Pengertian dan Penggolongan Aktiva

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva

1. Pengertian Aktiva tetap Sebelum penulis menjelaskan mengenai pengertian aktiva tetap, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan pengertian dari aktiva itu sendiri, seperti yang dikemukakan dalam PSAK. Menurut PSAK 16 paragraf 5 : “ Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Definisi aktiva tetap telah banyak diberikan para ahli akuntansi. Namun dari keseluruhannya mempunyai tujuan yang sama. Berikut ini diberikan beberapa definisi ataupun pengertian oleh ahli akuntansi. Menurut Mulyadi 2002 hal.179 aktiva tetap adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. BAIK TIDAK Universitas Sumatera Utara Menurut Soemarso 2005 : 20 aktiva adalah “aktiva berwujud tangible asset yang 1 masa manfaatnya lebih dari satu tahun ; 2 digunakan dalan kegiatan perusahaan ; 3 dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta 4 nilainya cukup besar”. Dari semua penjelasan dan definisi di atas maka dapat disimpulkan tentang syarat-syarat apa yang mendasari dari aktiva tetap. Pengertian aktiva tetap minimal harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : a. Mempunyai bentuk fisik dan berwujud. b. Aktiva tetap merupakan bagian dari operasi normal kantor perusahaan. c. Aktiva tersebut dimiliki bukan dengan maksud untuk dijual atau sebagai investasi. d. Memiliki masa manfaat relatif permanen lebih dari satu periode akuntansi lebih dari satu tahun. Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi secara mutlak, barulah suatu aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap misalnya, sebidang tanah diperoleh untuk tujuan spekulasi, tidak untuk dipakai dalam operasi perusahaan, maka tanah tersebut bukan merupakan aktiva tetap tetapi sebagai “investasi”. 2. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat digolongka n atas : Universitas Sumatera Utara a. Aktiva berwujud Tangible Assets Aktiva berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang berwujud, atau ada secara fisik serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Unsur dari aktiva tetap berwujud dapat dilihat pada uraian berikut ini : 1 Tanah Tanah adalah kawasan atau lahan areal yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk membantu terlaksananya kegiatan kerja dalam kantor, baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari tanah tersebut atau dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan dan sebagainya, dapat digolongkan ke dalam nilai tanah. Dalam akuntansi, jika ada bangunan yang didirikan diatas tanah harus dipisahkan pencatatannya dari tanah itu sendiri. Demikian juga halnya jika dalam tanah terkandung kekayaan alam yang dapat digali seperti, minyak bumi, batu bara, ataupun tanaman yang terdapt di atasnya, maka dilaporkan dalam perkiraan yang terpisah. 2 Bangunan Bangunan adalah gedung yang dipergunakan perusahaan dalam menjalankan operasinya dan bangunan adalah gedung yang didirikan diatas bumi baik di atas tanah maupun air. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi bangunan. Universitas Sumatera Utara 3 Mesin-mesin Mesin adalah alat-alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan pelaksanaan tugas di kantor termasuk didalamnya peralatan-peralatan yang menjadi kegiatan dari mesin yang bersangkutan seperti mesin hitung elektronik, mesin pembangkit tenaga listrik dan sebagainya. 4 Peralatan Peralatan adalah alat yang digunakan dalam operasi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. 5 Kendaraan Dalam jenis ini termasuk semua jenis kendaraan dan alat pengangkutan yang dimiliki dan digunakan untuk operasi perusahaan baik untuk pengangkutan karyawan maupun pengangkutan barang kebutuhan perusahaan. 6 Inventaris Dalam jenis ini termasuk inventaris kantor untuk menjalankan kegiatan perusahaan. 