memperoleh keselamatan dan karena sudah saling seia-sekata, tindak tutur- tindak tutur tersebut di atas dikategorikan sebagai tindak tutur langsung
dituturkan dengan kalimat imperatif. Pada acara rapat adat marhata sinamot tindak tutur memerintah dalam arti tujuannya meminta patut
disampaikan hulahula kepada boru agar memberi uang emas kawin yang banyak kepada hulahula dan hulahula memerintah boru supaya saling
kerjasama sehingga mendapat keselamatan bila saling seia-sekata. Dalam budaya Batak Toba hulahula pada aturan adat istiadat yang berazaskan
Dalihan Na Tolu posisinya selalu ditempatkan di atas dengan pengertian dihormati, dengan demikian hulahula patut memerintah kepada boru.
4.3.3 Tindak Tutur Langsung Dongan Sabutuha ni Hulahula ‘Kerabat
Semarga Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba 13 Lasiak na rara binahen tu panutuan
Raja pe raja sai suhut do sibahen putusan Cabai yang merah dibuat kegilingan
Raja adalah raja alangkah baiknya tuan rumah yang membuat keputusan
Tindak tutur umpasa ini maknanya dongan sabutuha ‘kerabat semarga pemberi istri’ kepada suhut tuan rumahorang tua pemberi istri supaya
dibuat keputusan atas besarnya uang emas kawin yang diberi boru yang dituturkan dengan kalimat deklaratif berfungsi hanya memberi informasi
agar suhut ‘tuan rumah’ membuat keputusan. Dalam budaya Batak Toba dongan sabutuha merupakan bagian dari suhut ‘tuan rumah’ dengan
demikian pada rapat adat marhata sinamot di sini dongan sabutuha posisinya sebagai juru bicara sehingga untuk memutuskan segala sesuatu
Universitas Sumatera Utara
apalagi mengenai uang emas kawin diserahkan kepada tuan rumah, karena tuan rumahlah yang dapat mengambil keputusan.
4.3.4. Tindak Tutur Langsung Dongan Sahuta Hulahula ‘Kawan Sekampung Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
32 Aek godang, aek laut Dos ni roha do sibahen na saut
Air sungai, air laut Kesamaan hatilah membuat jadi bersatu
33 Sihingkit sinalenggam Ba sai tapaune-une, asa dapot dumenggam
Sedikit menjadi penuh Ya saling kita baguskan, supaya dapat yang lebih baik
Tindak tutur umpasa 32 dan 33 di atas 32 maknanya memerintah kepada
kedua belah
pihak, supaya
ada kesepakatan
dalam memusyawarahkan uang emas kawin sehingga dapat dihasilkan yang
terbaik, dan 33 dongan sahuta hulahula memerintah kepada boru supaya dipilih di antara permintaan dari hulahula mana yang paling baik. Tindak
tutur-tindak tutur tersebut di atas dikategorikan sebagai tindak tutur langsung. Budaya Batak Toba dongan sahuta hulahula dapat memerintah
pihak boru agar membuat kesepakat memusyawarahkan uang emas kawin dan memilih permintaan hulahula, karena posisinya dalam rapat adat
marhata sinamot dongan sahuta hulahula sangat berperan dalam menjalankan pesta dengan hulahula sehingga segala keputusan dalam rapat
adat dapat diketahui.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Tindak Tutur Langsung Boru ‘Penerima Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
22 Sititi ma sihompa golang-golang pangarahutna Tung so sadia pe i nuaeng na hupatupa hami i sai godang ma pinasuna
Titi kecil tempat menyeberang, diikat gelang-gelang Walaupun tidak seberapa yang kami suguhkan, semoga banyaklah berkatnya
Tindak tutur umpasa ini maknanya dituturkan boru kepada hulahula, makan bersama-sama yang dibawa atau disajikan oleh boru tidaklah
mewah tetapi didasarkan ketulusan hati. Tindak tutur ini dituturkan dengan kalimat deklaratif berfungsi hanya memberi informasi agar hulahula
mengerti apa yang dibawa dan disajikan pihak boru. Rapat adat marhata sinamot biasanya didahului oleh makan bersama, biasanya pihak boru-lah
yang menyiapkan makanan dengan kata pembuka melalui umpasa. Umpasa tersebut di atas mengisyaratkan bahwa apa yang kami sediakan tidaklah
mewah tetapi didasarkan oleh ketulusan hati dan kita cicipilah bersama- sama. Dengan hal itu bahwa yang dipesankan di sana adalah kebersamaan
dalam rezeki dan bisa menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama sambil makan ala kadarnya.
