Bab VI - DOCRPIJM 1480659280BAB 6 GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KOTA PAREPARE

  

P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E

PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  Bab VI GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KOTA PAREPARE

6.1. KONDISI UMUM

6.1.1. Aspek Fisik Wilayah

6.1.1.1. Geografi wilayah

  Kota Parepare merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, yang berada pada posisi geografis antara 119 36’ 24’ - 119 43’ 40 Bujur Timur dan 03 57’ 39’ - 03 04’ 49’ Lintang Selatan. Adapun batas administrasi wilayah Kota Parepare, sebagai berikut:

  a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang;

  b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang;

  c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barru; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

  2 Secara umum luas wilayah Kota Parepare mencapai 99,33 Km

  dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 4 (empat) wilayah kecamatan., dan 22 (dua puluh dua) kelurahan, (Kota Parepare dalam

  

angka, 2010).Berikut ini tabel yang memperlihatkan luas wilayah Kota

Parepare dirinci tiap kecamatan.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel: 6.1 Luas Wilayah Kota Parepare Dirinci Tiap Kecamatan, Tahun 2010 KECAMATAN KELURAHAN LUAS (KM 2 ) PERSENTASE (%)

  0.48

  0.38

  10.05 Soreang Kampung Pisang

  Lakessi Ujung Baru Ujung Lare Bukit Indah Watang Sorenag Bukit Harapan

  0,12 0,15 0,48 0,18 1,19 0,65 5,56

  0.12

  0.15

  0.18

  0.22

  1.20

  0.65

  5.60 JUMLAH 99,33 100,00

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2011

  Keadaan topografi Kota Parepare berdasarkan sumber data yang diperoleh (BPS Kota Parepare) berada pada ketinggian 0-500 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL), dengan kemiringan lereng berkisar 2 - 40%.Kota Parepare secara fisik merupakan wilayah pesisir pada bagian barat, sementara itu pada wilayah timur merupakan daerah perbukitan dengan topografi yang relatif bergelombang.

  Adanya kendala fisik pengembangan perkotaan pada bagian timur, sehingga pengembangan wilayah kota pada bagian tersebut, mengalami kendala. Tingkat kemiringan lereng wilayah Kota Parepare berkisar antara

  0.36

  0.36

  Bacukiki Watang Bacukiki Lemoe Lompoe Galung Maloang

  Bumi Harapan Sumpang Minangae Cappagalung Tiro Sompe Kampung Baru

  25,52 29,75

  5,27 6,16

  25.69

  29.95

  5.31

  6.20 Bacukiki Barat Lumpue

  4,99 6,16 0,31 0,70 0,38 0,46

  0,36 0,22 0,36 0,38 9,98

  5.02

  6.20

  0.31

  0.70

  0.38

  0.46 Ujung Labukkang

  Mallusetasi Ujung Sabbang Ujung Bulu Lapadde

6.1.1.2. Topografi dan Kelerengan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  2 - 40 %, dan hanya sebagian kecil yang memiliki kemiringan 0 - 2 %, yaitu yang berada pada kawasan pesisir.

  6.1.1.3. Hidrologi

  Sumber air permukaan Kota Parepare berasal dari aliran sungai yang melintas Kota Parepare dengan sungai utama yaitu Sungai Karajae.Sungai tersebut mengalir dari arah timur ke barat dan akhirnya bermuara di pantai Selat Makassar.Untuk sumber air tanah dalam Kota Parepare, didominasi oleh sumur gali dengan kedalaman yang bervariasi antara tempat/lokasi satu dengan lokasi lainnya. Kedalaman rata-rata sumber air tanah dalam Kota Parepare berkisar antara 3 -15 Meter.

  6.1.1.4. Geologi dan Jenis Tanah

  Formasi yang terdapat Kota Parepare sebagai pembentuk struktur batuan, antara lain endapan alluvial, batu gamping koral. Selain itu terdapat pula jenis batuan vulkanik tuff, breksi, konglomerat dan lava. Sementara itu struktur tanah dan batuan yang ada Kota Parepare, merupakan yang terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu struktur batuan gunung api kering yang terletak pada daerah sebelah Utara Kota Parepare, dan struktur batuan gunung api bersifat menengah dan basah yang terletak pada bagian Selatan Kota Parepare.