3. Perolehan Aktiva Tetap Universitas Sumatera Utara Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan di dalam memperoleh suatu aktiva tetap. Dimana masalah tersebut tentu saja akan mempengaruhi penentuan harga perolehannya. Secara umum harga perolehan dapat dinyatakan sebagai keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Cara memperoleh aktiva tetap tersebut adalah sebagai berikut : a. Pembelian Tunai Harga perolehan aktiva tetap yang dibeli dengan tunai meliputi semua pengeluaran atau pembayaran yang terjadi untuk mendapatkan aktiva tersebut sampai pada kondisi siap pakai untuk digunakan. Pembelian akiva tetap secara kontan atau tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian tersebut ditambah biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu, termasuk biaya pengangkutan , biaya pemasangan akitva tetap dan biaya lainnya. Jika terdapat potongan harga, baik karena pembelian secara besar maupun karena pembayaran yang di percepat harus dikurangkan dari harga perolehan aktiva tetap itu tanpa memandang apakah potongan itu dimanfaatkan atau tidak, jika potongan harga itu dimanfaatkan perusahaan harus dilaporrkan sebagai discount loss atau interest expenses. Universitas Sumatera Utara Contoh : Sebuah perlengkapan kantor yaitu rak besi di beli seharga Rp. 1.100.000 jika dibeli tunai harganya Rp. 1.000.000 transaksi ini dijurnal : • Jika diskon dimanfaatkan Perlengkapan Rp. 1.000.000 Kas Rp. 1.000.000 • Jika discount tidak dimanfaatkan Perlengkapan Rp. 1.000.000 Discount loss Rp. 1.00.000 Kas Rp. 1.100.000 b. Pembelian dengan Kontrak Jangka Panjang Pada saat ini banyak transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan dengan kontrak jangka panjang. Pembelian seperti ini disebut juga pembelian dengan angsuran. Unsur bunga yang terdapat dalam harga perolehan aktiva harus diperkirakan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran tersebut terjadi. Sisa harga itu biasanya dibuktikan melalui wesel, surat berharga ataupun hipotik. Pembelian angsuran biasanya lebih mahal dibandingkan dengan pembelian secara tunai, Universitas Sumatera Utara karena pembelian dengan cara ini biasanya dibebani dengan bunga. Dalam pembayaran atas pembelian aktiva tetap dapat dilakukan dengan pembayaran uang muka terlebih dahulu dan pembayaran berikutnya jumlah angsuran pokok berikut bunga yang dikenakan atas hutang pembelian aktiva yang belum dilunasi. Dalam keadaan seperti diatas aktiva tetap dicatat sebesar nilai tunai. Selisih antara seluruh pembayaran atas aktiva tetap dengan jumlah tercatat sebagai beban bunga. Dimana menurut PSAK 2002, hal 26.1 bahwa ada tiga alternatif perlakuan aktiva untuk mencatat atau menampung beban bunga yang terjadi yaitu : 1 Bunga dikapitalisasikan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. 2 Bunga dibebankan pada pendapatan sebagai beban finansial pada periode yang bersangkutan. 3 Bunga ditangguhkan untuk diamortisasi selama beberapa periode akuntansi. Contoh : Kantor membeli mobil seharga Rp. 160.000.000 pada tanggal 1 Januari 2003, pembayaran pertama Rp. 40.000.000 dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember selama tiga tahun dengan bunga 10 pertahun. Pencatatan harga perolehan mobil dan pembayaran angsuran sebagai berikut : 1 Januari 2003 pembelian mobil Rp. 160.000.000 Uang muka Rp. 40.000.000 31 Desember 2003 Universitas Sumatera Utara Pembayaran angsuran I Rp. 40.000.000 Bunga : 10 x Rp. 120.000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 52.000.000 31 Desember 2004 Pembayaran angsuran II Rp. 40.000.000 Bunga : 10 x 80.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 48.000.000 31 Desember 2005 Pembayaran angsuran III Rp. 40.000.000 Bunga : 10 x 40.