PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PERKOTAAN STUDI KASUS PERBUATAN MESUM REMAJA DI WARUNG INTERNET BARATA JAYA KOTA SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memeproleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Sosiologi

Disusun Oleh :

MOHAMMAD REZA SETIAWAN

NIM :B75213057

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Mohammad Reza Setiawan, 2013, Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan Studi Kasus Perbuatan Mesum Remaja di Warung Internet Barata Jaya Kota Surabaya, Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan dan Latar Belakang dan Bentuk-bentuknya

Permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini ada dua yakni bagaimana bentuk-bentuk perbuatan mesum remaja dan bagaimana latar belakang perbuatan mesum remaja di warung internet Barata Jaya kota Surabaya. Namun dari dua rumusan tersebut sebuah sub dari pembahasan didalamnya, antara lain pembahasan mengenai bentuk-bentuk perbuatan mesum remaja di warung intenet dan latar belakang yang terjadi pada remaja di warung intenet barata jaya kota Surabaya.

Adapun itu, latar belakang remaja melakukan perbuatan mesum karena mereka awalnya melihat situs porno yang ada di dalam warung internet alasan remaja tersebut adalah iseng – iseng saja, tetapi setelah remaja tersebut sering melihat video dan gambar – gambar porno mereka ingin melampiaskan nafsunya ke pacar mereka. Dari keisengan dan mencoba – coba melihat yang mendasari mereka untuk melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena ini yaitu teori A, L Kroeber yang terjadi pada perbuatan mesum remaja di warung internet barata jaya kota Surabaya. Difusi, difusionisme, ialah istilah yang diberikan kepada beberapa teori perkembangan kebudayan dengan memberi tekanan pada difusi. Difusi adalah suatu proses persebaran suatu atau sejumlah unsur kebudayan.

Dari hasil penelitian yang ditemukan bahwa; (1) Bentuk perbuatan mesum remaja yaitu dalam penelitian ini termasuk perilaku menyimpang yang negatif karena bertentangan dengan nilai – nilai sosial yang mengakibatkan pelanggaraan. Di dalam warnet para remaja tersebut melakukan perbuatan mesum seperti melakukan adegan ciuman, menonton dan melihat gambar – gambar porno dan perilaku menyimpang lainya. (2) Latar belakang perbuatan mesum remaja yaitu para remaja melakukan perbuatan mesum di dalam warnet karena mereka awalnya membuka media sosial kemudian remaja tersebut karena iseng – iseng melihat situs porno yang ada di dalam warung internet. Alasan remaja tersebut melihat situs porno adalah iseng – iseng saja, tetapi setelah remaja tersebut sering melihat video dan gambar – gambar porno mereka ingin melampiaskan nafsunya ke pacar mereka. Hal yang mendasari mereka untuk melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet pada awalnya iseng – iseng tetapi lama – kelamaan remaja tersebut sering membrowsing situs porno.


(7)

i

Persetujuan Pembimbing i

Motto ii

Persembahan iii

Pernyataan Pertanggungjawaban Penulisan Skripsi iv

Abstrak v

Kata Pengantar vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

Tabel 4.1 61

Tabel 4.2 63

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 11

C. Tujuan Penulisan 11

D. Manfaat Penelitian 11

E.Definisi konseptual 12

F.Sistematika Pembahasan 16

BAB II : PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF

A.L KROEBER 20

A. Penelitian Terdahulu 20

B. Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan 27

C. Kerangka Teori 43

BAB III : METODE PENELITIAN 48


(8)

ii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 52

C. Tahap-Tahap Penelitian 54

D. Teknik Pengumpulan Data 56

E. Teknik Analisis Data 58

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 59

BAB IV : PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PERKOTAAN 60

A. Deskripsi Umum Subyek Penelitian 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian 64

C. Analisis Data 83

BAB V : PENUTUP 89

A. Kesimpulan 89

B. Saran 90

DAFTAR PUSTAKA 92


(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Internet atau international networking merupakan hubungan dari dua komputer atau lebih, dan bahkan sampai terhubung dengan berjuta – juta komputer yang membentuk suatu jaringan yang dapat saling bertukar informasi. Dengan adanya internet sangat memberi kemudahan bagi setiap penggunanya, dan melalui internet kita bisa mengetahui dan memperoleh banyak dalam bentuk informasi dan komunikasi dari seluruh dunia, informasi pendidikan, bursa saham, ekonomi, politik, gaya hidup, hiburan, dan masih banyak lagi yang bisa kita lihat hanya dengan kita menggunakan internet.

Sekarang internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang, karena internet sangat mudah untuk kita menggunakanya dan dengan internet bisa mengetahui informasi dari seluruh dunia. Saat ini banyak sekali kita jumpai warung internet di setiap tempat, warung internet yang biasanya disebut warnet ialah salah satu wirausaha yang menyediakan jasa internet bagi kalangan umum.


(10)

2

2

Warung internet sekarang sudah banyak kita temui di setiap tempat, banyak orang yang memilih ke warung internet atau warnet karena di samping harganya yang ekonomis dan tempatnya juga nyaman sekali bagi para pelangganya.1

Saat ini dengan adanya internet sangat membantu sekali bagi seluruh masyarakat indonesia mulai dari sarana pendidikan, sarana bisnis, sarana berita terbaru, dan sarana hiburan. Internet sangat memberi kemudahan bagi para penggunanya mulai dari kalangan anak – anak sampai orang dewasa pun semua menggunakan internet.

Jumlah Pengguna internet yang ada di indonesia pada sekarang ini sangat banyak sekali dan mencapai 132 juta yang menggunakan internet pada tahun 2016. Penyebab bertambahnya pengguna internet ini dengan mudahnya orang mendapatkan smartphones yang tidak terlalu mahal sehingga setiap orang bisa memiliki handphone yang bisa mengakses internet dan banyak nya jasa penyedia warung internet yang ada di setiap daerah. Ini membuktikan bahwa internet sangat berperan penting sekali bagi kehidupan manusia karena sangat membantu sekali untuk semua kebutuhan masyarakat indonesia karena internet sangat mudah sekali untuk diaplikasikan dari anak – anak sampai orang dewasa pun bisa mengaplikasikan internet. Misalnya menggunakan internet dengan bertukar info soal pekerjaan, chatting dengan teman atau pacar. Sejak lahirnya web 2.0 yang memungkinkan pengguna internet ikut aktif,

1


(11)

3

bebas mengunggah foto, video, atau sekedar tulisan, menggunakan inter sangat menyenangkan karena kita tahu isi seluruh dunia hanya dengan mengakses internet.

Mengaplikasikan internet sangat mudah sekali cukup dengan terkoneksi ke dunia maya, kita bisa menghubungi semua teman hanya dengan melalui internet tanpa harus bertemu langsung. Kita juga mengenal konsep citizen journalism, dimana semua orang yang punya akses ke internet bisa menjadi seorang jurnalis. Melaporkan kasus yang berhubungan dengan pornografi atau isu sara sangat mudah sekali. Peristiwa yang ada di depan mata bisa langsung kita foto dan bisa diunggah langsung ke blog, atau bahkan ke situs facebook atau twitter. Dan hasil yang kita unggah tadi langsung bisa seketika dibaca oleh orang yang melihat foto atau video yang kita unggah.

Di indonesia sudah punya yang namanya Undang – Undang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE). Sejak 25 maret 2008 lalu, UU ITE resmi jadi cyber law di Indonesia. Sebelum itu di Indonesia tidak punya standar aturan hukum buat segala jenis transaksi dan penggunaan informasi di internet. Sedang kan di negara lain, seperti Singapura dan Amerika, sudah mengembangkan dan menyempurnakan

cyber law sepuluh tahun yang lalu. Karena Indonesia sebelum 25 maret tahun 2008 tidak punya sistem cyber law, kasus kriminal di dalam dunia maya susah untuk di tindak. Sesuai dengan namanya, cyber crime adalah perbuatan kriminal yang dilakukan di dalam dunia maya meliputi


(12)

4

4

pembajakan, pornografi, penipuan lewat email, terorisme, isu SARA, dan masih banyak lagi. Semua jenis perbuatan kriminal yang ada di dunia maya sudah berlangsung sejak lama, bahkan Indonesia sempat disebut sebagai negara dengan tingkat cyber crime yang tertinggi.2

Remaja adalah anak yang sudah berumur belasan tahun, pada masa remaja anak tersebut belum bisa disebut dewasa. Karena masa remaja yaitu masa peralihan anak menuju ke masa lebih dewasa. Masa remaja seseorang ditandai dengan perubahan fisik yang cepat seperti pertambahan berat badan, pertumbuhan tinggi badan, dan suara anak tersebut bertambah lebih besar. Peran orang tua sangat penting sekali bagi kepribadian remaja, karena mendewasakan dan mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang tua.

Remaja sangat rentan sekali dengan adanya pengaruh buruk dari luar salah satunya dari cara remaja bergaul. Peran remaja sangat penting sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa. Orang tua harus berperan penting sekali dalam mengawasi anak remaja tersebut. Orang tuaharus sering berkomunikasi dan menjalin kedekatan dengan anaknya sehingga orang tua bisa mengetahui dan memahami anak remaja tersebut.3

2

Magdalena Merry, UU ITE : Don’t Be The Next Victim, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building ( Anggota IKAPI ), 2009), 07.

3

Wilson Nadeak, Memahami Anak Remaja, (Yogyakarta : KANISIUS ( Anggota IKAPI ), 1991), 10.


