerah Asal dan Daerah Tujuan Migran Risen Antar kabupaten/kota

    di Provinsi Bali Berdasar Hasil Sensus Penduduk 2000

      Daerah Tujuan Daerah Asal (Tepat Tinggal 5 Tahun Yang Lalu) Total Jbn Tbn Bdg Gnr Klk Bgl Krs Bll Dps

    Jembrana - 8,1 24,4 6,2 8,4 3,5 12,6 17,8 19,0 100,0

    Tabanan 18,3 - 19,1 4,2 3,0 3,1 28,3 16,4 7,6 100,0

    Badung 9,7 16,1 - 6,6 6,2 2,3 11,4 15,3 12,4 100,0

    Gianyar 16,2 6,9 7,6 - 6,6 7,0 15,5 15,8 24,4 100,0

    Klungkung 7,8 7,4 28,1 13,0 - 7,0 16,6 9,6 10,5 100,0

    Bangli 4,9 5,7 12,2 12,3 29,3 - 6,5 19,1 10,0 100,0

    Karangasem 51,6 3,6 3,5 3,9 4,9 1,3 - 5,6 25,6 100,0

    Buleleng 12,3 10,2 32,1 6,9 11,7 8,3 10,3 - 8,2 100,0

    Denpasar 8,4 12,5 14,9 8,9 7,9 5,6 16,1 25,7 - 100,0

    Total 12,9 9,7 13,6 6,4 7,2 4,7 15,1 17,0 13,4 100,0

      Sumber: BPS. 2001.

      Seperti telah diuraikan sebelumnya, para migran secara signifikan telah memberi warna terhadap keragaman di Kota Denpasar terkait dengan etnis, agama, status pekerjaan dan lainnya. Dilihat dari umur, sebagian besar migran adalah kelompok penduduk produktif usia 19-64 tahun (80 persen), mereka umumnya adalah Etnis Jawa (65,22 persen) dan pekerjaan yang mereka tekuni beragam, umumnya sektor informal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.6 Migran Masuk Kota Denpasar Umur 5 Tahun Ke atas

      

    Menurut AgamaDan Daerah Asal, Tahun 2000

    Agama

      

    Internal Bali Luar Bali

    Jumlah

    Jumlah % Jumlah %

      

    Islam 2.815 8,93 35.912 70,39 38.727

    Katholik 276 0,88 3.404 6,67 3.680

    Proestan 401 3.404 4.784 9,38 5.185

    Hindu 27.758 4.784 5.736 11,24 33.494

      

    Budha 255 5.736 1.110 2,18 1.365

    Lainnya

      8

      76 76 0,15

      84 Jumlah 31.513 100,0 51.022 100,0 82.535 Sumber: BPS. 2001

    KOTA DENPASAR

    Tabel 4.7 Migran Masuk Kota Denpasar Umur 5 Tahun Ke atas

      

    Menurut Suku Bangsa Dan Daerah Asal, Tahun 2000

    Internal Bali Luar Bali Suku Bangsa

      Jumlah Jumlah % Jumlah % Bali 28.360 89,99 6.024 11,81 34.384 Bali Age

      35 0,11 36 0,07

      71 Bugis 31 0,10 164 0,32 195 Jawa 2.183 6,93 33.277 65,22 35.460 Melayu 13 0,04 227 O,44 240 Sasak

      98 0,31 1.654 3,24 1.752 Cina 141 0,45 1.220 2,39 1.361

    Lainnya 582 1,85 7.740 15,17 8.322

    Jumlah 31.513 100,0 51.022 100,0 82.535

      Sumber: BPS. 2001

    E. Proyeksi Jumlah dan Penyebaran Penduduk

      Proyeksi jumlah penduduk Kota Denpasar 2012-2032 dilakukan dengan mengambil asumsi pertumbuhan berdasarkan pertumbuhan data historis periode tertentu sebelumnya yang dikoreksi dengan memperhatikan perubahan komponen demografi sesuai dengan estimasi asumsi parmeter demografi yang telah digunakan untuk

    proyeksi penduduk Provinsi Bali 2000-2025 (Bappenas, BKKBN dan UNDP, 2009)

    Proyeksi penduduk dibuat dalam tiga skenario. Pertama, asumsi pertumbuhan penduduk relatif tinggi (3,6 persen setahun). Berdasarkan asumsi pertumbuhan yang disumsikan sama dengan pertumbuhan penduduk periode 1998-2012 ini dan dengan

    menggunakan jumlah penduduk tahun 2012 sebagai tahun dasar proyeksi penduduk.

