Hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru KVP

Hal tersebut mungkin terjadi karena rata- rata umur pekerja yang tidak mengalami restriksi adalah 28 tahun sehingga kebiasaan olahraga tidak berhubungan dengan KVP. Menurut Guyton 1997 penurunan kapasitas vital paru dapat terjadi setelah usia 30 tahun, tetapi penurunan kapasitas vital paru akan cepat setelah umur 40 tahun. Faal paru sejak masa kanak-kanak bertambah volumenya dan akan mencapai nilai maksimum pada usia 19 sampai 21 tahun. Setelah usia tersebut nilai faal paru akan terus menurun sesuai dengan pertambahan usia. Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan bahwa sebagian besar pekerja yang tidak rutin melakukan aktifitas olahraga, tidak mengalami restriksi KVP.

4. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru KVP

Pada penelitian ini kebiasaan merokok diduga sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi KVP. Berdasarkan data pada tabel 5.5 distribusi pekerja berdasarkan kebiasaan merokok hampir merata, pekerja yang memiliki kebiasaan merokok lebih banyak dibandingkan dengan pekerja yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Berdasarkan keterangan dari pekerja, diketahui bahwa kebiasaan merokok yang mereka alami bermula dari faktor lingkungan dimana sebagian besar pekerja di bengkel las adalah perokok. Berdasarkan analisis bivariat pada tabel 5.9 didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan KVP. Menurut Suyono 2001 asap rokok mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih merendahkan kapasitas vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja. Depkes RI 2003 menyatakan bahwa pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI PISANGAN CIPUTAT TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: Dian Rawar Prasetyo 106101003313 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H2010 M Hal tersebut terdapat pada tabel 5.9 dimana ada sebagian besar pekerja yang tidak merokok tetapi mengalami restriksi, disini terbukti bahwa asap rokok dapat membahyakan kesehatan, meskipun ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan restriksi. Menurut Harrington 2003 fungsi paru dapat berubah akibat sejumlah faktor non pekerjaan misalnya usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan kebiasaan merokok dll. Untuk menghindari restriksi KVP sebaiknya para pekerja yang merokok, agar tidak merokok karena asap rokoknya juga memberikan efek negatif untuk dirinya dan bagi pekerja yang tidak merokok.

5. Hubungan antara status gizi IMT dengan Kapasitas Vital Paru KVP