Luas lahan petani yang semakin berkurang. 2. Subsidi negara maju terhadap produk petanian.

Kekuatan 1. SM membeli produk dengan harga yang tinggi. 2. SM membayar tepat waktu 3. SM menyediakan fasilitas pendampingan petugas perusahaan . 4. SM menyediakan fasilitas kredit untuk benih, bagi semua petani. 5. SM menyediakan kebun percontohan untuk media belajar petani 6. SM menilai petani sebagai mitra yang baik sampai saat ini. 7. Antara SM dan petani ada kesepakatan secara lisan antara perusahaan dengan petani, tentang harga dan waktu tanam. 8. Petani mitra menjual langsung produknya ke SM tanpa melalui perantara. 9. Petani dilatih oleh petugas SM tentang proses cleaning, sorting, dan grading . 10. Selain bermitra dengan petani SM juga bermitra dengan para suplier untuk memasok sayuran berkualitas baik. Kelemahan 1. SM membatasi jumlah petani mitra setara 1,2 Ha luasan tanam per minggu 2. Kemampuan SM dalam pemberian fasilitas kredit untuk pupuk dan pestisida terbatas pada petani tertentu. 3. Penetapan standar mutu oleh SM belum tegas. Bila produk melimpah, standar mutu lebih tinggi dari. 4. Mutu benih yang disediakan oleh SM kadang kurang baik sehingga mutu produk yang dihasilkan juga kurang baik. 5. Kurang disiplinnya beberapa petani dalam mengikuti anjuran petugas. Peluang 1. Permintaan konsumen akan sayuran yang terus menerus 2. Minat terhadap pertanian meningkat terutama petani muda yang berpendidikan 3. SM merupakan perusahaan yang punya kredibilitas baik menurut peme rintah dan masyarakat sekitar dalam penerapan pola kemitraan. Ancaman

1. Luas lahan petani yang semakin berkurang. 2. Subsidi negara maju terhadap produk petanian.

Bina Sarana Bakti : Sistem Pertanian Organik Bina Sarana Bakti BSB masuk ke Cisarua se kitar tahun 1994. Kehadiran BSB ini memberikan manfaat bagi petani di sekitarnya. Karena selain mengusahakan sendiri budidaya sayuran organic, BSB juga mengadakan kerjasama dengan petani sekitar untuk menanam produk sesuai standar BSB. Komoditas yang ditanam merupakam komoditas jenis lokal, tetapi dengan system pertanian organic. Komoditas tersebut diantaranya, wortel, buncis, kacang merah, kacang tanah, kacang panjang, kapri, labu, pisang, terong, sereh, bawang daun, pare, caisim, kecipir, oyong, seledri, cabe, timun, ubi jalar, jagung manis, jagung baby, kol, kunyit, jahe, dan lain-lain. Sebelum diadakan kerjasama diadakan kesepakatan secara tertulis antara perusahaan dengan petani. Kesepakatan tersebut meliputi kesepakatan menyewa lahan BSB, menanami sayuran dan teknis budidaya sesuai dengan petunjuk BSB, kemudian hasilnya dijual ke BSB. Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada petani diantaranya bimbingan petugas pertanian yang akan mendampingi petani dalam kegiatan usahataninya. petugas akan membantu petani jika petani mengalami kesulitan dan memberikan penerangan tentang cara budidaya pertanian dengan system organik. Inovasi yang dibawa BSB kepada petani adalah pertanian dengan sistem organik, tanpa bahan kimia sedikitpun. Sedangkan komoditas yang ditanam adalah komoditas lokal yang biasa ditanam petani, tanpa ada penambahan komoditas ekslusif. Kehadiran BSB juga memberikan perubahan pada system pemasaran produk yang selama ini di pakai oleh petani. Sebelum hadirnya BSB Petani menjual produknya melalui pedagang pengumpul atau tengkulak yang ada di desa tersebut dengan harga dibawah harga pasar. Selain itu petani biasanya menjual langsung produknya ke pasar terdekat. Kehadiran BSB merubah jalur pemasaran yang selama di pakai petani. Petani yang bermitra dengan BSB langsung menjual produknya ke perusahaan tanpa melalui perantara, dengan harga sesuai dengan harga pasar. Berikut ini adalah analisis terhadap pola kemitraan antara BSB dan para petaninya. Kekuatan 1. BSB membeli produk dengan harga lebih tinggi dari harga pasar. 2. BSB menyediakan petugas untuk mendampingi petani dalam teknis budidaya secara organik 3. Ada kesepakatan secara lisan antara perusahaan dengan petani, tentang jenis sayuran, harga dan waktu tanam. 4. Petani mitra dapat langsung menjual produknya ke perusahaan tanpa melalui perantara, 5. Komoditas eksklusif sayuran organik dengan jaringan pemasaran khusus. 6. BSB membayar tepat waktu 7. BSB menyediakan kebun percontohan sebagai media belajar. Kelemahan 1. BSB membatasi jumlah petan i yang dapat bermitra, sekitar 10 sampai 15 petani 2. Tidak ada fasilitas kredit untuk pupuk, dan tenaga kerja 3. Sebagian besar petani mitra adalah petani penggarap 4. Kurang disiplinnya beberapa petani dalam mengikuti anjuran petugas Peluang 1. Permintaan konsumen akan sayuran yang terus menerus. 2. Kerjasama dengan pemilik villa, selain sebagai sumber penghasilan tambahan bagi penjaga vila juga sebagai daya tarik bagi para pengunjung villa dengan konsep agrowisata. 3. Minat masyarakat terhadap produk pertanian organik meningkat. Ancaman 1. Luas lahan yang semakin berkurang

2. Proteksi negara maju bagi petaninya