    Skenario kedua asumsi pertumbuhan penduduk moderat dipilih sebesar 1,94 persen dengan mengambil pendekatan sejarah pertumbuhan penduduk Kota Denpasar periode 2000-2007. Dengan pendekatan ini peran migrasi terhadap pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar 47 persen.

      Skenario ketiga mengambil asumsi rata-rata pertumbuhan penduduk 1,4 persen setahun yang mana peran pertumbuhan alamiah sebesar 1,03 persen dan pertumbuhan sosial 0,37 persen. Dengan asumsi ini pertumbuhan penduduk karena migrasi diperkirakan terkoreksi tajam menjadi 26 persen terhadap pertumbuhan penduduk. Asumsi optimis ini dibuat berdasarkan kecenderungan pola mobilitas penduduk yang telah menyebar ke kabupaten-kabupaten lain. Kecenderungan ini terlihat dengan

    KOTA DENPASAR

      peningkatan pesat angka migrasi di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung. Peningkatan juga diperkirakan terjadi pada pusat-pusat pertumbuhan baru di kota-kota kecamatan. Hasil proyeksi penduduk dengan skenario pertumbuhan penduduk 1,4 persen setahun tersebut ditunjukkan pada berikut.

    Tabel 4.8 Proyeksi Penduduk Kota Denpasar 2012-2032

      

    ( asumsi Pertumbuhan Penduduk 3,6% / Thn)

    Tahun

    Kecamatan

      Kota Denpasar Denpasar Utara

      Denpasar Timur Denpasar Barat

      Denpasar Selatan

    2012 185.600 145.200 242.100 261.000 833.900

    2013 192.282 150.427 250.816 270.396 863.920

    2014 199.204 155.843 259.845 280.130 895.022

    2015 206.375 161.453 269.199 290.215 927.242

    2016 213.805 167.265 278.891 300.663 960.623

    2017 221.502 173.287 288.931 311.487 995.205

    2018 229.476 179.525 299.332 322.700 1.031.033

    2019 237.737 185.988 310.108 334.317 1.068.150

    2020 246.295 192.684 321.272 346.353 1.106.603

    2021 255.162 199.620 332.838 358.821 1.146.441

    2022 264.348 206.806 344.820 371.739 1.187.713

    2023 273.864 214.252 357.233 385.122 1.230.471

    2024 283.723 221.965 370.094 398.986 1.274.768

    2025 293.937 229.955 383.417 413.349 1.320.659

    2026 304.519 238.234 397.220 428.230 1.368.203

    2027 315.482 246.810 411.520 443.646 1.417.458

    2028 326.839 255.695 426.335 459.618 1.468.487

    2029 338.605 264.900 441.683 476.164 1.521.352

    2030 350.795 274.437 457.584 493.306 1.576.121

    2031 363.424 284.316 474.057 511.065 1.632.861

    2032 376.507 294.552 491.123 529.463 1.691.644

    Sumber : Hasil Perhitungan

    KOTA DENPASAR

    Tabel 4.9 Proyeksi Penduduk Kota Denpasar 2012-2032

      

    (asumsi Pertumbuhan penduduk 1,94%/thn

    Tahun

    Kecamatan

      Kota Denpasar Denpasar Utara

      Denpasar Timur Denpasar Barat

      Denpasar Selatan 2012 185.600 145.200 242.100 261.000 833.900 2013 189.201 148.017 246.797 266.063 850.078 2014 192.871 150.888 251.585 271.225 866.569 2015 196.613 153.816 256.465 276.487 883.381 2016 200.427 156.800 261.441 281.851 900.518 2017 204.315 159.842 266.513 287.319 917.988 2018 208.279 162.943 271.683 292.893 935.797 2019 212.320 166.104 276.954 298.575 953.952 2020 216.439 169.326 282.327 304.367 972.458 2021 220.638 172.611 287.804 310.272 991.324 2022 224.918 175.960 293.387 316.291 1.010.556 2023 229.281 179.373 299.079 322.427 1.030.161 2024 233.729 182.853 304.881 328.682 1.050.146 2025 238.264 186.400 310.796 335.059 1.070.518 2026 242.886 190.017 316.825 341.559 1.091.287 2027 247.598 193.703 322.972 348.185 1.112.457 2028 252.402 197.461 329.237 354.940 1.134.039 2029 257.298 201.291 335.624 361.826 1.156.039 2030 262.290 205.196 342.135 368.845 1.178.467 2031 267.378 209.177 348.773 376.001 1.201.329 2032 272.565 213.235 355.539 383.295 1.224.635 Sumber : Hasil Perhitungan

