3. Evaluasi Alternatif
Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif
bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran
yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli
berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian
dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.
4. Keputusan Pembelian
Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi anda berrpikir bahwa anda seharusnya membeli
mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil mahal berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti
Universitas Sumatera Utara
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin
memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan
pembelian yang aktual.
5. Perilaku Pascapembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam
perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Dan yang menetukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara
ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas;
jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.
2.1.3 Merek 2.1.3.1 Pengertian Merek
Menurut Kotler dalam Simamora 2002, merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi
dan mendiferensiasi membedakan barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.
Menurut Aaker 1997 : 9, merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap, atau kemasan dengan maksud
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sebuah kelompok
Universitas Sumatera Utara
penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.
Jadi, merek adalah nama, simbol, desain ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan suatu produk
barang atau jasa dari satu penjual ke penjual lainnya.
2.1.3.2 Manfaat Merek
Menurut Keller dalam Tjiptono 2005 : 20 manfaat merek bagi perusahaan, yaitu :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, teruatama dalam pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi. 2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek
bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelangggan yang puas, sehingga mereka
bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yng membedakan produk
dari para pesaing. 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan dan citra unik yang terbentuk di benak konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Menurut Keller dalam Tjiptono 2005 : 21, manfaat merek bagi konsumen, yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung jawab pada
manufaktur atau distributor tertentu; pengurangan resiko; penekan biaya pencarian
Universitas Sumatera Utara
search costs internal dan eksternal; janji atau ikatan kusus dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal kualitas.
2.1.4 Brand Equity 2.1.4.1 Definisi Brand Equity
Menurut Situmorang 2011 : 197, ekuitas merek yaitu seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.
2.1.4.2 Dimensi Brand Equity
Menurut Aaker dalam Situmorang 2011 : 197, brand equity dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu :
1. brand awareness kesadaran merek Brand awareness
adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk
tertentu Situmorang, 2011 : 198. 2. brand associataion asosiasi merek
Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang
yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek Situmorang, 2011 : 200.
3. perceived quality persepsi kualitas Perceived quality
adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang
diharapkan pelanggan Situmorang, 2011 : 201.
Universitas Sumatera Utara
4. brand loyalty loyalitas merek Loyalitas merek adalah istilah dalam pemasaran untuk menggambarkan
seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya id.wikipedia.org.
5. other propierty barnd assets aset-aset merek lainnya Aset-aset merek akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi atau
mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset ini bisa mengambil banyak bentuk. Contohnya, cap dagang, paten, dan
saluran hubungan Aaker, 1997 : 30. Keller dalam Ferrinadewi 2008 : 170 mengajukan beberapa kriteria
dalam memilih dan merancang elemen-elemen merek untuk membangun brand equity
yaitu : 1. Mudah diingat.
2. Memiliki arti tertenetu. 3. Mengandung daya tarik secara estetika.
4. Dapat digunakan baik untuk dalam kategori produk, lintas geografis, dan budaya serta segmen pasar.
5. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu. 6. Terlindungi secara hukum dari pesaing.
2.1.5 Brand Awareness
Menurut Situmorang 2011 : 198, brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian
dari suatu produk tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Peranan brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkatan yang paling rendah adalah
brand recognition pengenalan merek. Tingkatan berikutnya adalah tingkatan
brand recall pengingatan kembali merek. Situmorang, 2011 : 198
Menurut Aaker 1997 : 93-97, Nilai brand awareness terdiri dari : 1. Jangkar yang jadi cantelan asosiasi-asosiasi lain.
Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Biasanya sia-sia untuk berusaha mengkomunikasikan atribut-
atribut merek sebelum sebuah merek mantap dengan atribut-atribut yang diasosiasikan. Sebuah merek bagaikan map dokumen dalam pikiran yang bisa
diisi dengan nama yang berkaitan dengan berbagai fakta dan perasaan. Bila arsip ini tidak bisa sewaktu-waktu diakses dalam memori, fakta dan perasaan
tersebut mengalami salah arsip, dan tidak bisa sewaktu-waktu diakses ketika dibutuhkan.
2. Keakraban atau rasa suka Pengakuan memberi merek suatu kesan akrab. Terutama untuk produk
dengan keterlibatan rendah seperti sabun, permen karet, tisu, atau pena, familiaritas kadangkala bisa mengendalikan pembelian. Tanpa perlu untuk
mengadakan evaluasi atribut, keakraban saja mungkin saja sudah cukup. 3. Substansi atau komitmen
Kesadaran merek bisa jadi suatu sinyal dari kehadiran, komitmen, dan substansi. Ketiganya itu merupakan atribut-atribut yang bisa sangat penting
bahkan untuk para pembeli industrial atas item-item bernilai besar dan
Universitas Sumatera Utara
pembeli barang-barang tahan lama. Logikanya, jika sebuah merek dikenali, pasti ada sebabnya, seperti : perusahaan telah mengiklankan secara luas,
perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam jangka waktu yang lama, perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut
berhasil. 4. Mempertimbangkan merek-merek
Langkah pertama dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Pembeli mungkin tidak akan
diperlihatkan pada banyak merek selama proses tersebut, kecuali adanya kejadian secara kebetulan. Karena itu pengingatan merek bisa menjadi penting
untuk masuk kedalam kelompok ini. Perusahaan-perusahaan yang pertama terlintas dalam pikiran konsumen akan mendapatkan keuntungan.
2.1.6 Brand Association
Menurut Situmorang 2011 : 200, brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu
merek. Menurut Aaker 1997 : 162-166, Nilai brand assosiation terdiri dari :
1. Membantu proses penyusunan informasi Asosiasi-asosiasi bisa membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan
spesifikasi yang mungkin sulit diproses dan diakses para pelanggan, dan bisa jadi mahal bagi perusahaan untuk mengkomunikasikannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Perbedaan Suatu asosiasi bisa memberikan landasan yang penting bagi usaha yang
membedakan. Dalam sebagian kelas produk seperti anggur, parfum, dan pakaian, sejumlah merek tidak bisa dibedakan oleh sebagian besar pelanggan.
Asosiasi-asosiasi merek bisa memeinkan suatu peran yang amat penting dalam memisahkan suatu merek dari merek lainnya.
3. Alasan untuk membeli Banyak asosiasi merek membutuhkan berbagai atribut produk atau
manfaat pelanggan yang bisa menyodorkan suatu alasan spesifik untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
4. Meciptakan sikapperasaan positif Beberapa asosiasi mampu merangsang perasaan psoitif yang pada
gilirannya merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi dan perasaan-perasaan yang mernyertainya kemudian menjadi terkait dengan
merek. 5. Landasan untuk perluasan
Suatu asosiasi bisa menghasilkan landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru, atau
dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.
2.1.7 Perceived Quality
Menurut Situmorang 2011 : 201, perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Situmorang 2011 : 201, Dimensi-dimensi dalam perceived quality,
yaitu : 1. Kinerja, melibatkan berbagai karakteristik operasional utama.
2. Pelayanan, mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut.
3. Ketahanan, mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. 4. Keandalan, konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari
suatu pembelian ke pembelian berikutnya. 5. Karakteristik produk, bagian-bagian tambahan dari produk.
6. Kesesuaian dengan spesifikasi, pandangan mengenai spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.
Menurut Aaker 1997 : 126-129, Nilai perceived quality terdiri dari : 1. Alasan untuk membeli
Dalam banyak konteks, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli, mempengaruhi merek-merek mana yang mesti
dipertimbangkan, dan pada gilirannya akan memengaruhi merek apa yang bakal dipilih.
