Sifat-Sifat Minyak Atsiri Minyak Atsiri

b. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya, c. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, member kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika tersa dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. d. Dalam keadaan murni belum tercemar oleh senyawa lain mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel. e. Bersifat tidak bias disabunkan dengan alkali dan tidak bias berubah menjadi tengik rancid. Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam lemak. f. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari terutama gelombang uktra violet, dan panas karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. g. Indeks bias umumnya tinggi. h. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik. i. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil. j. Sangat mudah larut dalam pelarut organic. Gunawan, 2010.

2.2.3 Keberadaan Minyak Atsiri Dalam Tanaman

Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar pada famili Labiatae, di dalam sel-sel parenkim misalnya famili Piperaceae, di dalam saluran minyak yang disebut vittae famili Umbelliferae, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen pada famili Pinaceae dan Rutaceae, terkandung di dalam semua jaringan pada famili Coniferae. Pada bunga mawar, kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis sinamon banyak ditemui dikulit batang korteks, pada famili Umbelliferae banyak terdapat dalam perikap buah, pada Menthae sp. terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun Gunawan, 2010. Famili tumbuhan Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Myristicaceae, Astereaceae, Apocynaceae, Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae, dan Labiatae adalah famili tumbuhan yang sangat popular sebagai penghasil minyak atsiri. Indonesia dengan hutan tropik yang begitu luas menyimpan ribuan spesies tumbuhan dari berpuluh famili, termasuk famili tumbuhan yang berpotensial sebagai penghasil minyak atsiri. Hal ini merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai harganya yang dimiliki oleh Indonesia Agusta, 2000. Tumbuhan dari famili Myrtaceae yag sangat popular di Indonesia adalah Melaleuca leucadendron atau kayu putih, sedangkan Eucalyptus lebih banyak tersebar di Australia. Miyak atsiri dari daun tumbuhan kayu putih, yang memiliki sineol sebagai komponen utamanya, telah dikenal sejak lama untuk mengobati berbagai jenis penyakit sepeti masuk angin, keseleo, pilek, dan rematik Agusta, 2000. Melaleuca leucadendron yang lebih dikenal sebagai penghasil minyak kayu putih dan telah digunakan untuk terapi berbagai jenis penyakit memiliki satu varietas yang sangat potensial dikelola untuk tujuan komersial, yaitu M. leucadendron var. Latifolia. Minyak atsiri dari tumbuhan yang di Merauke disebut “danruk” ini mengandung sekitar 98 metileugenol yang bersifat sebagai attractant atau penarik lalat buah jantan Agusta, 2000.

2.2.4 Metode Isolasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri umumnya dengan empat metode yang lazim digunakan sebagai berikut. 1. Metode destilasi terhadap bagian tanaman yang mengandung minyak. Dasar dari metode ini adalah memanfaatkan perbedaan titik didih. 2. Metode penyarian dengan menggunakan pelarut penyari yang cocok. Dasar dari metode ini adalah adanya perbedaan kelarutan. Minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. 3. Metode pengepresan atau pemerasan. Metode ini hanya bias dilakukan terhadap simplisia yang mengandung minyak atsiri dalam kadar yang cukup besar. Bila tidak, nantinya hanya akan habis di dalam proses. Metode pelekatan bau dengan menggunakan media lilin enfleurage.