    Tabel 4.10 Proyeksi Penduduk Kota Denpasar 2012-2032

      

    (asumsi Pertumbuhan penduduk 1,4%/thn)

    Tahun

    Kecamatan

      Kota Denpasar Denpasar Utara

      Denpasar Timur Denpasar Barat

      Denpasar Selatan 2012 185.600 145.200 242.100 261.000 833.900 2013 188.198 147.233 245.489 264.654 845.575 2014 190.833 149.294 248.926 268.359 857.413 2015 193.505 151.384 252.411 272.116 869.416 2016 196.214 153.504 255.945 275.926 881.588 2017 198.961 155.653 259.528 279.789 893.930 2018 201.746 157.832 263.162 283.706 906.446 2019 204.571 160.041 266.846 287.678 919.136 2020 207.435 162.282 270.582 291.705 932.004 2021 210.339 164.554 274.370 295.789 945.052 2022 213.284 166.858 278.211 299.930 958.282 2023 216.270 169.194 282.106 304.129 971.698 2024 219.297 171.562 286.055 308.387 985.302 2025 222.368 173.964 290.060 312.704 999.096 2026 225.481 176.400 294.121 317.082 1.013.084 2027 228.637 178.869 298.239 321.521 1.027.267 2028 231.838 181.374 302.414 326.023 1.041.649 2029 235.084 183.913 306.648 330.587 1.056.232 2030 238.375 186.488 310.941 335.215 1.071.019 2031 241.713 189.098 315.294 339.908 1.086.013 2032 245.096 191.746 319.708 344.667 1.101.217 Sumber : Hasil Perhitungan

    KOTA DENPASAR

      4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI

      Wilayah Kota Denpasar sebagian besar (59,1%) berada pada ketinggian tempat antara 0-25 m dpl, berupa dataran rendah. Denpasar Selatan seluruhnya terletak pada ketinggian 0-25 m dpl. Denpasar Timur dan denpasar Barat terletak pada ketinggian sampai 75 m dpl. Denpasar Timur wilayahnya yang ada pada ketinggian 0

    • –25 m, 25–50 m dan 50-75 m dpl. berturut-turut 40,0%, 43,3%, 16,7%. Denpasar Barat wilayahnya yang ada pada ketinggian tersebut berturut-turut 32,0%, 20,5% dan 47,5%. Topografi Kota Denpasar sebagian besar (82,2%) berupa dataran dengan kemiringan lereng secara umum berkisar 0-2% ke arah selatan, sebagian lagi kemiringan lerengnya antara 2-8%. Kemiringan lereng di beberapa tempat terutama di tebing sungai mencapai 2-5%.

    KOTA DENPASAR

    Gambar 4.3 Peta Kota Denpasar

      Luas wilayah berdasarkan kemiringan adalah Denpasar Barat dengan kemiringan 0-

    2% dan 2-8% luasnya berturut-turut 4.218 ha dan 788 ha, Denpasar Timur dengan

    kemiringan tersebut luasnya berturut-turut 1.797 ha dan 976 ha. Sedangkan Denpasar

    Selatan seluruhnya (4.999 ha) mempunyai kemiringan 0-2 %.

    KOTA DENPASAR

    Tabel 4.11 Luas Wilayah Kota Denpasar

      

    Berdasarkan Ketinggian Tempat Dan Kemiringan Tanah (Ha)

    Kemiringan Ketinggian Tempat (Dpl) Kecamatan

      Lereng

      25 – 25 m – 50 m 50 – 75 m 0 – 2 % 2 – 8 %

    • Denpasar Selatan 4.999 4.999 Denpasar Timur 1.110,5 1.200 462,5 1.797 976 Denpasar Barat 1.600 1.025 2.384 4.218 788 Kota Denpasar 7.709,5 2.225 2.83,5 11.014 1.764

      Sumber : Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali, dengan modifikasi

      4.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI Sumber daya air adalah semua air dan sumber air yang terdapat pada, di atas,

    ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air

    tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat yang dapat memberikan manfaat ataupun

    kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Secara umum

    potensi seluruh sumber daya air pada suatu kawasan dapat disebutkan terdiri atas air hujan,

    air permukaan, air tanah, maupun air laut yang berada di daratan. Ketersediaan potensi

    tersebut tidaklah sama pada semua wilayah oleh karena berbagai faktor, terutama

    klimatologis, topografis dan geologis. Di wilayah Kota Denpasar, terdapatan potensi

    sumber daya air dapat disebutkan lengkap meliputi: air hujan, air permukaan, air tanah

    maupun air laut.

