Analisis Komparatif Rasio Keuangan Antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk

(1)

SKRIPSI

ANALISIS KOMPARATIF RASIO KEUANGAN ANTARA P.T. H.M. SAMPOERNA, TBK &

P.T. GUDANG GARAM, TBK

OLEH

ERBINA MELIANA PURBA 090502128

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS KOMPARATIF RASIO KEUANGAN ANTARA P.T. H.M. SAMPOERNA,TBK & P.T. GUDANG GARAM,TBK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan dan membandingkan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk, yang telah diaudit dari tahun 2009-2011. Penelitian ini merupakan studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Teknik analisis yang digunakan adalah analisis komparatif rasio rasio yaitu combined analysis, dan teknik analisis statistik dengan melakukan Mann-Whitney (U-Test), dengan tingkat signifikansi (α) = 5%.

Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik SPSS for windows 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih baik dibandingkan P.T. Gudang Garam,Tbk. Kinerja diukur dengan rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Mann-Whitney (U-Test) disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk berbeda. kinerja P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih baik dibandingkan P.T. Gudang Garam,Tbk Pengujian hipotesis atas 11 Rasio Keuangan kedua perusahaan menunjukkan bahwa 10 Rasio memiliki Perbedaan yang signifikan yaitu: CR, QR, DAR, DER, ITO, TATO, NPM, ROI, ROE,TIE. Dan sisanya, 1 rasio yaitu: EPS tidak menunjukkan perbedaan sigifikan.

Kata Kunci : Rasio Lancar, Rasio Cepat, DAR, DER, TIE, Rasio Perputaran Sediaan, TATO, NPM, ROE, ROI, EPS.


(3)

ABSTRACT

A COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL RATIOS BETWEEN P.T. H.M. SAMPOERNA, TBK & P.T. GUDANG GARAM, TBK

The purpose of this research is to analyze the differences and to compare financial performance between financial performance of P.T H.M. Sampoerna Tbk and P.T. Gudang Garam, Tbk.

The data used are the annual financial statements of P.T. H.M. Sampoerna Tbk and P.T. Gudang Garam Tbk, which have been audited from 2009-2011.This research is case study research. The method of data analysis is descriptive analysis. The analysis technique used is comparison of financial Ratios with the combined ratio analysis and statistical technique using Mann-Whitney (U-Test), with a significance level (α) = 5%. Analyzing data using statistical data processed by software SPSS for windows 16.0.

The results showed that the financial performance of P.T. H.M. Sampoerna Tbk better than P.T. Gudang Garam, Tbk. The Financial Performance is measured by liquidity, leverage, activity and profitability ratios. According to the result of Mann-Whitney (U-Test)method, conclude that there is a different of financial performance between P.T. H.M. Sampoerna,Tbk and P.T. Gudang Garam,Tbk comprehensively. Financial performance of P.T. H.M. Sampoerna Tbk better than P.T. Gudang Garam, Tbk. The hypothesis testing for 11 financial ratios both of them, show that 10 ratios are different significantly namely CR, QR, DAR, DER, ITO, TATO, NPM, ROI, ROE, TIE. Another ratio namely: EPS doesn’t show the significant difference.

Keywords: Current Ratio, Quick Ratio, DAR, DER, TIE, Inventory Turnover Ratio, TATO, NPM, ROE, ROI, EPS.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Analisis Komparatif Rasio Keuangan Antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.


(5)

6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Orang Tua ku tercinta Togar Purba, SH dan Rosinta Sihombing, S.Pd yang senantiasa mendoakan dan mendukung, melimpahankan kasih sayang yang luar biasa, dan atas setiap pengorbanan materil yang tak dapat penulis sebutkan.

9. Adik-adikku tersayang Utomo Purba, Ferdinand Purba dan Gugun Purba atas segala doa dan dukungannya selama ini.

10. Teman-teman di manajemen stambuk 2009: Elgina, Irene, Christin, Rebecca, Agnesia, Sarli, Sri Juliani, Novaria Siregar serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Terimakasih atas persahabatan yang luar biasa, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Maret 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ... 8

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan ... 9

2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 9

2.1.2.2 Bentuk-Bentuk Rasio Keuangan ... 10

2.1.3 Metode Analisis Rasio Keuangan ... 21

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

2.3 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.5 Jenis Data ... 31

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.7 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.1.1 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk ... 36

4.1.2 P.T. Gudang Garam,Tbk ... 39

4.2 Deskripsi Data ... 42

4.3 Analisis Rasio Keuangan ... 44

4.3.1 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk ... 44

4.3.2 P.T. Gudang Garam,Tbk ... 52

4.4 AnalisisPerbandingan Kinerja Kuangan dengan metode Combined Analysis ... 62


(7)

4.5 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan

Mann-Whitney(U-Test) ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah, Produksi dan Cukai industry

Rokok (2007-2011) 2

Tabel 1.2 Profil P.T. H.M. Sampoerna & P.T. Gudang Garam………. 4 Tabel 3.1 Operasionalisasi dan Skala Pengukuran Variabel 29 Tabel 4.1 Data keuangan P.T H.M. Sampoerna,Tbk 43

Tabel 4.2 Data keuangan P.T Gudang Garam,Tbk 43

Tabel 4.3 Rasio Likuiditas P.T H.M. Sampoerna,Tbk 44 Tabel 4.4 Rasio leverage P.T H.M. Sampoerna,Tbk 46 Tabel 4.5 Rasio Aktivitas P.T H.M. Sampoerna,Tbk 48 Tabel 4.6 Rasio Profitabilitas P.T H.M. Sampoerna,Tbk 50 Tabel 4.7 Rasio Likuiditas P.T Gudang Garam,Tbk 52 Tabel 4.8 Rasio Solvabilitas P.T Gudang Garam,Tbk 54 Tabel 4.9 Rasio Aktivitas P.T Gudang Garam,Tbk 56 Tabel 4.10 Rasio Profitabilitas P.T Gudang Garam,Tbk 58 Tabel 4.11 Rekapitulasi Rasio P.T H.M. Sampoerna,Tbk

Dan P.T Gudang Garam,Tbk 61

Tabel 4.12 Perbandingan Likuiditas P.T H.M. Sampoerna,Tbk

Dan P.T Gudang Garam,Tbk 63

Tabel 4.13 Perbandingan leverage P.T H.M. Sampoerna,Tbk

Dan P.T Gudang Garam,Tbk 67

Tabel 4.14 Perbandingan Aktivitas P.T H.M. Sampoerna,Tbk

Dan P.T Gudang Garam,Tbk 71

Tabel 4.15 Perbandingan Profitabilitas P.T H.M. Sampoerna,Tbk

Dan P.T Gudang Garam,Tbk 75

Tabel 4.16 Ranks of CR 82

Tabel 4.17 Mann-Whitney U Current Ratio 82

Tabel 4.18 Ranks of QR 83

Tabel 4.19 Mann-Whitney U Quick Ratio 84

Tabel 4.20 Ranks of DAR 85

Tabel 4.21 Mann-Whitney U Debt To Asset Ratio 85

Tabel 4.22 Ranks of DER 86

Tabel 4.23 Mann-Whitney U Debt To Equity Ratio 86

Tabel 4.24 Ranks of TIE 87

Tabel 4.25 Mann-Whitney U Times Interest Ratio 87

Tabel 4.26 Ranks of ITO 88

Tabel 4.27 Mann-Whitney U Inventory Turn Over Ratio 89

Tabel 4.28 Ranks of TATO 90

Tabel 4.29 Mann-Whitney U Total Asset Turn Over Ratio 90

Tabel 4.30 Ranks of NPM 91


(9)

Tabel 4.32 Ranks of ROI 92 Tabel 4.33 Mann-Whitney U Return On Investment Ratio 92

Tabel 4.34 Ranks of ROE 93

Tabel 4.35 Mann-Whitney U Return On Equity Ratio 93

Tabel 4.36 Ranks of EPS 94

Tabel 4.37 Mann-Whitney Earning Per Share Ratio 95 Tabel 4.38 Rekapitulasi hasil Uji Mann-Whitney (U-Test) 96


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 23

Gambar 4.1 Tren Rasio Lancar 64

Gambar 4.2 Tren Rasio Cepat 66

Gambar 4.3 Tren Debt to Asset Ratio 68

Gambar 4.4 Tren Debt to Equity Ratio 69

Gambar 4.5 Tren Times Interset Earned 71

Gambar 4.6 Tren Inventory Turn Over 73

Gambar 4.7 Tren Total Asset Turn Over 74

Gambar 4.8 Tren Net Profit Margin 76

Gambar 4.9 Tren Return On Investment 77

Gambar 4.10 Tren Return On Equity 78


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Data Keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk &

P.T. Gudang Garam,Tbk………...99 2 Rekapitulasi Perbandingan Rasio Keuangan P.T. H.M.

Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk………100 3 Rekapitulasi Perbandingan Kinerja

P.T. H.M.Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk…………101 4 Rekapitulasi Sum Of Ranks………..………....103


(12)

ABSTRAK

ANALISIS KOMPARATIF RASIO KEUANGAN ANTARA P.T. H.M. SAMPOERNA,TBK & P.T. GUDANG GARAM,TBK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan dan membandingkan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk, yang telah diaudit dari tahun 2009-2011. Penelitian ini merupakan studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Teknik analisis yang digunakan adalah analisis komparatif rasio rasio yaitu combined analysis, dan teknik analisis statistik dengan melakukan Mann-Whitney (U-Test), dengan tingkat signifikansi (α) = 5%.

Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik SPSS for windows 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih baik dibandingkan P.T. Gudang Garam,Tbk. Kinerja diukur dengan rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Mann-Whitney (U-Test) disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk berbeda. kinerja P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih baik dibandingkan P.T. Gudang Garam,Tbk Pengujian hipotesis atas 11 Rasio Keuangan kedua perusahaan menunjukkan bahwa 10 Rasio memiliki Perbedaan yang signifikan yaitu: CR, QR, DAR, DER, ITO, TATO, NPM, ROI, ROE,TIE. Dan sisanya, 1 rasio yaitu: EPS tidak menunjukkan perbedaan sigifikan.

Kata Kunci : Rasio Lancar, Rasio Cepat, DAR, DER, TIE, Rasio Perputaran Sediaan, TATO, NPM, ROE, ROI, EPS.


(13)

ABSTRACT

A COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL RATIOS BETWEEN P.T. H.M. SAMPOERNA, TBK & P.T. GUDANG GARAM, TBK

The purpose of this research is to analyze the differences and to compare financial performance between financial performance of P.T H.M. Sampoerna Tbk and P.T. Gudang Garam, Tbk.

The data used are the annual financial statements of P.T. H.M. Sampoerna Tbk and P.T. Gudang Garam Tbk, which have been audited from 2009-2011.This research is case study research. The method of data analysis is descriptive analysis. The analysis technique used is comparison of financial Ratios with the combined ratio analysis and statistical technique using Mann-Whitney (U-Test), with a significance level (α) = 5%. Analyzing data using statistical data processed by software SPSS for windows 16.0.

The results showed that the financial performance of P.T. H.M. Sampoerna Tbk better than P.T. Gudang Garam, Tbk. The Financial Performance is measured by liquidity, leverage, activity and profitability ratios. According to the result of Mann-Whitney (U-Test)method, conclude that there is a different of financial performance between P.T. H.M. Sampoerna,Tbk and P.T. Gudang Garam,Tbk comprehensively. Financial performance of P.T. H.M. Sampoerna Tbk better than P.T. Gudang Garam, Tbk. The hypothesis testing for 11 financial ratios both of them, show that 10 ratios are different significantly namely CR, QR, DAR, DER, ITO, TATO, NPM, ROI, ROE, TIE. Another ratio namely: EPS doesn’t show the significant difference.

Keywords: Current Ratio, Quick Ratio, DAR, DER, TIE, Inventory Turnover Ratio, TATO, NPM, ROE, ROI, EPS.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha yang ingin tetap bertahan dan mengembangkan semaksimal mungkin usahanya. Keadaan ekonomi yang sulit seperti saat ini menuntut perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga perusahaan mampu bertahan.

Perusahaan-perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat tidak hanya antar perusahaan sejenis tetapi lebih melibatkan industri secara keseluruhan, dan juga berbagai ancaman dari pihak eksternal lainnya. Sehingga, Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis dan persaingan yang ketat. Hal ini juga yang saat ini dihadapi oleh perusahanan rokok Indonesia.

Perusahaan rokok di Indonesia memiliki peran yang sangat sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect

yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja mencapai 6,1 juta orang terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan pusat-pusat produksi rokok.

Pita Cukai rokok telah menyumbang pendapatan pajak yang besar bagi Indonesia. Pada tahun 2010 dan 2011 lalu, pemerintah sudah menaikkan cukai rokok masing-masing sebesar 12% dan 6%. Tahun 2012 kenaikan tarif cukai


(15)

berkisar antara 13% - 16%. Pemerintah bahkan sudah mulai mempersiapkan kenaikan cukai rokok untuk 2013 (detik.com). Hal ini tentu sangat memberatkan bagi Perusahaan Rokok di Indonesia

Pemerintah saat ini juga telah menyiapkan Rancangan Undang- Undang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan (RUU PDPTTK), RUU PDPTTK dirancang dengan mengakomodasi 95% pilosofi FCTC yang sebelumnya digerakkan WHO (World Health Organization). RUU tersebut berisi enam poin penting guna mengendalikan konsumsi tembakau rokok di Indonesia. Enam poin itu menyangkut pengendalian harga dan pajak, pembatasan total terhadap iklan, pemberian sponsor, dan promosi, pelabelan peringatan kesehatan berupa gambar, Undang-Undang Udara Bersih atau Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pencantuman kandungan produk, serta penyelundupan. Disamping itu, saat ini terdapat suatu paradigma di masyarakat modern bahwa konsumsi rokok akan sangat merugikan kesehatan. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan rokok berkurang setiap tahunnya, ribuan industry-industri rokok tradisional pada akhirnya bangkrut dan tidak mampu beroperasi kembali.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah, Produksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011) Tahun Jumlah Perusahaan

(Unit)

Jumlah Produksi (Milyar Batang)

Cukai (Rp. Trilliun)

2007 4793 231,0 43,5

2008 3961 240,0 49,0

2009 3255 245,0 54,3

2010 1994 249,0 59,3

2011 1664 279,4 77,0


(16)

Fenomena-fenomena yang terjadi mengharuskan perusahaan rokok di Indonesia untuk memiliki kinerja keuangan yang baik, sehinggga mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan.Salah satu indikator yang umum digunakan untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik adalah saat perusahaan dapat memperoleh Laba serta mampu mempertahankan kontinuitas perolehan laba, artinya, perusahaan mampu menghasilkan keuntungan (laba) secara terus-menerus.

Laba tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur, dalam menyatakan kinerja keuangan sutu perusahaan tersebut baik. Dibutuhkan suatu analisis yang menyeluruh terhadap aspek-aspek finansial perusahaan, seperti: aset, kewajiban dan modal, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan akurat.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan (Kasmir, 2008: 215) seperti:” analisis perbandingan, analisis tren, indeks berseri, common size, analisis arus kas dan modal kerja, dan analisis rasio keuangan”. Namun, analisa dengan menggunakan rasio akan memberikan hasil yang mampu memberikan pengukuran relatif dari keseluruhan aktivitas perusahaan.

Rasio Keuangan adalah “angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” (Harahap, 2008 : 297). Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang.


(17)

Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008 : 105).