  6.1.1.5. Penggunaan Lahan

  Kondisi penggunaan lahan Kota Parepare secara umum terdiri atas; permukiman dan bangunan sarana lainnya, persawahan, kebun campuran, hutan dan lain sebagainya.Pergesaran pemanfaatan lahan Kota Parepare secara umum mengalami perubahan yang cukup drastis, pada beberapa areal lahan kosong telah beralih fungsi menjadi kawasan terbangun. Dari sumber data yang diperoleh menunjukkan pola penggunaan lahan Kota Parepare didominasi oleh pemanfaatan lahan untuk areal permukiman dan guna lahan lainnnya dengan luas 6.039,50 Ha, dengan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  total luas wilayah 9.933 Ha. Selanjutnya untuk mengetahui kondisi dan jenis pemanfaatan lahan Kota Parepare, jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.2 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan Kota Parepare Tahun 2010 LUAS PERSENTASE PENGGUNAAN LAHAN (HEKTAR) (%)

  Permukiman & Guna Lahan Lainnya 6.041,50 60,82 Lahan Sawah 523,00 5,27 Hutan Rakyat 350,00 3,52 Hutan Produksi 352,00 3,54 Hutan Lindung 2.050,00 20,64 Lahan Kritis 250,50 2,52 Hutan Kota

  97,50 0,98 Perkebunan 267,50 2,69

  JUMLAH 9.933,00 100,00 Sumber : Kota Parepare Dalam Angka Tahun 2011

6.1.2. Profil Demografi

  Keadaan demografi dan kependudukan hingga akhir tahun 2010 Kota Parepare menunjukkan kenaikan angka yang cukup signifikan. Hasil catatan registrasi pada Biro Pusat Statistik menunjukkan Kota Parepare saat ini dihuni penduduk kurang lebih 118.842 jiwa. Angka tersebut memberikan indikator pesatnya kegiatan pembangunan yang perlu disiapkan dimasa yang akan datang.

6.1.2.1. Perkembangan Penduduk

  Hasil pendataan yang dilakukan menunjukkan rata-rata laju tingkat pertumbuhan penduduk Kota Parepare selama 5 (lima) tahun terakhir dirinci berdasarkan kecamatan memperlihatkan kenaikan yang cukup

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  signifikan. Berikut ini tabel yang memperlihatkan angka pertumbuhan penduduk, kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

  Tabel: 6.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Parepare Tahun 2006 - 2010 JUMLAH PENDUDUK (JIWA) KECAMATAN 2006 2007 2008 2009 2010

  Bacukiki 44.225 48.369 13.857 14.068 14.477

  • Bacukiki Barat 36.482 37.036 39.085 - Ujung 29.584 29.681 29.150 29.593 32.231

  Soreang 41.360 38.259 38.574 38.145 43.469

  JUMLAH 115.199 116.309 117.063 118.842 129.262 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Th. 2011

6.1.2.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk

  Hasil catatan registrasi yang diperoleh, tingkat kepadatan penduduk Kota Parepare berdasarkan klasifikasinya dibedakan atas 3 (tiga) bahagian yaitu; kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kepadatan tinggi berada di wilayah Kecamatan Soreang dengan jumlah penduduk sebesar

  2

  5.218 jiwa/km , kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan

  2 Bacukiki dengan jumlah sebesar 217. jiwa/km . Demikian pula halnya

  dengan pola penyebaran penduduk terjadi secara tidak merata. Data yang diperoleh menunjukkan pola penyebaran penduduk Kota Parepare terakumulasi di daerah pusat kota. Perkembangan jumlah penduduk, dan kepadatan dirinci menurut kecamatan Kota Parepare pada tabel berikut.

  Tabel: 6.4 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Parepare Tahun 2010 JUMLAH LUAS KEPADATAN 2 KECAMATAN PENDUDUK WILAYAH 2 PENDUDUK (JIWA/KM ) (JIWA) (KM )

  Bacukiki 14.477 66,70 217 Bacukiki Barat 39.085 13,00 3.007

  • – 4
  • – 9
  • – 14
  • – 19
  • – 24
  • – 29
  • – 34
  • – 39
  • – 44
  • – 49
  • – 54
  • – 59
  • – 64 65 +

  30

  6.1.2.4. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio

  JUMLAH 63.481 65.781 129.262 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  9.486 8.648 6.908 5.656 3.824 3.137 5.619

  12.904 13.765 13,230 12.561 11.850 11.264 10.410

  6.260 6.711 6.458 6.246 6.124 5.810 5.317 4.807 4.437 3.579 2.938 1.985 1.776 3.333

  6,644 7,052 6,772 6,315 5,726 5,454 5.093 4.679 4.211 3.329 2.718 1.839 1.361 2.286

  60

  55

  50

  45

  40

  35

  25

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  20

  15

  10

  5

  Tabel: 6.5 Struktur Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kota Parepare Tahun 2010 KELOMPOK UMUR JENIS KELAMIN JUMLAH (JIWA) Laki-Laki Perempuan

  Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Kota Parepare berdasarkan hasil catatan registrasi yang diperoleh didominasi oleh kelompok umur anak-anak dan dewasa. Berikut ini tabel yang memperlihatkan angka klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur.