(13)

5

Tumbuh dan kembangya anak remaja mempunyai sifat yang khas dan sama yaitu mempunyai rasa keingin tahuan yang besar, menyukai petualangan dan suatu tantangan dan remaja sangat berani mengambil resiko tanpa harus memikirkan resiko terlebih dahulu sifat tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana di sekitarnya yang dapat memenuhi keingintahuanya tersebut. Keadaan ini sering kali mendatangakan konflik batin dalam dirinya. Apabila keputusan yang di ambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku beresiko dan mungkin harus menanggung akibat lanjutnya dalam dalam bentuk berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial, yang bahkan mungkin harus ditanggung seumur hidupnya.

Beberapa ciri khas remaja ialah sebagai berikut : a. Kebebasan

Salah satu ciri khas para remaja yaitu suatu kebebasan (freedom). Kebebasan berkaitan dengan kemerdekaan mengekspresikan diri, mengemukakan pendapat atau opini tanpa harus takut terhadap ancaman, tekanan baik terang – terangan maupun tersembunyi.


(14)

6

6

b. Keberanian Para remaja

Umumnya berani dan selalu membela pendapat mereka, tanpa mempedulikan apakah pendapat mereka benaratau salah. Itulah sebabnya, para remaja membutuhkan bimbingan dan penyuluhan dari orang yang memiliki kompetensi di sekitar mereka agar potensi mereka yang hebat dapat diarahkan menuju sasaran yang tepat.

c. Tidak menyukai peraturan

Para remaja biasanya tidak menyukai peraturan yang kaku serta mengikat kepada remaja tersebut. Oleh karena itu, biasanya mereka cenderung mendobrak semua aturan yang berpotensi mengekang atau membatasi kebebasan mereka. d. Kurang sabar

Remaja pada umumnya tidak mau bersabar, tergesa – gesa dan ingin semuanya berlangsung dengan cepat sehingga terkesan ceroboh dan sembrono.

e. Kurang bisa bernegosiasi

Salah satu ciri khas remaja yang juga sangat menonjol adalah kurang bisa bernegosiasi. Hal ini tentu tidak bisa dilepaskan dari semangat mereka yang ingin mencapai target atau sasaran secepat mungkin meskipun mengabaikan prosedur.


(15)

7

Salah satu fase terpenting dalam kehidupan para remaja yaitu masa puber, karena fase ini merupakan transisi dari fase kanak – kanak menuju dewasa. Pubertas ditandai dengan kematangan organ – organ reproduksi, baik remaja laki – laki maupun remaja perempuan. Pubertas berasal dari kata pubes artinya hal yang berhubungan dengan rambut. Dalam kehidupan sehari – hari, pubertas selalu dikaitkan dengan kematangan fungsi seksual, baik remaja laki – laki maupun perempuan. Pada umumnya masa pubertas laki – laki pada usia 13 tahun, sedangkan masa pubertas perempuan pada usia 12 tahun.

Remaja yang hidup nya di kota mudah sekali untuk terpengaruh hal – hal yang negatif karena di kota arus modernisasi dan teknologi yang begitu cepat. Sehingga remaja harus lebih hati – hati dan bersikap waspada tentang suatu hal yang negatif, karena remaja sangat rentan sekali terkena hal yang negatif. Remaja adalah anak yang baru mencari jati dirinya sehingga para remaja harus bisa membedakan mana yang negatif dan mana yang positif.

Perilaku menyimpang ialah hal yang sangat sulit untuk di di jelaskan karena perilaku menyimpangnan sangat banyak sekali modelnya salah satunya seperti remaja berbuat mesum di tempat umum itu adalah salah satu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh remaja. Kenakalan remaja adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh


(16)

8

8

anak itu sendiri bahwa perbuatanya itu sempat diketahui oleh petugas hukum maka ia bisa dikenai hukuman.4

Di perkotaan banyak sekali remaja yang berperilaku menyimpang karena di kota sangat sekali mudah untuk mencari tempat yang sepi atau strategis yang biasanya dipakai untuk tempat mereka berpacaran. Karena biasanya remja berperilaku menyimpang akibat dari pergaulan remaja tersebut. Di tempat – tempat yang sepi seperti di taman dan di dalam warung internet pun mereka gunakan untuk sebagai tempat berpacaran bagi remaja tersebut. Dan mereka tidak malu dan terkesan tidak menggubris terhadap lingkungan di sekitar mereka.

Di kawasan Barata Jaya terdapat empatwarung internet, warung internet tersebut ialah centro net, barata jaya net 1, barata Jaya net 2, barata jaya net3 di daerah Barata Jaya merupakan kawasan yang sering dikunjungi pelanggan karena letaknya sangat strategis karena dekat dengan perkantoran dan sekolah ini yang menajdikan warung internet tersebut setiap harinya selalu ramai pengunjunganya. Warung internet yang ada di Barata Jaya Surabaya buka hingga 24 jam tidak pernah ada hari libur. Setiap hari pengunjung warung internet tidak pernah sepi pengunjungnya. Pengunjung warung internet biasanya mengerjakan tugas atau bermain games, membuka facebok dan mendownload lagu atau film dan ada yang membrowsing melihat berita – berita yang terbaru di dalam situs internet. pengunjung warung internet Barata Jaya

4

Surbakti E.B, Question & Answers Teenagers, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2011), 03.


(17)

9

Surabaya mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai orang yang sudah bekerja. Warung internet tersebut memberi kenyamanan bagi pelangganya dengan adanya ac dan tempat yang nyaman menambah pelanggan betah untuk berlama – lama di warung internet.

Warung internet yang berada di jalan Barata Jaya Surabaya terletak di kelurahan Barata Jaya di wilayah Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Provinsi Jawa timur. Barat jalan Barata Jaya berbatasan dengan Jalan Krukah. Batas Timur dari jalan Barata Jaya adalah jalan Manyar. Dan batas selatan jalan Barata Jaya jalan Bratang Gede. Dan untuk utara jalan Bratang Jaya adalah jalan Bratang Binangun.

Setiap hari sabtu dan minggu banyak remaja yang berdatangan di warung internet dari mulai pagi sampai sore hari. Para remaja di dalam warnet biasanya membuka yotube, facebook, instagram dan ada yang bermain online para remaja tersebut kebanyakan dari kalangan sekolah menengah pertama sampai dari sekolah menengah atas.

Dan banyak remaja yang membawa pacar atau pasanganya ke warung internet untuk tempat berapacaran mereka dan untuk biasanya hanya mengerjakan tugas dari sekolahnya. Remaja yang membawa pasanganya tidak canggung untuk mengumbar kemesraanya di dalam warung internet tersebut, padahal di samping kanan – kirinya dan di depan bisa terlihat jelas remaja itu sedang mengumbar kemesraanya di dalam warung internet tersebut.


(18)

10

10

Warung internet yang ada di Barata Jaya Surabaya juga digunakan remaja sebagai tempat pacaran karena tempatnya yang cukup strategis. Di dalamnya terdapata sekat – sekat yang terdapat pada kanan – kirinya ini menjadikan tempat tersebut tidak bisa terlihat secara langsung karena tertutup sekat tersebut jadi remaja pun menjadikan warung internet tersebut sebagai tempat pacaran mereka. Tidak sedikit remaja yang kita jumpai di warung internet tersebut mereka biasanya bersama pasanganya kebanyakan remaja tersebut masih berstatus pelajar. Para remaja tersebut sudah terlihat biasa berpacaran di warung internet karena tempatnya yang cukup nyaman dan tidak bisa terlihat langsung oleh orang – orang jadi mereka bebas melakukan apa saja di dalam warung internet tersebut.

Dalam warung internet tersebut tidak terdapat kamera CCTV melainkan hanya terdapat kaca yang lebar ditaruh di pojok ruangan gunanya untuk memantau pengguna warnet tetapi dengan adanya kaca tersebut tidak terlalu terlihat jelas aktifitas yang ada di dalam warung internet. jadi remaja pun tidak bisa terlihat sedang melakukan apa saja dan ini sebaga suatu kesempatan remaja untuk bisa berpacaran di dalam warung internet. Karena para remaja tidak perlu mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya dengan pergi ke warung internet para remaja sudah bisa mendapatkan fasilitas dari warung internet tersebut.


(19)

11 B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk perbuatan mesum remaja di warung internet Barata Jaya Surabaya ?

2. Apa latarbelakang perbuatan mesum remaja di warung internet Barata Jaya Surabaya ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bentuk perbuatan mesum remaja di warung internet Barata Jaya Surabaya

2. Untuk mengetahui latarbelakang perbuatan mesum remaja di warung internet di warung internet Barata Jaya Surabaya ?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitia ini diharapkan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang Sosiologi.

b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah di dapat di bangku perkuliahan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi semua pihak terutama bagi mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.


(20)

12

12

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya masyarakat Barata Jaya, Surabaya mengenai perilaku menyimpang remaja perkotaan.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan sehingga dapat di lakukan penelitian lanjutan.

E. Definisi Konseptual

Konsep adalah unsur pokok mdaripada penelitian. Kalau masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala – gejala yang menjadi pokok penelitian dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam pembahasan perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian dalam judul proposal perilaku menyimpang remaja perkotaan adalah yang mempunyai konsep – konsep antara lain:

1. Perilaku Menyimpang

Dalam pengantar sosiologi perilaku menyimpang yang biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai – nilai keasusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang agama atau sudut pandang individu adalah sebagai daripada makhluk sosial. Dalam kehidupan


(21)

13

masyarakat semua tindakan manusia dibatasi oleh sebuah aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.