Perbedaan perusahaan dapat membuat perbedaan rasio-rasio keuangannya. Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang berbeda, manajemen yang berbeda, pengambilan keputusan yang berbeda dan faktor-faktor lain. Perusahaan pada umumnya melakukan perbandingan rasio keuangan dengan perusahaan lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui posisi perusahaan tersebut diantara para pesaingnya. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai rasio-rasio keuangan yang ideal karena melalui rasio yang ideal, akan menggambarkan suatu manajemen yang baik.

P.T Gudang Garam,Tbk dan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok di Indonesia. Bergerak dalam sektor industri yang sama, bahkan memiliki segmen pasar yang sama, pada akhirnya menempatkan P.T Gudang Garam menjadi perusahaan kompetitor P.T. H.M. Sampoerna dan sebaliknya.

Tabel 1.2

Profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk

Keterangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk P.T. Gudang Garam,Tbk Jenis

Tahun Berdiri Kantor Pusat Pendapatan (juta) Tahun 2011 Laba bersih (juta) Tahun 2011

Publik (IDX: HMSP) 1913

Surabaya, Jawa Timur. Rp. 52.856.708

Rp. 8.064.426

Publik (IDX: GGRM) 1958

Kediri, Jawa Timur. Rp. 41.884.352 Rp. 4.958.102


(18)

Tabel 1.2 menjelaskan profil P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk secara umum. Berdasarkan Tabel 1.2, P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Memiliki beberapa persamaan. Hal ini dapat dilihat dari jenis Perusahaan yang sama yaitu Perusahaan terbuka (publik), berada pada sektor yang sama, yakni sektor manufaktur, dalam hal ini memproduksi produk yang sama yaitu rokok kretek.

Ditinjau dari segi keuangan nampak jelas perbedaan yang sangat besar. Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp.52.856.708 (dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 8.064.426 (dalam juta Rupiah), Sedangkan P.T. Gudang Garam,Tbk memiliki jumlah pendapatan sebesar Rp. 41.884.352(dalam juta Rupiah) dan memiliki jumlah laba bersih sebesar Rp. 4.958.102 (dalam juta Rupiah) pada tahun 2011.

Pada Tahun 2011 P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah perusahaan penghasil rokok dengan laba terbesar dan P.T. Gudang Garam,Tbk adalah perusahaan dengan laba terkecil dari dari 3 perusahaan rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia yaitu: P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, P.T.Gudang Garam,Tbk, dan P.T. Bentoel Internasional Investama, Tbk.

Perbedaan tersebut melatarbelakangi penulis dalam melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Komparatif Rasio Keuangan pada P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk”.


(19)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut

a) Apakah Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk?

b) Bagaimana kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dibandingkan dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam, Tbk?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk

b) Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kinerja keuangan P.T. H.M.Sampoerna,Tbk dan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk T

Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni:

1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat memperoleh pengetahuan, menambah wawasan dan kemampuan dalam analisis rasio keuangan perusahaan


(20)

2. Bagi Investor, Sebagai bahan pertimbangan yang dapat membantu investor dan calon investor dalam mengambil keputusan investasi dan memilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.

3. Bagi Perusahaan, Dapat dijadiakan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui kinerja keuangannya di bandingkan dengan perusahaan lain, dan dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan kepada pihak manajemen dalam meningkatkan kinerja keuangannya.

4. Bagi Peneliti selanjutnya, khususnya penelitian dengan kajian dan ruang lingkup yang sama, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan, dan menjadi referensi untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008:7). Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkaskan hasil kegiatan untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai dalam pengambilan keputusan.

Ada tiga jenis laporan keuangan (Brealay 2008: 56) yaitu:

1. Neraca. Neraca dalah Laporan keuangan yang memperlihatkan kekayaan perusahaan pada titik waktu tertentu.. Neraca disusun berdasarkan persamaan: Asset = Kewajiban + Modal Saham.

Sisi kiri laporan neraca meringkaskan asset yang dimiliki oleh perusahaan sementara sisi kanan dari laporan neraca meringkaskan kewajiban perusahaan, yang merupakan sumber dana yang dipakai untuk membeli aset tersebut

2. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan operasional, beban operasional, dan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan sepanjang suatu periode waktu. 3. Laporan Arus kas. Laporan arus kas meringkas aliran kas masuk dan

keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

dan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas pada periode tertentu (Stice, 2005 : 285)

Ada tiga bagian besar dari laporan arus kas yaitu: aliran kas dari kegiatan operasional, aliran kas dari kegiatan innvestasi dan aliran kas dari kegiatan pendanaan.


(22)

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Laporan keuangan umumnya menyediakan data mentah, dan membutuhkan manajer keuangan untuk mengolahnya sehingga dapat menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Analisis Laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan “indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya” (Van Horne, 2005: 202). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Hasil rasio keuangan ini juga digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio keuangan dapat juga menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Menurut Kasmir (2008 : 105) analisis keuangan suatu perusahaan, dengan menggunakan rasio keuangan dapat digolongkan sebagai analisis:

1. Rasio neraca: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca

2. Rasio laporan laba rugi: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi

3. Rasio antarlaporan: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran) baik yang ada di neraca, maupun yang ada di laporan laba rugi


(23)

2.1.2.2. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Teknik analisis keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sangat umum dilakukan oleh perusahaan, untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan saat ini . Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Banyak peneliti membagi rasio keuangan dalam berbagai jenis rasio. Bentuk- bentuk rasio keuangan menurut beberapa ahli adalah:

Menurut J. Fred Wetson (2004 :202), rasio keuangan ada tiga jenis yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terdiri dari: a) Rasio lancar (Current Ratio)

b) Rasio perputaran kas

c) Rasio utang terhadap kekayaan bersih

2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yang terdiri dari: a) Rasio laba bersih

b) Tingkat laba atas penjualan c) Tingkat laba atas akuntansi

3. Rasio Efisiensi ( Activity Ratio),Terdiri dari: a) Waktu pengumpulan piutang

b) Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over)

c) Rasio aktiva terhadap nilai bersih (Total Asset Turn Over) d) Rasio Perputaran investasi

James C Van Horne (2005:204) Mengemukakan empat bentuk rasio keuangan yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) terdiri dari: a) Rasio lancar (Current Ratio)

b) Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) c) Rasio Perputaran Kas

2. Rasio Leverage

a) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio)

b) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) c) Lingkup arus kas (Cash Flow Coverage)

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

a) Perputaran sediaan (Inventory Asset Turn Over)

b) Rata-rata jangka waktu penagihan/ perputaran piutang (Avarage Collection Period)


(24)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) a) Margin laba bersih

b) Pengembalian investasi c) Pengembalian ekuitas

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan “rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek” (Van Horne, 2005:205). Artinya, apabila hutang perusahaan ditagih oleh kreditur, maka perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Rasio Likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak di luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Jenis-jenis rasio likuiditas (Van Horne, 2005:207) adalah:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia utnuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.


(25)

Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya. Rasio Lancar dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Lancar =

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun bila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik, hal ini dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.

b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva


(26)

lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita abaikan dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio Cepat dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Cepat =

Jika rasio cepat suatu perusahaan rendah, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu harus menjual persediaannya untuk melunasi hutang jangka pendek, dan sulit untuk menjual persediaan dengan cepat dan dengan harga normal, sehingg perusahaan harus menjualnya dibawah harga pasar yang akan mengakibatkan kerugian.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio yang berkaitan dengan utang adalah rasio solvabilitas, yang merupakan kebalikan dari rasio leverage. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban baik jangka pendek, maupun jangka panajang, bila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Apabila rasio leverage suatu perusahaan tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga dapat berdampak akan laba yang besar. Disisi lain, jika rasio leverage perusahaan rendah, maka risiko kerugian


(27)

juga rendah pada saat perekonomian menurun, dan penurunan imbal hasil (return) pada saat perekonomian tinggi.

Beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan antara lain:

a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt Rasio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini dapat diperoleh dari:

Debt to Asset Ratio =

Apabila rasio tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Jika rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.

b. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini dapat di peroleh dari:


(28)

Rasio Debt to Equity Ratio =

Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

c. Times Interest Earned

Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga (Weston 2008 : 160). Menurut James C.Van Horne (2008 : 160),

Times Interest Earned adalah “rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio”. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Times Interest Earned =

Apabila perusahaan tidak mampu membayar biaya bunga, dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup biaya, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor, dan kemungkinan perusahaan Pailit semakin besar.

Semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.


(29)

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode

Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal. Adapun jenis-jenis rasio aktivitas (Van Horne 2005:211) yaitu:

a. Perputaran Sediaan

Perputaran sediaan merupakan rasio Yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.

Untuk menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai


(30)

sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Perputaran sediaan =

Apabila rasio perputaran sediaan suatu perusahaan tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah

b. Total Assets Turn Over

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

Rasio total assets turn over diperoleh dengan cara membandingkan penjualan dengan total aktiva.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Total Asset Turn over =

Bila rasio total asset turn over suatu perusahaan rendah hal ini berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.


(31)

4. Rasio Profitabilitas

Tujuan utama dari perusahaan adalah Laba. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan telah menetapkan standar laba yang ditargetkan untuk satu periode. Standar laba atau tingkat keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam rasio, yang dikenal sebagai rasio keuntungan atau rasio profitabilitas, disebut juga dengan rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manjemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kenerja manajemen selama ini, apakah telah berkinerja secara efektif atau tidak. Oleh karena itu rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu atau beberapa periode. Jenis-jenis rasio Profitabilitas (Van Horne,2005:222) yaitu:

a. Profit Margin on Sales

Profit Margin on Sales atau Profit Margin Ratio atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan


(32)

laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Margin Laba Bersih

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

b. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ ROI)

Hasil pengambalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Ruturn on Investment (ROI) atau retun on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI menunjukkan profitabilitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROI =

Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rendahnya rasio ini dapat disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.


(33)

c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Retur on Equity/ ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Untuk memperoleh rasio ROE kita membadingkan pendapatan perusahaan setelah pajak dengan total ekuitasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

d. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dan dikurangi hak-hak pemegang saham prioritas.

Rasio ini diperoleh dengan membandingkan laba saham biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS =

Rasio EPS yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,


(34)

kesejahterahan pemegang saham meningkat. Dengan kata lain tingkat pengembalian perusahaan tinggi

2.1.3. Metode Analisis Rasio Keuangan

Ada tiga jenis analisis rasio keuangan (Sjahrial, 2007 : 37) yaitu: 1. Cross Sectional Analysis

Adalah metode analisis rasio keuangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dua atau lebih perusahaan sejenis pada waktu yang sama 2. Time Series Analysis

Adalah metode analisis rasio keuangan satu perusahaan dengan cara deret berkala, atau membandingkan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu selama tahun penelitian yang sudah ditetapkan.

3. Combined Analysis

Adalah metode analisis rasio keuangan gabungan,yakni dengan melakukan metode Cross sectional analysis dan Time series analysis). Dalam hal ini, dianalisis dua atau lebih perusahaaan sejenis, dalam waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah tahun yang telah ditentukan.


(35)

2.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah “model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu” (Kuncoro, 2009: 45). Rasio Keuangan adalah “angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” (Harahap, 2008 : 297).

Rasio keuangan terdiri dari Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas. Keempat Rasio ini adalah rasio yang mampu mengukur kinerja suatu perusahaan apakah memiliki kinerja yang baik atau tidak. Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang. Hasil analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif ( Kasmir, 2008 : 105).

Penelitian ini membandingkan Rasio Keuangan Antara dua perusahaan rokok yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yaitu P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam. Perbandingan dari rasio tersebut akan menunjukkan perusahaan rokok yang memiliki kinerja yang paling baik diantara


(36)

keduanya Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam

GarGaram Rasio- rasio keuangan :

Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas

Rasio- rasio keuangan : Rasio Likuiditas

Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas

Perbedaan Kinerja

Perbandingan Kinerja

Analisis


(37)

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya, penelitian mengenai analisis rasio keuangan bukanlah penelitian yang pertama kali dilakukan. Penelitian ini dilakukan karena terinspirasi oleh peneliti sebelumnya, namun dengan tehnik analisis yang berbeda. Beberapa peneliti terdahulu meneliti tentang analisis pengaruh antara rasio keuangan dengan laba, kinerja, dan beberapa variabel lain. Namun penelitian ini memiliki konsep yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif rasio dari dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki karakteristik yang sama.

Peneliti terdahulu yang yang telah membahas tentang analisis rasio, dan analisis perbandingan rasio antara lain:

Eko (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muammalat Indonesia Dengan Rasio CAMELS. Penelitian ini dilaukan untuk mengetahui rasio capital, kualitas aktiva produktif, earning, dan likuiditas Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia selama periode 2007-2009 dan perbandingan kinerja keduanya.

Alat Analisis menggunakan analisis rasio keuangan yaitu combined analysis dengan kriteria yang ditetapkan bank Indonesia sebagai acuan. Pengolahan data dilakukan secara manual. Hasil penelitian menunjukkan:

1. Kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007-2009 ditunjukkan oleh rasio modal, rasio asset menujukkan hasil yang sangat baik dan selalu mencapai peringkat pertama sedangkan pengelolaan aktiva produktifnya


(38)

mengalami penurunan, namun masih dapat dikategorikan baik. Rasio probabilitasnya dan likuiditasnya sangat baik sehingga BSM merupakan bank yang profitable dan likuid.

2. Kinerja Bank Muammalat Indonesia pada tahun2007-2009 menduduki peringkat kedua, dengan rasio modal dan kualitas aktiva yang baik, namun terjadi penurunan kualitas menjadi cukup baik. Likuiditas dan proofitabilitasnya rendah.

3. Perbandingan kinerjanya sebagai berikut:

Rasio Modal Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rasio Aseet Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rasio Likuiditas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rentabilitas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat

Miftakhul Jannah (2011) melakukan penelitian dengan judul “ Eksplorasi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Penelitian ini dilakukan ntuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Food and Beverage melalui penggunaan analisa laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio

profitabilitas, dan rasio pasar

Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi dengan mengambil seluruh sampel perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2000 – 2009.


(39)

1. Likuiditas yang diukur oleh Rasio Lancar dan rasio Cepat, menunjukkan bahwa Quik Ratio menurun, mengindikasikan bahwa hal ini disebabkan 95,2% perusahaan mempunyai kemampuan lebih rendah untuk membayar kewajibannya. Current ratio menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun, namun kebutuhan likuiditas diatas 5% mampu dipenuhi oleh perusahaan. 2. Rasio aktivitas diukur dengan menggunakan empat indikator, yaitu Inventory

turnover, Total asset turnover, Perputaran piutang, Fixed asset turnover. Dari

rasio aktivitas yang diukur dengan Inventory Turnover dan Perputaran piutang

mempunyai kondisi tren yang menurun. Inventory Turnover diindikasikan bahwa meningkatnya jumlah persediaan untuk mencapai penjualan tertentu. Dari 165 sampel hanya 13,3 % perusahaan yang berada di atas rata-rata industri. Total asset turnover dan Fixed asset turnover mempunyai kondisi tren yang meningkat. Berarti perusahaan mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki

3. Rasio profitabilitas/rentabilitas diukur dengan menggunakan empat indikator yaitu Return on Asset (ROA), Return on equity (ROE), Net profit margin Gross

profit margin. Return on Asset (ROA) mempunyai tren menurun. hasil

pengembalian investasi berkurang dan hal ini menunjukkan ketidakmampuan perusahaan untuk memperoleh Return on assets/Invesment. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva

4. Rasio Pasar diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu EPS (Earning per

Share) dan PER (Price Earning ratio). EPS (Earning per Share) menunjukkan

tren yang meningkat. EPS yang tinggi, kesejahteraan pemegam saham meningkat. Sehingga tingkat pengembalian juga tinggi.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menurut Erlina (2011 : 38) adalah “ suatu rencana struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian” Penelitian ini merupakan analisis deskriptif.). Metode Studi Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi kasus dan Metode Statistik . Metode studi kasus digunakan untuk menemukan ide-ide baru mengenai hubungan antarvariabel, yang kemudian diuji lebih mendalam (Kuncoro 2009: 192). Metode Statistik adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang bersifat kuntitatif yakni penelitian yang dilakukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, dan menggunakan alat analisis statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang di tetapkan (Sugiyono, 2008:14)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian. 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitiaan ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat .idx.co.id .