  6.1.2.3. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

  JUMLAH 129.262 99,33 1.303 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  2.852 5.218

  11,30 8,33

  32.231 43.469

  Ujung Soreang

  Tingkat perkembangan jumlah penduduk yang ada di 11 wilayah kecamatan Kota Parepare turut mempengaruhi struktur kehidupan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  masyarakat secara umum. Jika pertumbuhan jumlah penduduk dalam keadaan konstan akan mengakibatkan berlakunya hukum ekonomi (supply and demand) terutama yang tergolong dalam usia kerja. Rasio jenis kelamin Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.6 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Rinci Berdarkan KecamatanKota ParepareTahun 2010 JUMLAH PENDUDUK (JIWA) KECAMATAN Laki-laki Perempuan Sex Ratio

  Bacukiki 7.180 7.297

  98 Bacukiki Barat 19.149 19.936

  96 Ujung 15.777 16.454

  96 Soreang 21.375 22.094

  97 JUMLAH 63.481 65.781

  97 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

6.1.2.5. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Bedasarkan data yang diperoleh, Struktur Penduduk menurut tingkat pendidikan Kota Parepare didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SLTA dengan persentase sekitar 70,37%. Seperti yang terlihat pada Tabel berikut.

Tabel 6.7. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kota Parepare Tahun 2010 JUMLAH

  

NO TINGKAT PENDIDIKAN PERSENTASE

(JIWA)

  1 SD 17.951 42,44

  2 SLTP 7.796 18,43

  3 SLTA 7.837 18,53

  4 DI/DII/D III 919 2,17

  5 SARJANA 7.790 18,42

  JUMLAH 42.293 100,00

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  6.1.2.6. Struktur Penduduk Menurut Agama

  Sikap dan prilaku manusia dalam melaksanakan kehidupannya pada dasarnya dilandasi dengan keyakinan dan agama yang dianut dan menjadi pedoman yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.Data tahun 2010 tercatat jumlah penduduk yang menganut agama Islam Kota Parepare sebanyak 111.484 jiwa.Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.8 Struktur Penduduk Menurut Agama Kota Parepare Tahun 2010 AGAMA JUMLA KECAMATAN H Protesta Konghu (JIWA)

  

Islam Katolik Hindu Budha

n cu Bacukiki 38.601 725 702 882 126 21 41.057

  • Bacukiki Barat - - - - - -

    Ujung 35.146 1.252 1.109 631 727 261 39.126

    Soreang 37.737 3.266 6.293 313 545 252 48.406

  

JUMLAH 111.484 5.243 8.104 1.826 1.398 534 128.589

Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  6.1.2.7. Struktur Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha

  Berdasarkan lapangan usaha, Penduduk yang bergerak dibidang Jasa KotaParepare menempati peringkat tertinggi dengan Persentase Sekitar 37,40 %. Sementara Penduduk yang bergerak dibIdang Pertambangan dan Galian Menempati Peringkat Terrendah Dengan Persentase 0.11 %. Struktur penduduk berdasarkan lapangan usaha Kota Parepare dapat dilihat pada Tabel berikut:

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel 6.9 Struktur Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha Di Kota Parepare Tahun 2010

NO LAPANGAN USAHA JUMLAH(JIWA) PERSENTASE

  1 Pertanian 2.488 3,21

  2 Industri 28.849 37,18

  3 Perdagangan 19.483 25,11

  4 Jasa 14.283 18,41

  5 Lainnya 12.484 16,09

  JUMLAH 77.587 100,00

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

6.1.2.8. Adat-Istiadat dan Kebiasaan Penduduk

  Adat istiadat merupakan karakteristik masyarakat suatu daerah yang dijunjung tinggi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya.Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat merupakan salah satu aspek yang turut menentukan dalam pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan. Kebiasaan yang masih mengakar sampai saat ini Kota Parepare antara lain: a. Rasa persaudaraan dan gotong royong masyarakat masih cukup kuat;

  b. Upacara adat, antara lain; perkawinan, khinatan, kematian, syukuran kelahiran bayi dan pesta adat lainnya.

6.1.3. Profil Ekonomi

  Kegiatan ekonomi Kota Parepare telah memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan, indikator tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya incam pendapatan per kapita masyarakat, sehingga berimplikasi pada peningkatan pembangunan prasarana dan sarana serta infrastruktur lainnya. Guna tetap memacu pertumbuhan kegiatan usaha tersebut akan memerlukan dukungan sumberdaya manusia untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal.