Banyak sekali pada saat ini remaja yang melakukan perbuatan menyimpang karena remaja rasa keingintahuanya sangat besar sekali jadi hal nyang bersifat positif dan negatif gampang sekali mempengaruhi remaja. Contohnya perilaku menyimpang yang terjadi di warung internet Barata Jaya kota surabaya adalah perbuatan mesum yang dilakukan oleh remaja. Perilaku menyimpang yang ada di warung internet Barata Jaya kota Surabaya nukan menjadi hal yang baru lagi dan pelakunya pun kebanyakan masih remajahal yang dilakukan remaja di warung internet biasanya seperti berbuat mesum di dalam warung internet dan melihat gambar maupun video porno dari situs internet. Banyak sekali pada saat ini remaja yang melakukan perbuatan menyimpang karena remaja rasa keingintahuanya sangat besar sekali jadi hal nyang bersifat positif dan negatif gampang sekali mempengaruhi remaja.5

5


(22)

14

14

2. Remaja

Definisi remaja menurut kamus besar bahasa Indonesia remaja adalah anak yang sudah berumur belasan tahun, pada masa remaja anak tersebut belum bisa disebut dewasa. Karena masa remaja yaitu masa peralihan anak menuju ke masa lebih dewasa. Masa remaja seseorang ditandai dengan perubahan fisik yang cepat seperti pertambahan berat badan, pertumbuhan tinggi badan, dan suara anak tersebut bertambah lebih besar. Peran orang tua sangat penting sekali bagi kepribadian remaja, karena mendewasakan dan mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang tua. Remaja sangat rentan sekali dengan adanya pengaruh buruk dari luar salah satunya dari cara remaja bergaul.

Peran remaja sangat penting sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa. Orang tua harus berperan penting sekali dalam mengawasi anak remaja tersebut. Orang tua harus sering berkomunikasi dan menjalin kedekatan dengan anaknya sehingga orang tua bisa mengetahui dan memahami anak remaja tersebut. Para remaja banyak sekali yang mengunjungi warung internet Barata Jaya kota surabaya, biasanya mereka datang bersama temanya dan ada juga yang mengajak pacar. Karena pada hari sabtu dan minggu sekolah libur dan para remaja banyak yang mengunjungu warung internet Barata Jaya untuk mengerjaakan tugas sekolah atau hanya untuk bermain game online saja. Dan


(23)

15

tidak hanya itu biasanya ada juga remaja yang datang ke warung internet membawa pacarnya. Para remaja tidak pernah sungkan ataupun malu kepada pengguna warung internet yang lainya mereka asyik berpacaran di dalam warung internet.

3. Warung Internet

Menurut kamus besar bahasa Indonesia warung internet ialah sebuah kata yang berkembang di antara para aktivis internet indonesia pada tahun 1997 – 1998 untuk sebuah kios yang memiliki banyak komputer untuk disewakan bagi pengakses internet. Di Barata Jaya terdapat banyak warung internet karena letaknya yang sangat strategis. Dan setiap hari pengunjungnya selalu ramai mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai pekerja. Setiap harinya tidak pernah sepi pengunjungnya di warung internet yang ada di Barata Jaya biasanya orang yang pergi ke warung internet untuk nongkrong,mengerjakan tugas atau bermain games, membuka facebok dan mendownload lagu atau film dan ada yang membrowsing melihat berita – berita yang terbaru di dalam situs internet.6

6


(24)

16

16 F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dilaporkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan penelitian berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.

2. BAB II Kerangka Teori

Kajian Pustaka dalam isi di dalam bab ini menceritakan tentang Penelitian Terdahulu yang bertujuan untuk mencari referensi hasil penelitian dari sebuah jurnal atau skripsi orang supaya bisa membandingkan penelitian saya dan penelitian orang lain yang sudah pernah meneliti yang sama dengan yang saya buat, Kajian Pustaka (menjabarkan atau menjelaskan fenomena yang terjadi di sebuah lapangan yang diteliti dengan mengaitkan teori apa yang relevan dengan kejadian yang akan diteliti supaya menjadikan sebuah fenomena yang fakta dan tidak ada kerancuan di dalamnya), Kerangka Teori Uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. (beberapa referensi yang di gunakan untuk menelaah objek kajian), kajian teori yang akan memperkuat data yang disajikan oleh peneliti


(25)

17

dalam skripsi yang nantinya akan diujikan (teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian).

3. BAB II Penyajian Data dan Analisa Data

Yang berisi tentang adanya jenis penelitian yang mengaitkan dengan penelitian kualitatif yang berbentuk deskriptif sehingga dapat diketahui atau dipahami dengan baik, adapun itu ada juga lokasi dan waktu dalam penelitian supaya tahu tempat dan waktu yang akan dibuat untuk penelitian sehingga mudah dalam melakukan sebuah penelitian agar dapat menentukan subyek yang cocok untuk dibua narasumber yang sesuai dengan udul dalam penelitian ini, sebelum melakukan sebuah penelitian alangkah baiknya melakukan pra lapangan dan lapangan supaya kita dapat mengetahui gambaran sedikit mengenai lokasi yang dibuat untuk penelitian setelah itu bisa mengumpulkan data dari lapangan supaya dengan mudah untuk mendapakan data-data yang diperlukan di dalam tempat tersebut, ada juga cara lain unuk mengumpulkan data salah satunya dengan mengunakan dokumentasi untuk bahan permasalahan yang akan dicatat oleh peneliti melalui gambar, rekaman suara, atau tulisan-tulisan yang sesuai dengan permasalahan yang ada ditempat supaya bisa mendapatkan data-data yang real dalam lokasi itu lalu dianalisis sebagai bahan peneliti yang jelas dan baik.


(26)

18

18

4. BAB IV

Berisi tentang Penyajian data dan Analisis data, sedikit penelasan mengenai penyajian data yang berisi tentang gambaran mengenai data-data yang diperoleh baik data-data primer maupun data-data sekunder, deskripsi umum objek penelitian supaya semakin jelas serta deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama 3 bulan agar data-data yang diperoleh bersifat fakta (real) dan tidak terjadi kerancuan ataupun kesalahan saat mengambil data yang akan diteliti tersebut, Analisis data ini menyusun transkip dari berbagai informan yang telah diwawancarai lalu menceritakan keadaan selama proses pewawancaraan itu untuk menyaiakn data-data yang lebih elas lagi, adapun itu analisis data ini ada dua macam: analisis data ketika peneliti masih dilapangan dan analisis data setelah kembali dari lapangan, kedua analisis itu digunakan agar dapat menyusun tahapan data-data yang didapat menadi runtut dan rapi. Kemudian menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori berdasarkan buku-buku rujukan yang telah dipilih sesuai dengan tema.


(27)

19

5. BAB V

Penutup yang berisikan tentang penulisan kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian atau menceritakan sedikit tentang hasil isinya yang didapat dalam sebuah penelitian, selain itu peneliti juga memberikan saran bagi para pembaca untuk lebih mengetahui baik dan buruknya hal-hal yang dilakukan dalam udul dan isinya yang dibuat selam proses mengerjaan dan proses penelitian tersebut agar dapat memberikan motivasi untuk pembacanya dan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk bahan penelitian kedepannya.


(28)

20

BAB II

PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF A.L. KROEBER

A. Penelitian Terdahulu

Konsep adalah unsur pokok daripada penelitian. Kalau masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala – gejala yang menjadi pokok penelitian dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam pembahasan perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian dalam judul proposal “ Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan Studi kasus Perbuatan Mesum Remaja di Warung Internet Barata Jaya

Kota Surabaya “ adalah yang mempunyai konsep – konsep antara lain:

1. “ Perilaku Seks di Warnet Studi Terhadap Bentuk dan Penyebab

Perilaku Seksual di Warung Internet Kawasan Tegal Boto Kabupaten Jember “ oleh Nieka Kharisma Arofah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi tahun 2012. Keberadaan warnet dapat membantu kehidupan manusia dalam menggunakan internet dengan berbagai tujuan seperti sarana pendidikan, sarana berbisnis, sarana berkomunikasi, hingga sarana hiburan. Akan tetapi dengan fungsinya


(29)

yang beragam itu di warnet terdapat perilaku seksual yang dilakukan oleh penggunaya dalam masyarakat kita, perilaku seksual seharusnya dilakukan dengan ikatan perkawinan dilakukan di tempat pribadi, namun saat ini perilaku seksual dapat dilakukan di tempat umum seperti di warung internet. Berdasarkan fakta – fakta tersebut maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah

Bagaimana bentuk dan apa penyebab perilaku seksual yang dialkukan pengguna warnet di kawasan Tegal Boto Kabupaten Jember ?.

