10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Bank
Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara sehingga kemajuan sesuatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara tersebut. Bank dapat
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya
menyalurkan dana atau kedua-duanya. Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian tersebut memiliki kandungan filosofis yang tinggi.
Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990.Pengertian bank menurut PSAK
Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan 1999: 31.1 adalah, bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana dan pihakpihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor
792 tahun 1990 pengertian bank adalah suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan
11 melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpundan menyalurkan dana dari dan kepada
masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang Febryani dan Zulfadin, 2003. Berdasarkan UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, terdapat dua jenis bank, yaitu:
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakasanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank umum adalah bank yang kegiatan usahanya menghimpun dana berupa simpanan dalam bentuk giro dan deposito, rekening koran, dan juga memberikan kredit jangka pendek. Untuk
Indonesia sendiri, bank umum disebut juga dengan bank komersial yang terdiri dari bank pemerintah, bank swasta nasional, dan bank swasta asing Triasdini, 2010.
2.1.2 Kredit
Kegiatan bank setelah melakukan penghimpunan dana dalam bentuk simpanan tabungan, deposito dan giro adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. Kegiatan ini
diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman atau dikenal dengan istilah kredit.
12 Menurut Undang-Undang yang tertera dalam pasal 1 ayat 11 UU No.101998 tentang
perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibakan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “credere” yang mempunyai
arti kepercayaan kreditur terhadap debitur yang artinya bahwa kreditur percaya bahwa debitur akan mengembalikan dana yang telah dipinjam beserta bunga yang telah disepakati sebelumnya
oleh kedua belah pihak yang bekerja sama.Sedangkan Dendawijaya 2003 mengemukakan bahwa dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80- 90 dari seluruh dana
yang dikelola bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70 - 80 dari kegiatan usaha bank. Selain itu bank dalam melakukan kegiatan pemberian kredit tentu harus memperhatikan dengan
baik calon nasabah yang akan menjadi penerima kredit, nasabah tersebut tentu harus dapat dipercaya.
Analisis kredit perlu dilakukan bank untuk menguji kelayakan pinjaman yang nantinya akan diberikan. Analisis kredit tentu akan sangat berguna bagi bank sebagai salah satu langkah
dalam mencegah kredit macet. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan tentu saja bank sudah memiliki langkah-langkah dalam penyelamatan kredit. Berdasarkan pernyataan-
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian fasilitas kredit terdapat berbagai unsur yang terkadung di dalamnya antara lain Kasmir, 2011:
1. Kepercayaan
Kepercayaan yaitu keyakinan bank sebagai pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan