STUDI KOMPARATIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK OLEH ORANG TUANYA.

STUDI KOMPARATIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA
POSITIF TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK OLEH
ORANG TUANYA

SKRIPSI

Oleh :
SAYYIDAH NUR FAIZAH
C03211056

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PUBLIK ISLAM
PROGRAM STUDI SIYASAH JINAYAH
SURABAYA

2015

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut hukum

pidana Islam dan hukum pidana positif serta bagaimana studi komparatif (persamaan
dan perbedaan) menurut hukum pidana Islam dan hukum pidana positif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kajian pustaka atau kajian teks
(texs reading) dan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif, di mana dalam
analisis ini menganalisis atau menjabarkan permasalahan dengan tidak menggunakan
angka melainkan dengan suatu penelitian yuridis-normatif, yaitu berdasarkan teoriteori hukum dan peraturan perundang-undangan serta pendapat para ahli hukum. Dan
didorong dengan pendekatan komparatif, di mana dalam pendekatan ini terdapat
minimal dua faktor untuk dijadikan suatu perbandingan (persamaan atau perbedaan)
yang berkaitan dengan kasus yang diangkat oleh peneliti.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tindak pidana pembunuhan anak oleh
orang tuanya tetap dihukum sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang, karena
di dalam ketentuan hukum qishash yang menyatakan “orang tua tidak dihukum
dengan sebab membunuh anaknya”, di dalam ayat al-Qur’an juga mengatakan
“nyawa dibalas dengan nyawa”,namun jika tetap mengarah pada ketentuan yang ada
di dalam hukum qishash; maka akan sering terjadi kasus serupa, yaitu banyaknya
tindak pidana yang dilakukan. Dan supaya tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi.
untuk itu peneliti tetap mengacu pada ketetapan hukum yang ada dalam hukum
pidana positif, yakni dalam bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa. Di mana
dalam hal ini pokok hukumannya yaitu dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.
Serta Persamaan antara hukum pidana Islam dan hukum pidana positif adalah dengan

tujuan agar dapat mengendalikan situasi dan kesadaran masyarakat serta untuk
menimbulkan kesadaran bagi para pelakunya agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama. Sedangkan perbedaan yang mendasar antara hukum pidana Islam dan hukum
pidana positif adalah ada dalam sanksi hukumannya. Jika dilihat dari hukum pidana
positif sudah jelas bahwa hukuman pokok pada tindak pidana pembunuhan atau
kejahatan terhadap nyawa yaitu dipidana paling lama 15 tahun. Sedangkan didalam
hukum pidana Islam, dalam ketentuan hukum qishash yang mengatakan tidak
dihukumnya ketika orang tua yang membunuh anaknya. Namun kali ini penulis tetap
mengacu pada ditegakkannya suatu hukuman bagi pelaku tindak pidana. Dari alasanalasan tersebut, maka penulis tetap mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP).
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada pemerintah, diharapkan
perhatiannya untuk tindak pidana pembunuhan ini, karena kasus ini merupakan
gambaran yang sangat mencerminkan betapa rusak dan susahnya kehidupan
rakyatnya. Kepada seluruh masyarakat, seharusnya kontak sosial terhadap sesama
lebih ditingkatkan, supaya tolong menolong antar sesama terjalin dengan baik serta
ilmu-ilmu agama diterapkan pada diri setiap manusia dan penanaman nilai-nilai
agama di lingkungan masyarakat tetap berjalan supaya setiap individu tidak ada yang
mempunyai sifat untuk melakukan tindak pidana.
v


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
D. Kajian Pustaka ...................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................... 9
G. Definisi Operasional ............................................................................ 10
H. Metode Penelitian ............................................................................... 11
I. Sistematika Pembahasan .................................................................... 16
BAB II KONSEP DASAR TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK OLEH
ORANG TUANYA MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM ............ 18
A. Pengertian Dan Dasar Hukum Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh
Orang Tuanya ....................................................................................... 18
B. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang
Tuanya ................................................................................................... 23
C. Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya ....... 31
ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III KONSEP DASAR TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK OLEH
ORANG TUANYA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF ........ 40
A. Pengertian Dan Dasar Hukum Tindak Pembunuhan Anak Oleh
Orang Tuanya ...................................................................................... 40
B. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang

Tuanya ................................................................................................. 46
C. Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya ....... 53
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM
PIDANA POSITIF TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK
OLEH ORANG TUANYA ........................................................................... 63
A. Persamaan Antara Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana
Positif .................................................................................................. 63
B. Perbedaan Antara Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana
Positif .................................................................................................. 64
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 71
A. Kesimpulan ......................................................................................... 71
B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 74
LAMPIRAN ................................................................................................................ 77

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan bagian dari generasi muda sebagai salah satu
sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita–cita
perjuangan bangsa, yang memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam
menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara
utu, serasi, selaras, dan seimbang. Untuk melaksanakan pembinaan dan
memberikan perlindungan terhadap anak, di perlukan dukungan, baik yang
menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum yang lebih memadai.1
Di dalam Undang-undang tentang sistem peradilan anak, yang
disebut anak yang menjadi korban tindak pidana yang selanjutnya disebut
anak korban adalah anak yang belum berusia delapan belas tahun yang
mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh tindak pidana.2
Allah swt berfirman :

ِِ‫شاِءِِاِنِاِثِاِوِِيِهِبِِِلمِن‬
ِ ‫تِِوالِِرضِِيِلِقِِ ِماِيِشِاءِِِيِهِبِِلِمِ ِنِِي‬
ِ ‫لِلهِِمِلِكِِالسِمِاِوا‬

ِِ‫اِناِوِِاِِِناِثِاِوِِيِعِلِِ ِمنِِيشِاءِ ِع ِقيِمِاِاءِِنِ ِهِعِلِيِم‬
ِ ‫يِشِاءِِِالذِِكِ ِوِرِِاءِِ ِوِيِِزِوِجِهِمِِِذكِِر‬
ٌ‫قِ ِدِير‬
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa
yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa
1

Mohammad Taufik Makaro, Letkol Sus, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum Perlindungan Anak
dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), Hlm.1
2
Undang-undang Tentang Sistem Peradilan Anak, Bab I : Ketentuan Umum Pasal I ayat 4

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang
dia kehendaki, Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan

perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan
mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi
Maha Kuasa. (Ash – Shuraa : 49-50)
Hubungan antara orang tua dan anak dianggap sangat penting
karena dari hubungan inilah tercipta manusia–manusia yang peduli dengan
sesama dan saling menghormati antar manusia yang satu dengan manusia
yang lain. Hubungan yang tidak pernah terputus oleh kondisi apapun.
Hubungan yang paling abadi yang pernah dimiliki oleh antar sesama
manusia.3
Allah swt berfirman dalam surat al-Israa’ (31) :

ِِ‫ِو ِلِتِقِتِلِ ِوِاِاءِِوِِلِِِد ِكمِِ ِخشِيِ ِةِِاءِِ ِملِِقِِ ِننِِنِِرِزِقِهِمِِوِِاءِِِياِكِمِِِانِِقِتِلِ ِهمِِ ِكاِنِِخِطِاء‬
ٌِ‫كِِبيِِرا‬
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rizqi kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
Di dalam Negara juga mengatur tentang hal tersebut yang
dituangkan di dalam Undang – Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak, Di dalam Ketentuan Umum Pasal 13 ayat 1 yang
berbunyi “Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau

pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas pengasuhan berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan :
1. Diskriminasi
3

Ibid.,Hlm.3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

2. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
3. Penelantaran
4. Kekejaman, kekerasan dan penganiayaan
5. Ketidak adilan, dan
6. Perlakuan salah lainnya”.4
Akan tetapi hubungan yang seharusnya penuh kasih sayang dan
harmonis ini semakin berkurang pada zaman sekarang. Banyak anak – anak
yang menerima perlakuan yang kurang baik dari orang tuanya bahkan
tindakan tersebut sudah dapat dikatakan sebagai sebuah tindak pidana yang

dilakukan oleh orang tua kepada anaknya mulai dari memukul sampai
kepada penganiayaan yang berakibat menghilangkan nyawa anak tersebut
melayang. Seperti halnya pada kasus yang bisa dijadikan bukti yang terkait
dengan judul ini yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap
ananya diantaranya pada tahun 2006 di Bandung seorang ibu yang tega
membunuh ketiga anaknya yang disebabkan karena kekhawatiran terhadap
nasib ketiga anaknya.5 Pada tahun pada tahun 2014 di Kalimantan Selatan
seorang ibu yang tega membunuh anaknya sendiri yang masih duduk

