Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus, dalam keadaan stagnasi maupun depresi. Tiap-tiap negara tentu saja mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut, serta perbedaan kondisi politik dan sosial di tiap-tiap negara. Dengan keadaan yang seperti ini, tentu saja, laporan akuntansi pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda. Sadjiarto, 1999. Adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Reporting Standar IFRS. IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Penerapan IFRS pada perusahaan merupakan hal yang sangat menarik mengingat fenomena rencana penerapan full adoption IFRS di Indonesia pada tahun 2012. Indonesia sendiri masih dalam tahap pembelajaran menuju konvergensi IFRS itu sendiri. Salah satu Standar Akuntansi Keuangan yang sudah konvergen terhadap IFRS adalah tercantum dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 atas Aset Tetap. Di dalam laporan keuangan, perkiraan aset tetap nilainya cukup material, sehingga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah aset yang tercantum di neraca yang selanjutnya juga akan mempengaruhi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan kebijakan akuntansi aset tetap yang berpedoman pada prinsip akuntansi yang berlaku, dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 2007 yang telah konvergen dengan Internasional Financial Reporting Standard IFRS, agar diperoleh laporan keuangan yang wajar, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan kepada para pemakai laporan keuangan. Melihat pentingnya peranan aset tetap, peneliti mencoba membandingkan keadaan di lapangan dengan teori yang dipelajari dengan mengadakan penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara I Persero Langsa- Provinsi Aceh. Dalam prariset, peneliti mengamati bahwa perusahaan belum sepenuhnya menerapkan kebijakan akuntansi aset tetap yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 yang telah konvergen IFRS. Diantaranya, kebijakan perusahaan tentang pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan untuk pengeluaran-pengeluaran yang terjadi selama pemakaian aset tetap belum memadai. Perusahaan tidak melakukan telaah ulang me-review masa manfaat aset untuk pengeluaran modal yang sifatnya menambah umur aset, sehingga meengakibatkan keraguan dalam perhitungan beban penyusutan aset tetap untuk periode berjalan dan berikutnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin memahami lebih jauh mengenai kebijakan akuntansi aset tetap yang diterapkan perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari, dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 yang telah konvergen IFRS. Maka dari itu, peneliti memilih judul “Penerapan Konvergensi International Financial Reporting Standard IFRS dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 Atas Aset Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara I Persero Langsa-Provinsi Aceh”. Dengan demikian, peneliti dapat membandingkan dan menilai sejauh mana perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi aset tetap yang sesuai dengan PSAK No.16 dalam aktivitas perusahaan.

B. Perumusan Masalah