Return On Investment P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk berada diatas rasio rata-rata industry. Tren Return On Investment
P.T. H.M. Sampoerna meningkat tiga tahun berturut-turut ini menujukkan bahwa laba P.T. H.M Sampoerna juga mengalami peningkatan. Tren Return On
Investment P.T. Gudang Garam, Tbk berfluktuasi, dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan yang besar, yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah
aktiva yang besar. Tren Return On Investment Rasio Pengembalian atas Investasi P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk dapat dilihat
pada gambar 4.9 dibawah ini.
Gambar 4.9 Grafik
Return On Investment P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam,Tbk
c. Retun On Equity ROE
Return On Equity P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih besar dari P .T. Gudang
Garam, Tbk , tiga tahun berturut-turut. Dari rasio Return On Equity dapat
0.287 0.313
0.416
0.127 0.135
0.127 0.14
0.18 0.22
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35 0.4
0.45
2009 2010
2011
Ra sio
Tahun
Return On Investment
HMSP GGRM
Rata-rata Industri
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa kemampuan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dalam menghasilkan
laba lebih baik daripada P.T. Gudang Garam, Tbk. Rasio Return On Equity P.T. H.M. Sampoerna, Tbk diatas rasio rata-rata industri sedangkan Rasio Return On
Equity P.T. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rasio rata-rata industry.
Tren Return On Equity P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam meningkat tiga tahun berturut-turut ini menujukkan bahwa laba P.T. H.M
Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk juga mengalami peningkatan. Tren Return On Investment Rasio Pengembalian atas Investasi P.T. H.M. Sampoerna,
Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Grafik
Return On Equity P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam,Tbk
d. EPS Earning Per Share
EPS Earning Per Share P.T. Gudang Garam, Tbk lebih besar daripada EPS P.T. H.M. Sampoerna, Tbk hal ini menunjukkan bahwa pendapatan per lembar
saham P.T. Gudang Garam, Tbk lebih besar daripada P.T. H.M. Sampoerna, Tbk
0.486 0.629
0.79
0.188 0.194
0.202 0.23
0.35 0.43
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
2009 2010
2011
Ra sio
Tahun
Return On Equity
HMSP GGRM
Rata-rata Industri
Universitas Sumatera Utara
hal ini sangat menguntungkan bagi pemegang saham, karena akan menerima pendapatan bagi pemegang saham biasa. Tren Earning Per Share Pendapatan Per
Lembar Saham P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Grafik
Earning Per Share P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam,Tbk
Secara keseluruhan profitabilitas perusahaan sangat erat kaitannya dengan likuiditas, leverage dan aktivitas perusahaan yang efisien. Untuk memperoleh
kinerja yang baik, perusahaan harus memperhatikan likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan.
Dari segi likuiditas, P.T. Gudang Garam,Tbk lebih likuid jika dibandingkan dengan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk. Namun jika kita lihat
profitabilitas kedua perusahaan tersebut, P.T. H.M. Sampoerna,Tbk justru lebih Profitable daripada P.T. Gudang Garam,Tbk. Hal ini diakibatkan oleh Tingkat
aktiva lancar yang berlebih dapat membuat pengembalian atas investasi ROI
1161 1465
1840 1796
2155 2544
500 1000
1500 2000
2500 3000
2009 2010
2011
R u
p iah
Tahun
Earning Per Share
HMSP GGRM
Universitas Sumatera Utara
yang rendah. Sementara sebaliknya, menurunkan tingkat investasi atas aktiva lancar, dan tetap memaksimalkan penjualan akan mengarahkan kepada
peningkatan atas pengembalian total aktivanya Van Horne, 2005:309. Hal ini juga didukung oleh teori profitabilitas yang menyatakan bahwa profitabilitas
berbanding terbalik dengan dengan likuiditas, peningkatan likuiditas biasanya dibayar dengan penurunan profitabilitas. Van Horne, 2005: 313.