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 44.000.000 Jurnal : Peralatan Rp. 160.000.000 Utang Rp. 120.000.000 Kas Rp. 40.000.000 Universitas Sumatera Utara Angsuran I : Utang Rp. 40.000.000 Biaya bunga Rp. 12.000.000 Kas Rp. 52.000.000 Angsuran II : Utang Rp. 40.000.000 Biaya bunga Rp. 8.000.000 Kas Rp. 48.000.000 Angsuran III : Utang Rp. 40.000.000 Biaya bunga Rp. 4.000.000 Kas Rp. 44.000.000 c. Pertukaran Pertukaran adalah pertukaran suatu aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan aktiva milik pihak lain. Dalam Standard Akuntansi Keuangan Pertukaran dinilai sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara “ Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar serupa dalam kedua keadaan tersebut, karena proses perolehan earning process tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi. Sebaliknya, biaya perolehan aktiva baru untuk jumlah tercatat di aktiva yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang diterima dapat menyediakan bukti di suatu pengurangan Impairment aktiva yang dilepaskan diturun-nilai bukukan written down ini ditetapkan untuk aktiva baru. Contoh dari pertukaran aktiva serupa termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel dan properti real estate lainnya. Jika aktiva lain seperti kas termasuk sebagai bagian transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. PSAK 2002, Paragraf 21. Dari kutipan diatas, dalam hal ini pertukaran aktiva sejenis ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya : 1 Bila pertukaran tersebut tidak disertai dengan pembayaran, harga perolehannya dicatat sebesar nilai buku dari aktiva tetap tersebut, dengan syarat bahwa harga pasar melebihi nilai buku dari tiap-tiap aktiva tetap yang dipertukaran. Kelebihan ini merupakan laba yang ditangguhkan. Apabila harga pasar dari aktiva tetap yang diperlukan Universitas Sumatera Utara lebih dari nilai bukunya, maka aktiva tetap yang baru dicatat sebesar harga pasar tersebut, selisihnya merupakan kerugian. Contoh : Pertukaran mesin sejenis adalah sebagai berikut : Mesin I Mesin II Harga perolehan Rp. 10.000.000 Rp.11.000.000 Akumulasi penyusutan Rp. 6.000.000 8.000.000 Harga pasar 4.500.000 4.000.000 Jurnal dari transaksi tersebut adalah : Mesin II Rp. 4.000.000 Akumulasi penyusutan Rp. 6.000.000 Mesin Rp. 10.000.000 2 Bila pertukaran tersebut disertai pembayaran dalam hal pertukaran disertai pemberian sejumlah kecil pengeluaran uang kas, maka harga perolehannya dicatat sebesar nilai buku dari aktiva tetap yang diserahkan ditambah dengan jumlah kas yang dibayarkan. Tetapi pertukaran yang disertai pembayaran ada labanya, maka sebagian Universitas Sumatera Utara dari laba tersebut harus dicatat. Rumus untuk menetapkan laba tersebut adalah sebagai berikut L = Tambahan uang Tambahan uang + nilai pasar x total keuntungan indikasi Contoh : Terjadi pemberian sejumlah dana atas pertukaran tersebut sebesar Rp. 500.000, sehingga jurnalnya sebagai berikut : Kas Rp. 500.000 Akum. penyusutan mesin lama 6.000.000 Mesin baru 3.562.500 Mesin lama Rp. 10.000.000 Keuntungan pertukaran mesin 62.500 Selanjutnya perhitungan sebagai berikut : Harga perolehan mesin lama Rp. 10.000.000 Akumulasi penyusutan mesin Nilai buku Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000 Harga pasar Keuntungan indikasi Rp. 500.000 Rp. 4.500.000 Keuntungan atas pertukaran yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Laba = 500.000 500.0 3.500.000 x 500.000 = Rp. 62.500 d. Pembelian dengan Surat Berharga saham atau obligasi “ Jika aktiva tetap diperoleh dengan mengeluarkan saham atau obligasi, maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada saat pembelian. Nilai saham atau obligasi dicatat seharga nilai pasar, jika harga pasar lebih besar dari harga nominal, selisih nominal dicatat sebagai harga premium. Dan jika harga pasar lebih kecil dari harga nominal, selisihnya dicatat sebagai diskon Disagio Saham.” Contoh : Dibeli lahan dengan mengeluarkan 100 lembar saham Rp. 25.000 dengan kurs saat pembelian adalah : sebesar 90 dan 115 Jurnalnya