  Berdasarkan data yang diperoleh secara umum pertumbuhan ekonomi Kota Parepare didominasi oleh perkembangan sektor pertanian,

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, angkutan dan komunikasi serta bank dan lembaga keuangan. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan angka pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan angka/kapita Kota Parepare atas dasar harga konstan periode tahun 2007 – 2010, sebagaimana pada tabel berikut:

  Tabel:6.10 PDRB Kota Parepare Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan PeriodeTahun 2007 - 2010 DATA PDRB KOTA PAREPARE LAPANGAN USAHA Tahun Tahun Tahun Tahun 2007 2008 2009 2010

  Pertanian 48.197,06 51.185,75 55.074,72 54.764,82 Pertambangan & Galia 1.879,42 2.064,76 2.155,95 2.277,01 Industri Pengolahan 18.342,20 19.214,46 20.078,18 20.607,28 Listrik, Gas & Air Bersih 8.370,87 9.540,92 10.185,56 11.125,57

  55.548,80 Bangunan 52.143,32 58.969,33 64.621,46

  193.250,01 Perdagangan, Hotel & 177.816,03 204.554,36 217.743,12 Restoran 129.721,68

  144.726,70 163.957,44 174.473,43 Angkutan & Komunikasi 36.671,99

  78.096,70 99.914,84 124.748,60 Keuangan, Persewaan & 71.315,00

  79.653,15 92.354,47 96.801,62 Jasper Jasa-Jasa

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

6.2. SARANA DAN PRASARANA

6.2.1. Sarana Perkotaan

6.2.1.1. Pendidikan

  Fasilitas Pendidikan yang terdapat Kota Parepare untuk kegiatan proses belajar dan mengajar terdiri atas; Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, SLTP atau sederajat dan SMU atau Sederajat, serta Perguruan Tinggi, khusus untuk Perguruan Tinggi tidak memiliki data. Jumlah fasilitas pendidikan Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel: 6.11 Jumlah dan Jenis Fasilitas Pendidikan Kota Parepare Tahun 2010 JENIS SARANA PENDIDIKAN JUMLA KECAMATAN H (UNIT) TK SD SLTP SMU PT

  Bacukiki

  4 10 *

  6

  2

  22 Bacukiki Barat

  18

  30

  8 8 *

  64 Ujung

  18

  23

  6

  7 54 * Soreang

  17

  35

  11

  12

  • JUMLAH

  75

  57

  

98

  31

  29 10 225 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  6.2.1.2. Kesehatan

  Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari ketersediaan fasilitas kesehatan. Jenis fasilitas kesehatan Kota Parepare terdiri atas; Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Pustu, Posyandu dan Polindes.Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.12 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota ParepareTahun 2010 KECAMATAN JUMLAH (UNIT)

  R. Sakit Umum (Jumlah tempat Tidur)

  1 Puskesmas

  6 Pustu

  19 Rumah Bersalin

  3 Balai Pengobatan

  3 Lab. Klinik

  4 Optikal

  5 Gudang Farmasi

  1 Apotek

  27 Toko Obat Berizin

  15 JUMLAH

  84 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

  6.2.1.3. Peribadatan

  Penduduk Kota Parepare umumnya beragama islam. Jumlah fasilitas peribadatan yang ada saat ini sebanyak 115 buah mesjid,

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  tersebar di masing-masing kecamatan. Jumlah dan jenis sarana ibadah Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel: 6.13 Jumlah Fasilitas Peribadatan Kota Parepare Tahun 2010 JENIS SARANA PERIBADATAN JUMLAH KECAMATAN (UNIT) Mesjid Geraja Vihara Pura

  18 - - - Bacukiki

  18 Bacukiki Barat

  34

  1 - 35 - Ujung

  27

  7 2 -

  36

  39

  10

  2 - Soreang

  51 JUMLAH

  18 4 140 - 118 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun2011

  6.2.1.4. Olah Raga

  Salah satu fasilitas yang mendukung untuk meningkatkan produktivitas masyarakat adalah keberadaan fasilitas olah raga.Berdasarkan data yang diperoleh fasilitas olah raga yang terdapat di Kota Parepare terdiri atas; lapangan sepak bola, lapangan bola volley, lapangan tennis, lapangan bulu tangkis, dan fasilitas olah raga lainnya.Jumlah dan jenis fasilitas olah raga Kota Parepare tidak tecatat.

  6.2.1.5. Perdagangan

  Kota Parepare merupakan kota niaga, sehingga fasilitas perdagangan yang ada di kota ini cukup banyak. Usaha perdagangan yang dilakukan masyarakat Kota Parepare terdiri atas usaha perdagangan kecil, menengah dan besar.Jumlah usaha perdagangan Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut.

