Financial Distress LANDASAN TEORI

30 dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan. Menurut Foster dalam 1986 dalam Almilia 2006 terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan: a. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang. b. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial, struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain sebagainya. c. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan. d. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi. Financial Distress dapat diatasi dengan berbagai cara Rodoni Ali, 2009 : 196, diantaranya yaitu : a. Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset-aset utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan pengeluaran dan biaya penelitian dan pengembangan. b. Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan menerbitkan sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan kreditor, dan bankrut. Financial distress dapat melibatkan restrukturisasi aset ataupun restrukturisasi keuangan. 31

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang berhubungan dengan financial distress telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya sehingga hasil penelitian mereka dapat dijadikan landasan untuk penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang menguji tentang rasio keuangan terhadap financial distress antara lain sebagai berikut: Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Altman 1986 dalam Almalia dan Kristidjadi 2003 yang meneneliti pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan analisis diskriminan. Altman menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang bangkrut antara tahun 1946-1965. Dari sampel yang dipilih, Altman memperoleh 33 perusahaan, dengan menggunakan 22 rasio keuangan yang kemudian dikelompokkan menjadi 5 golongan standar. Hasil penelitiannya menghasilkan rasio keuangan yang dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan fungsi diskriminan sebagai berikut : indeks kebangkrutan = 0,12 Working CapitalTotal Asset + 0,14 Retained EarningTotal Asset + 0,33 Earning Before Interest and TaxTotal Asset + 0,006 Market Value EquityBook Value Debt + 0,999 SalesTotal Asset. Penelitian lain yang dilakukan oleh Luciana 2006 mengenai prediksi financial distress perusahaan go-public dengan model multinominal logit menggunakan tiga model dalam penelitian. Model yang pertama menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, kedua menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio 32 keuangan yang berasal dari laporan arus kas, dan yang ketiga menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas secara bersama-sama. Sampel perusahaan terdiri dari 43 perusahaan dengan laba bersih dan nilai buku ekuitas positif serta masih terdaftar listed hingga 2001, 14 perusahaan yang mengalami laba bersih negatif dari tahun 2000 hingga 2001 serta masih terdaftar listed, dan 24 perusahaan yang mengalami laba bersih dan nilai buku ekuitas negatif dari tahun 2000 hingga 2001 serta masih terdaftar listed di BEJ. Hasil penelitian menunjukaan bahwa pada model pertama rasio yang dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan yaitu rasio TLTA dengan daya klasifikasi sebesar 79. Pada model kedua rasio keuangan yang dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan yaitu rasio CFFOTA dan CFFOCL dengan daya klasifikasi sebesar 58. Pada model ketiga pengujian bersama-sama antara rasio yang berasal dari neraca, laba rugi, dan arus kas rasio keuangan yang dapat memprediksi kondsi financial distress perusahaan yaitu rasio CATA, TLTA, NFATA, CFFOCL, CFFOTS dan CFFOTL dengan daya klasifikasi sebesar 79,6. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh platt dan platt 2002 serta Luciana dan Kristijadi 2003 yang memberikan bukti bahwa rasio keuangan profit margin, likuiditas, efisiensi, profitabilitas, financial leverage, posisi kas dan pertumbuhan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. 33 Penelitian lain yang dilakukan oleh Yolanda dan Mudji 2009 yang meneliti tentang prediksi financial distress perusahaan manufaktur dengan rasio arus kas periode 1999-2005. Ada 13 rasio arus kas yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu CFFOCL, CFFOTL, CFFOTS, CFFOTA, CFFOEQ, CFFOOS, CFFOOI, IPPEPPE, CHWCTU, RPPETS, IPPETU, DITS dan Netdebt. Pengujian statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan Mann Whitney U Test, dan menggunakan logistic regression. Hasil penelitian menunjukan nahwa model prediksi financial distress dengan menggunakan arus kas fit secara statistik dan rasio CFFOTA, CFFOS, IPPEPPE, CHWCTU, RPPETS, DITS dan Netdebt signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Luciana 2006 bahwa arus kas dari operasi menunjukan signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress, tetapi berbeda karena tidak terdapat signifikansi pada laporan arus kas dari investasi, dan pendanaan. Penelitian lain yang diteliti oleh Wahyu dan Doddo 2009 yang meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi financial distress perusahaan otomotif yaitu perusahaan Automotive and Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2006. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CACL, CA- INVCL, CA-INV-TRCL yang termasuk rasio likuiditas. Variabel NITA yang termasuk rasio profitabilitas, variabel TLTA dan CLTA yang termasuk rasio financial leverage serta menambahkan variabel pertumbuhan penjualan 34 sales growth. Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio CACL tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, likuiditas yang diukur dengan quick ratio CA-INVCL berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan, likuiditas yang diukur dengan cash ratio CA-INV-TRCL tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, probabilitas NITA berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan, financial leverage TLTA tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, financial leverage CLTA tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, pertumbuhan penjualan sales growth tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rodoni dan Muslim 2009 yang meneliti tentang prediksi kondisi financial distress perusahaan go-public dengan menggunakan multinominal logit. Perusahaan yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar listed di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan pada periode 2004-2007. Untuk penentuan sampel perusahaan financial distress maupun tidak, digunakan interest coverage ratio sesuai dengan penelitian Asquith, Gertner, dan Scharfstein 1994. Pengujian menggunakan analisis multinominal logit dengan tiga model. Model pertama untuk menguji daya klasifikasi dan signifikasi rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi neraca, model kedua menguji klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari arus kas, dan model ketiga menguji daya klasifikansi dan signifikansi 35 rasio keuangan yang berasal dari laba rugi, neraca dan arus kas. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian beliau adalah NIS, CACL, CATA, NFATA, STA, SCA, NITA, TLTA, CASHCL, CASHTA, CFFOCL, CFFOTL, CFFOTA dan CFFOTS yang masing-masing mewakili dari profit margin, likuiditas, efisiensi, probabilitas, financial leverage, posisi kas dan aktifitas operasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pada pengujian model pertama, variabel NITA, TLTA, dan STA dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress dengan daya klasifikasi sebesar 75,4. Model kedua variabel CFFOCL dan CFFOTL dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress dengan daya klasifikasi sebesar 69,7. Model ketiga variabel TLTA, STA, CASHCL, CFFOCL, CFFOTL dan CFFOTA dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress dengan daya klasifikasi sebesar 83,8.

C. KERANGKA PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang di gunakan di antaranya variable dependen, dan variable independent. Dimana untuk variable dependennya adalah financial distress yang dikatagorikan menjadi tiga kelompok, pertama, perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress, yaitu perusahaan yang memiliki laba bersih sebelum pajak positif dan arus kas yang lebih besar dari hutang jangka panjang dua tahun berturut- turut. Kedua, perusahaan dalam kondisi financial distress yang pertama, yaitu perusahaan yang memiliki laba bersih sebelum pajak negatif dua tahun

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 49 95

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

3 16 93

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 28

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 8

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013 - 2014 SKRIPSI

0 0 16