Wacana mengenai seksualitas foucault dalam buku La Vonte de Savior Histoire de la Seksuality (1976) yang diterjemahkan dalam buku ingin tahu sejarah seksualitas (2007;77) menolak pewacanaan seks dalam seksualitas yang merumuskan kedua hal tersebut dalam pengertian – pengertian yang negatif. Sebagai konstruksi sosial, seksualitas mempunyai pluralitas makna yang menanakan bahwa ada berbagai konsep seksualitas dengan kebenaranya masing – masing. Makna – makna ini akan selalu berubah, bersifat cair, seiring dengan perubahan yang terjadi dalam nilai – nilai masyarakat. Foucault mengasumsikan bahwa seksualitas adalah nama yang dapat diberikan pada suatu sitem historis, bukan realitas bawahan yang sulit ditangkap melainkan jaringan luas di permukaan tempat rangsangan badaniah, intensifikasi kenikmatan, dorongan terbentuknya wacana, pembentukan pengetahuan, pengokohan pengawasan dan tentangan yang saling terkait sesuai dengan strategi besar pengetahuan dan


(30)

22

kekuasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Newman (2006;105) mengemukakan enam ciri utama penelitian kualitatif yaitu

the context is critical, the value of the case study, researcher integrity, grounded theory, induktif process and squence, and interpretation. mengacu pada penjelasan tersebut maka peneliti berusaha memahami arti atau makna dari fenomena yang berkaitan dengan hal – hal yang akan diteliti. Dari hasil penelitian, terdapat berbagai bentuk perilaku seksual pengguna warnet yaitu menonton film porno, melakukan

cyberseks dengan orang tidak dikenal, melakukan cyber seks dengan orang yang dikenal, yang diakhiri dengan melakukan pemuasan seksual tersendiri apabila menggunakan warnet sendiri. Menonton film porno, saling berpegangan, berpelukan, berciuman bersama pacar / pasangan di warnet apabila suasana di warnet sangat mendukung.

2. “ Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja di Kelurahan Pondang,

Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan “ oleh Vive Vike Mantiri tahun 2014. Dikalangan remaja seringkali dijumpai adanya perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Kelompok yang paling rentan dalam proses perilaku menyimpang yaitu dari kelompok para remaja. Hal ini wajar terjadi tidak lain karena memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu dalam masa – masa labil, atau sedang dalam taraf pencarian identitas, yang mengalami masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Rumusan masalah yang akan


(31)

diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja dan peranan orang tua dalam rangka penanggulanganya ?. Dalam Emile Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan, fisik, dan lingkungan sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu sebuah penelitian yang dimaksud untuk mengungkap sebuah fakta secara empiris secara obyektif ilmiah yang berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan di dukung dengan menggunakan metodologi dan teori sesuai dengan disiplin ilmu yang di tekuni. Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku menyimpang di kalangan remaja yang ada di kelurahan Pondang maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Faktor pergeseran budaya dan sikap individualitas juga berpengaruh hal ini tercermin karena masyarakat mulai meninggalkan perilaku dan budaya yang mencerminkan kesetiakawanan dan gotong royong yang sebelumnya nampak di era sebelumnya dan pertambahan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga remaja – remaja di kelurahan ini mendapat teman – teman yang baru dan mereka saling mempengaruhi satu dengan yang lain, faktor berkembangnya teknologi dan informasi juga berpengaruh karena dulunya mereka belum mengenal internet, dan hp. Tapi sekarang rata – rata anak remaja sudah memiliki dan mengetahui hal tersebut.


(32)

24

3. “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang

Pada Siswa – Siswi SMA Negeri 1 Padang “ oleh Dewi Palupi Harjatiningsih Program Stdi Sosiologi Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta tahun 2015. Skripsi ini meneliti tentang analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada siwa – siswi SMA Negeri1 Parung. Penelitian ini ingin mengidentifikasi dan mengklasifikasi bentuk – bentuk perilaku menyimpang siswa/i, dan menggali faktor penyebabnya. Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki lima maupun di dunia maya. Sexual behavior survey 2011, menunjukan 64 persen anak muda di kota – kota besar mempelajari seks melalui film porno atau dvd bajakan. Adapun rumusan masalah

mengenai penelitian “ Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Menyuimpang Pada Siswa –Siswi SMA Negeri 1 Parung “ yaitu Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menyimpang ?, Seberapa besar pengaruh faktor – faktor tersebut menyebabkan siswa – siswi berperilaku menyimpang ?. Teori yang mendukung perilaku menyimpang adalah :

1. behavior atau perilaku bisa diartikan sebagai sebuah cara respon seseorang untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun manusia yang memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus dilihat dalam konteks referensi sebuah


(33)

fenomena dan hal ini dapat dilihat dari referensi masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan abnormal menurut masyarakat (Winson 2009 : 9).

2. Pembelajaran sosial (Social Learning Theory) tokoh utama teori ini Albert Bandura berpendapat bahwa individu – individu mempelajari kekerasan dan agresi melalui behavior modeling. Anak belajar bagaiman bertingkah laku secara ditransmisikan melalui contoh – contoh, yang terutama datang dari keluarga, sub – budaya, dan media massa. Melalui observational learning

(belajar melalui pengamatan) satu lingkaran kekerasan mungkin telah dilahirkan secara terus – menerus melalui generasi ke generasi.

3. Sutherland berpendapat bahwa perialku kelompok menyimpang akibat konflik normatif. Konflik antara norma – norma mempengaruhi penyimpangan melalui organisasi sosial diferensial, ditentukan oleh struktur lingkungan, hubungan per group, dan organisasi keluarga. Hasil konflik normatif individu dalam perilaku krimanal melalui asosiasi diferensial yang menyimpang belajar definisi pidana perilaku dari asosiasi pribadi (Marshall 2011:102). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Husein Umar (2010) mengasumsikan kuantitatif yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung


(34)

26

untuk mengasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah fakta – fakta dan objek penelitian memiliki realitas, dan variabel – variabel dapat diidentifikasikan dan hubungannya dapat diukur (Syamsir dan Jaenal 2006:36). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dimaksud yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi terdiri dari faktor pertemanan, faktor hubungan antartetangga, faktor keluarga dan faktor media massa sebagai variabel bebas (X) dan perilaku menyimpang sebagai variabel terikat (Y). Kesimpuulang yang dapat diambil dari analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Siswa – Siswi SMA Negeri 1 Parung adalah Perilaku menyimpang dilihat dari profil siswan – siswi SMA Negeri 1 Parung banyak dilakukan oleh berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar (32,1%) dan penyimpangan ini lebih banyak dilakukan oleh siswa – siswi kelas tiga sebesar (75%) dibandingkan dengan kelas satu dan dua. Selain kelas terlihat bahwa perilaku menyimpang banyak dialkukan siswa – siswi berusia 17 tahun dengan persentase (78,1%). Dan penyimpangan ini (42,5%) didominasi oleh siswa – siswi yang pendapatan orang tuanya sedang atau tergolong kelas menengah kebawah.


(35)

B. Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan

1. Perilaku Menyimpang

a. Definisi Perilaku Menyimpang

Dalam pengantar sosiologi perilaku menyimpang yang biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai – nilai keasusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang agama atau sudut pandang individu adalah sebagai daripada makhluk sosial. Dalam kehidupan masyarakat semua tindakan manusia dibatasi oleh sebuah aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Banyak sekali pada saat ini remaja yang melakukan perbuatan menyimpang karena remaja rasa keingintahuanya sangat besar sekali jadi hal nyang bersifat positif dan negatif gampang sekali mempengaruhi remaja.

b. Ciri – Ciri Perilaku Menyimpang

Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

- Perilaku menyimpang harus dapat di definisikian. Perilaku dikatakan menyimpang atau tidaknya harus dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan harus diketahui penyebabnya.

- Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan


(36)

28

bisa di terima di masyarakat, misalnya wanita karir. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan sosial yang di tolak dalam masyarakat.

- Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak. Semua orang pernah melakukan perilaku menyimpang, akan tetapi pada batas – batas tertentu yang bersifat relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaanya hanya pada frekeuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang dialakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan setiap orang yang melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkunganya.

- Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal. Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi pada kenyataannya tidak seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari – hari cenderung banyak yang dilanggar.

- Terdapat norma – norma dalam pehindaran dalam penyimpangan. Norma penghin daran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai – nilai tata kelakuan secara terbuka. Jadi norma – norma


(37)

penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga.

- Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang – kadang dapat dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.

c. Penyebab terjadinya Perilaku Menyimpang

Menurut wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation

sebab – sebab penyimpangan atau kejahatan dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Faktor subyektif adalah fakor yang berasal dari seseorang itu sendiri ( sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).

b. Faktor objektif adalah fator yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seseorang individu (faktor objektif ) yaitu: - Ketidaksanggupan menyerap norma – norma kebudayaan.

Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma – norma kebudayaan ke dalam kepribadiaanya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan hal yang tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena


(38)

30

seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna makan anak itu tidak mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.

- Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tantang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan kejahatan setelah melihat tayangan rekonstruksi cara melakukan kejahatan atau membaca artikel yang memuat tentang tindakan kriminal. Demikian halnya karir penjahat kelas kakap yang di awali dari kejahatan kecil – kecilan yang terus meningkat dan makin berani atau nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. Hal itu juga terjadi pada penjahat berdasi putih (white collar crime) yakni para koruptor kelas kakap yang merugikan negara bermilyar – milyar. Bearawal dari kecurangan – kecurangan kecil semasa bekerja di kantor atau mengelola uang negara, lama kelamaan semakin berani dan menggunakan berbagai strategi yang sangat rapi dan tidak mengundang kecurigaan karena tertutup oleh penampilan sesaat.


(39)

- Ketegangan antara budaya dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ian mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat makin menindas maka lama – kelamaan rakyat akan berani memberontak untuk melawan kesewenangan tersebut. Pemberontakan bisa dilakukan secara terbuka maupun tertutup dengan melakukan penipuan – penipuan atau pemalsuan data agar dapat mencapai tujuanya meskipun dengan cara yang tidak benar. Penarikan pajak yang tinggi akan memunculkan keinginan memalsukan data, sehingga nilai pajak yang yang dikenakan menjadi rendah. Seseorang mencuri arus listrik untuk menghindari beban pajak listrik yang tinggi. Hal ini merupakan bentuk pemberontakan / perlawanan yang tersembunyi.

- Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola – pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola – pola perilaku


(40)

32

- Akibat proses sosialisasi nilai – nilai sub – kebudayaan yang menyimpang. Seringanya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang) menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang tersebut sesuatu yang wajar. Hal inilah yang diakatakan sebagai proses belajar dari sub – kebudayaan yang menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai – nilai sub – kebudayaan menyimpang pada diri anak dan anak menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar / biasa dan boleh dilakukan.

c. Bentuk Perilaku Menyimpang

Bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :

- Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai – nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada kaidah sosial yang dialnggar. Pelanggaran terhadap kaidah susila dan adat istiadat pada umumnya dinilai lebih berat daripada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun.


(41)

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut :

a. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dialkukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang – ulang. Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di dalam masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut.

b. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta mengganggu orang lain. Misalnya orsng yang terbiasa minum – minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk, serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan. Mereka biasanya di cap pencuri, pemabuk, penodong, dan pemerkosa. Julukan tersebut makin melekat setelah ia ditangkap polisi dan diganjar dengan hukuman.1

1


(42)

34

2. Remaja Perkotaan

a. Remaja

Definisi remaja menurut kamus besar bahasa Indonesia remaja adalah anak yang sudah berumur belasan tahun, pada masa remaja anak tersebut belum bisa disebut dewasa. Karena masa remaja yaitu masa peralihan anak menuju ke masa lebih dewasa. Masa remaja seseorang ditandai dengan perubahan fisik yang cepat seperti pertambahan berat badan, pertumbuhan tinggi badan, dan suara anak tersebut bertambah lebih besar. Peran orang tua sangat penting sekali bagi kepribadian remaja, karena mendewasakan dan mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab setiap orang tua. Remaja sangat rentan sekali dengan adanya pengaruh buruk dari luar salah satunya dari cara remaja bergaul. Peran remaja sangat penting sebagai generasi muda bagi masa depan bangsa. Orang tua harus berperan penting sekali dalam mengawasi anak remaja tersebut. Orang tua harus sering berkomunikasi dan menjalin kedekatan dengan anaknya sehingga orang tua bisa mengetahui dan memahami anak remaja tersebut.


(43)

b. Remaja Perkotaan

Remaja yang hidup nya di kota mudah sekali untuk terpengaruh hal – hal yang negatif karena di kota arus modernisasi dan teknologi yang begitu cepat. Sehingga remaja harus lebih hati – hati dan bersikap waspada tentang suatu hal yang negatif, karena remaja sangat rentan sekali terkena hal yang negatif. Remaja adalah anak yang baru mencari jati dirinya dan keingin tahuan remaja sangat besar sekali atas apa yang belum mereka ketahui sehingga para remaja harus bisa membedakan mana yang negatif dan mana yang positif.

c. Ciri – Ciri Remaja

Beberapa ciri – ciri remaja adalah sebagai berikut : a. Kebebasan

Salah satu ciri khas para remaja yaitu suatu kebebasan (freedom). Kebebasan berkaitan dengan kemerdekaan mengekspresikan diri, mengemukakan pendapat atau opini tanpa harus takut terhadap ancaman, tekanan baik terang – terangan maupun tersembunyi.


(44)

36

b. Keberanian Para remaja

Umumnya berani dan selalu membela pendapat mereka, tanpa mempedulikan apakah pendapat mereka benaratau salah. Itulah sebabnya, para remaja membutuhkan bimbingan dan penyuluhan dari orang yang memiliki kompetensi di sekitar mereka agar potensi mereka yang hebat dapat diarahkan menuju sasaran yang tepat.

c. Tidak menyukai peraturan

Para remaja biasanya tidak menyukai peraturan yang kaku serta mengikat kepada remaja tersebut. Oleh karena itu, biasanya mereka cenderung mendobrak semua aturan yang berpotensi mengekang atau membatasi kebebasan mereka.

d. Kurang sabar

Remaja pada umumnya tidak mau bersabar, tergesa – gesa dan ingin semuanya berlangsung dengan cepat sehingga terkesan ceroboh dan sembrono.


(45)

e. Kurang bisa bernegosiasi

Salah satu ciri khas remaja yang juga sangat menonjol adalah kurang bisa bernegosiasi. Hal ini tentu tidak bisa dilepaskan dari semangat mereka yang ingin mencapai target atau sasaran secepat mungkin meskipun mengabaikan prosedur.

f. Faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks pranikah

Beberapa aspek yang menyebabkan para remaja berani melakukan hubungan seks pranikah sebagai berikut :

g. Religi

Faktor religi sangat berperan dalam mengendalikan perilaku seksual para remaja. Jikalau para remaja tidak dibekali dengan pemahaman religi dan religiusitas yang kuat, maka akan dapat dipastikan mereka akan jatuh ke dalam kubangan pergaulan bebas sehingga tidak takut atau tidak merasa bersalah atau berdosa melakukan hubungan seks bebas atau seks pranikah.


(46)

38

h. Biologis

Kematangan organ – organ seks menyebabkan para remaja memiliki energi seks yang besar. Jikalau mereka tak pandai mengendaliikan dorongan nafsu seks yang besar tersebut, maka dapat dipastikan mereka akan melakukan seks sebelum waktunya.

i. Psikologis

Hubungan seksual para remaja sering kali didorong oleh faktor – faktor psikologis. Utamanya, untuk remaja laki – laki mungkin mereka merasa lebih jantan, perkasa, kuat, dan berkuasa karena telah berhasil menundukkan lawan jenis mereka.

j. Penasaran

Banyak remaja yang pada mulanya mencoba – coba seks karena penasaran mendengar cerita atau penuturan dari orang – orang yang sudah pernah melakukan hubungan seks. Rasa penasaran tersebut mendorong mereka melakukan hubungan seks dan akibatnya mereka menjadi sangat bergantung pada seks.


(47)

k. Ketagihan

Hubungan seks memang memberikan sensasi dan kesenangan tersendiri bagi pelakunya. Oleh karena itu, jika para remaja tidak berhati – hati, maka dapat dipastikan mereka yang pernah melakukannya akan tergoda untuk mengulanginya lagi.

l. Pengalaman

Banyak remaja yang ingin mendapatkan pengalaman baru mengenai seks dengan melakukan hubungan seks pranikah. Sensasi seks yang fantastis memang mampu menarik remaja untuk melakukan hubungan seks sebelum waktunya.

m. Pengawasan orang tua

Jauh dari orang tua atau lemahnya pengawasan orang tua adalah salah satu faktor yang menyebabkan para remaja berani melakukan seks pranikah. Para remaja yang tinggal di rumah – rumah indekos, mudah sekali terjerumus melakukan hubungan seks pranikah karena jauh dari oran tua. Jauh dari orang tua menyebabkan mereka berani melakukan hubungan seks bebas karena bagaimanapun pasti tidak mungkin orang tua mereka menghawasi secara fisik karena keterbatasan jarak.


(48)

40

n. Pengaruh teman

Banyak juga remaja yang melakukan hubungan seks pranikah karena terpengaruh oleh bujuk rayu teman – teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks. o. Melepaskan ketegangan seksual

Dapat dipastikan bahwa metode terbaik untuk melepaskan ketegangan seksual adalah melakukan hubungan seks. Namun, tentu saja hubungan seks nyang sah, yang artinya terikat oleh pernikahan yang sah.

p. Kesempatan

Salah satu penyebab para remaja melakukan seks pranikah adalah adanya kesempatan atau peluang untuk melakukan kegiatan seks pranikah tersebut dengan aman dan bebas.

q. Tata Nilai Remaja

Setiap keluarga dan dimanapun keluarga itu berdomisili di dunia ini pastilah mempunyai tata nilai yang tidak bisa diganggu – gugat oleh orang lain. Perlu diketahui bahwa tata nilai yang dianut atau di terapkan seseorang atau keluarga menunjukan identitas mereka, yakni “siapakah dia atau siapakah mereka”.


(49)

Para remaja mempunyai keluarga untuk mereka bertumbuh, berkembang, belajar, bersosialisasi, bahkan berlindung. Patut diketahui bahwa keluargalah yang paling bertanggung jawab terhadah tumbuh dan berkembangnya moraldan spiritual remaja, buka sekolah atau lembaga – lembaga lainya. Walaupun kini begitu banyak lembaga atau tempat – tempat tertentu yang mempromosikan lembaga mereka mampu mengembangkan kepribadian para remaja, namun peran keluarga sebagai pusat pembentukan kepribadian dan tata nilai remaja, tetap tidak bisa digantikan oleh lembaga atau institusi apa pun. Itulah sebabnya , keluarga sangat penting bagi para remaja.

Inti tata nilai yang perlu dipahami oleh setiap keluarga dan perlu diajarkan kepada para remaja sebenarnya sederhana yakni :

r. Cinta

Setiap orang tua wajib mengajarkan dan menunjukkan bagaimana caranya menerapkan cinta kepada anak – anak remaja mereka. Tujuanya, suapaya anak – anak remaja mereka mengetahui bahwa hidup ini indah bila mampu mencintai dan dicintai oleh orang lain.