  6.2.1.6. Lembaga Keuangan dan Koperasi

  Lembaga keuangan yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengembangkan usahanya terdiri atas; KUD dan Non KUD.Pada prinsipnya keberadaan lembaga keuangan tersebut sangat membantu dalam rangka mengembangkan usaha produksi masyarakat dan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  perputaran ekonomi Kota Parepare.Jumlah dan jenis lembaga keuangan Kota Parepare dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.14 Jumlah KUD, Non KUD Kota Parepare Tahun 2010 KOPERASI KECAMATAN KUD Non KUD

  Bacukiki 7 -

  Bacukiki Barat

  1

  63 Ujung

  2

  53 Soreang

  1

  62 JUMLAH

  4 185 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Th. 2011

6.2.2. Prasarana Perkotaan

6.2.2.1. Jaringan Jalan

  Ketersediaan prasarana jalan merupakan Infrastruktur wilayah/kota yang memiliki peran sangat besar terhadap perekonomian dan aksesibilitas antar wilayah/kota.Jaringan jalan dapat mempermudah arus perputaran barang dan jasa, dimana sarana transportasi darat menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan pergerakan.Prasarana jalan Kota Parepare, jika dikaitkan dengan fungsinya, secara umum berfungsi untuk memudahkan proses pengakutan baik angkutan barang maupun angkutan manusia.Berdasarkan klasifikasi jalan Kota Parepare terdiri atas jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder.Hingga tahun 2009 panjang jalan Kota Parepare didasarkan pada kelas dan jenis permukaan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel: 6.15 Panjang Jaringan Jalan Menurut Kelas dan Jenis Permukaan Kota ParepareTahun 2006-2010 TAHUN JENIS PERMUKAAN Kerikil Aspal Tanah Lainnya 2010 2009 2008 2007 2006 28.462

  27.064 27.064 27.064 30.566

  

182.153

179.350

174.209

171.814

207.002

13.340

  11.417 10.611 9.111 9.111

  92.725 92,725 92.725 94.620 94.620

  TAHUN KONDISI Baik Sedang Rusak Total 2010 2009 2008 2007 2006 182,153

  179,350 174,209 210,504 207,002

  

41,802

38,481

37,675

36,175

39,677

92,725

  92,725 92,725 94,620 94,620

  316,680 310,556 304,609 341,299 341,399

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

6.2.2.2. Listrik

  Jaringan listrik Kota Parepare yang telah terpasang saat ini mengikuti jalur jalan, dengan menggunakan travo pembatas.Distribusi jaringan listrik Kota Parepare termasuk dalam kategori jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah. Pelayanan distribusi jaringan listrik antara lain sambungan ke unit perumahan penduduk, fasilitas sosial, perdagangan dan pemerintahan.

  Prasarana kelistrikan dibutuhkan untuk menunjang berbagai aktivitas dan kegiatan seperti penerangan, kegiatan industri dan lain-lain sebagainya.Karakteristik dan tingkat pelayanan jaringan listrik Kota Parepare sudah terlayani sekitar 26.440 satuan sambungan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel: 6.16 Banyaknya Pelanggan PT. PLN Cabang Parepare Menurut Jenisnya, Tahun 2010 JENIS PELANGGAN TAHUN JUMLAH Intansi Perusahaan Yayasan/ R. Tangga pemerintah Swasta Sosial

  2010 24.681 252 1.114 393 26.440 2009

  23.836 249 1.043 385 25.512

  2008

  21.710 242 1.038 356 23.346

  2007

  21.336 237 1.209 345 23.127

  2006

  20.901 215 1.199 328 22.643

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

6.2.2.3. Telepon

  Jaringan telepon yang telah terpasang saat ini di Kota Parepare, secara umum menggunakan sistem sambungan STO.Distribusi sambungan telepon saat ini secara umum sudah menjangkau seluruh wilayah Kota Parepare.Layanan sambungan telepon di Kota Parepare dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, sarana pemerintahan, sarana perdagangan, sarana industri, dan kebutuhan lainnya.Disisi lainnya tersedianya layanan komunikasi telepon seluler, meningkatkan layanan komunikasi masyarakat, baik secara lokal maupun regional, nasional dan internasional.

6.3. KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CIPTA KARYA

6.3.1. Sub Bidang Air Minum

  Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air minum, oleh sebab itu, ketersediaan air minum sangat dibutuhkan bagi seluruh penduduk dan fasilitas pendukungnya lainnya. Pemenuhan kebutuhan air minum dalam suatu wilayah terdiri atas kebutuhan pelayanan rumah tangga (domestik) dan bukan rumah tangga (non domestik). Kebutuhan pelayanan rumah tangga berdasarkan pada standar kebutuhan penduduk yaitu 60 liter/orang perhari, sedangkan untuk pelayanan bukan rumah tangga disesuaikan berdasarkan jenis fasilitas.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  Kebutuhan akan air bersih untuk air minum Kota Parepare hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi, seperti beberapa kawasan hanya menggunakan air tanah dan mata air sebagai sumber air bersih, terutama pada daerah pegunungan, sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kebutuhan air bersih untuk air minum di wilayah Kota Parepare. Perlunya pemanfaatan sumber air baku dengan menggunakan sistem distribusi melalui pemasangan jaringan perpipaan ke kelompok permukiman penduduk melalui sistem gravitasi dimanfaatkan berdasarkan kondisi wilayah yang bertopografi, pengelolaan potensi sumber air bersih yang ada di Kota Parepare adalah dengan memanfaatkan secara maksimal sumber air permukaan Sungai KarajaE dan Sungai Jawi-Jawi.