2. Differensiasiposisi Suatu karaktersitik penting dari merek adalah posisinya didalam dimensi
kesan kualitas. Apakah merek itu merupakan super optimum, optimum, bernilai atau ekonomis? Lebih jauh berkenaan dengan kesan kualitas, apakah
merek tersebut terbaik atau hanya sekedar kompetitif terhadap merek-merek lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Harga optimum Keuntungan kesan kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam
menetapkan harga optimum. Harga optimum bisa meningkatkan laba, dan atau memberikan sumber daya untuk re-investasi pada merek tersebut. harga
optimum tidak hanya memberikan sumber daya, melainkan juga menguatkan kesan kualitas.
4. Kepentingan Berbagai Pos Saluran Kesan kualitas juga punya arti penting bagi para pengecer, distributor, dan
berbagai pos saluran lainnya. Pencitraan sebuah pos saluran dipengaruhi produk atau layanan yang masuk dalam jalur ditribusinya. Sehingga
menyimpan “kualitas produk” bisa menjadi faktor penting. 5. Perluasan merek
Kesan kualitas bisa dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk ke
kategori produk baru.
2.1.8 Brand Loyalty
Loyalitas merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya. Loyalitas merek
seringkali diukur dari seberapa banyak pembelian ulang repeat purchase dilakukan atau dari sensitivitas merek id.wikipedia.org.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Aaker 1997 : 57
Gambar 2.2 Piramida Loyalitas
Menurut Aaker 1997 : 58, tingkatan loyalitas terdiri dari : 1. Tingkatan loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang tidak loyal
sama sekali tidak tertarik pada merek tersebut. Merek apapun dianggap memadai.
2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan.
3. Tingkat ketiga juga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan yaitu biaya dalam waktu, uang, atau resiko kinerja
berkenaan dengan tindakan beralih merek. pembeli komit
menyukai merek
mengangg ap merek sebagai
sahabat pembeli yang puas dengan
biaya peralihan
pembeli yang puasbersifat kebiasaan tidak ada masalah untuk beralih
berpindah-pindahpeka terhadap perubahan harga tidak ada loyalitas merek
Universitas Sumatera Utara
4. Tingkat keempat berisi orang-orang yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut.
5. Tingkatan teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek.
2.1.9 Bauran Komunikasi Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 172, komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 174, bauran komunikasi pemasaran terdiri dari :
1. Iklan yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
3. Acara dan pengalaman yaitu kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau
interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu beragam program yang
dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
Universitas Sumatera Utara
5. Pemasaran langsung yaitu penggunaan surat, telepon, faksimile, email atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta
respon atau dialog dari pelanggan dan propek tertentu. 6. Pemasaran interaktif yaitu kegiatan dan program online yang dirancang
untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan
penjualan produk. 7. Pemasaran dari mulut ke mulut word of mouth yaitu komunikasi lisan
tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk dan jasa.
8. Penjualan personal yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan pengadaan pesanan.
2.1.10 Word Of Mouth
Menurut Kotler dan Amstrong 2008 : 128, word of mouth adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli sasaran dan tetangga,
teman-teman, anggota keluarga, dan rekan. Word of mouth
juga merupakan sebuah strategi pemasaran untuk membuat pelanggan membicarakan to talk, mempromosikan to promote, dan menjual to
sell kepada pelanggan lain. Tujuan akhirnya adalah seorang konsumen tidak
hanya sekedar membicarakan atau pun mempromosikan tetapi mampu menjual secara tidak langsung kepada konsumen lainnya Fadhilla : 2013, 40.
Universitas Sumatera Utara
To talk maksudnya ialah ketika konsumen menceritakan kembali produk
perusahaan kepada rekan atau calon konsumen lainnya. To promote adalah saat konsumen membujuk dan mempromosikan produk kepada kerabat atau calon
konsumen baru. Sedangkan to sell adalah ketika seorang konsumen berhasil mengubah transform konsumen lain yang tidak percaya serta memiliki persepsi
negatif dan tidak mau mencoba sebuah produk menjadi percaya, berpersepsi positif dan akhirnya mau mencoba Fadhilla : 2013, 40.
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 192, ada tiga karakteristik penting dalam word of mouth
, yaitu : 1. Kredibel, karena orang lebih mempercayai orang lain yang mereka kenal
dan hormati, pemasaran dari mulut ke mulut bisa sangat berpengaruh. 2. Pribadi, pemasaran dari mulut ke mulut bisa menjadi dialog yang sangat
akrab yang mencerminkan fakta, pendapat, dan pengalaman pribadi. 3. Tepat waktu, pemasaran dari mulut ke mulut terjadi ketika orang
menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali mengikuti acara atau pengalaman penting.
Menurut Kotler dan Keller 2009 : 235, ada dua bentuk khusus word of mouth
, yaitu : 1. Pemasaran buzz gosip perbincangan menghasilkan ketertarikan,
menciptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan merek melalui sarana yang tak terduga atau
bahkan mengejutkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemasaran viral menular seperti virus adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut, atau berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya word
of mouse, yang mendorong konsumen menceritakan barang dan jasa
yang dikembangkan perusahaan informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Teknik
Analisis Hasil
Sinaga 2011
Analisis Brand Equity Kalkulator Karce Yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Kesadaran
Merek, Asosiasi
Merek, Persepsi
Kualitas, Loyalitas
Merek, Keputusan
Pembelian Analisis
deskriptif dan
analisis regresi
berganda 1. Berdasarkan koefisien
determinan R
2
diketahui bahwa variabel brand equity yang terdiri
dari variabel kesadaran merek, variabel asosiasi merek, variabel
persepsi kualitas, dan variabel loyalitas merek mempengaruhi
keputusan pembelian dengan hubungan antara variabel yang
erat dan model dinilai baik karena standar deviasinya yang cukup
kecil.
2Variabel loyalitas merek merupakan variabel yang dominan
mempengaruhi keputusan pembelian Kalkulator Karce pada
mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU, dari
variabel kesadaran merek, variabel asosiasi merek, dan variabel
persepsi kualitas.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu Peneliti Judul
Variabel
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Saragih 2011
Analisis Pengaruh Brand
Equity Teh
Botol Sosro Terhadap
Loyalitas Konsumen Pada
Mahasiswa Jurusan Sistem
Informasi Universitas
Medan Brand
Awareness, Brand
Association, Perceived
Quality, BrandLoyalty,
Loyalitas Pelanggan
Analisis deskriptif
dan analisis regresi
berganda Secara simultan brand awareness,
brand association, perceiverd quality,
dan brand loyalty berpengaruh positif dan sangat
signifikan sekali pada loyalitas konsumen Teh Botol Sosro pada
mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas Harapan
Medan. Secara parsial dapat dilhat variabel brand loyalty merupakan
variabel yang paling dominan mempengaruhi loyalitas konsumen
pada mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas Harapan
Medan. Nilai adjusted R square = 0,416,
berarti 41,6 faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen
dapat dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan sisanya 58,4
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini
Risa Fadhila
2013 Analisis
Pengaruh Word of
Mouth WOM,
Kualitas Layanan,
Kualitas Produk, Dan
Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen Studi Pada
Toko
Leo Fashion
Karangjati –
Kabupaten Semarang
Word of mouth
wom, kualitas
layanan, kualitas
produk, lokasi,
keputusan pembelian
Analisis regresi
berganda
Variabel word of mouth
, kualitas layanan, kualitas
produk, dan lokasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian pada toko leo
fashion karangjati – kabupaten semarang, baik secara parsial
maupun simultan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. Sekaran dalam
Sumarni dan Wahyuni, 2006 : 27. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saragih 2011, keputusan pembelian
dapat terjadi karena dipengaruhi oleh brand equity. Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Merek
yang prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat Kotler dan Amstrong, 2008 : 181. Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu Situmorang, 2011 : 198. Brand association adalah segala kesan yang muncul di
benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek Situmorang, 2011 : 200. Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap
keseleruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan Situmorang, 2011 : 201. Loyalitas
merek adalah seberapa kuat preferensi seorang konsumen terhadap sebuah merek bila dibandingkan dengan merek lainnya id.wikipedia.org
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhila 2013, keputusan pembelian juga dapat terjadi karena pengaruh berita dari mulut ke mulut word of mouth.