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu Bulan Oktober 2012 sampai dengan Februari 2013.


(41)

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini menganalisis dua perusahaan dari sektor manufaktur, sub sektor rokok yaitu P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk.

2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah rasio keuangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk selama tiga tahun berturut-turut yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

3. Rasio keuangan yang menjadi variabel X dalam penelitian ini terdiri dari: a) Rasio Likuiditas

Rasio ini terdiri dari: Rasio lancar (X1), dan Rasio sangat lancar(X2

).

b) Rasio Leverage

Rasio ini terdiri dari : Debt to Asset Ratio(X3

)

, Debt to equity Ratio(X4

)

, dan Time Interest Earned(X5

)

.

c) Rasio Aktivitas

Rasio ini terdiri dari: Perputaran Sediaan(X6

)

, dan Total Asset Turn Over(X7

)

.

d) Rasio Profitabilitas

Rasio ini terdiri dari Rasio Profit Margin on Sales(X8

),

ROI(X9

)

, ROE,(X10

)

dan EPS.(X11).


(42)

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Mendefenisikan konsep secara operasional adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian” (Erlina, 2011:48). Dengan defenisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris.

Dalam penelitian, pengukuran merupakan “pemberian tanda berupa angka atau simbol untuk suatu fenomena empiris dengan satu atau beberapa kriteria tertentu” (Erlina, 2011: 47). Pengukuran variabel menggunakan skala. Masing-masing skala mempunyai karakteristik yang berbeda. Tipe skala pengukuran variabel terdiri dari : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio (Erlina, 2011:49)

Tabel 3.1

Operasionalisasi dan Skala Pengukuran Variabel

Defenisi rasio

Jenis rasio Formula Skala

Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas

(Liquidity Ratio)

merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan

dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek

Rasio Likuiditas

mengukur kemampuan

perusahaan dalam

memenuhi kewajiban nya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak di luar perusahaan

maupun di dalam

perusahaan.

1. Rasio Lancar

2. Rasio Sangat Lancar

Rasio Rasio


(43)

Rasio Leverage

Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

1. Debt to Asset Ratio

2. Debt to Equity Ratio 3. Times Interest earned Rasio Rasio Rasio Rasio Aktivitas

Rasio aktivas Berfungsi mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam mengguna kan aktiva yang dimilikinya,

mengukur tingkat

efisiensi dalam

pemanfaatan sumber daya perusahaan.

1. Perputaran Sediaan

2. Total Asset Turn Over Rasio Rasio Rasio Profitabilitas

Rasio Bertujuan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam

menghasilkan Laba. Rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kenerja

manajemen selama

sehingga rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

1. Net Profit Margin 2. ROI 3. ROE 4. EPS Rasio Rasio Rasio Rasio


(44)

3.5 Jenis Data

Data adalah “sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan” (Kuncoro, 2009: 145). Menurut Sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Mudrajat Kuncoro (2009: 148) data sekunder adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan Perusahaan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam, Tbk selama tiga tahun berturut-turut (2009-2011), yang diambil dari situs www.idx.co.id.

Menurut Jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah “data yang dapat diukur dalam suatu skala numerik (angka)” (Kuncoro, 2009 : 145). Data kuantitatif yang digunakan Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, adalah melalui studi pustaka berupa buku, skripsi, jurnal, penelitian terdahulu dan memperoleh data melalui situs internet yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Peneliti juga mengumpulkan data sekunder yang diperlukan yaitu berupa laporan keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs internet www.idx.co.id.


(45)

3.7 Teknik Analisis Data a) Metode Komparatif

Metode Komparatif adalah Metode yang dilakukan dengan cara membandingkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Metode komparatif dalam penelitian ini menggunakan Teknik sebagai berikiut: 1. Teknik Analisis komparatif rasio. Ada tiga jenis analisis perbandingan

rasio (Sjahrial, 2007 : 37) yaitu:

a) Cross Sectional Analysis (Analisis perusahaan sejenis pada waktu yang sama)

b) Time Series Analysis (Analisis deret berkala

c) Combined Analysis (Analisis Gabungan, antara Cross sectional analysis

dan Time series analysis)

Menurut Sjahrial (2007 : 38) syarat Laporan keuangan yang dapat dibandingkan yaitu:

1. Pos-pos dalam neraca harus memiliki pedoman sebagai berikut:

a) Pos-pos disebelah aktiva harus menggunakan pedoman: pos yang lebih likuid berada disebelah atas, semakin kebawah semakin tidak likuid. b) Pos-pos disebelah passiva harus menggunakan pedoman: pos yang

berjangka waktu lebih pendek berada disebelah atas, semaki kebawah pos-posnya semakin berjangka waktu panjang

2. Untuk mendapat gambaran posisi keuangan, analisisi rasio keuangan harus lengkap. Terdiri dari: rasio likuiditas,aktivitas, solvabilitas, profitabilitas, dan analisa tren.

3. Laporan keuangan yang dibandingkan harus dalam periode yang sama 4. Laporan keuangan harus sudah di audit oleh Kantor Akuntan Publik

5. Laporan keuangan yang digunakan menggunakan konsisitensi yang sama, yaitu disususn dengan metode yang sama.

Adapun Teknik analisis perbandingan rasio yang penulis lakukan adalah

Combined Analysis, yaitu gabungan antara cross sectional analysis dan


(46)

P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk dalam tiga tahun berturut-turut (laporan keuangan 2009-2011).

2. Teknik Analisis Komparatif Kuantitatif-Statistik

Teknik analisis ini menggunakan Software SPSS For Windows 16.0.

Analisis komparatif dilakukan dengan melakukan uji Mann-Whiteney(U Test)

dilakukan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok independen pada pengujian nonparametrik. Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan membandingkan dua Sum Of Ranks

sampelnya.Mann-Whitney(U test) adalah salah satu bagian pengujian nonparametrik untuk sampel yang independen, yakni sampel yang tidak saling berhubungan, dan berasal dari dua populasi yang berbeda. Variabel (data) yang diuji tidak harus memenuhi syarat-syarat normalitas, seperti pada uji parametrik.

Pada uji ini, nilai dari setiap variable akan di ranking, sesuai dengan tinggi-rendahnya nilai. Nilai yang terndah akan diberi ranking 1, data kedua terendah akan menjadi rangking 2, demikian seterusnya sampai semua jumlah populasi mendapatkan rangking. Rangking tersebut yang kemudian akan digunakan untuk mencari standar deviasi masing-masing populasi. Standar deviasi pada akhirnya digunakan untuk mencari Z hitung populasi tersebut.

Rumus mencari Zhitung pada Mann-Whitney(U Test)


(47)

Dimana:

R1 = Jumlah Rangking Populasi 1.

= Rata-rata distribusi sampling, pada populasi 1.

=

Standar Deviasi distribusi sampling pada kedua populasi. Dengan Hipotesis:

= tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan P.T. H.M. sampoerna,Tbk dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk.

= terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan P.T. H.M. sampoerna,Tbk dengan kinerja keuangan P.T. Gudang Garam,Tbk. .

Metode yang digunakan untuk menguji model ini adalah dengan menguna-kan uji varians atau F dan uji Z. Untuk melakumenguna-kan analisis signifimenguna-kansi terhadap model digunakan berbagai pengujian statistik:

1. F-test

2. Z-test

Untuk mengukur pengaruh atau perbedaan kinerja antara variabel-variabel dari dua kelompok yang berbeda digunakan uji F, dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila F hitung > F tabel atau nilai sig < 0,05 berarti terdapat perbedaan kinerja antara variabel-variabel di dalam kedua kelompok tersebut.


