Mekanisme kerja kontrasepsi oral Kriteria penggunaan kontrasepsi oral

Wanita yang tidak mahu hamil tetapi tidak juga mahu menggunakan pil kontrasepsi lagi perlu memulakan metode kontrasepsi lain terlebih dahulu sebelum menghentikan pengambilan pil. Wanita yang bertukar dari pil kombinasi ke pil mini perlu memulakan pil mininya sesegera mungkin setelah selesai pil kombinasi yang terakhir.

2.4.2. Mekanisme kerja kontrasepsi oral

Pil kontrasepsi yang mengandungi hormon membuat tubuh menyangka bahwa telah terjadi kehamilan, jadi pembuahan tidak terjadi. Pil kontrasepsi bekerja di dua tempat, di otak dan di sekeliling rahim, tuba falopi dan uterus. Kontrasepsi hormonal menghambat dua hormon kunci penyebab terjadinya pembuahan Biran, 2010. Pil kontrasepsi mencegah lepasnya Follicle Stimulating Hormone FSH dari kelenjar pituitari, di mana hormon ini berfungsi untuk pematangan sel telur. Tambahan pula, pil dapat mencegah lepasnya Luteinizing Hormone LH juga dari kelenjar pituitari yang nanti hormon ini akan menyebabkan pembuahan di tengah masa siklus haid MedicineNet, 2011. Progestin pula menyebabkan mukus yang mengelilingi sel telur menjadi lebih sukar untuk ditembusi sel sperma. Ia juga bekerja untuk menhambat terjadinya ovulasi MedicineNet, 2011. Produksi natural dari kedua hormon tersebut dimulai ketika tingkat progesteron dan estrogen sangat rendah, tetapi berhubungan kedua zat tersebut ada dalam pil kontrasepsi, siklus produksi FSH dan LH tidak dapat dimulai Biran, 2010. Estrogen dalam pil kontrasepsi membuat stabilnya siklus 28 hari tanpa adanya pendarahan sebelum menstruasi. Progestin menghambat matangnya telur dalam rahim, jadi pembuahan tidak dapat terjadi. Disamping itu, lendir di leher uterus serviks menjadi tebal, sehinga sperma tidak bisa menembusnya Biran, 2010. Secara garis besarnya pil hormonal ini dapat membantu dalam menghambat ovulasi, membuat endometrium menjadi media yang tidak baik untuk implantasi, Universitas Sumatera Utara menjadikan lendir serviks menjadi kental, menekan perkembangan telur yang tidak dibuahi dan memperlambatkan trasportasi ovum.

2.4.3. Kriteria penggunaan kontrasepsi oral

Berdasarkan WHO, 2004: 1=Keadaan di mana tidak terdapat halangan untuk penggunaan alat kontrasepsi. 2=Keadaan di mana kebaikan penggunaan alat kontrasepsi melebihi teoritikal atau risiko yang terbukti. 3=Keadaan di mana teoritikal atau risiko yang terbukti melebihi kebaikan dari penggunaan alat kontrasepsi. 4=Keadaan di mana terbukti meningkatkan risiko kesehatan yang buruk jika menggunakan alat kontrasepsi.

2.5. Pil kombinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

0 47 145

Analisa Pengaruh Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), Akseptor Dan Pendapatan Per Kapita Terhadap Tingkat Kelahiran Di Sumatera Utara

3 38 63

Faktor–Faktor yang Behubungan dengan Perilaku Penggunaan Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur (WUS) di Sumatera Utara (Data SDKI 2012)

0 4 135

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL KOMBINASI DAN NON KOMBINASI TERHADAP HASIL PEMERIKSAAAN IVA POSITIF PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MADUKORO

0 6 62

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

1 4 128

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

0 8 128

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Usia Menopause

23 86 86

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI PIL KB SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT LEAFLET DAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Pil KB Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Dan Konseling Pa

0 3 17

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI PIL KB SEBELUM Perbedaan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Pil KB Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Dan Konseling Pada Puskesmas di Kabupaten Boyola

0 4 15

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA.

0 0 1