    1. Curah Hujan

      

    Air hujan sebagai rangkaian daur hidrologis merupakan sumber pengisian bagi aliran air

    permukaan (sungai) dan air tanah. Menurut data BPS Kota Denpasar dalam Denpasar

    Dalam Angka 2011, diketahui bahwa rata-rata curah hujan di Kota Denpasar mencapai

    2.162 mm/ tahun. Pemanfaatan air hujan secara langsung adalah untuk mengairi lahan

    pertanian, termasuk kawasan vegetatif non-pertanian. Secara tidak langsung, apabila air

    curah hujan ini ditampung, baik dalam skala individu/ rumahtangga maupun kolektif/

    kawasan, maka akan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan lainnya.

    KOTA DENPASAR

    2. Air Permukaan

      

    Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dalam hal ini yaitu

    air sungai dan air danau alam maupun waduk. Kota Denpasar mempunyai potensi sumber

    air sungai dan waduk sebagai berikut:

    a. Air Sungai

      Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Sungai-sungai yang terdapat di Indonesia telah disusun atas unit-unit wilayah yang disebut dengan Satuan Wilayah Sungai (SWS). Di Bali satuan wilayah sungainya diberi nomor 03.01 yang kemudian dirinci menjadi 20 sub-SWS. Kota Denpasar dengan beberapa sungai yang mengalir di atasnya termasuk dalam sub-SWS 03.01.01. Pada Sub-SWS 03.01.01, air sungai mengalir memanjang dari Utara ke Selatan (parallel) dengan sungai-sungai utama yaitu: Tukad Ayung, Tukad Mati dan Tukad Badung.

    Karakteristik masing-masing sungai di Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

    1) Tukad Ayung

      Tukad Ayung adalah sungai yang membentang di sisi Timur yang sistem DAS-nya menempati wilayah Kabupaten Bangli di bagian hulunya, Kota Denpasar dan Gianyar di bagian tengah serta bermuara di pantai Padanggalak yang merupakan perbatasan wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar. Panjang sungai utama mencapai 62,50 km. Anak-anak sungai Tukad Ayung yaitu: Tukad Pungsu, Tukad Bebunut, Tukad Yeh Song, Tukad Siap, Tokad Ngongkong, Tukad Bangkung, Tukad Tegalanting, Tukad Kilap, dan lain-lainnya, yang sebagian besar berkedudukan di wilayah Kabupaten Badung. Air sungai Ayung secara langsung dimanfaatkan oleh berbagai sector kehidupan baik yang berada di wilayah Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar, misalnya untuk irigasi, air minum, dan industri-pariwisata. Pada dua lokasi alur sungai yaitu di Peraupan dan Waribang, terdapat dua intake dan pengolahan air minum yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Badung, dan PDAM Denpasar.

    KOTA DENPASAR

      2) Tukad Mati Tukad Mati adalah sungai yang membentang di sisi Barat yang sistem DAS- nya menempati wilayah Kabupaten Badung di bagian hulu dan hilir, sementara bagian tengahnya melintasi kota Denpasar. Tata guna lahan daerah tangkapan sungai ini secara keseluruhan berupa lahan budidaya, permukiman dan perkotaan, tanpa adanya hutan penyangga. Namun demikian sifat aliran air pada sungai ini tergolong permanent. Anak sungai Tukad Mati terdiri dari Tukad Tebe, Pangkung Kedampang, Pangkung Lebak Muding dan Pangkung Danu. Fungsi Tukad Mati saat ini selain masih untuk mengairi beberapa lahan sawah, terutama adalah sebagai drainase kota.