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,
(Bandung : Citra Umbara, 2012), Hlm. 82
5
Tempointeraktif, Ibu Membunuh Tiga Anak Diduga Mengidap Paranoid. Diakses pada tanggal
22 Februari 2006,
http:/www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/06/15/brk,2006061578943,id.html2.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4


dibangku kelas 2 SD, kasus pembunuhan ini terjadi karena diduga ibu
korban mengalami stres berat.6
Melihat dari contoh kasus di atas, pada dasarnya tindak pidana
pembunuhan di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), yaitu Kejahatan Terhadap Nyawa, yang terdapat dalam
pasal 338 “ Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Tetapi di
dalam kenyataan yang sering terjadi saat ini yaitu pembunuhan atau tindak
pidana yang dilakukan oleh orangtuanya, dan Undang–Undang khusus
orang tua yang melakukan tindak pidana belum ada yang mengaturnya.
akan tetapi secara umum yang berkesinambungan dalam hal ini adalah
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 338, Undang–Undang
Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan Undang–Undang
Nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Kemudian di dalam hukum Islam, khususnya di dalam ketentuan
hukum Qishas menyatakan bahwa “ Seorang ayah tidak di Qishah karena

membunuh anaknya”.

7

Serta dalam Hukum Islam sendiri juga mengatur

konsep tentang M>aq>asid As – Sha>ri’ah, diantaranya yaitu:
1. Menjaga Agama

)‫(حفظ الد ين‬

2. Menjaga Jiwa

)‫(حفظ النفس‬

3. Menjaga Akal

)‫(حففظ العقل‬

6

KabarKalsel, Ibu Membunuh Anaknya Diduga Karena Stres, Diakses Pada Tanggal 8 Maret
2004,http://www.kabarkalsel.info.com/2014/03/sultan-adam-geger-ibu-bunuh-anakkandung.html1.
7
Mustofa Hasan, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung : Pustaka Setia), Hlm.280

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

4. Menjaga Keturunan )‫(حفظ النسل‬
5. Menjaga harta

)‫(حفظ الما ل‬.8

Dari alasan–alasan yang melatarbelakangi penulis mengangkat
judul ini karena adanya perbedaan antara hukum pidana islam dan hukum
pidana positif mengenai kasus yang penulis teliti. Serta atas kesesuaian
dengan judul yang penulis angkat

tentang “Studi Komparatif Hukum

Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif Tentang Tindak Pidana
Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya”, maka dapat dipahami bahwa
dalam kenyataannya masih banyak terjadi pembunuhan yang dilakukan
orang tua terhadap anaknya.
Dengan alasan–alasan yang telah dikemukakan di atas maka
penulis akan membahas dan mengulas tentang “ Studi Komparatif Hukum
Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif Tentang Tindak Pidana
Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Pembahasan mengenai “Studi Komparatif Hukum Pidana Islam
Dan Hukum Pidana positif Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh
Orang Tuanya” berarti membahas tentang banyak hal yang berhubungan
dengan peran orang tua terhadap anaknya. Pembatasan suatu masalah ini
sangat diperlukan penulis supaya apa yang akan dibahas oleh penulis tidak

8

Suyatno, Dasar-Dasar Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm.
153-170

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

keluar dari masalah dan tetap fokus pada inti suatu masalah yang akan
dibahas. Di antara identifikasi masalah tersebut adalah :
1. Ketentuan dalam KUHP pasal 338 tentang kejahatan terhadap nyawa.
2. Ketentuan undang-undang no.23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak.
3. Ketentuan hukum qishas dalam tindak pidana pembunuhan.
4. Pandangan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana pembunuhan
anak oleh orang tuanya.
5. Pandangan hukum pidana positif terhadap tindak pidana pembunuhan
anak oleh orang tuanya.
6. Ketentuan fiqih siyasah terhadap tindak pidana.
7. Persamaan hukum pidana islam dan hukum pidana positif tentang
tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya.
8. Perbedaan hukum pidana islam dan hukum pidana positif tentang
tindak pidana pembunuhan anakoleh orang tuanya.
Dari identifikasi masalah yang ada, penulis memberikan suatu
batasan masalah sebagai berikut :
1. Tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut hukum
pidana Islam dan hukum pidana positif.
2. Studi komparatif

hukum pidana islam dan hukum pidana positif

tentang tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya.