Word of mouth adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli
Universitas Sumatera Utara
sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga, dan rekan Kotler dan Amstrong, 2008 : 128.
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono 2008 : 93, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya
disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, dari pendapat tersebut, suatu hipotesis yang telah dikemukakan bukan merupakan suatu jawaban yang benar
secara mutlak, tetapi hanya dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Brand Equity dan Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian Laptop Acer pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara”.
Brand Awareness X
1
Brand Association X
2
Perceived Quality X
3
Keputusan Pembelian Y Brand Loyalty
X
4
Word of Mouth X
5
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat Ginting dan Situmorang, 2008 : 57. Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu brand
awareness X
1
, brand assosiation X
2
, perceived quality X
3
, brand loyalty X
4
, word of mouth X
5
dan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian Y.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. T. Mansur No. 9 Kampus USU, Medan. Penelitian ini dilakukan dari Januari
2014 sampai dengan April 2014.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang di bahas, hanya pada : 1. Variabel bebas yaitu brand awareness X
1
, brand assosiation X
2
, perceived quality
X
3
, brand loyalty X
4
, dan Word of Mouth X
5
. 2. Variabel Terikat, yaitu keputusan pembelian Y.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Definisi Operasional
Defenisi operasional yaitu suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti dari membenarkan kegiatan atau suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Defenisi operasional dari variabel yang di teliti adalah :
1. Variabel bebas yang merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :
a. Brand awareness merupakan kesanggupan seseorang konsumen dalam mengenali dan mengingat merek Acer sebagai salah satu merek laptop.
b. Brand assosiation merupakan kesan yang muncul di benak konsumen terkait dengan laptop Acer.
c. Perceived quality merupakan persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan laptop Acer.
d. Brand loyalty merupakan preferensi yang dimiliki oleh konsumen tentang laptop Acer bila dibandingkan dengan merek laptop yang lain.
e. Word of mouth merupakan komunikasi pribadi tentang laptop Acer antara pembeli sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota keluarga,
dan rekan. 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan keputusan yang dilakukan konsumen untuk
membeli laptop Acer.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
VARIABEL PENGERTIAN
INDIKATOR VARIABEL SKALA
UKUR Brand
Awareness X
1
Kesanggupan seseorang konsumen dalam mengenali dan
mengingat merk Acer sebagai salah satu merek laptop.
1. Ingatan tentang merek.
2. Pengenalan merek Likert
Brand Assosiation
X
2
Kesan yang muncul di benak konsumen terkait dengan laptop
Acer. 1. Rancangandesain
produk 2. Manfaat produk
3. Pesaing 4. Citra produk
Likert Perceived
Quality X
3
Persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan laptop
Acer. 1. Kinerja produk
2. Ketahanan produk 3. Kualitas produk
Likert
Brand Loyalty X
4
Preferensi yang dimiliki oleh konsumen tentang laptop Acer
bila dibandingkan dengan merek laptop yang lain.
1. Rasa suka terhadap produk
2. Kepuasan terhadap produk
3. Merekomendasikan laptop Acer pada
orang lain Likert
Word of Mouth
X
5
Komunikasi pribadi tentang laptop Acer antara pembeli
sasaran dan tetangga, teman- teman, anggota keluarga, dan
rekan. 1.
Talking 2.
Promoting 3. Selling
Likert
Keputusan pembelian
Y Keputusan yang dilakukan
konsumen untuk membeli laptop Acer.
1. Pengenalan
masalah 2.
Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Keputusan
pembelian 5.
Perilaku pasca pembelian
Likert
Sumber : Aaker 1997 : 27, Kotler dan Amstrong 2008 : 128 dan 181
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2008 : 132.
Universitas Sumatera Utara
Skala likert yang digunakan adalah skala dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala Likert
No Jawaban
Kode Bobot
1 Sangat Setuju
SS 5
2 Setuju
S 4
3 Kurang Setuju
KS 3
4 Tidak Setuju
TS 2
5 Sangat Tidak Setuju
STS 1
Sumber : Sugiyono, 2008:133
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008 : 115. Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas
Sumatera Utara yang masih terdaftar aktif mengikuti perkuliahan yang berjumlah 38.928 orang yang menggunakan laptop Acer.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2008 : 116. Dan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dan teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Sugiyono, 2008 : 120.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria yang digunakan yaitu terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan telah memiliki laptop Acer selama enam bulan atau lebih.
Karena mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakan laptop Acer jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah digunakan
rumus Supramono, 2003 : 62, sebagai berikut :
n =
��
2
�� �
2
Keterangan : n = Jumlah sampel
Z α= Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,
Bila α = 0,05 Z = 1,67 Bila α = 0,01 Z = 1,96
p = Estimasi proporsi populasi q = 1-p
d = Penyimpangan yang ditolerir Untuk memperoleh n jumlah sampel yang besar dan nilai p belum
diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan memakai rumus tersebut menghasilkan sejumlah sampel sebagai berikut :
n =
1,96
2
0,60,4 0,1
2
= 92,2 Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang. Dengan perincian seperti yang tertera pada Tabel 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Fakultas
Fakultas Jumlah
populasi Jumlah sampel orang
Kedokteran 1972
1972 38928
� 93= 05 Hukum
2159
2736 38928
� 93 = 07 Pertanian
1759
2194 38928
x 93 = 06 Ekonomi
4960
7551 38928
� 93= 18 Kedokteran Gigi
878
1020 38928
x 93= 03 Ilmu Budaya
3544
3872 38928
x 93 = 10 Matematika Dan Ipa
2935
2981 38928
� 93 = 08 Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik 3640
4379 38928
x 93= 11 Ilmu Kesehatan
Masyarakat 1823
1805 38928
x 93 = 05 Keperawatan
991
1589 38928
x 93 = 04 Psikologi
496
587 38928
x 93 = 02 Ilmu Komputer Dan
Teknologi Informasi 960
1560 38928
x 93 = 04 Farmasi
962
1545 38928
� 93 = 04 Teknik
2917
5137 38928
� 93 = 13
Sumber : Direktori Mahasiswa USU Januari 2014
3.7 Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diambil serta dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang dibutuhkan dalam
penelitian ini seperti data identitas responden dan hasil penelitian melalui kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh
Universitas Sumatera Utara
pihak lain. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi dalam suatu penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : 1.
Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin mengumpulkan informasi untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
2. Daftar pertanyaan Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu proses pengumpulan data dengan cara mempelajari jurnal ilmiah, buku-buku pendukung, penelusuran internet, dan sebagainya
yang berhubungan dengan internet.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti 2012 : 76 Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti
ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner
Universitas Sumatera Utara
yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang
terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul
mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi
peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan , dengan kriteria sebagi berikut :
1. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r
hitung
r
tabel,
maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid Nilai r
tabel
dengan ketentuan N = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 , maka angka yang diperoleh = 0,361 r
tabel
.