      3) Tukad Badung Tukad Badung adalah sungai yang membentang di tengah-tengah Kota Denpasar yang system DAS-nya menempati wilayah Kota Denpasar di bagian hulu dan tengahnya, sedangkan bagian hilir menjadi batas antara wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung. Anak-anak sungainya seluruhnya ada di Kota Denpasar yaitu Tukad Jurang, Tukad Langon, Tukad Medih, Tukad Urang dan Tukad Rarangan. Bagian tengah Tukad Badung melintas persis di tengah kota Denpasar, melewati kawasan permukiman, rumah sakit, pasar kota dan industri rumahtangga sehingga berpotensi besar membawa polutan atau limbah yang kompleks. Pada bagian hilir Tukad Badung terdapat Waduk Estuary yang mempunyai kemampuan untuk melayani pasokan air bersih sebesar 300 lt/det yang selama ini dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan di wilayah Badung Selatan.

      4) Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung adalah sungai-sungai kecil di bagian Selatan Kota Denpasar dengan panjang sungai masing-masing 4 dan 8 km.

      Sungai-sungai yang bermuara ke laut ini dicirikan oleh daerah tangkapan relatif kecil yang meliputi kawasan pemukiman di Denpasar Selatan dengan anak-anak sungai yang juga berfungsi sebagai drainase lahan irigasi di bagian hulu sekaligus sumber air irigasi di bagian hilir.

    KOTA DENPASAR

    Tabel 4.12 Karakteristik Sungai-sungai di Kota Denpasar Panjang Cathment No. Nama Sungai

      Anak Sungai (Km) Area (Km2) Tk. Tebe, Pangkung Kedompang, Tk.

      1 Tukad Mati 12,00 25,40 Lebak Muding, Pangkung Subak Srogsogan, Pangkung Danu Tk. Jurang, Tk. Langon, Tk. Medih, Tk.

      2 Tukad Badung 17,00 22,55 Rarangan)

    3 Tukad Buaji 4,00 8,23 Tk. Punggawa, Tk. Guming

      4 Tukad Ngenjung 8,00 6,13 Tk. Loloan, Tk. Abian Base Tersebar di wilayah Kab. Badung,

      5 Tukad Ayung 62,50 109,30 Gianyar dan Bangli Sumber: Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Bali

      Debit andalan pada tiga sungai utama yaitu Tukad Mati, Tukad Badung dan Tukad Ayung menurut data pada PKSA Bali menyebutkan sebagai berikut :

    Tabel 4.13 Debit Andalan Pada Tiga Sungai Utama

      DEBIT ANDALAN (M3/DET) SUNGAI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

    T. Badung 4.300 3.977 7.846 1.891 2.722 3.081 3.153 1.678 3.327 3.712 9.551 11.193

      

    T. Ayung 28.049 49.834 22.950 20.166 16.133 15.529 15.411 15.386 15.381 15.667 16.349 25.788

    T. Mati 3.,222 3.223 0,565 0,401 0,321 0,518 0,300 0,116 0,228 0,440 0,575 4.799

    Total 35.571 57.034 30.796 22.057 18.855 18.610 18.564 17.064 18.708 19.379 25.900 41.780

      Sumber: Proyek Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai Bali Tidak terdapat data ukur debit air pada Tukad Buaji dan Tukad Ngenjung. Namun apabila dicermati daerah tangkapan sungai-sungai tersebut yang relative kecil,

    KOTA DENPASAR

      12 TDS mg/L 320 190 1300

      8 NO 3 mg/L 12.16 6.962

      12.35

      9 NO 2 mg/L 0.205 0.014 1.040

      10 NH 3 mg/L 0.163 0.136 0.012

      11 SS mg/L 34.0 38,5

      14.0

      13 CN mg/L 0.037 0,005 0.021

      7 COD mg/L

      14 T-N mg/L 12.828 7.112

      13.49

      15 T-P mg/L 0.165 0.929 0.114

      16 Cl mg/L 24,85 28.40 1420

      17 Cd mg/L 0.024 0.012 0.022

      18 Cr 6+ mg/L 0.016 0.008 0.015

    Tabel 4.14 Kualitas Air Sungai di Kota Denpasar Pada Tahun 2007/2008

      45.46 12.80 38,72

      maka dapat diprediksikan bahwa debit aliran pada sungai-sungai tersebut hanya dapat difungsikan sebagaimana manfaatnya saat ini, yaitu sebagai drainase alam dan sumber pengairan bagi lahan sawah yang tersisa. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Bapedalda Provinsi Bali dan Universitas Warmadewa (2004) disimpulkan bahwa status mutu air Tukad Badung dan Tukad Mati pada ruas-ruas yang diambil sampelnya menunjukkan kategori tercemar ringan hingga sedang. Sementara kualitas air Tukad Ayung bagian hilir hanya tergolong tercemar ringan. Pengujian kualitas air yang dilaksanakan oleh JICA pada tahun 2007/2008 dari tiga sungai utama ini pada beberapa posisi mengindikasikan keadaan yang tidak jauh berbeda, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