(50)

42

s. Kesetiaan

Para orang tua harus mengajarkan dan menunjukkan teladan kepada anak – anak remaja mereka tentang kesetiaan. Kesetiaan menyangkut kejujuran, ketulusan hati, ketaatan, kepatuhan, dan tanggung jawab terhadap janji atau komitmen yang diucapkan.

t. Tanggung jawab

Tanggung jawab berkaitan dengan kesediaan seseorang untuk memikul resiko atas perbuatan dan komitmennya. Artinya para remaja harus siap memikul resiko atas perbuatan dan komitmen mereka. Oleh karena itu, mereka harus mengerti dan bertanggung jawab atas konsekuensi yang timbul akibat ucapan, tindakan, dan komitmen mereka.

Tanggung jawab akan menuntun para remaja untuk berhati – hati sebelum bertindak atau membuat pernyataan karena sadar akan konsekuensi yang mungkin timbul akibat perbuatan mereka.

Jika ketiga unsur tersebut menjadi acuan keluarga dalam mendidik anak remaja mereka, maka kemungkinan anak – anak remaja mereka melenceng ke sasaran atau jalan yang keliru semakin kecil.2

2

Surbakti E.B, Question & Answers Teenagers, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2011), 03.


(51)

C. Kerangka Teori

Bagian ini menjelaskan tentang teori apa yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangaka teori adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penelitian. “Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan Studi Kasus Perbuatan Mesum Remaja Di Warung Internet Barata Jaya Surabaya”Teori yang relevan untuk menjelaskan judul diatas antara lain “Difusi atau penyebaran Unsur

Budaya, A.L. Kroeber”. Pada bab ini, Difusi atau Penyebaran A.L.

Kroeber secara mendalam agar dapat menjelaskan perilaku menyimpang remaja perkotaan dalam studi kasus perbuatan mesum remaja di warung internet.

Difusi, difusionisme, ialah istilah yang diberikan kepada beberapa teori perkembangan kebudayan dengan memberi tekanan pada difusi. Difusi adalah suatu proses persebaran suatu atau sejumlah unsur kebudayan :

Menurut Alfred Kroeber dalam Judistira K. Garna, Teori Perubahan Sosial, (Bandung : Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, 1992), 71.

...is the process, ussually but not neccessarity gradual, by which element or systems of culture are spread : by which an invention or a new institution adopted in one place is adopted in neighboring areas, and in some cases continues to be adopted in adjacent ones, until it may spread over the whole earth


(52)

44

Kroeber dengan menggunakan pendekatan antropologi, yang berada dari pendekatan evolusioner dan struktural fungsional, mengemukakan bahwa difusi itu cenderung menjelaskan tentang perubahan dalam suatu masyarakat dengan mencari asal atau „aslinya‟ dalam masyarakat yang lain. Difusi itu adalah suatu proses, yang biasanya tetapi tak seharusnya perlahan, apabila unsur – unsur atau sistem – sistem budaya itu di sebarkan. Apabila suatu penemuan, atau satu institusi yang baru diadopsi di suatu tempat maka adopsi berlangsung pula di daerah tetangganya sehingga dalam berbagai kasus pengadopsian. Sebut berjalan terus. Tradisi itu pada dasarnya tersebar dalam lingkup waktu terntu, sehingga tempo penyebaran lewat ruang ruang ditentukan pula oleh waktu. Dengan demikian difusionisme sebagai suatu proses, yaitu proses penyebaran unsur – unsur budaya (yang baru bagi masyarakat penerima) adalah merujuk kepada pengembangan atau growth; dan tradisi sebagai suatu proses merujuk pada pemeliharaan.

Difusi pada tahapan yang ekstrim menekankan bahwa setiap pola tingkah laku atau unsur budaya yang baru itu tersebar dari dari satu sumber asli. Tampaknya sebagian besar sosiolog tidak mudah menerima pembahasan difusionisme. Memang benar banyak ide – ide yang tersebar dari dari satu masyarakat ke masyarakat yang lainya, terutama berlaku pada zaman modern ini dengan adanya kemajuan komunikasi; namun padawaktu yang sama pula terdapat inovasi yang sejajar. Inovasi


(53)

sejajar itu memperlihatkan dua atau lebih budaya memperoleh satu solusi yang sama terhadap masalah yang serupa. Malahan dari berbagai benda yang dikomunikasikan kepada sebarang masyarakat hanya sebagian saja yang diadaptasi oleh mereka.

Adapun bagian – bagian, atau sesuatu yang dipergunakan, artinya diadopsi, ataupun sebaliknya yang tidak diadopsi akan tergantung bukan hanya pada komunikasi, seperti tentang potensi, jumlah dan pergaulanya, tetapi dapat tergantung oleh keperluan, minat dan daya serap dari sistem sosial yang menerima bagian serta unsur budaya tersebut.

Penolakan warga masyarakat terhadap unsur atau bagian budaya itu oleh adanya rasa tak cocok sebagai penerima serbuan materi dan sistem baru, dengan begitu mereka cenderung akan menghalangi difusi selanjutnya. Seringkali berlaku lebih dari keadaan itu, yang kadangkala bagian, unsur atau sistem yang identik dengan yang di komunikasikan tersebut bisa saja diadaptasi secara berbeda. Karena itu pula apa yang diperlukan adalah suatu gabungan kajian tentang sitem – sistem komunikasi intra sosial yang berkaitan dengan studi tentang kondisi – kondisi yang inovasi sama dengan yang diajukan secara ekstern dan intern tersebut diintegrasikan dalam sebuah sistem sosial atau masyarakat.3

3

Judistira K. Garna, Teori Perubahan Sosial, (Bandung : Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran, 1992), 71.


(54)

46

Teori ini didukung oleh bukti – bukti seperti kesamaan kebudayaan anatara masyarakat mesir kuno dengan dan masyarakat belahan bumi barat. Dengan kata lain, teori difusi ini mampu menyatakan bahwa kebudayaan yang menyebar mengalami perubahan selama dalam perjalananya. Dengan kata lain perubahan yang terus terjadi dan terus menyebar dikalangan masyarakat selalu akan mengalami perkembangan pada massanya.

Dari fenomena perbuatan mesum remaja di warung internet Barata Jaya Surabaya mengenai perubahan perilaku yang terjadi pada remaja disebabkan karena suatu hal yang baru dan remaja tersebut tidak menyaring dan memikirkan terlebih dahulu tentang resikonya tentang suatu hal yang baru tersebut di dalam warung internet seperti halnya menonton gambar – gambarporno, video porno, dan lain sebagainya yang berbau pornografi. Kemudian remaja tersebut membawa pasanganya ke warung internet dan pasangan remaja tersebut melihat – lihat gambar dan video porno di dalam warung internet tersebut.


(55)

Kemudian pasangan remaja tersebut melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet karena terdorong nafsu akibat melihat situs porno tersebut. Remaja tersebut tidak perduli dengan situasi sekitarnya, karena remaja tersebut berani mengambil resiko dan melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet.

Melihat kejadian tersebut bila dihubungkan dengan teori difusi atau penyebab unsur budaya A. L. Kroeber. Yaitu perilaku remaja terjadi karena remaja tersebut menemukan suatu hal yang baru dan bagaimana remaja tersebut menerima hal – hal baru tersebut yang masuk ke dalam diri remaja tersebut.


(56)

48 BAB III

Metode Penelitian

Saya melakukan penelitian di warung internet di jalan Barata Jaya Kelurahan Barata Jaya Kecamatan gubeng Surabaya. Saya melakukan penelitian dengan cara observasi yaitu saya melihat keadaan dan situasi lokasi di warung internet Barata Jaya Surabaya. Karena saya biasanya sering ke warung internet untuk mengerjakan tugas, melihat – lihat youtube, dan media sosial. Saya biasanya dalam 1 bulan 3 kali pergi ke warung internet yang ada di jalan Barata Jaya karena tempatnya yang luas dan koneksi internet nya sangat cepat itu yang membuat saya sering mengunjungi warung internet Barata jaya.

Di jalan Barata Jaya terdapat 3 warung internet yaitu Barata Jaya net1, Barata Jaya net2,Barata Jaya net3, dan Centro net. Saya mengambil judul skripsi ini karena saya sering mendapati para remaja laki – laki dan perempuan duduk di satu bilik warung internet. Para remaja tersebut biasanya ada yang mengerjakan tugas sekolahnya dan ada yang berpacaran di dalam warung internet, dan saya juga pernah melihat ada remaja laki – laki meraba – raba perempuanya. Ini yang membuat saya tertarik mengambil judul “ Perilaku Menyimpang Remaja Perkotaan Dalam Studi Kasus Perbuatan Mesum Remaja di Warung Internet Barata Jaya Surabaya”.

Pertama saya bertanya kepada seorang warga tentang adanya warung internet yang ada di sekitar jalan Barata jaya tanggapan dari warga sendiri merespon dengan positif karena warung internet juga menjadi salah satu kebutuhan dari warga seperti pekerjaan kantor dan hanya sekedar untuk membrowsing facebook. Di jalan barata Jaya sangat efektif sekali dengan adanya warung internet karena dekat sekali dengan akses perkantoran dan sekolah – sekolah, tempat makan, dan bengkel motor yang ada di sepanjang jalan.


(57)

49

tanggapan positif tentang berdirinya warung internet tersebut. Pada saat itu saya melakukan wawancara dengan warga Barata Jaya, operator warung internet di parkiran warung internet karena saya tidak ingin mengganggu kerjanya dan saya menunggu waktu luangnya, Saya melakukan wawancara tersebut di tempat yang berbeda – beda, saya melakukan wawancara salah satu warga di rumah warga tersebut yang ada di dekat warung internet tersebut, kemudian saya melakukan wawancara dengan remaja saat remaja tersebut keluar dari warung internet dan saya mengajaknya ke warung kopi kemudian untuk di wawancara saya memilih warung kopi karena biar suasananya lebih santai.

A. Jenis Penelitian

Proposal ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai metode penelitian, yaitu cara kerja penelitian sesuai dengan cabang – cabang ilmu yang menjadi saran atau obyeknya. Cara kerja tersebut merupakan pengetahuan tentang langkah –langkah sistematis dan logis dalam upaya pencarian data yang berkenaan dengan masalah – masalah penelitian guna diolah, di analisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya mencari solusinya.

Metode dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak diargukan bobot kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya secara ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, Obyek penelitian, jenis sumber data, tahapan penelitian,teknik pengumpulan data, analisis data, dan teknik keabsahan data.

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui penelitian kualitiatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka – angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi


(58)

50

50

lainya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas oleh karena itu penggunaan penedekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deksriptif.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Bodgan dan Taylor mendefinisikann metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif , berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertianya sendiri, sebaliknya pengertian itu di berikan untuk mereka.

Penggunaan pendekatan ini diadasarkan atas tiga pertimbangan, yaitu: pertama,

Pertimbangan teoritis, bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori agama dalam konsep Webber, karena sesuai dengan permasalahan yang ada.

Kedua, Pertimbangan praktis, bahwa pendekatan kualitatif akan lebih mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dimana peneliti berhubungan langsung dengan masyarakat yang banyak memahami sosio – kulturnya.

Ketiga, pendekatan kualitatif lebih menekankan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian, sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, dengan cara berfikir normal dan argumentatif. Oleh karena itu pendekatankualitatif lebih cocok dengan rumusan masalah, yang mana peneliti tidak dalam rangka mencari hipotesa, melainkan dalam rangka mencari jawaban.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif , yakni suatu jenis penelitian dimana data yang diperoleh disajikan dalam bentuk kata – kata dan


(59)

51

pertimbangan.

Pertama, jenis penelitian deskriptif merupakan bagian dari karakteristik pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan deskriptid dengan kata - kata atau gambar, dan bukan yang berupa angka – angka.

Kedua,relevansi penelitian deskriptif dengan obyek penelitian, yakni karakteristik latar belakang masyarakat dan sistem sosial di kelurahan Manyar kota Surabaya diharapkan dapat menggambarkan fakta – fakta yang akurat sesuai dengan fenomena sosial yang ada.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

- Lokasi penelitian ini dilaksanakan di beberapa warung internet yang ada di jalan Barata Jaya Surabaya. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan makan penulis membatasi ruang lingkup penelitian di Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya

- Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. 1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah beberapa warung internet yang ada di jalan Barata Jaya. Informan yang ada di dalam penelitian ini yaitu 2 remaja yang ada di dalam warung internet Barata Jaya, 1 warga Barata Jaya, dan 2 operator warung internet Barata Jaya dan operator warung internet Centro.


(60)

52

52

2. Sumber data

Menurut Lofland dan lofland sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain merupakan sumber data tambahan bagi peneliti. Dalam penelitian ini cara memperoleh data dari informan dengan cara melakukan wawancara dan melakukan pengamatan. Peneliti akan menggali sumber informasi dengan informan dan peneliti akan mendengar, bertanya untuk mendapat suatu data yang dibutuhkan bagi peneliti.

Jenis penelitian ini dibagi menjadi 3yaitu : - Kata – kata dan tindakan (data primer)

Kata – kata dan tindakan orang – orang yang menjadi objek penelitian merupakan sumber data utama (data primer). Sumber data utama biasanya dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman kamera, audio, video , atau foto. Pencatatan sumber data utama melaui wawancara atau pengamatan (observasi) merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

- Sumber tertulis (data sekunder)

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan dan tindakan merupakan sumber kedua (sekunder). Jelas hal itu tidak bisa diabaikan dan dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber


(61)

53

dokumen pribadi dan dokumen resmi. - Foto

Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk melihat segi – segi subjektif dan hasilnya sering di analisis secara induktif. Menurut Bognan dan Biklen, ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian yaitu foto yang dihasilkan oleh orang lain dan foto yang dihasilkan dari memotret sendiri.

C. Tahap – Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah untuk melihat fenomena yang terjadi dalam suatu objek. Memberikan pemahaman bahwasanya fenomena sosial yang ada suatu masalah sosial yang layak diteliti.

Lingkungan yang ada di sekitar warung internet Barata Jaya Surabaya masyarakatnya memandang dengan adanya warung internet dinilai sangat positif sekali. Karena dengan adanya warung internet di daerah mereka sangat membantu sekali untuk sekedar mengerjakan tugas atau skedar membrowsing berita dan lainya. Anak – anak mereka pun yang ada di lingkungan tersebut memanfaatkan sekali dengan adanya warung internet yang ada di dekat rumah dan mereka tidak perlu jauh – jauh jika ingin pergi ke warung internet. Ini yang menjadikan warung internet Barata Jaya Surabaya tetap dikunjungi dan masih banyak pengunjungnya karena warga sekitar merespon positif dan


(62)

54

54

memberi kemudahan bila ingin pergi ke warung internet tanpa harus mencari warung internet yang jaraknya lebih jauh dari rumah mereka.Di Barata Jaya terdapat 4 warung internet yaitu barata jaya net1, barata jaya net 2, barata jaya net 3, dan centro net. Keempat warung internet yang ada di Barata Jaya tidak pernah sepi pengunjungnya dan warung internet tersebut buka selama 24 jam. b. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini pekerjaan lapangan fokus pada bagaimana mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin.

Saya mewawancarai 5 orang informan yang berada di kawasan warung internet Barata Jaya

c. Tahap analisa data

Setelah semua data terkumpul kemudian melakukan klarifikasi data, pada proses ini pemilihan data untuk menyesuaikan data yang sesuai kebutuhan. Kemudian data yang sudah terkumpul maka yang dilakukan adalah memilih teori yang sesuai sebagai alat analisis masalah yang terungkap dilapangan.

d. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan merupakan taap terakhirsetelah semua hal yang terkait dengan data-data dan hasil analisa data serta mencapai suatu kesimpulan peneliti mulai menulis laporan.


(63)

55

peneliti mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa, metode dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Metode Pengamatan (observasi)

Observasi adalah kegiatan yang setiap saat manusia lakukan dengan perlengkapan panca indra.1Karl mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme (insitusi).2.Teknik ini didasarkan atas pengamatan langsung yang memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri,dapat mencatat peristiwa dalam situasi yang berkenaan dengn pengetahuan yang diperolehdari data. Peneliti dapat mengecek benar atau tidaknya informan yang memberikan informasi.3

b. Metode Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada informan dan jawaban informan dicatat atau jika memungkinkan direkam dengan alat

1

Rahmah Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi(Jakarta: Prenda Media Group, 2006) hal. 108.

2

Karl Weik Teoridan Perilaku Organisasi(2002), hal. 83

3


(64)

56

56

perekam.4Metode ini dilakukan dengan cara observasi terlibat untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber informasi.

c. Studi Pustaka

Teknik menumpulkan data dengan menggunakan buku atau refrensi sebagai penunjang penelitian. Dengan melengkapi dan mencari data-data yang dibutuhkan dari literatur, makalah dan lain sebagainya. Disini peneli memperoleh data-data yang tertulis telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.

d. Data Online

Data ini diperoleh peneliti dengan cara melakukan penelusuran melalui media online yaitu internet dengan memanfaatkan jasa search engine untuk mengakses jurnal, E-book dan lain sebagainya.

e. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pencarian data dilapangan yang berbentuk gambar/arsip dan data-data tertulis lainnya.

E. Teknik Analisa Data

Dari data – data yang telah berhasil dikumpulkan, baik dari hasil wawancara maupun yang lainnya. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif, oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif. Maka analisis yang dilakukan akan lebih bersifat uraian – uraian secara terperinci dan mendalam.Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang umum terhadap kenyataan sosial. Dan setelah mendapatkan pemahaman dari fokus penulisan kemudian akan ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum bedasarkan kenyataan sosial tersebut.

4


(65)

57

sebagai berikut:

a. Peneliti akan mencatat yang berupa catatan lapangan

b. Peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian memilah-milah, mengakasifikasi, mensisntesiskan, dan membuat indeks data yang diperoleh. c. Peneliti akan membuat agar katagori data itu mempunyai makna, mecarai dan

menenukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum5. Sesuai dengan jenis penelitian yang menjadi pilihan penelitian kualitatif.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Nasution pemerikasaan keabsahan data diperlukan untuk membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan sebenarnya ada atau kejadiannya. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data penelitian ini adalah teknik triangulasi (triangulate).Teknis keabsahan data dilakukan dengan cara trigulasi data. Trigulasi data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk melihat keabsahan data. Trigulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali keabsahan hasil data yang diperoleh dilapangan.

