Klasifikasi Penggolongan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap

b. Klasifikasi Penggolongan Aset Tetap

Menurut Harahap 2002:20 Aset tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut, antara lain : 1 sudut substansi aset tetap dibagi menjadi tangible assets aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan dan intangible assets aset tidak berwujud seperti HGU, HGB, goodwiil-Patents, Copy right, Hak cipta, Franchise, dan lain-lain. 2 Sudut disusutkan atau tidak terbagi atas Depreciated Plants Assets yaitu aset tetap yang disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan lain-lain, dan Undepreciated Plants Assets yaitu aset tetap yang tidak dapat disusutkan seperti tanah. 3 Berdasarkan jenis aset tetap dibagi menjadi : a Lahan adalah sebidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan dapat digabungkan dalam nilai lahan. b Bangunan Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas lahanair. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung tersebut. c Mesin, termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. d Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truck, grader, traktor, kendaraan roda dua, dan lain-lain. e Perabot, dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboraturium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. f Inventaris Peralatan, merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, g inventaris laboraturium, inventaris gudang, dan lain-lain.

c. Perolehan Aset Tetap

Jusuf 2005:155 mengutarakan: “Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang lazim, aset tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga peolehan meliputi semua pengeluaran yang diperluakn untuk mendapatkan aset, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aset siap untuk digunakan. Sebagai contoh, harga beli mesin, biaya pengangkutan mesin yang dibayar pembeli, dan biaya pemasangan mesin juga merupakan bagian dari harga perolehan mesin pabrik yang dibeli perusahaan”. Didalam PSAK No. 16 Revisi 2007 paragraf 06 mendefinisikan perolehan aset tetap sebagai “Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau kontruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain”. Aset tetap dapat diperoleh melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pembelian tunai Harga perolehan aset tetap yang dibeli dengan tunai meliputi semua pengeluaran atau pembayaran yang terjadi untuk mendapatkan aset tetap tersebut sampai pada kondisi siap pakai untuk digunakan. Pembelian aset tetap secara tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut ditambah biaya-biaya lain sehubungan dengan pembelian aset tersebut termasuk biaya pengangkutan, biaya pemasangan aset tetap dan biaya-biaya lain. 2. Pembelian secara Kredit Pembelian secara kredit mengakibatkan adanya penangguhan pembayaran. Hutang biasanya dibuktikan dengan wesel, surat berharga, hutang hipotek. Hutang ini dibayar dengan beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunganya. Hal ini berarti pembelian secara kredit membutuhkan pembayaran lebih besar daripada membeli tunai. 3. Pembelian dengan Surat Berharga Aset tetap yang diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat berharga berupa saham atau obligasi dicatat sebesar harga pasar atau obligasi pada saat perolehan aset tersebut. Selisih antara harga pasar sahamobligasi tersebut dengan nominalnya dicatat sebagai agio atau disagio sahamobligasi. Jika surat berharga dan aset tetap tidak memiliki nilai pasar, maka perolehan dapat diterapkan oleh pimpinan perusahan atau dewan komisaris. 4. Diterima dari Sumbangan Perusahaan dapat memperoleh aset tetap dari sumbangan atau bantuan pemerintah atau badan-badan lain. Transaksi ini disebut dengan “nonresiprocal transfer” atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak atau perusahaan penilai independent dan dikredit sebagai modal donasi. 5. Dibangun sendiri Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan aset tetap dengan membangunnya sendiri antara lain : a. Menekan biaya b.Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik c. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur d.Aset tetap yang dibuutuhkan tidak dijual dipasaran. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan suatu aset tetap perusahaan yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung termasuk bahan baku, upah langsung dan dibebankan langsung ke aset tetap perusahaan. Lain halnya dengan biaya tidak langsung, maka biaya ini ada yang dibayar keluar perusahaan dan ada yang dibayar kedalam perusahaan yaitu manajer perusahaan. Biaya tidak langsung ini dapat dibebabankan menjadi biaya cost aset tetap apabila dibayar keluar perusahaan sedangkan yang dibayar kedalam perusahaan tidak dapat dibebankan menjadi biaya cost aset tetap. 6. Pertukaran atau Tukar tambah Di dalam PSAK 16 tahun 1994 sebelumnya membedakan pelakuan pencatatan atas pertukaran aset tetap yang sejenisserupa Par.21 serta pertukaran aset tetap tidak sejenisserupa Par.20, sedangkan PSAK 16 Revisi 2007 tidak membedakannya. Menurut PSAK 16 Revisi 2007 Par.24 menyatakan bahwa untuk pertukaran aset tetap, biaya perolehan diukur pada nilai wajar kecuali a transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau b nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara handal.

d. Pengukuran Aset Tetap