Berdasarkan tabel 5.8 pekerja yang mengalami restriksi ada sebanyak 14 orang 37,8 pekerja dengan rata-rata masa kerja selama 9,14 tahun dengan
SD 2,742, sedangkan pekerja yang tidak restriksi ada 23 orang 62,1 dengan rata-rata masa kerja selama 4,13 tahun dengan SD 1,866.
Dari hasil uji statistik didapatkan P value sebesar 0,000. Artinya pada α 5 ada hubungan yang
bermakna antara masa kerja dengan KVP.
4. Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kapasitas Vital paru KVP
Pekerja las di Pisangan, Ciputat Tahun 2010 Tabel 5.9
Tabulasi Silang Antara Gaya Hidup dengan KVP Pekerja las di Pisangan, Ciputat Tahun 2010
Variabel KVP
Total P
value OR 95 CI
Restriksi Tidak
Restriksi N
N N
Kebiasaan Merokok
0,001 -
Berat Sedang
7 87,5
1 12,5
8 100
Ringan 7
38,9 11
61,1 18
100 Tidak Merokok
11 100
11 100
Kebiasaan Olahraga
0,630 2,737 0,274-
27,354 Tidak Rutin
13 40,6
19 59.4
32 100
Rutin 1
20 4
80 5
100
a. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan KVP Pekerja Las di
Pisangan Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.9 pekerja dengan kebiasaan merokok tingkat sedang yang mengalami restriksi sedang sebesar 12,5. Pekerja dengan kebiasaan
merokok tingkat sedang yang mengalami restriksi ringan sebesar 75, dan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
pekerja dengan kebiasaan merokok tingkat ringan yang mengalami restriksi ringan sebesar 38,9. Dari hasil uji statistik didapatkan P value sebesar 0.001.
Artinya pada α 5 ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok
dengan KVP.
b. Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga dengan KVP Pekerja Las di
Pisangan Tahun 2010
Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kapasitas vital paru KVP dapat dilihat pada tabel 5.9 Hasil penelitian menunjukan bahwa diantara 32
pekerja yang tidak rutin olahraga terdapat 13 orang 40,6 pekerja yang mengalami restriksi. Sedangkan dari 5 orang pekerja yang rutin olahraga, hanya
ada 1 orang yang mengalami restriksi. Dari hasil tersebut secara presentase pekerja yang tidak rutin olahraga lebih banyak yang mengalami restriksi jika
dibandingkan dengan pekerja yang rutin olahraga.
Dari hasil uji statistik didapatkan P value sebesar 0,630, artinya pada α =
5 dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara restriksi KVP antar pekerja yang tidak rutin olahraga dengan yang rutin
olahraga. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 2,737 95 CI: 0,274 -27.354 artinya pekerja yang tidak rutin olahraga mempunyai peluang
2,737 kali untuk mengalami restriksi KVP dibandingkan dengan pekerja yang rutin olahraga.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M
66
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan menggunakan desain
penelitian cross sectional terkadang ditemukan bias berupa tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat.
2. Saat pengukuran variabel penggunaan APD masker, peneliti hanya melakukan
wawancara dan observasi tanpa adanya mengecek kesesuaian jenis APD masker yang digunakan dengan jenis bahaya yang ditimbulkan.
3. Sebenarnya variabel paparan debu harus diteliti menggunakan Personal Dust
Sampler, untuk mengetahui paparan debu yang benar-benar diterima pekerja las yang mungkin dipengaruhi lingkungan kerja.
4. Pada penelitian ini, untuk mengukur riwayat penyakit hanya berdasarkan ingatan
para pekerja tentang diagnosis dokter, tanpa ada pemeriksan kesehatan dan hasil yang didapatkan adalah homogen.
5. Saat melakukan penimbangan badan dengan timbangan injak tidak dilakukan
kalibrasi timbangan setelah digunakan oleh sampel, sehingga pada penimbangan selanjutnya dimungkinkan terjadi pergeseran angka tidak kembali pada angka nol,
dan mengakibatkan berat badan yang dihasilkan mempengaruhi kevalidan variabel status gizi yang didapatkan.
6. Saat menanyakan kebiasaan olahraga, peneliti berasumsi bahwa presepsi pekerja
dalam menjawab bisa menyebabkan bias pada jawaban yang didapatkan dan pilihan jawaban seharusnya di tambahkan dengan kategori yang tidak olahraga.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Dian Rawar Prasetyo
106101003313
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M