Tabel 3.4 Uji Validitas
No Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation r
Hitung
1 2
0.534
2
3 0.364
3 4
0.562
4
5 0.614
5 6
0.381
6 7
0.622
7 8
0.652
8
9 0.612
9 10
0.617
10
11 0.453
11 12
0.672
12 13
0.517
13 14
0.675
14
15 0.697
15 16
0.684
16
18 0.564
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan
Tabel 3.4 Uji Validitas
No Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation r
Hitung
17
19 0.366
18 20
0.610
19
21 0.604
20 22
0.423
21
23 0.773
22 24
0.369
23
25 0.592
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2014
Dari 25 pernyataan yang diperoleh, ada dua pernyataan yang tidak valid, kemudian dua pernyataan itu dibuang. Sehingga sisa 23 pernyataan, lalu diuji
kembali dan hasilnya semua pernyataan dinyatakan valid karena r
Hitung
r
Tabel
sebesar 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti 2012 : 79 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha
α suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Pengujian
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 19,00. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika nilai cronbach alpha 0,60 maka dinyatakan reliabel. 2. Jika nilai cronbach alpha 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas
Cronbachs Alpha
N of Items
0.916 23
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2014
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5 maka nilai Asymp.Sig 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal
Situmorang Lufti, 2011 : 107. 2.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor
VIF. Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 Situmorang Lufti, 2011 : 137, di mana :
a. Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran
tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas X yang terdiri dari brand awareness X
1
,brand association
X
2
, perceived quality X
3
, brand loyalty X
4
, word of mouth X
5
terhadap variabel terikat Y yaitu keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ e Keterangan:
Y= variabel keputusan pembelian a= konstanta
b
1
...b
5
= koefisien regresi
X
1
= variabel brand awareness X
2
= variabel brand associaton X
3
= variabel perceived quality X
4
= variabel brand loyalty X
5
= variabel word of mouth e= standard error
3.12 Uji Hipotesis 3.12.1 Uji -F Uji Serentak
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F uji F. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika F
hitung
F
tabel ,
maka H ditolak dan H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima.
3.12.2 Uji-t Uji Parsial
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t uji t. Jika t
hitung
t
tabel,
maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima.
Universitas Sumatera Utara
3.12.3 Identifikasi Koefisien Determinan R²
Identifikasi determinan R² berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien determinasi R². Koefisien determinan
menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik
kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika determinasi R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Acer
Taiwan merupakan negara asal Acer dimana perusahaan ini merupakan salah satu merek produsen komputer terbesar didunia. Di Indonesia sendiri Acer
telah meraih keberhasilan sebagai produsen yang memperoleh penjualan tertinggi selama 5 tahun berturut-turut semenjak tahun 2007.
Acer yang pada awalnya bernama Multitech berbasis di kota Sijhih, Taipei, Taiwan. Meskipun di Amerika Utara penjualan Acer tidak terlalu bagus
karena beratnya persaingan bisnis dengan beberapa produsen ternama seperti Samsung yang berasal dari Korea Selatan serta Apple yang menjadi brand dari
merk lokal Amerika, namun Acer memiliki penjualan yang bagus di wilayah Asia serta Eropa.
Semenjak tahun 1999, basis pangkalan utama Acer untuk wilayah Asia Pasifik saat ini bertempat di Highpoint Service Network HSN Sdn Bhd, Taman
Perindustrian UEP, Subang Jaya, Malaysia dimana seluruh pengiriman pembelian maupun servis negara-negara di wilayah Asia Pasifik dilakukan melalui jalur
HSN. Kesuksesan Acer di Asia saat ini tak dapat dipungkiri berkat kerjasamanya
dengan berbagai sponsor tim besar utama di dunia otomotif seperti Tim Formula 1 Ferrari dan Prost Grand Prix. Acer juga pernah merilis satu unit notebook dengan
Universitas Sumatera Utara
seri Valentino Rossi, salah satu juara dunia MotoGP dengan nama VR46 namun penjualannya di Indonesia tidak terlalu bagus dan telah dihentikan karena
beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya promosi dalam penjualan notebook seri ini.
Saat ini karyawan Acer di seluruh dunia mencapai 40.000 orang yang tersebar di 100 negara. Profit Acer pada Tahun 2012 mencapai 12,9 Miliar USD
dan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pengembangan pangsa pasarnya www.robeanhandy.blogspot.com.
4.1.2 Visi Misi PT Acer
Visi PT Acer yaitu : Enabling Customers to Explore Beyond Limits yang artinya Memampukan
Pelanggan untuk Berjelajah Diluar Batas Misi PT Acer yaitu :
1. Membuat dan membangun teknologi mesin-mesin yang hemat energi dan membuat produk inovatif yang memiliki umur perangkat yang panjang.
2. Menyediakan teknologi yang kuat dan efisien, juga alat yang berkompeten sehingga membantu pertumbuhan rekan perusahaan.
3. Memberikan kinerja maksimal untuk perusahaan infrastruktur TI. 4. Menciptakan teknologi inovatif yang membantu efektivitas pembelajaran
pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Data Deskriptif
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 18 butir pernyataan untuk variabel X dan 6 pernyataan untuk variabel Y.
Jumlah keseluruhan pertannyaan adalah 23 pertanyaan. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan laptop Acer. Adapun analisis
deskriptif ini merupakan uraian mengenai hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Berikut Jumlah dan persentase
gambaran umum responden: 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Persentase Laki-laki
41 44,09
Perempuan 52
55,91 Total
93 100
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Pada Tabel 4.1 menunjukkan responden laki-laki yang berjumlah 41, yaitu sebanyak 44,09, dan responden perempuan yang berjumlah 52 orang, yaitu
55,91. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan paling dominan dalam penelitian ini. Responden perempuan lebih dominan karena responden
perempuan lebih bersedia untuk menjawab kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
JK usia Crosstabulation
Usia tahun Total
17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00 26,00 JK L
1 2
6 10
14 8
1 41
P 1
3 7
7 15
14 1
2 1
52 Total
2 5
13 17
29 22
2 2
1 93
Sumber : Hasil pengelolaan SPSS 2014 Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karekteristik usia dari responden
yang paling banyak di teliti adalah umur 21 Tahun sebanyak 29 orang. Dan yang terendah adalah umur 26 sebanyak satu orang. Responden yang berusia 21 tahun
adalah responden yang paling dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 21 tahun.
3. Karakteristik responden berdasarkan kepemilikanlama penggunaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 2014
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jangka waktu kepemilikan yang terbanyak adalah mahasiswa yang memiliki laptop Acer dengan jangka waktu dua
tahun sebanyak 24 orang dan yang terendah adalah mahasiswa yang memiliki laptop Acer dengan jangka waktu 8 bulan, 1 tahun 3 bulan, 3 tahun 5 bulan, 4
JK kepemilikan Crosstabulation
Kepemilikan bulan Total
0,60 ,080 1,00 1,30 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 6,00 7,00 JK L 1
4 2
15 2
10 3
2 2
1 41
P 1 1
9 1
9 1
9 1
9 1
4 4
52 Total 2
1 13
1 2
24 3
19 1
12 1
6 6
1 93
Universitas Sumatera Utara
tahun 5 bulan, dan 7 tahun, masing-masing satu orang. Responden yang paling dominan adalah responden yang memiliki laptop Acer dengan jangka waktu dua
tahun, karena mereka membeli laptop Acer saat mereka berada di semester awal perkuliahan.
4.2.1.2 Analisis Data Deskriptif Variabel
1. Deskripsi variabel brand awareness X1 Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel brand awareness
didasarkan pada jawaban responden tentang variabel kesadaran atas pertanyaan- pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada
responden. Untuk dapat menginterpretasikan nilai rata-rata, maka dipetakan ke
rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval pada brand awareness, brand assosiation, perceived quality, brand loyalty, word of mouth
dan keputusan pembelian.
1. Rentang Skala Interval =
nilai tertinggi−nilai terendah bayaknya kelas
=
5−1 5
= 0,8 Rentang skala tersebut adalah:
a. 1,0 – 1,7= Sangat Tidak Setujusangat tidak menariksangat tidak terjangkau
b. 1,8 – 2,5 = Tidak Setujutidak menariktidak terjangkau c. 2,6 – 3,3= Kurang Setujukurang menarikkurang terjangkau
d. 3,4 – 4,1= Setujumenarikterjangkau e. 4,2 – 5,0= Sangat Setujusangat menariksangat terjangkau
Universitas Sumatera Utara
Variasi jawaban responden untuk variabel brand awareness dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Awareness
Item No.