  Mengingat kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, maka Pemerintah Kota Parepare perlu memberikan perhatian penuh terhadap sumber-sumber air minum di Kota Parepare. Adapun Sistem penyediaan air minum yang sementara ini melayanai kebutuhan masyarakat Kota Parepare adalah: a. IPA 1 di Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki melayani

  Kelurahan Bumi Harapan, Kelurahan Sumpang Minangae, Kelurahan Lapadde, dan Kelurahan Ujung Bulu.

  b. IPA 2 di Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki melayani Kelurahan Galung Maloang, Kelurahan Lapadde, Kelurahan Bukit Harapan, dan Kelurahan Bukit Indah.

  c. IPA 3 di Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki melayani Kelurahan Labukkang, Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Tiro Sompe, Kelurahan Sumpang Minangae, dan Kelurahan Lumpue.

  d. IPA 4 di Kelurahan Galung Maloang melayani Kelurahan Lompoe, Kelurahan Lemoe, Kelurahan Watang Bacukiki, Kelurahan Galung Maloang, dan Kelurahan Bumi Harapan.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  e. IPA 5 di Kelurahan Galung Maloang melayani Kelurahan Lapadde, Kelurahan Galung Maloang, Kelurahan Lompoe, dan Kelurahan Ujung Baru.

  f. SD P-1 E Harapan di Kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat, SD P-4 C Takkalao di Kelurahan Bukit Indah Kecamatan Soreang, SD P-

  5 B Wekke’e di Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung melayani Kelurahan Ujung Sabbang, Kelurahan Mallusetasi, Kelurahan Ujung Bulu, Kelurahan Ujung Baru, Kelurahan Ujung Lare, Kelurahan Lakessi, dan Kelurahan Kampung Pisang.

  g. SD P-2 F Jompie di Kelurahan Bukit Harapan Kecamatan Soreang melayani Kelurahan Watang Soreang, Kelurahan Bukit Harapan, dan Kelurahan Bukit Indah.

  Penyediaan air bersih/minum di wilayah Kota Parepare dapat memanfaatkan sumber mata air dari sungai terdekat disekitarnya dengan menggunakan sistem perpipaan dan penggunaan pilar hidrant. Pengelolaan air bersih dan lokasi instalasi pengolahan air bersih harus memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, antara lain : a. Persedian air baku cukup dan dan terus menerus;

  b. Sumber air baku tidak dicemari oleh bahan kimia dan mikrorganisme;

  c. Air bakunya higenies dan layak dikomsumsi oleh penduduk;

  d. Tingkat kebocoran air tidak melebihi dari 25 % dari jumlah produksi; dan e. Kesesuaian dan kemudahan teknologi ringan dan mudah pemakaiannya pada sistem perpipaan.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019 Tabel:6.17 Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi PDAM Kota Parepare NO LOKASI JENIS KAPASITAS TERPASAN G KAPASITAS PRODUKSI (L/DT)

  82

  16

  5

  20

  17

  10 Sumber: PDAM Kota Parepare, Tahun 2011 Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, oleh karena itu air bersih yang dijadikan sebagai sumber kebutuhan utama harus bebas dari rasa, bau dan tidak berwarna.Sumber air bersih yang digunakan masyarakat di Kota Parepare bersumber dari air tanah dalam.Dari hasil survey lapangan kondisi air bersih yang ada sampai saat ini masih aman untuk dikomsumsi dan belum mengalami pencemaran, baik yang disebabkan oleh kegiatan industri rumah tangga maupun kegiatan-kegiatan yang sifatnya menggunakan air.