C. Rumusan Masalah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Dari beberapa batasan masalah di atas, untuk itu penulis
merumuskan suatu masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini, di
antara perumusan masalah tersebut, adalah :
1.

Bagaimana Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya
Menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif?

2.

Bagaimana Persamaan dan Perbedaa Menurut Hukum Pidana Islam
dan Hukum Pidana Positif Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Anak
Oleh Orang tuanya?

D. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini, sejauh penulis ketahui, skripsi di
Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam belum ada yang membahas tentang :

Studi Komparatif Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif Tentang
Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya.

Namun, skripsi

yang penulis bahas ini sangat berbeda dari skripsi–skripsi yang ada,
walaupun dalam lingkup kesamaan tema, tetapi berbeda dari titik fokus
pembahasannya.
Dan untuk lebih jelasnya penulis akan kemukakan skripsi yang
mempunyai bahasan dalam satu tema antara lain :
Yang Pertama, Skripsi dengan judul “Anaslis Hukum Pidana Islam

( Formil Dan Materiil) Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Ngawi
Tentang Tindak Pidana Pembunuhan Di Lingkungan Keluarga” Tahun

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

2006, yang ditulis oleh Wahyu Nugroho, jurusan SJ (Siyasah Jinayah).
Dalam karyanya yang dimuat ini dijelaskan tentang :
1.

Bagaimana deskripsi putusan hakim Pengadilan Negeri ngawi No.
192/PID.B/2001/PN Ngawi tentang kasus pembunuhan dilingkungan
keluarga.

2.

Bagaimana pandangan hukum pidana islam (formil dan materiil)
terhadap putusan Pengadilan Negeri Ngawi tersebut.
Yang Kedua, Skripsi dengan judul “Tes DNA Sebagai Instrumen

Pembuktian Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Prespektif
Hukum Islam Dan Hukum Positif” Tahun 2005, yang ditulis oleh M
Ikhwanul Mabrur, jurusan SJ (Siyasah Jinayah). Dalam karyanya yang
dimuat ini dijelaskan tentang :
1.

Apakah hasil tes DNA dapat dijadikan daftar pembuktian dalam proses
tindak pidana pembunuhan.

2.

Apakah hasil tes DNA dapat mengikat hakim dalam pengambilan
keputusan hukum dalam hukum islam dan hukum positif.
Adapun penelitian dalam skripsi ini, menitikfokuskan terhadap

Studi Komparatif Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif Tentang
Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya.

E. Tujuan Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Setiap penulis ilmiyah tentu memiliki tujuan pokok yang akan
dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, penulis
merumuskan tujuan penelitian skripsi sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya
menurut hukum pidana islam dan hukum pidana positif.
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara hukum pidana islam
dan hukum pidana positif tentang tindak pidana pembunuhan anak oleh
orang tuanya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat dan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang siyasah jinayah dan agama, karena penelitian ini akan membahas
tentang :
Tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut
hukum pidana islam dan hukum pidana positif dan terhadap persamaan dan
perbedaan hukum pidana islam dan hukum pidana positif tentang tindak
pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya.
Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dalam pengetahuan dibidang siyasah jinayah karena :
1. Sebagai suatu acuan untuk menyusun hipotesis dalam penelitian
selanjutnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Sebagai kontribusi bagi pelaku tindak pidana pembunuhan agar dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan ketika akan melakukan suatu
perbuatan pidananya.

G. Definisi Operasional
1. Hukum Pidana Islam dalam penelitian ini adalah hukum yang
bersumber dari dalil-dalil al-Qur’an, hadits

sampai pada pendapat

ulama-ulama madzhab yang berkaitan dengan pembunuhan anak oleh
orang tuanya.
2. Hukum Pidana Positif, dalam

penelitian ini adalah hukum yang

bersumber dari undang–undang yang berkaitan dengan perlindungan
anak atau undang-undang kejahatan terhadap nyawa.
3. Komparatif adalah membandingkan paling tidak ada dua masalah atau
adanya dua faktor yaitu faktor persamaan atau faktor perbedaan.
4. Anak adalah anak kandung yang merupakan bagian dari generasi muda
sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan
penerus cita–cita perjuangan bangsa, yang memerlukan pembinaan dan
perlindungan dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,
mental, dan sosial secara utu, serasi, selaras, dan seimbang.
5. Orang tua, dalam penelitian adalah seseorang yang melakukan tindak
pidana pembunuhan yang dilakukan terhadap anaknya yang bisa
disebabkan kareana faktor ekonomi, faktor kejahatan, dan faktor tidak
diinginkannya seorang anak terlahirkan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Yang paling diwajibkan dalam menjaga dan memelihara tumbuh
kembangnya anak di dalam menjalani kehidupan. Kewajiban ini juga di
atur dalam pasal 26 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak yang pada dasarnya, kewajiban orangtua mengasihi,
memelihara, mendidik dan melindungi anaknya.