4.3.6. Tindak Tutur Langsung Raja ni HulahulaTulang ‘Paman Pemberi Istri’ dalam Rapat Adat Masyarakat Batak Toba
44 Sai masiaminan-aminan ma hamu di ulaon sangon lampak gaol Jala masitungkol-tungkolan songon suhat di robean
Saling dukung mendukunglah kalian di pekerjaan seperti kulit pisang Dan saling menyokonglah seperti keladi ditepi jurang
Universitas Sumatera Utara
45 Sisada urdot hamu, sisada tortoran Sisada tahi ma hamu sisada oloan
Seirama kalian, bersatu dalam menari Bersatulah kalian menuju tujuan, bersatu dalam menyepakati
46 Ansimun sisada holbung tu pege na sangkarimpang Rap manimbung ma hamu ia tu toru, rap mangangkat ia tu ginjang
Bergabung mentimun melengkung ke jahe yang sekerangjang Bersama-samalah kalian melompat ke bawah, bersama-sama naik ke atas
Tindak tutur umpasa 44, 45, dan 46 di atas 44 maknanya paman ‘
pemberi istri’ memerintah semua kepada kedua belah pihak supaya saling mendukung, 45 memerintah agar bersatu menuju tujuan dalam
menyepakati, dan 46 memerintah agar saling kerja sama melaksanakan pesta. Tindak tutur-tindak tutur di atas dikatakan sebagai tindak tutur
langsung adalah karena dituturkan dengan kalimat imperatif dan juga difungsikan untuk memerintah boru melakukan sesuatu supaya saling
mendukung, saling
menyepakati, dan
saling kerjasama
dalam melaksanakan pesta. Dalam budaya Batak Toba perintah yang disampaikan
tulang ‘paman’ kepada selaku boru pada saat rapat adat merupakan hal yang wajar patuh untuk melaksanakan, karena di sinilah paman memberi
perintah yang tujuannya agar jangan ada di belakang hari kedua belah pihak saling mempersalahkan.
47 Urat ninangkat ma tu urat ni hotang Ba tusi hami mangalangka, ba sai ma hamu dapotan
Tubu simatangan di julu ni tapian Sai horas hamu di pardalanan jala sai tiur ma pansarian
Urat damaklah ke urat rotan Ya ke sana kami melangkah, ya semoga kalian berhasil
Tumbuh pohon simatangan untuk tembakau rokok di hulu tepi pancuran Semoga selamat di perjalanan dan semoga berhasil mendapat nafkah
Universitas Sumatera Utara
48 Basai marrongkap ma nasida songon bagot Sai marsibar songon ambalang
Sai saut ma nasida gabe ripe na uli Ripe na denggan halomoan ni roha ni Tuhan dohot sipalas rohanta
saluhutna Ya semoga jodoh mereka seperti pohon enau
Semoga berbentuk ali-ali Semoga jadi keluarga yang baik
Keluarga yang taat kepada Tuhan serta kebanggaan kita semua
Tindak tutur umpasa 47 dan 48 di atas 47 maknanya mendoakan boru bila bepergian selalu mendapat keselamatan dan berhasil dalam mencari
nafkah, dan 48 mendoakan kedua calon pengantin semoga cepat mendapat keturunan, taat kepada Tuhan dan kebanggaan kita semua, yang
hanya dituturkan dengan kalimat deklaratif maksud dan maknanya sama berfungsi untuk mengiformasikan sesuatu peristiwa, tanpa ada pretisi
mempengaruhi lawan tutur. Adanya kesetaraan modus tipe kalimat dengan fungsi tersebut, tindak tutur-tindak tutur di atas dikategorikan
sebagai tindak tutur langsung. Dari tindak tutur paman hulahula yang dituturkan pada saat rapat adat tersebut terlihat keinginan hulahula
mendoakan pihak boru agar selamat-selamat, mudah mencari nafkah, dan mendoakan kedua calon pengantin cepat mendapat keturunan, taat kepada
Tuhan serta menjadi kebanggaan bagi semua. Masyarakat Batak Toba mengenal nilai filosofi hamoraon ’kekayaan’, hagabeon ’banyak
keturunan’, dan hasangapon ’dihormati’. Nilai filosofi inilah yang dijelaskan dan diajarkan kepada kedua calon pengantin supaya menjadi
orang yang terpandang harus mempunyai banyak harta dan banyak keturunan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.7. Tindak Tutur Literal pada Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat