Proteksi negara maju bagi petaninya

Kekuatan 1. BSB membeli produk dengan harga lebih tinggi dari harga pasar. 2. BSB menyediakan petugas untuk mendampingi petani dalam teknis budidaya secara organik 3. Ada kesepakatan secara lisan antara perusahaan dengan petani, tentang jenis sayuran, harga dan waktu tanam. 4. Petani mitra dapat langsung menjual produknya ke perusahaan tanpa melalui perantara, 5. Komoditas eksklusif sayuran organik dengan jaringan pemasaran khusus. 6. BSB membayar tepat waktu 7. BSB menyediakan kebun percontohan sebagai media belajar. Kelemahan 1. BSB membatasi jumlah petan i yang dapat bermitra, sekitar 10 sampai 15 petani 2. Tidak ada fasilitas kredit untuk pupuk, dan tenaga kerja 3. Sebagian besar petani mitra adalah petani penggarap 4. Kurang disiplinnya beberapa petani dalam mengikuti anjuran petugas Peluang 1. Permintaan konsumen akan sayuran yang terus menerus. 2. Kerjasama dengan pemilik villa, selain sebagai sumber penghasilan tambahan bagi penjaga vila juga sebagai daya tarik bagi para pengunjung villa dengan konsep agrowisata. 3. Minat masyarakat terhadap produk pertanian organik meningkat. Ancaman 1. Luas lahan yang semakin berkurang