H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah metode Analisis Deskriptif
Kualitatif, yaitu suatu metode dimana penulis yang data-datanya di
ungkapkan melalui kata–kata, norma atau aturan–aturan yang bukan
berupa angka.9 Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan dua
macam pendekatan, Pertama : pendekata undang–undang (statue

approach) : di mana pada pendekatan ini peneliti mencoba menelaah
semua undang-undang yang membahas tentang hal–hal yang berkaitan
dengan permasalahan tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya.

Kedua : pendekatan konsep (conseptual approach) : di mana pada
pendekatan konsep ini adalah suatu literatur yang membahas tentang
pendapat para fuqaha’ dan para pakar hukum yang nantinya dijadikan
sebagai sarana pendukung dalam penyusunan proposal ini, baik berupa
konsep hukum pidana positif maupun hukum pidana Islam. Serta
didukung oleh pendekatan komparasi. Studi komparasi menurut

9

Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.2006),
Hlm.33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Poerwodarminto dalam kamus umum Bahasa Indonesia, yaitu studi :
ingin mendapatkan atau mempelajari. Mempelajari berarti ingin
mendapatkan suatu yang khusus dengan didorong oleh rasa ingin tau
terhadap sesuatu yang belum dipelajari atau dikenal. Sedangkan

Komparasi : membandingkan paling tidak ada dua masalah dan ada dua
faktor kesamaan atau faktor perbedaan.10
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah

Yuridis–Normatif, yaitu cara penelitian dengan penulisan yang didasarkan
pada analisis terhadap asas hukum dan beberapa teori hukum serta
peraturan perundang–undangan yang sesuai dan berkaitan dengan
permasalahan dalam proposal ini.11
Data – data yang di ambil merupakan pendapat atau doktrin para
ahli

hukum

atau

yuridis-normatif

dengan

tujuan

agar

dapat

menggambarkan masalah dengan baik berdasarkan keberadaan data–data
tersebut sehingga dapat di ambil kesimpulannya atau dapat juga disebut
dengan deskriptif.12
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh yang harus
dilakukan sendiri oleh peneliti, atau sesuatu yang dapat memberikan

10

Betty Schramfer Azar, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Binarupa Aksara,1993),Hlm.56
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian HukumNormatif, (Malang, Bayu Media
Publishing, 2006), Hlm.57
12
Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.2006),
Hlm.35

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.13 Berdasarkan sumbernya,
sumber data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer
Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian.14 Dengan mengunakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.15
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Fiqih Jinayah dan KUHP
serta Undang-Undang perlindungan anak No.23 tahun 2002.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan.
Data sekunder digunakan untuk melengkapi data primer, mengingat
bahwa data primer dapat dikatakan sebagai data praktek yang ada secara
langsung dalam praktek lapangan.16
Data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini adalah
buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Data tersebut di
antaranya adalah :
 Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Mohammad Taufik Makarao; Letkol Sus; Weny Bukamo;
Syaiful Azri.
13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.Rineka Cipta,
2006), Hlm.129
14
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta : Granit, 2004), Hlm.57
15
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : PT.Pustaka Pelajar, 1998), Hlm.91
16
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,(Jakarta : Rineka Cipta, 2004),
Hlm.88

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

 Dasar-dasar Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Suyatno.
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
 Tindak Pidana Khusus, Aziz Syamsuddin.
 Fiqh Jinayah, M.Nurul Irfan; Masyrofah.
 Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, Mustofa Hasan; Beni Ahmad
Saebani.
 Asas-asas Hukum Pidana Islam, Ahmad Hanafi.
 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Moeljatno.
 Fiqh Islam, Sulaiman Rasjid
3. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting dalam
penelitian. Tanpa upaya pengumpulan data berarti penelitian tidak dapat
dilakukan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.17
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
teknik studi dokumentasi. Dokumentasi adalah membaca atau melihat,
meneliti dan mempelajari dokumen dan data – data yang diperoleh dari
karya – karya atau literatur dan referensi yang berhubungan dengan
permasalahan ini.18