      No. Parameter Unit Badung (Hilir) Ayung (Hilir) Mati (Hilir)

      0.04

      1 Temperature o C

      29.2

      27.8

      30.4 2 pH - 7.417

      7.93

      7.66

      3 Conductivity S/m

      0.02

      6 BOD mg/L 22.59 5.483

      0.28

      4 Dissolved Oxygen mg/l

      1.07

      6.58

      1.23

      5 Turbidity NTU 6 78,0

      15

      15.89

    KOTA DENPASAR

      No. Parameter Unit Badung (Hilir) Ayung (Hilir) Mati (Hilir)

      29 As mg/L 0.0011 0.004 0.0014

      3 . Sedangkan kapasitas terpasang air

      3 dan volume tampungan efektif 420.000 m

      Kota Denpasar tidak memiliki satupun danau alam sebagai sumber air. Namun demikian, pada saat ini terdapat sebuah danau buatan atau waduk muara yang berfungsi sebagai tampungan air untuk diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber pasokan air baku pada daerah pelayanannya. Waduk Muara Nusa Dua yang dimaksud secara administrative berada pada batas wilayah Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung, namun mengingat kedudukannya di bagian hilir Tukad Badung, kesempatan pemanfaatan produksi airnya terutama dinikmati oleh wilayah Kabupaten Badung bagian Selatan yang meliputi Kuta dan Nusa Dua. Waduk Muara Nusa Dua memiliki luas 35 ha dengan volume tampungan bruto 510.000 m

      Undang-undang No 7 Tahun 2004, kedudukan sungai-sungai utama di Kota Denpasar yang DPS-nya melintasi lebih dari satu wilayah kabupaten/ kota menyebabkan kewenangan pengelolaannya berada di bawah pemerintah Provinsi.

      Sumber : JICA Study Team 2009 Catatan : Ttd. : Tidak Dideteksi Menurut hirarkhi dalam wewenang pengelolaan sumber daya air yang diatur dalam

      31 Coliforms Coliform/100 mL 140,000 14,000 60,000

      30 Fecal Coli Fecal Coli/100 mL 12,000 1,100 11,000

      28 Fe mg/L 1.215 0.830 0.948

      19 Co mg/L 0.010 0.015 0.011

      27 Mn mg/L 0.240 0.138 0.096

      26 Zn mg/L 0.197 0.207 0.117

      25 Pb mg/L 0.058 0.058 0.027

      24 Cu mg/L 0.021 0.013 0.023

      23 Hg mg/L 0.0022 ttd 0.0005

      22 Se mg/L 0,009 0.003 0.007

      21 B mg/L 0.043 0.009 0.024

      20 Ba mg/L 0.014 0.018 0.016

    b. Air Danau/ Waduk

    KOTA DENPASAR

      bersih yang dapat dihasilkan adalah 300 ltr/det. Kualitas air waduk muara ini dimusim panas maupun musim hujan pada pengujian yang dilakukan oleh Bapedalda dan Universitas Warmadewa tahun 2004 menunjukkan kategori tercemar sedang.

    c. Air tanah dan Mata Air Air Tanah

      Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Keterdapatan air tanah didasarkan atas jenis, sebaran batuan dan litologi lapisan pembawa air. Kondisi Kota Denpasar secara umum merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian mulai 0 m hingga 75 m di atas permukaan laut. Sumber pengisian air tanah di Kota Denpasar berasal dari daerah recharge di wilayah Kabupaten Bangli dan Kabupaten Badung, ditambah dengan proses infiltrasi air hujan setempat yang diperkirakan mencapai 10 %. Selanjutnya