Dari segi leverage, P.T. H.M. Sampoerna, Tbk memiliki rasio leverage yang tinggi, bahkan melampaui batas rasio ideal perusahaan. Sedangkan P.T.
Gudang Garam,Tbk memiliki rasio leverage yang lebih rendah. Hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas. P.T. H.M. Sampoerna,Tbk ternyata lebih
profitable jika dibandingkan dengan P.T. Gudang Garam,Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa utang yang tinggi yang diikuti dengan manajemen utang
yang baik akan mampu meningkatkan laba perusahaan. Hal ini di dukung oleh asumsi asumsi profitabilitas Van Horne 2005 : 309 yang menyatakan bahwa
mempertahankan aktiva lancar yang rendah, dan sebaliknya, proporsi kewajiban jangka pendek yang tinggi atas total kewajiban akan meningkatkan profitabilitas..
Hal ini juga berkaitan dengan teori profitabilitas yang menyatakan bahwa Profitabilitas berbanding lurus dengan risiko Van Horne 2005 : 313. Dalam hal
ini jumlah bunga atas utang dianggap sebagai risiko, dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas aktiva, penjualan, dan pengurangan atas beban pajak yang
harus ditanggung perusahaan dianggap dapat meningkatkan profitabilitas. Dari segi Aktivitas, P.T. H.M. Sampoerna,Tbk memiliki rasio aktivitas
yang lebih baik dari P.T. Gudang Garam,Tbk. Hal ini mampu meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
profitabilitas. Manajemen aktivitas yang baik akan meningkatkan efisiensi suatu perusahaan, efisiensi terhadap biaya-biaya akibat investasi yang berlebihan dan
tidak optimum, seperti biaya atas piutang yang tidak tertagih, ataupun biaya pemeliharaan atas persediaan yang terlalu besar jumlahnya yang akan
menurunkan profitabilitas perusahaan. Investasi yang optimum adalah investasi yang memberikan manfaat yang lebih besar, daripada biaya yang harus dibayar
untuk mempertahankan investasi tersebut Van Horne, 2005 :372. P.T. Gudang Garam,Tbk memiliki jumlah persediaan yang sangat besar, dan ini mengakibatkan
perputaran persediaaan yang rendah. Disisi lain, penjualan P.T. Gudang Garam,Tbk rendah. Sehingga mengakibatkan perputaran total aktiva yang rendah
dan itu mengakibatkan profitabilitas P.T. Gudang Garam,Tbk rendah. Dari segi profitabilitas , EPS P.T. Gudang Garam,Tbk lebih besar jika
dibandingkan dengan EPS P.T. H.M. Sampoerna tapi EPS yang tinggi tidak akan menjamin kinerja suatu perusahaan tersebut baik jika tidak didukung oleh
likuiditas, leverage dan aktivitas yang baik dari suatu perusahaan, Van Horne 2005 : 5 menyatakan bahwa “ Dua perusahaan mungkin memiliki perkiraan EPS
yang sama, tetapi jika aliran laba dari suatu perusahaan mengandung lebih banyak risiko daripada aliran laba perusahaaan satunya, maka harga pasar per lembar
saham tersebut akan dinilai lebih rendah” Risiko yang dimaksudkan oleh Van Horne adalah risiko yang berkaitan
atas jumlah utang yang terkait dengan ekuitas di struktur modalnya serta risiko lain yang berhubungan dengan manajemen aktiva dan manajemen likuiditasnya.
Universitas Sumatera Utara
Disisi lain Van Horne 2005 :6 menyatakan bahwa “Para pememgang saham tidak puas dengan kinerja perusahaan yang hanya meningkatkan EPS, jadi
pihak manajemen harus berfokus pada penciptaan nilai bagi perusahaan yang meliputi strategi manajemen aktiva, Investasi, Pendanaan, strategi pasar produk
yang akan membangun pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan meningkatkan penjualan. Sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
4.5. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Mann-Whitney