17

Mahi M.Hikmat, Metode Penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi dan Sastra,
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), Hlm.72
18
Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.2006),
Hlm.35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

4. Teknik analisis data
Setelah tahapan pengolahan data, langkah selanjutnya yaitu teknik
analisis data. Teknik analisis data yang telah penulis gunakan adalah
Deskriptif Analisis yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat
deskripsi (menjabarkan) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.19
Dengan pola fikir induktif yaitu berangkat dari kasus-kasus yang bersifat
khusus berdasarkan pengalaman nyata yang kemudian dirumuskan
menjadi definisi yang bersifat umum.20 Oleh karena itu data yang
diwujudkan dalam penelitian ini bukan dalam bentuk anagka melainkan
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
5. Teknik pengolaan data
Data yang terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data, pada
akhirnya akan di analisis dan mungkin diinterpretasikan untuk menjawab
atau memecahkan masalah penelitian dan atau membuktikan kebenaran
hipotesis yang telah ditetapkan semula. Untuk memudahkan analisis,
maka diperlukan pengolahan data.21
Adapun teknik yang digunakan dalam pengolahan data antara lain
adalah :

19

Suryadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Grafindo, 1998), Hlm.18
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda karya, 2001),
Hlm.15
21
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta : Granit, 2004), Hlm. 117
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

a. Editing, yaitu kegiatan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian data.
Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali data yang diperoleh
mengenai pembunuhan anak oleh orang tuanya.22
b. Coding, yaitu usaha untuk mengklasifikasikan dan memeriksa data
yang relevan dengan tema penelitian ini agar lebih fungsional.23

I.

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini, memuat lima Bab
pembahsan, yaitu :
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang meliputi

latar

belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, konsep dasar tindak pidana pembunuhan anak oleh
orang tuanya menurut hukum pidana Islam, dalam hal ini memuat tentang
tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut hukum pidana
Islam yang meliputi pengertian dan dasar hukum, bentuk – bentuk tindak
pidana pembunuhan, serta sanksi bagi tindak pidana pembunuhan menurut
hukum Islam.

22

Soeratno, Metodologi Penelitian Anak Untuk Ekonomi Islam dan Bisnis, (Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 1995), Hlm.127
23
Soeratno, Metodelogi Penelitian Untuk Ekonomi Islam Dan Bisnis. (Jakarta : Grafindo, 1998),
Hlm.37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab ketiga, Konsep dasar tindak pidana pembunuhan anak oleh
orang tuanya menurut hukum pidana positif, dalam hal ini memuat tentang
tindak pidana pembunuhan anak oleh orang tuanya menurut hukum pidana
positif yang meliputi pengertian dan dasar hukum, serta sanksi bagi tindak
pidana pembunuhan anak oleh orangtuanya menurut hukum pidana positif.
Bab keempat, berisi analisis perbandingan dari kedua hukum,
dalam bab ini meliputi perbedaan dan persamaan antara hukum pidana
islam dan hukum pidana positif tentang tindak pidana pembunuhan anak
oleh orangtuanya.
Bab kelima, merupakan bab terakhir, dalam bab ini meliputi
kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

BAB II
KONSEP DASAR TINDAK PIDANA
PEMBUNUHAN ANAK OLEH ORANG TUANYA
MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang
Tuanya Menurut Hukum Pidana Islam

Pembunuhan didalam bahasa arab, disebut ”‫ ”القتل‬yang berasal dari kata " ‫” قتل‬
yaitu membunuh, mnghilangkan nyawa. Sedangkan pendapat para ulama madzhab
berbeda-beda pendapat mengartikan pembunuhan ini, diantaranya yaitu :
1. Menurut Abdul Qadir Al-Audah adalah perbuatan manusia yang menghilangkan
kehidupan yakni pembunuhan itu adalah menghilangkan nyawa manusia dengan
sebab perbuatan manusia yang lain”.1
2. Menurut Zainuddin Ali adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang
dan/atau beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang
meninggal dunia.2
Pembunuhan termasuk tindakan yang membuat orang lain kehilangan
nyawanya. Didalam sejarah kehidupan manusia, pembunuhan pertamakali dilakukan
oleh Qabil terhadap Habil. Keduanya adalah anak dari nabi Adam as. Peristiwa
tersebut dijelaskan oleh Allah dalam Qs.Al-Maidah ayat 27-31 :

1
2

Abdul Qadir Al- Audah, T.T, At-Tasyri’ Al-Jinaiy Al-Islamiy, ( Beirut : Dar Al-kitab Al-arabi), Hlm. 6
Zainuiddin Ali, 2002, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika), Hlm. 24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

              
   

          

              
             
            
             
          
(27) Ceritakanalah kepada mereka kisah kedua putra adam (Habil dan Qabil)
menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban. Maka
diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang
lain (Qabil). Ia berkata (Qabil) : “aku pasti membunuhmu”. (Habil) berkata : “
sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa. (28)
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku
sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan serta sekalian alam. (29) Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuhku) dan dosamu
sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah
pembalasan bagi orang-orang yang dzalim. (30) Maka hanya nafsu Qabil yang
menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah,
maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (31) kemudian allah
menyuruh seekor burung gagak menggali-gali dibumi untuk memperlihatkan
kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil
berkata : ”Aduh celaka aku,mengapa aku tidak mampu berbuat seoerti burung gagak
ini,lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” karena itu jadilah dia seorang
diantara orang-orang yang menyesal.3
Sedangkan menurut Qs. Al-An’am ayat 151 yang dimana intinya adalah
larangan tindakan pembunuhan.

              

3

Beni Ahmad Saebani, 2013, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung : Pustaka Setia), Hlm.274

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Jangan kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan sesuatu (sebab) yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami(nya).4

Didalam HR. Bukhari juga mengatakan :

)‫اَ ي ْق َتل مسْ ِ ِبكا َ فِر (ر اه البخا ر‬
Orang islam tidak dibunuh sebab dia membunuh orang kafir. (HR.Bukhari)5

Sebagai tindakan pidana yang dilakukan pertama kali antar umat manusia.
Allah menetapkan hukuman yang sangat tegas, seperti dalam Qs. Al-Maidah ayat 45:

          
             
        
Dan kami telah tetapkan kepada mereka didalamnya (At-Taurat) bahwasannya
jiwa (dibalas) jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,
gigi dengan gigi. Dan luka-lukapun ada Qishashnya. Barangsiapa yang melepaskan
(hak qishash) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang zalim.6
Dari ayat-ayat di atas, selain menjelaskan tentang bagaimana tegasnya Allah
menetapkan hukuman dalam tindak pidana ini juga secara tidak langsung
menjelaskan bahwa hukuman yang setimpa dalam tindak pidana pembunuhan tidak
hanya terdapat dalam Al-Qur’an, tetapi didalam buku Fiqih Islam, karya Sulaiman
Rasjid menyatakan bahwa hukuman yang ditetapkan dalam tindak pidana ini yaitu

4

Ibid.,274
Sulaiman Rasjjid,2013, Fiqh Islam, Bandung : Sinar Baru Algensindo, Hlm. 431.
6
Beni Ahmad Saebani, 2013, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung : Pustaka Setia), Hlm.277
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Qishash. Didalam buku Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, karya Mustafa Hasan
juga menyatakan bahawa pembunuhan termasuk dalam pembahasan Jinayah dan
masuk dalam hukuman qishash.7 Karena hukuman ini dianggap paling berat dan
untuk menghargai jiwa manusia yang sudah diambil atau dihilangkan nyawanya oleh
orang lain.8
Sedangkan tindak pidana pembunuhan itu sendiri menurut hukum pidana
Islam, yaitu jinayah. Jinayah (‫ )جناية‬merupakan bentuk mashdar dari ( – ‫جني – يجني‬
‫) جناية‬. Sedangkan menurut istilah adalah hasil perbuatan seseorang yang terbatas
pada perbuatan yang dilarang dan pada umumnya. Para fuqaha menggunakan istilah
tersebut hanya untuk perbuatan-perbuatan yang mengancam keselamatan jiwa
seperti pemukulan dan pembunuhan. Selain itu, para fuqaha memakai istilah tersebut
pada perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman hudud dan qishash.9
Pembunuhan menurut hukum Islam masuk kedalam bab Jinayat, yaitu
membunuh orang, melukai seseorang, memotong anggota tubuh, dan menghilangkan
manfaat badan; misalnya menghilangkan salah satu pancaindra. Pembunuhan
merupakan perbuatan yang berakibat sangat buruk bagi pelaku dan yang terbunuh.10
Dari penjelasan diatas maka tindak pidana pembunuhan itu termasuk dalam
sanksi hukuman qishash. Qishash menurut bahasa arab adalah qisha>sh yang artinya
pembalasan atau hukuman yang setimpa. Sedangkan menurut istilah qisha>sh adalah
balasan yang setimpa yang diberikan kepada pelaku tindak pidana. Didalam qishash
terdapat syarat wajib qishash, diantara syarat wajib qishash adalah :