5


(66)

60 BAB IV

PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PERKOTAAN

A. Deskripsi Umum Subyek Penelitian

Warung internet yang berada di jalan Barata Jaya Surabaya terletak di kelurahan Barata Jaya di wilayah Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Provinsi Jawa timur. Barat jalan Barata Jaya berbatasan dengan Jalan Krukah. Batas Timur dari jalan Barata Jaya adalah jalan Manyar. Dan batas selatan jalan Barata Jaya jalan Bratang Gede. Dan di sebelah utara jalan Bratang Jaya adalah jalan Bratang Binangun, ini adalah peta lokasi yang ada dalam Kelurahan Barata Jaya :


(67)

1. Kondisi demografi

- Keadaan penduduk Kelurahan Barata Jaya Kota Surabaya Penduduk Kelurahan Barata Jaya untuk tahun lalu 16.304 jiwa, sedangkan untuk tahun ini berjumlah 16.332 jiwa dengan rincian:

 Tahun lalu laki-laki: 7.960 jiwa Perempuan: 8.341 jiwa

 Tahun ini, laki-laki: 7968 jiwa Perempuan: 8361 jiwa

Penduduk yang ada di daerah kelurahan Barata Jaya di dominasi oleh pegawai swasta karena di daerah Jl. Barata Jaya terdapat banyak ruang usaha. Untuk selanjutnya mengenai mata pencaharian penduduk tersebut, dapat dilihat dalam tabel ini:

Tabel 4.1

Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Laki-Laki Perempuan

1. Belum bekerja 134 orang 86 orang

2. Buruh Tani - -

3. Pegawai Negeri 31 orang 24 orang

4. Pengrajin 2 orang -

5. Pedagang Keliling 5 orang 3 orang


(68)

62

Sumber: data Kelurahan Barata Jaya

7. Peternak - -

8. Nelayan - -

9. Montir 20 orang

-10. Bidan 25 10 orang

11. Perawat 9 orang 16 orang 12. Pembantu Rumah

Tangga

- 8 orang

13. TNI 4 orang -

14. POLRI 2 orang -

15. Pensiunan PNS 20 orang 2 orang

17. Tenaga Medis Lain - -

18. Dosen 2 orang 1 orang

19. Karyawan Swasta 48 orang 67 orang

20. Karyawan Pemerintah

20 orang -

21. Buruh 59 orang -

22. Tukang Batu/Kayu 41 orang -

402 orang 217 orang


(69)

2. Keadaan Sosial Agama

Penduduk di Kelurahan Barata Jaya Surabaya mempunyai keberagaman agama, dan penduduknya kebanyakan mayoritas agama islam.

Tabel 4.2 Penganut Agama

Agama Laki – Laki Perempuan

Islam 550 558

Katholik 130 70

Hindhu 112 80

Budha 21 15

Lain - Lain - -

Jumlah 1536

Sumber: data Kelurahan Barata Jaya

Di kawasan Barata Jaya terdapat empat warung internet, warung internet tersebut ialah centro net, barata jaya net 1, barata Jaya net 2, barata jaya net3 di daerah Barata Jaya merupakan kawasan yang sering dikunjungi pelanggan karena letaknya sangat strategis karena dekat dengan perkantoran dan sekolah ini yang menajdikan warung internet tersebut setiap harinya selalu ramai pengunjunganya. Warung internet yang ada di Barata Jaya Surabaya buka hingga 24 jam tidak pernah ada hari libur.


(1)

88

internet karena bila tujuanya tercapai remaja tersebut tidak akan lama berada di warnet.

Para remaja yang sering berbuat mesum di dalam warnet adalah remaja yang tidak terlalu suka game online karena remaja tersebut lebih sering mengakses situs porno daripada bermain game online. Dan remaja tersebut biasanya sering iseng” untuk membuka video porno lama – lama mereka timbul hasrat untuk melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet. Kemudian remaja tersebut menjadikan warnet menjadi tempat berpacaran bagi remaja. Tidak itu juga remaja dan pacarnya biasanya melihat situs – situs porno dan mereka terdorong oleh nafsu mereka kemudian remaja tersebut mempraktikan perbuatan mesum tersebut. Yang saya dapati di dalam warnet remaja melakukan adegan ciuman di dalam warnet, dan remaja tersebut memilih tempat yang strategis biasanya memilih tempat yang pojok. Tempat duduk di warnet sangat berpengaruh sekali bagi remaja yang ingin berbuat mesum karena tidak terlihat dari pengunjung lainya dan di tempat yang paling pojok sepi pengunjungnya kemudian remaja bebas melakukan apapun dengan pasanganya. Pernah saya melihat sendiri remaja laki – laki yang membawa pacarnya meraba – raba tubuh perempuanya. Dan kemudian si perempuan tersebut terlihat nafsu karena si lelaki tersebut merabah – rabah tubuhnya, dan kedua remaja tersebut melakukan adegan ciuman dan si lelaki terus merabah tubuh si perempuan tersebut.


(2)

89 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bentuk perbuatan mesum yang terjadi dalam beberapa warung internet di Barata Jaya.

Dalam penelitian ini termasuk perilaku menyimpang yang negatif karena bertentangan dengan nilai – nilai sosial yang mengakibatkan pelanggaraan. Di dalam warnet para remaja tersebut melakukan perbuatan mesum seperti melakukan adegan ciuman, menonton dan melihat gambar – gambar porno dan perilaku menyimpang lainya. Pada saat ini saya menemui banyak remaja di dalam warnet yang membawa pasanganya kemudian warnet tersebut di jadikan tempat berpacaran oleh remaja tersebut. Biasanya remaja memilih tempat yang paling pojok karena tempat yang paling banyak dipakai oleh remaja yang membawa pacarnya ke dalam warung internet.

2. Latar belakang perbuatan mesum yang terjadi dalam warung internet di Barata Jaya.

Yang menjadi latarbelakang para remaja melakukan perbuatan mesum di dalam warnet karena mereka awalnya membuka media sosial kemudian remaja tersebut karena iseng – iseng melihat situs porno yang ada di dalam warung internet. alasan remaja tersebut melihat situs porno adalah iseng – iseng saja, tetapi setelah remaja tersebut sering melihat video dan gambar – gambar porno mereka ingin melampiaskan nafsunya


(3)

90

ke pacar mereka. Hal yang mendasari mereka untuk melakukan perbuatan mesum di dalam warung internet pada awalnya iseng – iseng tetapi lama – kelamaan remaja tersebut sering membrowsing situs porno. Akhirnya remaja tersebut membawa pacarnya untuk diajak ke warung internet kemudian si Laki – Laki memperlihatkan video yang sudah ada di layar komputer dalam warung internet. Laki – Laki tersebut pada awalnya hanya meraba – raba tubuh perempuanya, tidak hanya meraba saja kemudia si Laki – Laki mencium bibir si perempuanya dan tangan remaja sambil meraba – raba tubuh perempuanya. Dan lemahnya penngawasan orang tua menjadi faktor penting bagi remaja, karena orang tua seharusnya mendidik anaknya ke arah yang lebih baik lagi. Bila orang tua kurang memberi pengawasan pada anak remajanya, maka anak remaja tersebut akan berperilaku seenaknya sendiri dan tidak memperdulikan aturan – aturan yang ada di dalam masyarakat.

A. Saran

1. Pengawasan dari orang tua sangat penting sekali bagi remaja karena orang tua berperan penting mengawasi anaknya yang sudah remaja.

2. Religi sangat berperan dalam mengendalikan perilaku seksual para remaja. Jikalau para remaja tidak dibekali dengan pemahaman religi dan religiusitas yang kuat, maka akan dapat dipastikan mereka akan jatuh ke dalam kubangan pergaulan


(4)

91

bebas sehingga tidak takut atau tidak merasa bersalah atau berdosa melakukan hubungan seks bebas atau seks pranikah. 3. lingkungan sangat berpengaruh sekali bagi remaja karena bila

lingkungan remaja tersebut banyak yang melakukan perilaku menyimpang. Contohnya seperti membolos sekolah, melakukan hubungan seks pranikah maka remaja tersebut akan terpengaruh tehadap lingkunganya karena remaja akan terpengaruh oleh bujuk rayuan teman yang ada dalam lingkungan pergaulan remaja tersebut.


(5)

92

DAFTAR PUSTAKA

A., Erhans, Astrid, S.Kom, MT, Dr. Internet, Jakarta Pusat : PT Ercontara Rajawali, 2010.

Garna, K,. Judistira, Prof. Teori – Teori Perubahan Sosial, Bandung : Program PascaSarjana Universitas Padjadjaran, 1992.

Kriyanto, Rahmah.Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenda Media Group, 2006.

Magdalena, Merry. UUITE : DON’T BE THE NEXT FICTI, Jakarta : Gramedia PustakaUtama, 2009.

Meleon,J,Lexy. Metode Penulisan Kualitatif : Bandung:PT Rosdakarya, 2001. Mulyana, Deddy. Metodelogi Penelitian Kualitatif/RSD : Bandung: Remaja Rosda

Karya,2012.

Nadeak, Wilson.Memahami Anak Remaja, Yogyakarta : KANISIUS (Anggota IKAPI),1991.

Nasution, S. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif,Bandung: Tarsito, 2003. Rahmawati, arfiani. 5 yang Dilarang, Jakarta : PT Elex Media Komputindo,

2013.

Sambu, Rakai, Gari & Komandoko, Gamal. Dilarang Pacaran, Yogyakarta : Garai Ilmu, 2010

Sarwono, A,Sarlito.Psikologi Remaja, Raja Grafido Persada, 2012. Setiadi, Elly, & Usmankolip. Pengantar Sosiologi, Jakarta, 2011.

Sunarto, Kamanto.Pengantar Sosiologi, jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2004.

Supeno, Ahmad, Drs. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Yogyakarta : Pyramida Yogyakarta,2015.

Surbakti, E.B., Question & Answer Teenaggers, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2011.

Warida, Ernawati.EYD & Seputar Kebahasaan-Indonesiaan, Bandung : Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2016.


(6)

93

Wati, Dharma, Made, Kewirausahaan, Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2016 .