Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
4. Menjadi gambaran secara umum struktur ide karangan sehingga membantu pengumpulan bahan-bahan pustaka yang diperlukan.
Agar penyusunan kerangka karangan dapat efektif menjadi acuan pembuatan karangan, langkah yang mesti ditempuh oleh pengarang untuk
menyusun kerangka karangan adalah seperti berikut. 1 Menentukan tematopik karangan
2 Menjabarkan tema ke dalam topik-topiksubtema 3 Mengembangkan topik-topik menjadi subtopik
4 Menginvestaris sub-sub topik 5 Menyeleksi topik dan sub-subtopik yang cocok
6 Menentukan pola pengembangan karangan
Kerangka karangan dapat ditulis dalam dua bentuk, berikut. 1. Kerangka kalimat, ialah kerangka karangan yang disusun dalam bentuk
kalimat-kalimat lengkap yang menjabarkan ide-ide pokok karangan. 2. Kerangka topik, ialah kerangka karangan yang dituangkan dalam
bentuk frasa dan klausa sehingga tampak lebih praktis. Penyusunan kerangka karangan dapat berbentuk kalimat dan frasa
atau klausa sekaligus, meskipun yang lebih banyak digunakan adalah kerangka topik. Berikut contoh kedua bentuk penyusunan kerangka
karangan tersebut.
Contoh kerangka kalimat:
Membuka usaha warnet di tengah perkembangan teknologi informasi. 1. Masuknya ajaran komputer di sekolah-sekolah menambah pengetahuan
tentang teknologi informasi. 2. Perkembangan sarana komputer menjadi sarana jaringan informasi
melalui internet. 3. Penggunaan internet menjadi kebutuhan remaja dan anak sekolah.
4. Memanfaatkan minat remaja dan anak sekolah dengan membuka warnet.
Contoh kerangka topik
Antisipasi lonjakan arus mudik lebaran : 1. Jumlah Pemudik Lebaran
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
a. perkiraan lonjakan jumlah pemudik b. sarana angkutan yang dipersiapkan
c. sarana angkutan yang diandalkan
2. Pengaturan jalur Jakarta-Surabaya a. jalur utara
b. jalur selatan c. kemacetan lalu lintas dan usaha pencegahannya
3. Petunjuk pemanfaatan jalur a. dari DLLAJR
b. dari instansi terkait
B. Jenis-Jenis Wacana
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
1. Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biograi riwayat
seseorang, otobiograiriwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan
narasi ekspositoris.
Narasi bisa juga berisi cerita khayaliksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan
narasi imajinatif.
Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah: 1 kejadian,
2 tokoh, 3 konlik,
4 alurplot. 5 latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian secara kronologis urutan waktu. Penggunaan kata hubung yang
menyatakan waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya,
atau setahun kemudian kerap dipergunakan.
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut. 1 menentukan tema cerita
2 menentukan tujuan 3 mendatarkan topik atau gagasan pokok
4 menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu.
5 mengembangkan kerangka menjadi karangan. Kerangka karangan yang bersifat naratif dapat dikembangkan dengan
pola urutan waktu. Penyajian berdasarkan urutan waktu adalah urutan yang didasarkan pada tahapan-tahapan peristiwa atau kejadian. Pola urutan
waktu ini sering digunakan pada cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, cerita sejarah, dan sebagainya.
Contoh: Kunjungan ke Museum Fatahillah
1. persiapan keberangkatan 2. perjalanan menuju stasiun Kota
3. tiba di tempat tujuan 4. mengamati peninggalan zaman penjajahan Belanda
5. berkumpul kembali di depan ”Meriam Jagur” 6. persiapan pulang
Contoh narasi ekspositoris:
Minta Tolong Malah dikira Hantu Pocong
Kejadian yang menggelikan sekaligus menegangkan ini terjadi pada pertengahan bulan Juli 1993, ketika saya baru masuk bekerja di sebuah
klinik yang terletak di daerah Lemabang, dekat dengan PT Pupuk Sriwjaya Pusri. Rumah saya berada di daerah Bukit Besar sehingga membutuhkan
waktu lebih kurang 45 menit untuk pergi dari rumah ataupun pulang dari dinas.
Saat itu, rumah saya belum dilewati oleh bus kota jurusan Bukit Besar, karena rute bus kota pada waktu itu hanya sampai di dekat wilayah
Kembang Manis. Jadi, terpaksa saya turun di simpang empat lampu merah