Makna Ilokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat Tindak Ilokusi Hulahula ’Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat

4.2.9. Makna Ilokusi Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat

Subbagian ini lebih dititikberatkan pada kajian makna ilokusi yang terkandung pada penggunaan umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat. Wijana 1996: 19 mengisyaratkan bahwa tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Hal ini senada dengan klaim Kempson 1984: 50 yang menganggap bahwa makna ilokusi sebuah tindak tutur merupakan sumber utama atau pusat wilayah terhadap makna lokusi dan makna perlokusi. Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, makna ilokusi menurut pespektif teori tindak tutur dapat ditelaah melalui fenomena linguistik dan fenomena nonlinguistik selama tindak tutur berlangsung seperti pada uraian berikut.

4.2.10 Tindak Ilokusi Hulahula ’Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat

Masyarakat Batak Toba 9 Pitu lili nami paualu jugia nami Na uli do nipi nami ai gohan muna ma hajut nami Tujuh lidi kami, kedelapan manik-manik kami. Yang indahlah mimpi kami karena akan kalian penuhi permintaan kami Universitas Sumatera Utara 10 Nunga disi talina, disi rompuna Nunga disi daina, disi holpuna Sudah disitu talinya, disitu kumpulannya Sudah disitu rasanya, disitu pula nikmatnya 11 Hauma na tardas dipaullusullus alogo Molo aek na bagas sai niulakulak do nidodo Sawah yang datar dihembus-hembus angin Kalau air yang dalam terus menerus diukur dalamnya. 12 Marbunga ma lasuna dompak mata ni ari Atik na maruba do pe roha muna sinungkun jo sahali nari Berbunga berambang menghadap matahari Apakah masih berubah hati kalian, ditanya sekali lagi Makna tindak tutur umpasa 9, 10, 11 dan 12 di atas memohon kepada boru supaya menyanggupi uang emas kawin yang diminta hulahula dan menambahi uang emas kawin yang diusulkan kawan sekampung hulahula. Tuturan hulahula kepada boru meminta agar uang emas kawin dapat dipenuhi dan dongan sahuta hulahula mengusulkan supaya menambahi uang emas kawin kepada boru sehingga tercapai apa yang diharapkan dari hulahula. Dalam budaya Batak Toba apabila uang emas kawin diberikan banyak itu berarti pihak boru adalah orang kaya dan pihak hulahula merasa dihormati oleh pihak boru. Anggapan seperti inilah yang berlaku sampai sekarang dalam budaya Batak Toba sehingga pihak hulahula berusaha meminta lebih banyak dari pihak boru. Budaya meminta kepada pihak boru adalah yang wajar dalam budaya Batak Toba karena pihak boru merupakan tempat mengadu bagi hulahula. Pada budaya Batak Toba bahwa bila pihak boru kaya dan dihormati maka hulahula juga sangat Universitas Sumatera Utara senang dan bahagia karena hulahula ikut terangkat martabatnya oleh pihak boru.

4.2.11 Tindak Ilokusi Dongan Sabutuha Hulahula ‘Kerabat Semarga Pemberi