(48)

Bila hasil dari uji beda varian tersebut adalah tidak terdapat perbedaan atau kedua varian sama (Equal variances assumed) maka kita akan menggunakan uji Z statistik dua arah dengan tingkat signifikansi 5%, dimana kriteria yang berlaku adalah:

Zhitung > Ztabel atau : Kinerja keuangan dua kelompok variabel Berbeda Zhitung < −Ztabel secara signifikan

−Ztabel ≤ Zhitung ≤ + Ztabel : Kinerja keuangan dua kelompok variabel Tidak berbeda secara signifikan.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 P.T. H.M Sampoerna, Tbk

a) Sejarah P.T. H.M. Smpoerna, Tbk

P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah Perusahaan rokok terbesar di indonesia. Kantor pusatnya berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur. Pada awalnya, Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan kepada Philip Morris International, yang merupakan perusahaan rokok terbesar di dunia, yang berasal dari Amerika Serikat, yang mewarisi tradisi keluarga melebihi 90 Tahun.

P.T. H.M. Sampoerna,Tbk didirikan dari 1963, yang dipimpin oleh Hanjaya Sampoerna. Generasi penerusnya adalah Putera Sampoerna, yakni generasi yang melakukan inovasi, seperti pengenalan rokok bernikotin rendah.

Pada tahun 2000, Generasi penerus dari Putera Sampoerna adalah Putranya Michael, yang menjabat sebagai CEO. Pada Mei 2005, Perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International.

P.T. H.M Sampoerna,Tbk membentuk suatu komunitas retail, yang dikenal sebagai Sampoerna Retail Community (SRC). Sampoerna Retail Community adalah program pembinaan terhadap outlet retail potensial yang terpilih sebagai mitra kerja (partner) bagi P.T. H.M. Sampoerna,Tbk yang digabungkan dalam suatu komunitas yang bertujuan untuk melakukan aktivitas promosi, dan distribusi Produk P.T H.M. Sampoerna,Tbk secara agresif.


(50)

Adapun jenis rokok yang umumnya diproduksi oleh P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah:

1. Sigaret Kretek Tangan: Dji Sam Soe (Diluncurkan 1913), Sampoerna A (Diluncurkan 1986), Dji Sam Soe Super Premium (Diluncurkan 2005), Sampoerna A Hijau (Diluncurkan 2008).

2. Sigaret Kretek Mesin Reguler: Dji Sam Soe Filter (Diluncurkan 1990), Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter (Diluncurkan 2005), Marlboro Mix-9, Sampoerna A King Size (Diluncurkan 1998, Diberhentikan 2005).

3. Sigaret Kretek Mesin Mild: A Mild (Diluncurkan 1998), A Menthol (Diluncurkan 1998), U Mild (Diluncurkan 1998), A Flava (Diluncurkan 2009).

4. Sigaret Kretek Mesin Slim: A Volution (Diluncurkaan 2007), A Volution Mentol (Diluncurkan 2007).

5. Sigaret Putih Mesin: Benson & Hedges (Bersama Bentoel Group, Djarum, dan Wismilak Group) (Diluncurkan 1873), L & M (Diluncurkan 1995), Longbeach (Diluncurkan 1995), Marlboro, Marlboro Lights, Marlboro Menthol, Marlboro Menthol Lights, Marlboro Black Menthol

b) Visi Misi P.T. H.M Sampoerna,Tbk Visi

Visi PT HM Sampoerna,Tbk. ("Sampoerna") terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”,


(51)

yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

Misi:

1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa

2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas

c) Struktur Organisasi P.T. H.M. Sampoerna,Tbk 1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris. Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan Direksi Apabila terdapat suatu tindakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.

Presiden Komisaris tahun 2011 adalah Paul Norman Janelle dan Wakil Presiden Komisarisnya adalah Eunice Carol Hamilton. Sedangkan anggota komisaris lainnya adalah Ekadharmajanto Kasih, Pang Cheow Hock dan Niken Rachmad


(52)

2. Direksi

Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 4 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi. Presiden direktur tahun 2011 adalah John Gledhill dan direkturnya adalah Yos Adiguna Ginting, Mark Ingo Niehaus, Wayan Mertasana Tantra, Shea Lih Goh.

4.1.2. P.T. Gudang Garam,Tbk

a) Sejarah P.T. Gudang Garam,Tbk

P.T. Gudang Garam,Tbk bergerak dibidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. P.T. Gudang Garam,Tbk merupakan perusahaan perorangan yang didirikan 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, pada tahun 1969 berubah status menjadi Firma, dan pada tahun 1971 berubah menjadi Perseroan Terbatas. Operasi komersial dimulai pada tahun 1958. P.T. Gudang Garam,Tbk. berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Semampir II/I, Kediri, Jawa Timur. Kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A. Yani 79, dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya, Jawa Timur.

Adapun Produk Dari P.T. Gudang Garam,Tbk. Adalah sebagai berikut: 1. Gudang Garam Djaja

2. Nusa

3. Taman Sriwedari 4. Klobot Manis


(53)

6. Gudang Garam Surya : Gudang Garam Surya 12, Gudang Garam Surya 12 Premium, Gudang Garam Surya 16, Gudang Garam Surya 16 Citra Exclusive, Gudang Garam Surya PROfessional.

7. Gudang Garam Mild : Gudang Garam Surya Signature, Gudang Garam Surya Signature Menthol.

8. Gudang Garam Surya PROfessional Mild, Gudang Garam Surya Slims, Gudang Garam Surya Slims Menthol, Gudang Garam Surya Slims White Edition (Premium)

b) Visi dan Misi P.T. Gudang Garam,Tbk

Visi dan misi P.T. Gudang Garam,Tbk dituangkan dalam Catur Dharma Perusahaan:

1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan.

2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan. 3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang

lain.


(54)

c) Struktur Organisasi P.T. Gudang Garam,Tbk

Perseroan dipimpin dan dikelola oleh Direksi yang beranggotakan sedikitnya tiga orang, dimana salah seorang di antaranya ditunjuk sebagai Presiden Direktur. Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Presiden Direktur pada tahun 2011 adalah Susilo Wonowidjojo Direkturnya adalah Buana Susilo, Heru Budiman, Edijanto, Herry Susianto, Fajar Sumeru.

Dewan Komisaris adalah badan non-eksekutif yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dan berperan mengawasi manajemen Perseroan. Dewan Komisaris beranggotakan sedikitnya tiga orang anggota, dimana salah seorang di antaranya diangkat sebagai Presiden Komisaris. Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Presiden Komisaris pada tahun 2011 adalah Juni Setiawati Wonowidjojo. Dibantu oleh 3 komisaris yaitu: Yudiono Muktiwidjojo, Frank Willem Van Gelder, Lucas Mulia Suhardja.


(55)

4.2. Deskripsi Data

Data Yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai laporan keuangan antara 2 (dua) perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dan memiliki karakteristik yang sama, yaitu P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk.

Kedua perusahaan diatas merupakan perusahaan penghasil rokok yang terkemuka Indonesia. Merupakan perusahaan go publick, yang bergerak di sektor manufaktur, sub sektor barang konsumsi.

Untuk membandingkan rasio keuangan antara yaitu P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk maka penulis melakukan penelitian dengan

time series. Perbandingan rasio di peroleh dari hasil olahan data laporan keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk. Selama tiga tahun berturut-turut (2009-2011), yang diambil dari www.idx.co.id.

Data keuangan dari kedua perusahaan rokok tersebut yang akan digunakan untuk menghitung rasio dan menganalisis kinerja keuangan P.T. H.M. sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk melalui Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas selama periode 2009-2011, disajikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.