Mustafa Hasan, 2013, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, ( Bandung : Pustaka Setia), Hlm.273
Sulaiman Rasjid, 2013, Fiqih Islam, ( Bndung : Sinar Baru Algensindo), Hlm. 431
9
H.A.Dzajuli, 1997, Fiqh Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam), ( Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada), Hlm.1
10
Sulaiman Rasjid,2013, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo), Hlm.429
7

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

1.

Orang yang membunuh sudah baligh dan berakal

2. Orang yang dibunuh tidak kurang derajatnya dari yang membunuh.
Dalam artian agama dan merdeka atau tidaknya, begitu juga anak dan bapak.
Oleh karenanya. Bagi orang islam yang membunuh orang kafir tidak berlaku
qishash, begitu juga orang tua, tidak dibunuh sebab membunuh anaknya.
3. Yang terbunuh adalah orang yang terpelihara darahnya, dengan islam atau
dengan perjanjian.
Firman Allah SWT dalam Qs. Al-Baqarah ayat 178 :

            
              
             
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu
pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi
ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih.11
Dari ayat di atas maka, Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama.
qishash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris
yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat
diminta dengan baik, misalnya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang
membunuh hendaklah membayarnya dengan baik pula, misalnya dengan tidak
menangguh-nangguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelaskan
hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si

11

Beni Ahmad Saebani, 2013, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung : Pustaka Setia), Hlm.279

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pembunuh setelah menerima diyat, maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan
di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.12

B. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Pembunuhan Anak Oleh Orang Tuanya Menurut
Hukum Pidana Islam
Suatu perbuatan tindak pidana tidak hanya mengenai satu tindakan, tetapi
dapat menjadi berbagai macam jenis yang tergantung dari unsur-unsur yang terdapat
didalam perbuatan tersebut. Di dalam kasus yang penulis angkat sebenarnya penulis
mengkhususkan pada Qatlul ‘Amdi saja, namun dibawah ini dari ketiga bentuk
tindak pidana pembunuhan anak oleh orangtuanya, penulis jelaskan pada tiap-tiap
macam atau bentuknya menurut hukum pidana Islam. Tindak pidana dalam hukum
pidana islam dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :13
1. Qatlul ‘Amdi atau pembunuhan sengaja adalah suatu perbuatan penganiayaan
terhadap

seseorang dengan maksud untuk menghilangkan nyawa seseorang

tersebut. Pembunuhan sengaja ini merupakan perbuatan yang haram, seperti yang
ada dalam Qs.Al-Isra’ ayat 33:

             
          
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah
(membunuhnya) melainkan dengan satu (alasan) yang benar. Dan barang siapa
dibunuh secara dzalim maka sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam
membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.14

Sulaiman Rasjid, 2013, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo), Hlm. 429
Zainudin Ali, 2007, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Sinar Grafika), Hlm.24
14
Ibid., Hlm.26

12

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Di dalam ayat lain Allah menyatakan bahwa seseorang yang membunuh
orang lain sama dengan dia membunuh seluruh manusia, ayat tersebut terdapat
dalam Qs.Al-Maidah ayat 32 :

               
           
            

Oleh karena itu kami telah tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa
barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) yang
lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan
seseorang, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.
dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.15
Unsur-unsur yang terdapat dalam pembunuhan sengaja adalah :16
1. Korban adalah orang yang hidup, artinya korban itu adalah manusia yang hidup
ketika terjadi pembunuhan walaupun dia sedang sakit parah. M