Penyembuhan Luka Penatalaksanaan Luka Bakar

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kulit yang terbakar berwarna pucat atau lebih putih karena terbentuk eskar, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.

2.4. Penatalaksanaan Luka Bakar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan luka bakar yaitu : penyembuhan luka, infeksi dan penanganan luka Effendi, 1999.

2.4.1. Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan proses biologis tertentu terkait dengan fenomena umum yaitu pertumbuhan dan regenerasi jaringan. Penyembuhan luka berlangsung melalui serangkaian yang saling bergantung dan tumpang tindih di mana berbagai seluler dan komponen matriks bertindak bersama-sama untuk membangun kembali integritas jaringan yang rusak dan penggantian jaringan yang hilang. Proses penyembuhan luka telah ditinjau sebelumnya oleh Schultz yang terdiri dari lima tahap yang melibatkan biokimia kompleks dan proses seluler Boateng et al., 2007; Schultz GS, 1999. Hal ini digambarkan beberapa tahap dalam proses penyembuhan yaitu fase hemostasis, inflamasi, migrasi, proliferasi dan maturasi Boateng et al, 2007. 1. Hemostasis dan Inflamasi Peradangan Perdarahan biasanya terjadi saat kulit terluka dan berfungsi untuk mengeliminasi bakteri atau antigen dari luka. Selain itu, perdarahan mengaktifkan hemostasis dengan mengeluarkan komponen eksudat cairan seperti faktor pembekuan. Fibrinogen di dalam eksudat mengeluarkan mekanisme pembekuan yang dihasilkan oleh koagulasi dalam eksudat darah tanpa sel dan platelet dan bersama-sama dengan jaringan pembentukan fibrin menghasilkan gumpalan di dalam luka yang menyebabkan perdarahan berhenti. Gumpalan yang mengering membentuk keropeng dan memberikan kekuatan terhadap cedera jaringan. Oleh karena itu, hemostasis memainkan peran sebagai pelindung serta memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap penyembuhan luka. Fase inflamasi terjadi secara stimultan dengan hemostasis, berlangsung beberapa menit dari cedera sampai 24 jam dan berlangsung selama sekitar 3 hari. Hal ini melibatkan respon baik seluler dan vaskular. Pelepasan protein eksudat ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam luka menyebabkan vasodilatasi melalui pelepasan histamin dan serotonin, memungkinkan fagosit memasuki luka dan menelan sel-sel mati jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik yang sulit dicairkan oleh enzimatik untuk menghasilkan massa berwarna kekuningan. 2. Migrasi Fase migrasi melibatkan pergerakan sel epitel dan fibroblas pada area luka untuk menggantikan jaringan yang rusak dan hilang. Sel-sel beregenerasi dan berkembang secara cepat dalam luka membentuk keropeng yang kering bekuan disertai dengan penebalan epitel. 3. Proliferasi Fase proliferasi terjadi hampir secara stimultan hanya setelah fase migrasi hari ke 3 dan seterusnya dan proliferasi sel basal yang berlangsung antara 2 dan 3 hari. Jaringan granulasi dibentuk oleh pertumbuhan kapiler dan pembuluh limfatik di dalam luka, sedangkan sintesis kolagen oleh fibroblas yang memberikan kekuatan dan bentuk pada kulit. Pada hari kelima, maksimum pembentukan pembuluh darah dan jaringan granulasi telah terjadi. Penebalan epitel lebih lanjut dibutuhkan sampai kolagen menjembatani luka. Proliferasi fibroblas dan sintesis kolagen berlangsung sampai 2 minggu dimana pembuluh darah dan edema berkurang. 4. Maturasi Fase ini disebut fase renovasi karena melibatkan pembentukan jaringan ikat selular dan kekuatan epitel baru yang menentukan sifat akhir dari bekas luka. Jaringan granular seluler diubah ke massa asellular dari beberapa bulan sampai sekitar 2 tahun.

2.4.2. Infeksi

Dokumen yang terkait

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

PENGARUH PEMBERIAN DEKOK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS PUTIH Rattus norvegicus JANTAN GALUR Sparague dawley YANG DIINDUKSI ASPIRIN

6 35 62

PERBANDINGANTINGKATKESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU DENGAN TUMBUKAN DAUN BINAHONG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley

3 27 79

Ragam jenis ektoparasit pada hewan uji coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley

2 11 47

Ragam jenis ektoparasit pada hewan uji coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley

1 9 94

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Formulasi Tablet Kitosan Dan Uji Mukoadesif In-Vitro Dan In-Vivo Sebagai Penutup Luka Pada Lambung Tikus.

0 0 1