(56)

Tabel 4.1

Data Keuangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk Periode 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Akun 2009 2010 2011

Persediaan 9.539.067 9.802.455 8.913.348

Aktiva Lancar 12.688.643 15.768.558 14.851.460

Utang Lancar 6.747.030 9.778.942 8.489.897

Total Aktiva 17.716.447 20.525.123 19.376.343

Total Utang 7.250.522 10.309.671 9.174.554

Total Ekuitas 10.461.616 10.214.464 10.201.789

Penjualan Bersih 38.972.186 43.381.658 52.856.708

EBIT 7.355.491 8.778.002 10.920.627

Beban Bunga 142.025 29.773 9.545

EBT 7.213.466 8.748.229 10.911.082

Laba Bersih (EAT) 5.089.310 6.422.748 8.064.426

Margin Laba Bersih 0,13058 0,14805 0,15257

(Sumber: www.idx.co.id)

Tabel 4.2

Data Keuangan P.T. Gudang Garam, Tbk Periode 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Akun 2009 2010 2011

Persediaan 16.853.310 20.174.168 28.020.017

Aktiva Lancar 19.584.533 22.908.293 30.381.754

Utang Lancar 7.961.279 8.481.933 13.534.319

Total Aktiva 27.230.965 30.741.679 39.088.705

Total Utang 8.848.424 9.421.403 14.537.777

Total Ekuitas 18.382.541 21.320.276 24.550.928

Penjualan Bersih 32.973.080 37.691.997 41.884.352

EBIT 5.273.443 5.869.581 6.867.973

Beban Bunga 445.230 238.285 253.002

EBT 4.828.213 5.631.296 6.614.971

Laba Bersih (EAT) 3.485.901 4.214.789 4.958.102

Margin Laba Bersih 0,1057 0,1118 0,11838


(57)

4.3. Analisis Rasio Keuangan 4.3.1. P.T. H.M. Sampoerna,Tbk

Hasil perhitungan rasio-rasio keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas selama periode 2009-2011 dapat ditujukkan dan dianalisis sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Berdasarkan data laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung rasio likuiditas P.T. H.M. Sampoerna,Tbk untuk periode 2009-2011. Perhitungan rasio-rasio likuiditas mencakup Rasio Lancar, dan Rasio Sangat Lancar. Hasil dari rasio-rasio tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Rasio Likuiditas P.T. H.M. Sampoerna,Tbk Periode 2009-2011 Rasio

Periode Rata

Rata

2009 2010 2011

Rasio Lancar Rasio Sangat Lancar

1.880 0.467

1.613 0.611

1.749 0.699

1.747 0.592 Sumber : Data sekunder diolah

Dari Data Rasio Likuiditas P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan:

a) Pada Tahun 2009 Rasio Lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah sebesar 1,88 kali artinya setiap Rp 1 dari setiap utang lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, dijamin oleh Rp 1,8 dari aktiva lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk. Pada Tahun 2010, Rasio Lancar P.T. H.M. Sampoerna,


(58)

Tbk turun menjadi 1,613 kali. Namun, pada tahun 2011, Rasio lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk naik menjadi 1,749 kali. Sampai Tahun 2011, Rata-rata Rasio Lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah 1,747 hal ini berarti aktiva lancar perusahaan ini lebih besar daripada utang lancarnya

2. Pada Tahun 2009 Rasio Cepat P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah sebesar 0,467 kali artinya setiap Rp 1 dari utang lancar P.T. H.M. Sampoerna, Tbk, dijamin oleh Rp 0,467dari aktiva sangat lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk. Secara keseluruhan aktiva sangat lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dapat menutupi 46,7 dari keseluruhan utang jangka pendeknya. Pada Tahun 2010, Rasio Cepat P.T. H.M. Sampoerna,Tbk naik menjadi 0,611 kali. Pada tahun 2011, Rasio Cepat P.T. H.M. Sampoerna, Tbk naik menjadi 0,699 kali. Sampai Tahun 2011, aktiva sangat lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih kecil jumlahnya dibandingkan kewajiban jangka pendeknya secara keseluruhan, Rata-rata. Rasio Sangat Lancar P.T. H.M. Sampoerna,Tbk 0,592 hal ini berarti aktiva sangat lancar perusahaan ini lebih kecil dari utang lancarnya.

2. Rasio Leverage

Berdasarkan data laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung Rasio Leverage P.T. H.M. Sampoerna,Tbk untuk periode 2009-2011. Perhitungan rasio-rasio Leverage mencakup Debt to Asset ratio, Debt to Equity Ratio dan Times Interest Earned, Hasil dari rasio-rasio tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:


(59)

Tabel 4.4

Rasio Leverage P.T. H.M. Sampoerna, Tbk Periode 2009-2011 Rasio

Periode Rata

Rata 2009 2010 2011

to Asset Ratio o Equity Ratio s Interest earned

0.409 0.693 51.790

0.502 1.009 294.83

0.600 0.899 1144.1

0.504 0.867 496.91 Sumber: Data sekunder diolah

Dari Data Rasio Leverage P.T. H.M. Sampoerna,Tbk, pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan:

1. Pada Tahun 2009, Debt to Asset Ratio P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah sebesar 0,409 kali artinya 40,9% dari total aktiva P.T. H.M. Sampoerna, Tbk dibiayai oleh utang. Pada Tahun 2010, Debt to Asset Ratio P.T. H.M. Sampoerna,Tbk naik menjadi 0,502 kali, hal ini berarti semakin banyak porsi aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Tahun 2011 Debt to Asset Ratio P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah 0.6 artinya 60% dari total aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rata-rata debt rasio P.T. H.M. sampoerna,Tbk adalah 0,504, hal ini berarti 50,4 % dari aktiva perusahaan dibiayai oleh utang..

2. Pada Tahun 2009, Debt to Equity Ratio P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah sebesar 0,693, artinya P.T. H.M. Sampoerna,Tbk memiliki ekuitas (modal sendiri) yang lebih besar dari utang. Disini dapat dilihat bahwa konsentrasi utang P.T. H.M. Sampoerna,Tbk lebih kecil dari jumlah ekuitas yang dimiliki P.T. H.M. Sampoerna,Tbk. Dari rasio ini dapat dilihat bahwa, Investor menyertakan modalnya 0,693 kali dari setiap modal yang disetor oleh pemilik perusahaan. Pada Tahun 2010, Debt to Equity Ratio P.T.


(60)

H.M. Sampoerna,Tbk adalah 1, artinya konsentrasi antara total utang dan total ekuitas sama. Pada Tahun 2011 adalah 0.899 rasio ini menunjukkan semakin kecil porsi utang terhadap ekuitas dibanding tahun 2010, ini menunjukkan bahwa jumlah utang P.T. H.M. Sampoerna,Tbk meningkat pada tahun 2010 dan menurun pada tahun 2010.

Secara keseluruhan rata-rata Debt to Equity Ratio adalah 0,867 hal ini menunjukkan bahwa total utang jumlahnya lebih kecil dibandingkan ekuitas P.T. H.M. Sampoerna,Tbk.

3. Pada Tahun 2009 Times Interest Earned P.T. H.M. Sampoerna,Tbk adalah 51,790 artinya Besarnya EBIT setara dengan 51,790 kali beban bunga. Dari rasio ini dapat disimpulkan bahwa EBIT P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dapat menutupi beban bunga atas segala utang jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tahun 2010 Times Interest Earned P.T. H.M. Sampoerna,Tbk naik menjadi 294,830 dan tahun 2011 Times Interest Earned P.T. H.M. Sampoerna,Tbk mengalami kenaikan yang sangat besar, mencapai 1.144,120 kali. Selam tiga tahun, rata-rata Times Interest Earned adalah 496.91 kali. Hal ini berarti EBIT P.T. H.M. Sampoerna,Tbk sama dengan 496,91 kali beban bunga P.T. H.M. Sampoerna,Tbk.