STS TS
KS S
SS Rata-
rata F
F F
F F
1 9
9,7 33
35,5 41
44,1 10
10,8 3,6
2 3
3,2 18
19,4 32
34,4 34
36,6 6
6,5 3,2
3 2
2,2 16
17,2 42
45,2 28
30,1 5
5,4 3,2
Sumber : hasil pengelolaan SPSS 2014
Tabel 4.4 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel brand awareness
yang diperoleh dari 93 responden. a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk laptop Acer adalah merek Laptop yang pertama kali dipikirkan saat ditanya tentang laptop dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak
setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,6 yang artinya responden setuju bahwa mereka memikirkan laptop Acer saat pertama
kali ditanya tentang laptop Acer.
b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk mengingat beberapa tipe dari laptop Acer dengan klasifikasi
penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju didapat rata- rata 3,2 yang artinya responden kurang setuju tentang mengingat
beberapa tipe dari laptop Acer.
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, mengingat salah satu iklan Acer dengan klasifikasi penilaian 1 sangat
tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,2 yang
Universitas Sumatera Utara
artinya responden kurang setuju tentang mengingat salah satu iklan Acer.
2. Deskripsi variabel brand assosiation X2 Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel brand assosiation
didasarkan pada jawaban responden tentang pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel brand assosiation dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Assosiation
Item No.
STS TS
KS S
SS Rata-
rata F
F F
F F
1 1
1,2 8
8,6 44
47,3 40
43 4,3
2 1
1,1 8
8,6 61
65,6 23
24,7 4,1
3 1
1 2
2,2 27
29 51
54,8 12
12,9 3,8
4 18
19,4 60
64,5 15
16,1 3,9
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Tabel 4.5 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel brand assosiation
yang diperoleh dari 93 responden. a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk laptop Acer sangat bermanfaat dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah mereka dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju
sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 4,3 yang artinya responden setuju tentang laptop Acer sangat bermanfaat dalam mengerjakan
tugas-tugas kuliah mereka.
b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk laptop Acer sudah dapat bersaing dengan merek laptop yang lain
dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat
Universitas Sumatera Utara
setuju, didapat rata-rata 4,1 yang artinya responden setuju laptop Acer
sudah dapat bersaing dengan merek laptop yang lain
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk laptop Acer memiliki desain yang menarik dengan klasifikasi
penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata- rata 3,8 yang artinya responden setuju tentang laptop Acer memiliki
desain yang menarik. d. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, untuk laptop Acer memiliki citra yang positif di mata konsumen dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5
sangat setuju, didapat rata-rata 3,9 yang artinya responden setuju tentang laptop Acer memiliki citra yang positif di mata konsumen.
3. Deskripsi variabel perceived quality X3 Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel perceived quality
didasarkan pada jawaban responden tentang pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel perceived quality dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel perceived quality
Item No.
STS TS
KS S
SS Rata-
rata F
F F
F F
1 1
1,1 10
10,8 66
71 16
17,2 4,0
2 2
2,2 6
6,5 29
31,2 47
50,5 9
9,7 3,6
3 1
1,1 20
21,5 54
58,1 18
19,4 3,9
4 3
3,2 7
7,5 38
40,9 38
40,9 7
7,5 3,4
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
\
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel perceived quality
yang diperoleh dari 93 responden. a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk laptop Acer memiliki kinerja dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 4,0
yang artinya responden setuju tentang laptop Acer memiliki kinerja yang baik.
b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk laptop acer tidak mudah rusak dengan klasifikasi penilaian 1
sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,6 yang artinya responden setuju tentang laptop acer yang tidak mudah
rusak.
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk laptop Acer dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama
dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,9 yang artinya responden setuju tentang
laptop Acer dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. d. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, untuk laptop acer memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan merek laptop yang lain dengan klasifikasi penilaian 1 sangat
tidak setuju, didapat rata-rata 3,4 yang artinya responden setuju tentang laptop acer memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan
merek laptop yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Deskripsi variabel brand loyalty X4 Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel brand loyalty
didasarkan pada jawaban responden tentang pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel brand loyalty dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty
Item No.
STS TS
KS S
SS
Rata- rata
F F
F F
F 1
3 3,2
10 10,8
34 36,6
37 39,8
9 9,7
3,4
2 4
4,3 12
12,9 34
36,6 32
34,4 11
11,8
3,3
3 4
4,3 6
6,5 34
36,6 42
45,2 7
7,5
3,4 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Tabel 4.7 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel brand loyalty
yang diperoleh dari 93 responden. a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk responden mengatakan akan tetap menggunakan laptop Acer dibandingkan dengan merek lain dengan klasifikasi penilaian 1 sangat
tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,4 yang artinya responden setuju tentang mereka akan tetap menggunakan
laptop Acer dibandingkan dengan merek lain. b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk laptop Acer merupakan pilihan pertama responden dalam memilih laptop dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju
sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,3 yang artinya responden kurang setuju tentang laptop Acer merupakan pilihan pertama
responden dalam memilih laptop.
Universitas Sumatera Utara
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk akan merekomendasikan laptop Acer kepada orang lain dengan
klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,4 yang artinya responden setuju tentang mereka
akan merekomendasikan laptop Acer kepada orang lain. 5. Deskripsi variabel word of mouth X5
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel word of mouth didasarkan pada jawaban responden tentang variabel kesadaran atas
pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel word of mouth
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Word Of Mouth
Item No.
STS TS
KS S
SS Rata-
rata F
F F
F S
F 1
12 12,9
71 76,3
10 10,8
3,9 2
1 1,1
8 8,6
35 37,6
47 50,5
2 2,2
3,4 3
4 4,3
11 11,8
21 22,6
45 48,4
12 12,9
3,5 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Tabel 4.8 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel word of mouth yang diperoleh dari 93 responden.
a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk memberikan informasi yang positif tentang laptop Acer kepada
orang lain dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,9 yang artinya responden setuju
tentang mereka akan memberikan informasi yang positif tentang laptop Acer kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk mempromosikan laptop Acer kepada orang lain dengan
klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,4 yang artinya responden setuju tentang
mempromosikan laptop Acer kepada orang lain.
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk mendapatkan informasi tentang laptop Acer dari orang lain.
klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,5 yang artinya responden setuju tentang mereka
mendapatkan informasi tentang laptop Acer dari orang lain. 6. Deskripsi variabel keputusan pembelian X6
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel keputusan pembelian didasarkan pada jawaban responden tentang pertanyaan-pertanyaan
seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi jawaban responden untuk variabel keputusan pembelian dapat dilihat
pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel keputusan pembelian
Item No.
STS TS
KS S
SS Rata-
rata F
F F
F F
1 1
1,1 4
4,3 11
11,8 57
61,3 20
21,5 3,9
2 3
3,2 5
5,4 26
28 42
45,2 17
18,3 3,7
3 3
3,2 7
7,5 27
29 45
48,4 11
11,8 3,6
4 2
2,2 5
5,4 18
19,4 57
61,3 11
11,8 3,8
5 1
1,1 2
2,2 10
10,8 62
66,7 18
19,4 3,8
6 3
3,2 17
18,3 53
57 20
21,5 3,9
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 menunjukkan distribusi responden terhadap variabel keputusan pembelian yang diperoleh dari 93 responden.
a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk membeli laptop Acer karena sesuai dengan kebutuhan responden
dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,9 yang artinya responden setuju tentang
membeli laptop Acer karena sesuai dengan kebutuhan mereka. b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk membeli laptop Acer karena sesuai dengan keinginan responden dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat
setuju, didapat rata-rata 3,7 yang artinya responden setuju tentang
membeli laptop Acer karena sesuai dengan keinginan responden.
c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk membeli laptop Acer setelah membandingkan dengan merek lain
dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,6 yang artinya responden setuju tentang
membeli laptop Acer setelah membandingkan dengan merek lain. d. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, untuk laptop Acer memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan merek laptop yang lain dengan klasifikasi
penilaian 1 sangat tidak setuju, didapat rata-rata 3,8 yang artinya responden setuju tentang laptop Acer memiliki kualitas yang baik
dibandingkan dengan merek laptop yang lain.