  Tabel: 6.18Sumber Air Yang Digunakan Penduduk Kota Parepare Dirinci Menurut Kecamatan, Tahun 2010 KELOMPOK PELANGGAN BANYAKNYA PELANGGAN (SR)

  3 ) RATA-RATA

  3 )

  Kelompok I Kelompok II Kelompok III.a Kelompok III.b Kelompok III.c Kelompok IV.a Kelompok IV.b Kelompok V

  27 4.140

  1

  10.523 1.148

  464

  65

  3 28.483 13.632

  816.561 2.051.971

  294.678 166.041

  67.218 99.800

  347,35 504,89 197,24 195,00 256,69 357,85

  1.034,12 33.266,67

  Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Th. 2011

  12

  12

  11

  IPA 1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 P-1D Harapan P-1E Harapan P-4B Takkalao P-5B Takkalao P-2F Soreang Labatu Sungai Karajae Sungai Karajae Sungai Karajae

  Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dalam Sumur Dangkal

  IPA 2

  13

  IPA 3

  20

  20

  20

  20

  20

  5

  20

  20

  20

VOLUME YANG DISALURKAN (M

KONSUMSI (M

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  6.3.2. Sub Bidang Persampahan

  Potensi timbulan sampah Kota Parepare berdasarkan sumbernya meliputi; sampah rumah tangga, industri, industri pengolahan ikan, pasar, tempat pelelangan ikan, sampah jalan dan sebagainya. Jika didasarkan pada sifat dan karakteristik sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas di Kota Parepare terdiri atas jenis sampah basah dan sampah kering. Hingga saat ini pengelolaan sampah yang dihasilkan belum dikelola secara optimal, pola penanganan yang dilakukan masyarakat masih bersifat konvensional dengan cara; membakar, menimbun, membuang ke sungai dan laut. Hanya sebagian volume timbulan sampah yang telah tertangani dan diangkut ke TPA. Sarana dan prasarana yang tersedia saat ini antara lain: gerobak sampah, container dan armada pengangkutan sampah.

  6.3.3. Sub Bidang Air Limbah

  Air limbah merupakan air hasil buangan yang memerlukan pewadahan dan tempat, baik yang bersumber dari limbah domestik (rumah tangga) maupun dari industri. Kondisi pengolahan air limbah di Kota Parepare untuk jangka pendek tidak membahayakan lingkungan oleh karena produksi limbah berasal dari aktifitas limbah hasil rumah tangga, namun untuk jangka panjang diperlukan suatu pewadahan untuk mengalirkan dan membuang hasil limbah tersebut.

  6.3.4. Sub BIdang Drainase

  Kondisi permukaan lahan di Kota Parepare relatif datar hingga bergelombang.Kondisi jaringan drainase yang ada saat ini sepenuhnya belum berfungsi optimal dan hanya terdapat pada jalur jalan utama.Di beberapa kawasan jaringan drainase yang ada masih alami. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada luapan air permukaan yang belum tersalurkan dengan baik, mengingat tidak semua jalur jalan yang ada memiliki saluran drainase. Genangan air hujan tidak dapat dihindari pada

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  tempat dan kawasan tertentu, terjadinya luapan air sungai pada musim hujan mengakibatkan genangan air sehingga pengadaan jaringan drainase sangat penting peranannya untuk mengalirkan air hujan dan air permukaan.

  6.3.5. Sub BIdang Tata Bangunan Dan Lingkungan

  Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah serangkain kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik dari perkotaan maupun di pedesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.Untuk memberikan gambaran kondisi tata bangunan dan lingkungan, perlu diuraikan hal-hal sebagai berikut: a. Kondisi aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan

  Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

  b. Kondisi persampahan dan sarana hidrant;

  c. Kualitas pelayanan publik dan perizinan mengenai bangunan;

  d. Kondisi bangunan gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dankenyamanan; e. Jumlah kawasan kumuh yang terdapat di lingkungan Kota Parepare;

  f. Permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah yang mempunyai potensi wisata dan nilai ekonomis; dan g. Kondisi sarana lingkungan hijau/open space atau public space.

  6.3.6. Sub BIdang Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Permukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya.

  Permukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya permukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitikberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan permukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga permukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan permukiman merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.

  Bagi sebagian besar keluarga pemilikan rumah merupakan investasi tunggal yang terbesar. Perumahan itu bukan merupakan barang konsumsi jangka panjang atau suatu milik investasi. Karena pemilikan terhadap perumahan yang akan ditinggali merupakan pemilihan yang sangat penting, melibatkan keputusan yang sangat menentukan antara menyewa rumah atau memiliki rumah sendiri, karena bangunan rumah itu bersifat tahan lama dan tidak mobile (tidak dapat dipindahkan, dan sebagai suatu produk jenis pelayanan perumahan bermacam-macam (perawatan, perbaikan, rehabilitasi, renovasi, disamping pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB), sehingga pasar perumahan itu sangat sukar untuk dianalisis menggunakan teknik analisis eknomi semata-mata, karena meliputi banyak aspek dan masalah.