2. Proteksi negara maju bagi petaninya

PS: Mutu Sayuran Harus Bagus PS merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang sudah cukup lama di Kabupaten Cianjur. PS mulai masuk ke Cianjur pada tahun 1975. Pada awalnya perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik keluarga dengan produknya dihasilkan sendiri. Pada tahun 1995 PS bekerjasama dengan salah satu supermarket di Jakarta, dengan ketentuan produk harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Kehadiran PS membawa manfaat bagi petani khususnya dalam hal pemasaran. Petani mendapatkan kepastian pasar dalam menjual produknya. Serta petani dikenalkan dengan komoditas pertanian yang baru seperti, brokoli, tangho, horinso, kailan, selain itu PS juga membeli produk lokal yang dihasilkan petani. PS membeli produk dari petani melalui pedagang pengumpul yang menjadi Mitra PS dan harganya sesuai dengan harga pasar. Tidak ada kesepakatan secara tertulis antara PS dengan pengumpul maupun petani. Pengumpul akan melakukan cleaning, sorting, grading sesuai dengan ketentuan dari PS. Tetapi di lokasi penelitian ditemukan bahwa ada sebagian pedagang pengumpul yang langsung menjual hasil pertanian dari petani ke supermarket tanpa melalui PS. Berikut ini adalah analisis terhadap pola kemitraan antara PS dan para petaninya. Kekuatan 1. Lokasi PS yang terletak di jalan raya Cipanas –Cianjur, mudah dijangkau baik oleh petani yang sedang atau akan bermitra maupun konsumen. 2. PS bermitra dengan suplier untuk memasok sayuran berkualitas. 3. PS menilai petani adalah mitra bisnis, tanpa petani usahanya tidak mungkin dapat berjalan. Kelemahan 1. Tidak ada kesepakatan antara perusahaan dan petani 2. PS menghentikan pembelian produk tanpa pemberitahuan 3. PS kurang tepat waktu dalam membayar 4. PS tidak menyediakan petugas pendamping. 5. Tidak ada fasilitas kredit untuk benihbibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja Peluang 1. Permintaan konsumen akan sayuran yang terus menerus. 2. Kerjasama dengan petani di Garut dan Bandung, u ntuk memproduksi sayuran sesuai potensi wilayah dengan biaya produksi yang lebih rendah. Ancaman 1. Perusahaan serupa muncul di sekitar PS, dengan pola kemitraan yang lebih baik, sehingga petani yang semua bermitra dengan PS pindah ke perusahaan tersebut. 2. Beberapa petani langsung membawa hasil sayurannya sendiri ke konsumen supermarket, restoran, dll. Kem Farm : Pembayaran Melalui Rekening Bank Kem Farm merupakan perusahaan pribadi milik salah satu pengusaha agribisnis asal Jakarta. Untuk menunjang kegiatan agribisnisnya dibentuk perusahaan yang khusus memasok bahan baku berupa sayuran lokal maupun non lokal yaitu Kem Farm. Tahun 1987, selain mengusahakan sendiri budidaya sayuran, Kem Farm juga menjalin kerjasama dengan petani sekitarnya. Produk Kem Farm ini dipasarkan ke supermarket dan untuk di ekspor, sehingga Kem Farm menentukan standar mutu tertentu untuk produk yang diterimanya. Jenis sayuran yang diterima berupa tangho, horinso, kaelan, selada air, tomat, wortel, bawang daun, dan lain-lain. Kehadiran Kem Farm memberikan manfaat bagi petani mitranya, terutama dalam hal kepastian pasar. Kem Farm juga memberikan pengetahuan kepada petani tentang managemen usaha. Dalam pembayaran produk yang telah disetorkan ke Kem Farm, pihak Kem Farm melakukan pembayaran melalui Bank. Petani atau pedagang pengumpul yang bekerjasama dengan Kem Farm diwajibkan membuka rekening di Bank yang telah ditentukan oleh pihak Kem Farm. Petugas membantu petani dalam membuka rekening, melihat saldo rekening, dan mengambil maupun menyetor tabungan. Pola yang diterapkan perusahaan agribisnis di Cianjur hampir sama yaitu mereka hanya sebagai perusahaan penyalur produk pertanian dari petani ke supermarket. Tetapi ada pula pedagang pengumpul yang menjadi mitra perusahaan-perusahaan tersebut langsung menjual sendiri ke supermarket. Berikut ini adalah analisis terhadap pola kemitraan antara KF dan para petaninya. Kekuatan 1. KF membuat kesepakatan tertulis dengan petani dan suplier tentang jenis sayuran, jumlah, dan harga 2. KF membayar dengan harga yang sesuai dengan harga pasar. 3. KF membayar tepat waktu 4. KF menilai petani dan suplier adalah mitra bisnis, sehingga hubungan yang baik harus dijaga, agar sama -sama menguntungkan. 5. KF menyediakan petugas pendamping untuk membantu petani dalam budidaya sayuran, mengurus kelancaran pembayaran melalui rekening bank. Kelemahan 1. KF membatasi jumlah petani dan suplier yang akan bermitra. 2. Tidak ada fasilitas kredit untuk membeli saprotan dan biaya tenaga kerja. 3. Suplier harus bertanggungjawab terhadap pasokan sayuran sesuai kontrak, meskipun harus merugi. Peluang 1. Permintaan konsumen akan sayuran yang terus menerus. 2. Suplier biasanya juga seorang petani senior, dapat mengkoordinir petani untuk mengatur pola tanam sesuai dengan kebutuhan KF. Ancaman 1. Perusahaan serupa muncul di sekitar KF, sehingga petani langsung bermitra tanpa melalui suplier. 3. Beberapa petani langsung membawa hasil sayurannya sendiri ke konsumen supermarket, restoran, dll. PAI: Pemberdayaan Santri dan Petani Sekitar PAl memulai usaha agribisnis tahun 1990, hal ini karena didorong oleh semakin beratnya beban yang harus di tanggung pesantren, dimana jumlah santri semakin banyak. Dengan modal lahan yang dimiliki pesantren, maka kegiatan usaha ini dimulai dengan men gelola lahan tersebut dengan menanam komoditas sayuran, komoditas ini sesuai dengan kondisi lahan dan alamnya. Pesantren kemudian membentuk koperasi pesantren yang bertugas mengelola usaha agribisnis, terutama pemasaran produknya. Kopontren memiliki pangsa pasar ke supermarket-supermarket dan pasar-pasar. Kegiatan agribisnis pesantren ini selain memberdayakan santri juga melibatkan masyarakat sekitar. Manfaat kerjasama berupa adanya kepastian pasar, jika kopontren tidak bisa memenuhi permintaan pasar, ma ka kopontren akan membeli produk dari petani yang mitranya. Sebelum adanya kopontren ini petani biasa memasarkan produknya langsung ke pasar. Setelah ada kemitraan petani dapat menjual produknya ke kopontren, kemudian di kopontren ini produk mengalami proses cleaning, sorting, grading dan packing untuk kemudian dipasarkan ke perusahaan mitra. Berikut ini adalah analisis terhadap pola kemitraan antara PAI dan para petaninya. Kekuatan 1. PAI mempunyai tenaga santri yang cukup banyak untuk memproduksi sayuran. 2. Hubungan PAI dengan masyarakat tani sekitar sangat baik, sehingga kebutuhan pasokan sayuran juga dengan kerjasama dengan petani sekitar. 3. Pimpinan dan Pengelola PAI menganggap santri dan masyarakat sekitar adalah mitra bisnis. Selain sebagai media belajar bertani pola kemitraan juga menghasilkan uang. 4. PAI menyediakan petugas pendamping mandor untuk membantu santri dan petani dalam budidaya sayuran . Kelemahan 1. PAI tidak mempunyai kesepakatan dengan petani sekitar, tentang jenis sayuran, jumlah, dan harga. Pada saat perlu saja PAI mencari sayuran ke petani sekitar. 2. PAI menghentikan kerjasama dengan petani sekitar tanpa pemberitahuan. 3. PAI terbatas dalam memberikan pelayanan kredit untuk sarana produksi pertanian, hanya untuk beberapa petani saja. 4. Letak PAI yang jauh dari pusat kegiatan ekonomi, sehingga perlu biaya transportasi yang besar. Peluang 1. Permintaan konsumen super market di Bandung dan Jakarta akan sayuran yang terus menerus.

2. Kerjasama dengan masyarakat dan instansi pemerintah dalam pengelolaan