Universitas Sumatera Utara
e. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, untuk membeli laptop Acer karena harganya terjangkau dengan
klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju, didapat rata-rata 3,8 yang artinya responden setuju tentang membeli
laptop Acer karena harganya terjangkau. f. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
untuk responden merasa puas setelah menggunakan laptop Acer dengan klasifikasi penilaian 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat
setuju, didapat rata-rata 3,9 yang artinya responden setuju tentang mereka merasa puas setelah menggunakan laptop Acer.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk melihat apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu menggunakan analisis grafik dan uji statistik.
1. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal jika berbentuk lonceng yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil
pengujian dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2014
Gambar 4.1 Histogram
Pada grafik histogram pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng. 2. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear, maka berindikasi bahwa
residual menyebar normal. Bila pola titik-titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak
menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah normal. Berikut adalah hasil Normal P – Plot of Regresson Standardized
Residual :
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Gambar 4.2 Normal P – Plot of Regresson Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi
normal. Untuk lebih memastikan, dapat dilakuka uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal, dengan keputusan:
1. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.
2. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 93
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 3,36696226
Most Extreme Differences Absolute ,054
Positive ,054
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,519
Asymp. Sig. 2-tailed ,950
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,950 dan diatas nilai signifikan 0,05, dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Prinsip pengujian Heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah adanya gangguan yang ada pada suatu penelitian. Metode untuk menguji penelitian untuk
mencari keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode grafik dan statistik, yang menggunakan uji Glejser.
Universitas Sumatera Utara
1. Pendekatan Grafik Dengan pendekatan grafik, dapat dilihat pada Gambar 4.3:
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2014
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.3, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang
jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
1. Pendekatan Statistik Pendekatan statistik dilakukan dengan uji Glejser. Berikut adalah hasil dari
pengolahannya:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji Glejser
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.11, dapat
dilihat signifikansi variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas berarti adanya
hubungan yang sempuran, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
8,268 3,959
2,088 ,040
awareness -,296
,219 -,135
-1,354 ,179
assosiation ,655
,227 ,332
2,887 ,005
perc.quality -,063
,206 -,037
-,307 ,759
loyalty ,439
,200 ,285
2,190 ,031
wom ,201
,279 ,075
,721 ,473
a. Dependent Variable: kep.pemb
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistiks Tolerance
VIF .849
1.178 .638
1.567 .569
1.756 .499
2.004 .771
1.297 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2014
Dasar untuk melihat suatu model yang tidak terkena multikolinearitas adalah dengan melihat besar Variance Inflation Faktor VIF dan tingkat
tolerancenya. Jika VIF 5 dan Tolerance 0,1, maka terkena multikolinearitas, tetapi jika VIF 5 dan tolerance 0,1, maka tidak terdapat masalah
multikolinearitas dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 4.12, semua nilai VIF adalah lebih kecil daripada 5 dan tolerancenya lebih besar daripada 0,1, maka dari
itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas X yang terdiri dari brand awareness X
1
,brand association
X
2
, perceived quality X
3
, brand loyalty X
4
, word of mouth X
5
terhadap variabel terikat Y yaitu keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed
Method 1
wom, awareness, perc.quality,
assosiation, loyalty .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kep.pemb
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel
independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter. Tabel 4.14
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 8,268
3,959 2,088
,040 awareness
-,296 ,219
-,135 -1,354
,179 assosiation
,655 ,227
,332 2,887
,005 perc.quality
-,063 ,206
-,037 -,307
,759 loyalty
,439 ,200
,285 2,190
,031 wom
,201 ,279
,075 ,721
,473
a. Dependent Variable: kep.pemb
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.14, dapat dirumuskan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Y= 8,268 - 0,296X1 + 0,655X2 - 0,063X3 + 0,439X4 + 0,201X5 + e
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Y= variabel keputusan pembelian
a= konstanta b
1
...b
5
= koefisien regresi
X
1
= variabel brand awareness X
2
= variabel brand associaton X= variabel perceived quality
X
4
= variabel brand loyalty X
5
= variabel word of mouth e= standard error
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Konstanta a = 8,268. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika
variabel brand awareness X
1
,brand association X
2
, perceived quality X
3
, brand loyalty X
4
, word of mouth X
5
adalah 0, maka keputusan pembelianY laptop Acer pada mahasiswa USU akan tetap ada sebesar
8,268, dengan asumsi variabel lain tetap. b. Koefisien b1X1 = -0,296. Ini menunjukkan bahwa variabel brand
awareness X
1
berpengaruh secara negatif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel brand awareness ditingkatkan sebesar
satu satuan, maka keputusan pembelian laptop Acer pada Mahasiswa USU akan menurun sebesar 0,296 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.
c. Koefisien b2X2 = 0,655. Ini menunjukkan bahwa variabel brand assosiation
X
2
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian,
Universitas Sumatera Utara
atau dengan kata lain, jika variabel brand assosiation ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian laptop Acer pada Mahasiswa USU
akan meningkat sebesar 0,655 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap. d. Koefisien b3X3 = -0,063. Ini menunjukkan bahwa variabel perceived
quality X
3
berpengaruh secara negatif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel perceived quality ditingkatkan sebesar
satu satuan, maka keputusan pembelian laptop Acer pada Mahasiswa USU akan menurun sebesar 0,063 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.
e. Koefisien b4X4 = 0,439. Ini menunjukkan bahwa brand loyalty X
4
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel bahwa brand loyalty ditingkatkan sebesar satu
satuan, maka keputusan pembelian laptop Acer pada Mahasiswa USU akan meningkat sebesar 0,439 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.
f. Koefisien b5X5 = 0,201. Ini menunjukkan bahwa word of mouth X
4
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain, jika variabel bahwa word of mouth ditingkatkan sebesar satu
satuan, maka keputusan pembelian laptop Acer pada Mahasiswa USU akan meningkat sebesar 0,201 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Signifikan secara Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth yang
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
1. Model hipotesis yang digunakan adalah: Ho : b1,b2,b3,b4,b5 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : brand
awareness, brand assosiation, perceived quality, dan word of mouth secara
serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Ha : b1,b2,b3,b4,b5 ≥ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : brand
awareness, brand assosiation, perceived quality, dan word of mouth secara
serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. F
tabel
dapat dilihat dari pada α = 0,05 Derajat pembilang =k-1=6-1=5
Derajat penyebut =n–k =93–6 =87. Jadi, F
tabel
0,055,87 = 2,32 Mencari F
hitung
dengan menggunakan Tabel ANOVA sebagai hasil pengolahan penelitian dengan alat bantu SPSS, seperti sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 379,715
5 75,943
6,335 ,000
a
Residual 1042,952
87 11,988
Total 1422,667
92 a. Predictors: Constant, wom, awareness, perc.quality, assosiation, loyalty
b. Dependent Variable: kep.pemb
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari Tabel 4.15 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
16,096 F
tabel
2,47. Hal ini menunjukkan bahwa variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian laptop
Acer pada mahasiswa USU.
4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individu terhadap variasi variabel dependen.
Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t-
hitung
t-
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika t-
hitung
t-
tabel
pada α = 5 Nilai t-
tabel
dapat dilihat pada α = 5 yang diperoleh dari n – k n= jumlah sampel yaitu 93 responden
k= jumlah variabel yang digunakan adalah 6, maka nilai t-
tabel
5 87 adalah 1,98 Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.16 seperti
berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 8,268
3,959 2,088
,040 awareness
-,296 ,219
-,135 -1,354
,179 assosiation
,655 ,227
,332 2,887
,005 perc.quality -,063
,206 -,037
-,307 ,759
loyalty ,439
,200 ,285
2,190 ,031
wom ,201
,279 ,075
,721 ,473
a. Dependent Variable: kep.pemb Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Variabel brand awareness berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang
terlihat dari nilai signifikan 0,179 0,05 dan nilai t
hitung
-1,354 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand awareness ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan menurun.
b. Variabel brand assosiation berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang
terlihat dari nilai signifikan 0,005 0,05 dan nilai t
hitung
2,887 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand assosiation ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan meningkat.
c. Variabel perceived quality berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang
terlihat dari nilai signifikan 0,759 0,05 dan nilai t
hitung
-0,307 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel perceived quality ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak akan menurun.
d. Variabel brand loyalty berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada laptop Acer pada mahasiswa USU
yang terlihat dari nilai signifikan 0,031 0,05 dan nilai t
hitung
2,190 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand loyalty ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
e. Variabel word of mouth berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang
terlihat dari nilai signifikan 0,473 0,05 dan nilai t
hitung
0,721 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel word of mouth ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak akan meningkat.
Dari hasil pengujian hipotesis ini secara parsial menunjukkan bahwa brand assosiation
merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU.
4.2.4.3 Identifikasi Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar dari 0
nol sampai dengan 1 satu, 0 ≤ R
2
≤ 1. Jika R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel brand
awareness, brand assosiation, perceived quality, dan word of mouth terhadap
keputusan pembelian. Sebaliknya, jika R
2
semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh brand awareness, brand
assosiation, perceived quality, dan word of mouth terhadap keputusan pembelian.
Tabel 4.17 Pengujian Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,517
a
,267 ,225
3,46236 a. Predictors: Constant, wom, awareness, perc.quality,
assosiation, loyalty b. Dependent Variable: kep.pemb
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 menunjukkan nilai Adjusted R Square = 0,225, berarti 22,5 kemampuan variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,dan
word of mouth menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 77,5 dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Hasil Analisis Deskriptif
4.3.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden a. Crosstab Jenis Kelamin
Berdasarkan data crosstab jenis kelamin, responden yang paling dominan adalah responden perempuan dengan jumlah 54 responden atau sebesar 55,91.
Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak yang memiliki laptop Acer dibandingkan dengan responden laki- laki dengan jumlah 41
responden atau sebesar 44,09. Responden perempuan lebih dominan karena responden perempuan lebih bersedia untuk menjawab kuesioner.
b. Crosstab Usia dan Jenis Kelamin
Berdasarkan data crosstab usia dan jenis kelamin, responden dengan usia 21 tahun adalah responden yang paling dominan dibandingkan dengan responden di
usia yang lain yaitu untuk responden perempuan dengan jumlah 15 responden dan responden laki-laki dengan jumlah 14 responden. Responden yang berusia 21
tahun adalah responden yang dominan karena saat peneliti menyebar kuesioner, peneliti lebih banyak menjumpai responden yang berusia 21 tahun.
Universitas Sumatera Utara
c. Crosstab Jenis Kelamin dan Kepemilikan Lama Penggunaan
Berdasarkan data crosstab jenis kelamin dan kepemilikan, jumlah responden yang paling dominan adalah responden yang telah memiliki laptop Acer dalam
jangka waktu dua tahun dengan rincian responden laki-laki yang berjumlah 15 responden dan responden perempuan dengan jumlah 9 responden. Responden
yang dominan adalah responden yang memiliki laptop Acer dengan jangka waktu dua tahun, karena mereka membeli laptop Acer saat mereka berada di semester
awal perkuliahan.
4.3.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel a. Variabel Brand Awareness
Berdasarkan analisis deskriptif mengenai brand awareness, responden setuju tentang laptop Acer merupakan merek laptop yang pertama kali muncul
dibenak mereka. Terutama jika ditanya tentang merek laptop yang harganya terjangkau, mereka langsung menyebut merek Acer. Akan tetapi Responden
banyak yang tidak mengingat tipe laptop Acer serta iklan yang pernah ditampilkan oleh PT Acer. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih banyak
yang belum mengetahui tentang beberapa tipe serta iklan dari PT Acer. Karena kebanyakan dari mereka memakai Tipe Aspire, dan jarang melihat iklan Acer di
media massa. Dalam hal ini, PT Acer harus lebih gencar memperkenalkan produk-produk mereka ke media massa.
b. Variabel Brand Assosiation
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai brand awareness, responden setuju tentang laptop Acer merupakan merek laptop yang pertama kali
Universitas Sumatera Utara
muncul dibenak mereka. Terutama jika ditanya tentang merek laptop yang harganya terjangkau, mereka langsung menyebut merek Acer. Akan tetapi
Responden banyak yang tidak mengingat tipe laptop Acer serta iklan yang pernah ditampilkan oleh PT Acer. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masih banyak
yang belum mengetahui beberapa tentang tipe serta iklan dari PT Acer. Karena kebanyakan dari mereka memakai Tipe Aspire, dan jarang melihat iklan Acer di
media massa. Dalam hal ini, PT Acer harus lebih memperkenalkan produk-produk mereka ke media massa.
c. Variabel Perceived Quality
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai perceived quality, responden setuju tentang laptop Acer memiliki kinerja yang baik, tahan lama, dan
tidak mudah rusak, serta memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan merek laptop lain. PT Acer harus mempertahankan persepsi konsumen tentang
laptop Acer, bahkan PT Acer juga harus meningkatkan kualitas laptop Acer menjadi laptop yang kualitasnya lebih baik dari produk-produk sebelumnya.
d. Variabel Brand Loyalty
Berdasarkan hasil analisis deksriptif mengenai brand loyalty, responden setuju tentang akan tetap menggunakan laptop Acer dibandingkan dengan merek
laptop yang lain, dan responden juga akan merekomendasikan laptop Acer kepada orang lain. Tetapi, responden kurang setuju tentang menjadikan laptop Acer
sebagai pilihan pertama dalam memilih laptop dibandingkan dengan merek lain. Karena responden cenderung akan memilih merek lain jika harganya terjangkau
serta ada juga responden yang mendapatkan laptop Acer dari keluarganya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa PT Acer harus membuat produk dengan fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mahasiswa saat ini. Sehingga akan menarik
lebih banyak pangsa pasar terutama mahasiswa.
e. Variabel Word of Mouth
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai word of mouth, responden mengatakan setuju akan memberikan informasi positif dan mempromosikan
laptop Acer kepada orang lain, karena responden juga mendapatkan informasi tentang laptop Acer dari orang lain. Dan PT Acer juga harus memanfaatkan media
ini, karena word of mouth ibarat iklan berjalan yang dimiliki PT Acer sehingga PT Acer tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk hal ini. PT Acer juga harus
mengadakan program-program kreatif yang bisa menarik lebih banyak konsumen lagi.
f. Variabel Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai keputusan pembelian, responden setuju tentang mereka membeli laptop Acer karena sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka, telah membandingkan laptop Acer dengan merek laptop lain dan memiliki kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau.
Sehingga mereka juga puas telah menggunakan laptop Acer. PT Acer harus mempertahankan hal ini, sehingga kedepannya pembelian akan meningkat.
4.3.2 Hasil Analisis Regresi dan Uji Hipotesis
R = 0,517 berarti hubungan antara variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 51,7 artinya hubungannya cukup erat. Semakin besar R artinya
Universitas Sumatera Utara
hubungannya semakin erat. Hasil analisis Uji-F, baik variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian laptop Acer
pada mahasiswa USU. Dengan nilai Adjusted R Square = 0,225, berarti 22,5 kemampuan variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,dan
word of mouth menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 77,5 dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel brand awareness berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0,179 0,05 dan nilai t
hitung
-1,354 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand awareness ditingkatkan, maka keputusan pembelian
akan menurun. Variabel brand assosiation berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang terlihat dari nilai signifikan 0,005 = 0,05 dan nilai t
hitung
2,887 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand assosiation ditingkatkan, maka keputusan pembelian akan
meningkat. Variabel perceived quality berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang terlihat dari nilai signifikan 0,759 0,05 dan nilai t
hitung
-0,307 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel perceived quality ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak
akan menurun.