6.3.6.1. Jumlah dan Sebaran Rumah

  Klasifikasi perumahan di Kota Pareparepada dasarnya dilihat dari segi: luas kaveling, tipe perumahan, kondisi perumahan, dan pola pembentukan permukiman. Kondisi perumahan di Kota Pareparedibedakan atas tiga jenis, meliputi: rumah permanen, semi permanen, dan darurat/temporer. Hasil survey dilapangan secara umum kondisi bangunan/rumah yang ada mayoritas termasuk dalam klasifikasi permanen, semi permanen dan sebagian kecil temporer.

  Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat/perorangan, masih bersifat alami. Pola perumahan yang terbentuk cenderung mengelompok (concentrik) pada suatu kawasan, dan berkembang secara linear mengikuti jaringan jalan dan garis pantai. Hasil

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  survey lapangan yang dilakukan menunjukkan perkembangan perumahan di Kota Pareparemenganut pola konsentrik dan linier. Jumlah rumah di Kota Pareparehingga akhir tahun 2010 sebanyak 23.768 unit yang tersebar pada 4 (empat) wilayah kecamatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel: 6.19 Klasifikasi dan Jumlah Rumah Kota Parepare Tahun 2010 JUMLAH JUMLAH RUMAH PERSENTASE KECAMATAN PENDUDUK (UNIT) (%) (JIWA)

  Bacukiki 14.477 2.814 11,84 Bacukiki Barat 39.085 7.407 31,16 Ujung 32.231 5.919 24,90

  Soreang 43.469 7.629 32,10

  JUMLAH 129.262 23.768 100,00 Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2011

6.3.6.2. Karakteristik Perumahan Kota Parepare

  Seperti halnya pada kota-kota berkembang lainnya, Kota Parepare berkembang dengan dinamikanya sendiri. Karakteristik perumahan yang ada mencerminkan dinamika perkembangan kota itu sendiri. Pengelompokan karakteristik perumahan di Kota Parepare terdiri dari perumahan spontan atau perumahan berdiri sendiri, perumahan formal atau mengelompok.

a. Perumahan Spontan

  Kondisi perumahan spontan di Kota Parepare secara umum tersebar di seluruh kawasan kota, baik pada kawasan perkotaan bagian bawah maupun bagian atas. Perkembangan perumahan spontan cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya lahan/areal kosong yang telah beralih fungsi menjadi areal pengembangan perumahan.

  Pola permukiman spontan yang cenderung tidak teratur, dikhawatirkan akan berdampak pada munculnya kawasan-kawasan

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  permukiman kumuh, baik pada kawasan pesisir maupun kawasan pertumbuhan baru/wilayah kota bagian atas.

b. Perumahan Formal Kota Parepare

  Pengembangan perumahan formal yang dibangun oleh pengembang, seperti Perum. Perumnas, Developer/Pengembang, memperlihatkan adanya perkembangan yang cukup signifikan (lihat tabel). Namun demikian dengan melihat kondisi topografi pada wilayah kota bagian atas yang relatif bergelombang hingga berbukitdengan kemiringan lereng diatas 15%, perlu dipertimbangkan untuk tetap menyediakan lahan- lahan peresapan yang memadai dengan membuat Koefisien Dasar Bangunan (KDB) bangunan yang relatif lebih besar dibanding pada daerah lain dengan kondisi topografi lahan yang relatif datar.

  Sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare, telah digariskan bahwa kawasan pengembangan perumahan di Kota Parepare diarahkan pada beberapa kelurahan, meliputi: kepadatan tinggi, diarahkan pada Kelurahan Kampung Pisang, Kelurahan Ujung Lare, Kelurahan Lakessi, Kelurahan Labukkang, Kelurahan Ujung Bulu, Kelurahan Sumpang Minangae, Kelurahan Tiro Sompe, Kelurahan Ujung Baru, dan Kelurahan Ujung Sabbang. Kawasan dengan kepadatan bangunan sedang ditetapkan di Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Cappa Galung, Kelurahan Mallusetasi, Kelurahan Watang Soreang, dan Kelurahan Bukit Indah. Sementara itu kawasan dengan kepadatan bangunan rendah ditetapkan di Kelurahan Lumpue, Kelurahan Bukit Harapan, Kelurahan Lapadde, Kelurahan Bumi Harapan, Kelurahan Lompoe, Kelurahan Galung Maloang, Kelurahan Lemoe, dan Kelurahan Bacukiki. Pengembangan perumahan pada kawasan ini tentunya dimaksudkan untuk mengarahkan pembangunan kawasan permukiman yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria pengembangan kawasan permukiman Kota Parepare.

  P E M E R I N T A H K O T A P A R E P A R E PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2015 – 2019

  Berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Tata Ruang Kota Parepare, memberlihatkan bahwa terdapat cukup banyak perumahan yang dibangun baik oleh pemerintah (Perum. Perumnas), pihak swasta/developer maupun pihak perorangan.