    • – kedalaman muka air tanah mengikuti kedudukan topografi sejajar ke arah Timur Barat dengan pola aliran membujur dari Utara ke Selatan. Akifer air tanah di Kota Denpasar mengikuti pola Bali Selatan secara umum, terdiri dari dua kelompok yaitu akifer dangkal yang mengandung air tanah bebas dan akifer dalam yang mengandung air tanah tertekan atau semi tertekan. Akifer dangkal ditemukan pada kedalaman 30
    • –50 m dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan atau air tanah dalam ditemukan pada kedalaman 50-150 m. Berdasarkan peta hidrogeologi Bali, pemetaan atas kandungan air tanah di Kota Denpasar dapat dilihat pada Gambar II-3 Menurut pengelompokan kandungan air tanah yang dibuat dalam Peta Hidrogeologi Bali, di Kota Denpasar terdapat wilayah-wilayah dengan kandungan air tanah yang merentang atas dua kondisi sebagai berikut : (1). Daerah yang terpengaruh oleh air laut (air payau) meliputi wilayah Sanur, Sidakarya dan Suwung Kangin, (2). Setempat kandungan air besar 10 lt/det terdapat hampir pada seluruh wilayah Kota Denpasar kecuali pada desa-desa pantai tersebut sebelumnya.

      Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM Bidang Cipta Karya

      IV - 22

    Gambar 4.4 Tinjauan Hidrogeologi

      Sumber: Peta Peninjauan Hidrologikal Bali (Survei Geologikal Indonesia, 1972 Kedudukan muka air tanah akifer bebas pada wilayah Denpasar bagian Selatan mencapai 2 hingga 4 meter dari permukaan tanah, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai sumur dangkal oleh rumah tangga masyarakat. Konstruksi sumur bor di daerah Denpasar kedalamannya antara 150 sampai 200 m. Litologi batuan umumnya berupa material volkanik dengan ukuran pasir halus sampai kasar, breksi volkanik. Data keadaan muka air tanah pada sumur bor yang

    dimanfaatkan oleh PDAM Kota Denpasar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.15 Kondisi Muka Air tanah pada Sumur Bor PDAM Denpasar No. Lokasi Sumur Kedalaman (M Dpl)

      1 E-1 17,3

      2 E-2 10,3

      3 E-4 48,7

      4 SB-2 47,1

      5 SB-3 66,5

      6 SB-4 9,5

      7 TPW-4 26,0

      8 SB-6 10,0

      9 SB-Tonja 41,0

      10 SB-Ubung 41,0

      11 SB-Sedap Malam I 18,5

      12 SB-Sedap Malam II 38,4

      13 SB-Penatih 44,6

      14 SB-Badak Agung 28,5

      Sumber PDAM Kota Denpasar Kondisi kualitas air tanah berdasarkan pengujian terhadap beberapa sumur dangkal dan sumur dalam di Kota Denpasar menunjukkan bahwa secara umum air tanah masih memiliki kualitas golongan A. Tetapi pada beberapa sumur sampel ditemukan bahwa air tanah sudah terasa asin karena intrusi air laut dan terdapatnya pencemaran koli tinja.

    Tabel 4.16 Kualitas Air Tanah pada Sumur Gali di Kota Denpasar

      

    Tahun 2009

    Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 No. Parameter Unit Jl. Tk Bilok Jl. Sidakarya Jl. D. Poso o

      

    1 Warna C Agak keruh Bening Bening

    2 - Rasa Tidak rasa Tidak rasa Payau

      3 Bau - Agak bau Tidak bau tidak bau

      

    4 SO4 mg/L 71,48 87,89 98,43

      5 Kadar Garam mg/L 64 70,3 408,8

      

    6 DHL µS 628 1.283 1.432

    7 pH mg/L 7,12 7,02 7,16

    • 8 Cd mg/L 0,002 0,006

      

    9 Pb mg/L 0,026 0,052 0,022

      

    10 Cu mg/L 0,008 0,009 0,011

    Mata Air Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan, celah atau bekerjanya fungsi kapilaritas, maka air tanah akan muncul ke permukaan sebagai mata air.

      Keterdapatan mata air di Kota Denpasar ditemukan di daerah aliran sungai pada bagian hulu dan \tengah Tukad Badung, bagian hulu Tukad Mati, serta bagian hilir Tukad Ayung dengan debit yang relatif kecil namun mempunyai kontribusi yang nyata terhadap kontinyuitas aliran sungai yang mewadahi. Kemanfaatan mata air tersebut terutama adalah untuk fungsi sebagai pebejian, dan pemasok air minum yang langsung dimanfaatkan oleh lingkungan permukiman.

    d. Air Laut