Universitas Sumatera Utara
Variabel brand loyalty berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pada laptop Acer pada mahasiswa USU yang
terlihat dari nilai signifikan 0,031 0,05 dan nilai t
hitung
2,190 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel brand loyalty ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak
akan meningkat. Variabel word of mouth berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU yang terlihat dari nilai signifikan 0,473 0,05 dan nilai t
hitung
0,721 t-
tabel
1,98 artinya jika variabel word of mouth ditingkatkan, maka keputusan pembelian tidak akan
meningkat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah didapatkan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian laptop
Acer pada mahasiswa USU. 2. Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa brand awareness
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, brand assosiation
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, perceived quality berpengaruh secara negatif dan
tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, brand loyalty berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, dan
word of mouth berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian. Dan brand assosiation merupakan yang dominan. 3. Berdasarkan hasil analisis regresi, R = 0,517 berarti hubungan antara
brand awareness, brand assosiation, perceived quality,dan word of mouth terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 51,7 artinya hubungannya
cukup erat. Adjusted R Square = 0,225, berarti 22,5 kemampuan variabel brand awareness, brand assosiation, perceived quality,
dan word of mouth menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya 77,5 dapat dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa brand awareness, perceived quality
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu, PT Acer harus lebih gencar
memperkenalkan produk-produk mereka ke media massa secara lebih mendetail terutama tentang keunggulan-keunggulan atau kualitas yang
dimiliki laptop Acer. Sehingga kedepannya ini akan meningkatkan penjualan laptop Acer. brand loyalty dan word of mouth berpengaruh
secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa PT Acer juga harus membuat program-program yang
lebih menarik dalam rangka promosi untuk menarik minat calon konsumen baru dan juga mempertahankan konsumen yang sudah ada. Dan
hal ini akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk Acer. Sehingga tercipta word of mouth diantara konsumen yang dapat
meningkatkan penjualan produk PT Acer. 2. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa brand assosiation
berpangaruh secara positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala kesan terkait dengan manfaat, desain, dan citra merek PT Acer telah
memenuhi harapan konsumen. Dan PT Acer harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan lagi faktor ini, karena brand
assosiation merupakan faktor yang dominan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3. Diperlukan penelitian terus-menerus dan berkelanjutan untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan
pembelian laptop Acer pada konsumen khususnya mahasiswa agar selalu dapat memenuhi harapan konsumen dan selalu siap dalam menghadapi
para pesaing.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A, 1997. Manajemen Ekuitas Merek, Mitra Utama, Jakarta. Fadhilla, Risa, 2013. Analisis pengaruh word of mouth wom, kualitas layanan,
kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen studi pada toko leo fashion karangjati – kabupaten Semarang, Skripsi,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang. Ferrinadewi, Erna, 2008. Merek dan psikologi Konsumen, Graha Ilmu,
Yogyakarta. Ginting, Paham, Situmorang, Syafrizal H., 2008. Filsafat Ilmu dan
Metode Riset
, USU Press, Medan Kotler, Philip, Armstrong, Gary, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 dan
Jilid 2, Erlangga,Jakarta.
_______, Hermawan Kartajaya, Iwan Setiawan, 2010. Marketing 3.0, Erlangga, Jakarta.
_______, Kevin L. Keller, 2008. Manajeman Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1
, Erlangga, Jakarta. _______, _______, 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 2,
Erlangga, Jakarta. Mangkunegara, A.A. Anwar P., 2009. Perilaku Konsumen, Cetakan Ke Empat,
Refika Aditama, Bandung. Saragih, Dedi Sanjaya, 2011, Analisis Pengaruh Brand Equity Teh Botol Sosro
Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Universitas Medan
, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Simamora, Bilson, 2002. Aura Merek : 7 Langkah untuk Membangun Merek yang Kuat,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sinaga, Emilda Fatma C., 2011, Analisis Brand Equity Kalkulator Karce yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Situmorang, Syafrizal H., 2011. Bisnis Konsep dan Kasus, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
_______, Muslich Lufti, 2012. Analisis Data : Untuk Riset Manajemen dan Bisnis,
Cetakan ke Dua, USU Press, Medan. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke Dua Belas, Alfabeta,
Bandung. Sumarni dan Wahyuni, 2006. Metode Penelitian dan Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Supramono, dan Jony Oktavian, 2003.
Desain Proposal Penelitian: Studi Pemasaran,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 2005. Brand Management dan Strategi, Andi, Yogyakarta.
SITUS INTERNET :
id.wikipedia.org diakses pada 10 Januari 2014 repository.ipb.ac.id diakses pada 5 Januari 2014
usu.ac.id diakses pada 20 Januari 2014 www.acerid.com diakses pada 8 Januari 2014
www.problogiz.com diakses pada 8 januari 2014 www.robeanhandy.blogspot.com diakses pada 10 April 2014
www.wikipedia.com diakses pada 30 Desember 2013
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kuesioner
PENGARUH BRAND EQUITY DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP ACER PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I. Identitas Responden
1. Nama : 2. Umur :
3.Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. perempuan
4. Lama Pemakaian Laptop:
II. Petunjuk Pengisian
Peneliti menginginkan pendapat anda tentang brand equity dan word of mouth terhadap keputusan pembelian laptop Acer pada mahasiswa USU. Petunjuk
pengisiannya yaitu : pertanyaan pada bagian ini menyediakan jawaban dengan kode SS, S, R, TS, STS. Setiap responden hanya diberi kesempatan menceklis
√ satu jawaban. Adapun makna kodenya yaitu : setiap poin diberikkan skor
seperti yang telah ditentukan 1 Sangat Setuju SS : skor 5
2 Setuju S : skor 4 3 Ragu – Ragu R: skor 3
4 Tidak Setuju TS : skor 2 5 Sangat Tidak Setuju STS : skor 1
Universitas Sumatera Utara
III. Daftar Pernyataan
1. Variabel Brand Awareness
NO Pernyataan
SS S
R TS
STS
1. Ketika mengingat Laptop, maka saya
akan ingat Laptop Acer. 2.
Saya mengingat beberapa tipe laptop Acer
3. Saya mengingat salah satu iklan Acer.
2. Variabel Brand Assosiation
NO Pernyataan
SS S
R TS
STS
1 Laptop acer sangat bermanfaat bagi
saya dalam mengerjakan tugas-tusas kuliah.
2 Laptop Acer sudah dapat bersaing
dengan laptop merek lainnya. 3.
Laptop Acer memiliki desain yang menarik.
4. Laptop Acer memiliki citra yang
positif dimata konsumen.
3. Variabel Perceived Quality
NO Pernyataan
SS S
R TS STS
1 Laptop Acer memiliki kinerja yang
baik.
2 Laptop Acer tidak mudah rusak.
3 Laptop Acer dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama. 4.
Laptop Acer memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan
merek laptop lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Variabel Brand Loyalty
NO Pernyataan
SS S
R TS STS
1. Saya akan tetap menggunakan
laptop Acer dibandingkan dengan merek yang lain.
2. Saya menjadikan Laptop Acer sebagai pilihan pertama saya dalam
memilih Laptop dibandingkan dengan produk lain yang sejenis.
3. Saya merasa puas setelah
menggunakan laptop Acer. 4.
Saya akan merekomendasikan Laptop Acer kepada orang lain.
5. Variabel Word Of Mouth