Menurut Hanafiah TM 2000 di PKBRS RSUD Dr. Pirngadi Medan ditemukan keputihan akibat infeksi kandida 13,75 pada pengguna alat
kontrasepsi dalam rahim AKDR, 18,5 pada pengguna pil, dan 14,0 pada pengguna KB suntik. Menurut Mahadi IDR 1982 di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Pirngadi Medan ditemukan dari 100 orang penderita keputihan terdapat 13 pengguna alat kontrasepsi, 5 pengguna pil, dan 8 pengguna AKDR.
Menurut Barus IG 1997 di PKBRS RSUD Dr. Pirngadi Medan ditemukan keputihan akibat infeksi kandida, 17 pada pengguna AKDR, 11 pada pengguna
pil, dan 0 pada pengguna KB suntik Darmani E. H, 2003.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu penelitian untuk menjawab permasalahan yang terjadi yaitu apakah ada hubungan penggunaan alat
kontrasepsi kombinasi hormonal pil dengan kejadian
vaginal discharge
patologis?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi kombinasi hormonal pil dengan kejadian
vaginal discharge
patologis pada dosen wanita Universitas Sumatera Utara USU.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah dosen wanita yang menggunakan alat kontrasepsi kombinasi hormonal pil.
2. Mengetahui jumlah dosen wanita yang mengalami
vaginal discharge
patologis akibat penggunaan kontrasepsi kombinasi hormonal tersebut. 3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi
kombinasi hormonal pil dengan kejadian
vaginal discharge
patologis.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengetahui karakteristik
discharge
yang terjadi akibat penggunaan alat kontrasepsi kombinasi hormonal pil.
5. Mengetahui jenis
vaginal discharge
pada pemakai alat kontrasepsi kombinasi hormonal pil.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui persentase kejadian
vaginal discharge
pada pemakai alat kontrasepsi kombinasi hormonal pil.
2. Peneliti dapat menerapkan pengetahuan tentang
community reseach program
sehingga dapat menambah kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian.
3. Menjadi sumber pustaka bagi peneliti lain yang ingin meneliti hal yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Keluarga berencana
Menurut WHO Expert Comitte, 1970, tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu seperti menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga serta,
mengontrol waktu saat kelahiran dan hubungannya dengan umur suami istri.
2.2. Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen Prawirohardjo,
Sarwono, 2002. Selain daripada itu kontrasepsi adalah cara untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma tersebut BKKN, 2004.
2.3. Siklus haid normal
Berikut ini adalah siklus haid normal menurut Sherwood, 2002, yaitu: Dalam siklus haid normal terdapat 28 hari untuk mempersiapkan dan
melepaskan ovum pada pertengahan siklus, mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi konsepsi, maka terjadi perluruhan dinding endometrium yang akan
menyebabkan terjadinya pendarahan haid. Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Kadar
kedua hormon ini ditentukan oleh
Gonadotropin Releasing Hormon
GnRH yang berasal dari hipotalamus. Hormon ini akan mengirim isyarat-isyarat ke kelenjar
pituitari. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan dan mengeluarkan
Follicle Stimulating Hormone
FSH dan
Luteinizing Hormone
LH.
Universitas Sumatera Utara