Persiapan Diri PELAYANAN ROOM OCCUPIED HOTELIER GRAND ANGKASA MEDAN

Fitri Maya Sari : Metode Penerapan Housekeeping Dalam Pelayanan Room Occupied Di Grand Angkasa International Medan, 2009. USU Repository © 2009

4.1 Persiapan Diri

Persiapan diri di dalam suatu pelayanan hotel sangat mengharapkan penerimaan yang baik dari para hotelier yang juga merupakan orang-orang terampil, menguasai dan mampu memberikan penjelasan-penjelasan atas fasilitas hotel, kebijakan perusahaan seperti kebijakan dalam penentuan tarif, prosedur pelayanan dan sebagainya. Sebagai seorang petugas dan pemberi jasa pelayanan hotel tentunya anda harus terlihat profesional, siap dan dapat menangani berbagai situasi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan tamu. Semua itu akan dapat dilaksanakan hanya jika hotelier melakukan persiapan. Persiapan yang dilakukan adalah persiapan dalam arti yang luas baik persiapan menyangkut dirinya sendiri selaku petugas, menyiapkan mental dan fisik untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada tamu-tamunya. Persiapan juga meliputi alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan pemberian pelayanan sesuai dengan lingkupnya masing-masing. Demikian pula halnya dengan persiapan berupa penguasaan atas aturan- aturan, pedoman-pedoman serta metodologi lainnya yang diperkirakan akan mempermudah pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan aspek-aspek penting yang perlu dipersiapkan oleh seorang hotelier sebelum melakukan tugas pelayanannya, maka persiapan dalam pelayanan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga macam persiapan yaitu : a. Persiapan fisik b. Persiapan mental c. Persiapan Alat Bantu 1. Berpakaian rapi, pantas dan benar PERSIAPAN FISIK Persiapan fisik yang perlu dilakukan oleh hotelier sehubungan dengan upaya memberikan kualitas pelayanannya adalah : Fitri Maya Sari : Metode Penerapan Housekeeping Dalam Pelayanan Room Occupied Di Grand Angkasa International Medan, 2009. USU Repository © 2009 Pakailah uniform yang diberikan perusahaan secara benar, rapi dan dengan kebersihannya yang terjaga. Badge atau atribut yang harus dipakai agar dikenakan untuk meyakinkan tamu dan juga untuk meyakinkan penampilan dalam melaksanakan tugas. Penampilan yang rapi dan pantas akan menimbulkan sikap positif tamu terhadap hotelier yang melayaninya. Sedangkan bagi petugas akan timbul rasa percaya diri. 2. Tampilkan raut muka jernih, segar dan ramah serta ceria Perlu diingat bahwa penampilan dan keluwesan serta kecantikan bukan hanya diperlukan dalam berkomunikasi tetapi lebih ditekankan kepada ketulusan kita untuk berinteraksi dengan tamu-tamu. Hindari penampilan semu karena keaslian lebih mendatangkan kesan. 3. Penampilan sikap tubuh yang lentur, luwes dan sopan serta siap untuk melakukan pekerjaan. Biasanya untuk sikap tubuh yang baik selalu disejajarkan dengan verbal. Sebab sikap tubuh yang kaku menimbulkan penilaian tersendiri dari pelanggan. Sikap kaku dapat menimbulkan semacam jarak antara hotelier dengan tamu sehingga komunikasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sikap tubuh yang baik adalah selalu bisa menyesuaikan irama komunikasi yang dilakukan pada waktu berinteraksi dengan tamu. Jadi sebaiknya sikap tubuh disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 4. Tutur kata yang runtut, halus, dan sopan. Yang dimaksudkan dengan tutur kata yang runtut adalah dimana kita selalu bisa memberikan informasi sesuai apa yang diinginkan oleh tamu pelanggan, kadang- kadang informasi yang diberikan petugas tidak bisa dimengerti oleh tamu, disebabkan beberapa hal : - informasi tidak berurutan - bahasa yang sulit dipahami Fitri Maya Sari : Metode Penerapan Housekeeping Dalam Pelayanan Room Occupied Di Grand Angkasa International Medan, 2009. USU Repository © 2009 - intonasi suara yang tinggi - menggunakan bahasa sendiri - terlalu tergesa-gesa - kurangnya penguasaan petugas terhadap informasi 5. Menjaga kesehatan jasmani agar selalu prima. Kesehatan adalah yang sangat penting untuk hotelier yang selalu berhadapan dengan tamu. Petugas yang kurang sehat biasanya akan mempengaruhi proses pelayanan. Petugas akan terlihat dengan raut muka yang lesu dan kurang bergairah, pandangan atau tatapan mata kosong dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diperhatikan : - Atur tempo emosional - Hindari stress - Nikmati pekerjaan 1. Selalu memelihara konsentrasi agar hanya tertuju kepada tugas dan pekerjaan. PERSIAPAN MENTAL Pada dasarnya di dalam persiapan mental tidak ada suatu rumusan khusus untuk bisa dijadikan pedoman agar mental betul-betul siap untuk melaksanakan suatu proses pelayanan. Hal ini akan bergantung kepada kedewasaan individu hotelier untuk menghadapi berbagai bentuk permasalahan pelayanan. Namun demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka persiapan mental yang optimal adalah sebagai berikut : Untuk hal ini seorang petugas yang berada pada FO area service area employe sebaiknya mampu memberikan pelayanan yang prima agar selalu menjaga konsentrasi pada saat melakukan proses pelayanan. Sebab, dengan konsentrasi akan menyebabkan tercapainya keberhasilan suatu pelayanan. Agar selalu konsentrasi pada pekerjaan, beberapa hal perlu dijadikan pedoman yaitu: Fitri Maya Sari : Metode Penerapan Housekeeping Dalam Pelayanan Room Occupied Di Grand Angkasa International Medan, 2009. USU Repository © 2009 - Anggaplah pekerjaan sebagai suatu hobby. - Pekerjaan adalah ibadah. - Semua yang kita mililki diperoleh dari hasil pekerjaan. 2. Selalu tanamkan rasa percaya diri dan bangga akan tugas, karena tugas ini biasanya bersifat monoton, dan yang dihadapi biasanya adalah tamu hotel, membuat situasi jenuh dan kadang-kadang malas. Sebaiknya ciptakan kiat khusus dalam menghadapi tugas tersebut. 3. Menanggalkan konflik dan persoalan pribadi Untuk menghadapi hal-hal demikian perlu kematangan pribadi. Tentu saja perlu adanya suatu proses. Dalam rangka pengendalian emosional, perlu dilakukan yaitu : - Mengambil keputusan yang bijaksana. - Mencari solusi terbaik. - Mencari alternatif pemecahan. Sikap merupakan suatu proses dimana rasa dan pikiran yang bekerja untuk mengenal obyek tertentu setelah dirangsang baik dari luar maupun dari dalam. Sikap ditunjukkan pada suatu objek maupun situasi tertentu, maka cenderung berubah sesuai dengan perubahan objek tersebut. Bahkan, sikap dapat dibentuk oleh pengaruh terhadap PERSIAPAN ALAT BANTU Persiapan Alat Bantu yang dimaksud disini yakni persiapan benda-benda yang baik secara langsung atau secara tidak langsung membantu kita dalam melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu pelayanan, agar kita perlu bersikap lebih teliti. Karena hal ini dapat berakibat terjadinya kekuranglancaran dalam setiap pekerjaan pelayanan.

4.2 Sikap Dalam Suatu Pelayanan