(1)

Lampiran 1

Data Keuangan P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk Tahun 2009-2011

Tabel 4.1

Data Keuangan P.T. H.M. Sampoerna, Tbk Periode 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Akun 2009 2010 2011

Persediaan 9.539.067 9.802.455 8.913.348

Aktiva Lancar 12.688.643 15.768.558 14.851.460

Utang Lancar 6.747.030 9.778.942 8.489.897

Total Aktiva 17.716.447 20.525.123 19.376.343

Total Utang 7.250.522 10.309.671 9.174.554

Total Ekuitas 10.461.616 10.214.464 10.201.789

Penjualan Bersih 38.972.186 43.381.658 52.856.708

EBIT 7.355.491 8.778.002 10.920.627

Beban Bunga 142.025 29.773 9.545

EBT 7.213.466 8.748.229 10.911.082

Laba Bersih (EAT) 5.089.310 6.422.748 8.064.426

Margin Laba Bersih 0,13058 0,14805 0,15257

(Sumber: www.idx.co.id)

Tabel 4.2

Data Keuangan P.T. Gudang Garam, Tbk Periode 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Nama Akun 2009 2010 2011

Persediaan 16.853.310 20.174.168 28.020.017

Aktiva Lancar 19.584.533 22.908.293 30.381.754

Utang Lancar 7.961.279 8.481.933 13.534.319

Total Aktiva 27.230.965 30.741.679 39.088.705

Total Utang 8.848.424 9.421.403 14.537.777

Total Ekuitas 18.382.541 21.320.276 24.550.928

Penjualan Bersih 32.973.080 37.691.997 41.884.352

EBIT 5.273.443 5.869.581 6.867.973

Beban Bunga 445.230 238.285 253.002

EBT 4.828.213 5.631.296 6.614.971

Laba Bersih (EAT) 3.485.901 4.214.789 4.958.102


(2)

Rekapitulasi Rasio keuangan P.T H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk Tahun 2009-2011

Tabel 4.11

Rekapitulasi Rasio P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T.Gudang Garam, Tbk Rasio

P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Likuiditas:

1. Rasio Lancar

2. Rasio Sangat Lancar

1.880 0.467 1.613 0.611 1.749 0.699 2.460 0.343 2.701 0.322 2.245 0.175 Leverage:

1. Debt to Asset Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Times Interest earned

0.409 0.693 51.790 0.502 1.009 294.83 0.600 0.899 1144.1 0.325 0.481 9.844 0.306 0.442 22.63 0.372 0.592 25.15 Akitivitas:

1. Perputaran Sediaan 2. TATO 4.086 2.200 4.426 2.114 5.930 2.728 1.957 1.211 1.868 1.226 1.495 1.072 Profitabilitas:

1. Net Profit Margin 2. ROI 3. ROE 4. EPS 0.131 0.287 0.486 1.161 0.148 0.313 0.629 1.465 0.153 0.416 0.790 1.840 0.105 0.127 0.188 1.796 0.110 0.135 0.194 2.155 0.118 0.127 0.202 2.544


(3)

Lampiran 3

Rekapitulasi Perbandingan Kinerja P.T H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam,Tbk Tahun 2009-2011

Rekapitulasi Perbandingan Kinerja

P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T.Gudang Garam,Tbk

Rasio Periode Rata

Rata

2009 2010 2011

Rasio Lancar 1. HMSP 2. GGRM

1.880 2.460

1.613 2.701

1.749 2.245

1.747 2.469

Rasio Cepat 1. HMSP 2. GGRM

0.467 0.343

0.611 0.322

0.699 0.175

0.592 0.280

Deb to Asset Ratio 1. HMSP

2. GGRM

0.409 0.325

0.502 0.306

0.600 0.372

0.504 0.334

Debt to Equity Ratio 1. HMSP

2. GGRM

0.693 0.481

1.009 0.442

0.899 0.592

0.867 0.505

Times Interest Earned 1. HMSP

2. GGRM

51.790 9.844

294.83 22.63

1144.1 25.15

496.906 19.208 Rasio Perputaran sediaan

1. HMSP 2. GGRM

4.086 1.957

4.426 1.868

5.930 1.495

4.814 1.773

Total Asset Turn over 1. HMSP

2. GGRM

2.200 1.211

2.114 1.226

2.728 1.072

2.347 1.169


(4)

1. HMSP 2. GGRM

0.131 0.105

0.148 0.110

0.153 0.118

0.144 0.111

ROI 1. HMSP 2. GGRM

0.287 0.127

0.313 0.135

0.416 0.127

0.339 0.130

ROE 1. HMSP 2. GGRM

0.486 0.188

0.629 0.194

0.790 0.202

0.635 0.195

EPS 1. HMSP 2. GGRM

1.161 1.796

1.465 2.155

1.840 2.544

1.488 2 165

Rekapitulasi Rasio Rata-rata Industri

Rasio

Tahun

2009 2010 2011

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar (CR) 2,14 2,27 1,70

Rasio Cepat (QR) 0,39 0,47 0,36

Rasio Leverage

Debt To Asset ratio(DAR) 0,45 0,46 0,54

Debt To EquityRatio(DER) 0,91 0,92 1,10

Times Interest Earned(TIE) 21,04 106,85 391,12

Rasio Aktivitas

Inventori Turn Over (ITO) 2,86 3,29 3,71

Total Asset Turn Over(TATO) 1,61 1,72 1,80

Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin(NPM) 0,08 0,10 0,11

Return On Investment(ROI) 0,14 0,18 0,22


(5)

Lampiran 4

Rekapitulasi Sum Of Ranks

Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas Pengelompokkan

Perusahaan N Mean Rank Sum of Ranks

Rasio CR PT HM Sampoerna 3 2.00 6.00

PT Gudang Garam 3 5.00 15.00

Total 6

Rasio QR PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio DAR PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio DER PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio TIE PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio ITO PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio TATO PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio NPM PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio ROE PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6

Rasio ROI PT HM Sampoerna 3 5.00 15.00

PT Gudang Garam 3 2.00 6.00

Total 6


(6)

Rekapitulasi Mann-Whitney U Test

Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas Rasio

CR

Rasio QR

Rasio DAR

Rasio DER

Rasio TIE

Rasio ITO

Rasio TATO

Rasio NPM

Rasio ROE

Rasio ROI

Rasio EPS

Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 1.000

Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 7.000

Z -1.964 -1.964 -1.964 -1.964 -1.964 -1.964 -1.964 -1.993 -1.993 -1.993 -1.528

Asymp. Sig.

(2-tailed) .050 .050 .050 .050 .050 .050 .050 .046 .046 .046 .127

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Pt. Gudang Garam Tbk Periode 2010-2014

60 538 58

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk

21 289 31

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. HM SAMPOERNA Tbk, PT. GUDANG GARAM Tbk, DAN PT. BAT INDONESIA Tbk.

0 1 6

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT GUDANG GARAM TBK. DAN PT HM. SAMPOERNA TBK. BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2009-2012.

0 1 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan - Analisis Komparatif Rasio Keuangan Antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk

0 0 19

Analisis Komparatif Rasio Keuangan Antara P.T. H.M. Sampoerna,Tbk & P.T. Gudang Garam,Tbk

0 0 11

KEPUTUSAN VOLUNTARY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK : Studi Perbandingan tentang Pembuatan Voluntary Disclosure pada Perusahaan Rokok PT. H.M. Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk. dan P.T. BAT Indonesia Tbk dalam mendapatkan Public Trust Repository -

0 0 192

KEPUTUSAN VOLUNTARY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK : Studi Perbandingan tentang Pembuatan Voluntary Disclosure pada Perusahaan Rokok PT. H.M. Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk. dan P.T. BAT Indonesia Tbk dalam mendapatkan Public Trust Repository -

0 0 192

Analisis perbandingan prestasi perusahaan sebelum dan sesudah krisis moneter : studi kasus pada P.T. Gudang Garam Tbk - USD Repository

0 1 158

Analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi : studi kasus pada P.T. HM Sampoerna Tbk - USD Repository

0 1 124