kurs 90 adalah : Lahan Rp. 25.000 x 90 Rp. 2.250.000 Disagio saham Modal saham Rp. 2.500.000 Rp. 250.000 Jurnal kurs 115 adalah: Lahan Rp.25.000 x 115 Rp. 2.875.000 Universitas Sumatera Utara Modal saham Agio saham Rp. 75.000 Rp. 2.500.000 e. Membuat atau membangun sendiri Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun sendiri aktiva tetap, antara lain disebabkan karena: a Memanfaatkan failitas yang menganggur. b Adanya penghematan cost saving yang diharapkan c Untuk segera memenuhi kebutuhan, yaitu karena aktiva tetap tersebut benar-benar sangat diperlukan. Dalam hal perusahaan membuat aktiva tetapnya, biaya langsung dan upah yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak menjadi persoalan. Tetapi untuk menentukan biaya tidak langsung, merupakan hal yang sulit, karena biasanya ada biaya yang sama dibebankan untuk semua kegiatan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menetukan besarnya beban penuyusutan seperti yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 17.3 adalah : 1. Berdasarkan waktu : a. Metode Garis Lurus Straight Line Depreciation b. Pembebanan menurun decreasing charge depreciation : Universitas Sumatera Utara 1 Metode jumlah angka tahun sum of the years digit method 2 Metode saldo menurunsaldo menurun ganda balancing methoddouble declining method 2. Berdasarkan Penggunaan : a. Metode jam jasa service hours method b. Metode Jumlah Unit Produksi 3. Berdasarkan kriteria lainnya : a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok b. Metode anuitas c. Sistem persediaan f. Menerima sumbangan atau hadiah. Hal ini disebabkan alasan-alasan tertentu, suatu perusahaan mungkin memperoleh aktiva tetapnya dari hadiah atau sumbangan yang diberikan klien pemakai jasa, pemerintah atau badan-badan lainnya seperti bank. Menurut Standard Akuntansi Keuangan mengenai pencatatan aktiva tetap yang berasal dari sumbangan atau hadiah mengemukakan sebagai berikut “ Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun-akun modal donasi”. PSAK 2002, Paragraf 22. Universitas Sumatera Utara g. Melalui Leasing Selain dengan cara-cara perolehan aktiva tetap, dewasa ini berkembang cara baru untuk memperoleh hak dalam menggunakan aktiva tetap yang disebut dengan leasing. Namun hak pemilik atas aktiva tetap yang di lease tetap dipegang oleh leasse, yaitu pihak yang memberikan aktiva untuk digunakan oleh pihak leasse. Menurut Standard Akuntansi Keuangan 2002, hal 30.1 “ Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran- pembayaran secara berkala disertai hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau yang memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama “. Dalam masalah lease ada dua kemungkinan, yaitu apakah lease itu dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa atau hanya merupakan transaksi pembelian atau penjualan. Dalam hal ini penulis hanya akan membicarakan akuntansi lease dari operating lease dan capital lease. Suatu lease diperlakukan sebagai lease modal capital lease jika lease, pada dasarnya dianggap telah membeli aktiva. Sedangkan lease yang tidak diklasifikasikan sebagai lease modal untuk tujuan akuntansi diperlakukan sebagai operasi operating lease. Pedoman yang dipakai untuk mengenal capital lease seperti yang dikemukakan oleh Sofyan Safri 2008, hal 175-176 : 1. Lease memindahkan hak kepemilikan harta pada lease pada akhir periode lease berakhir. Universitas Sumatera Utara 2. Kontrak lease memiliki alternatif membeli atau tidak membeli. 3. Persyaratan kontrak harus sama dengan 75 atau lebih dari taksiran umur ekonomis dari aktiva yang di lease. 4. Present value pada periode termasuk pembayaran minimum tidak termasuk bagian yang merupakan eksekusi sama atau melebihi 90 dari harga pasar dari aktiva kecuali umur ekonomisnya hanya 25. Bila ada salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka lease itu dianggap sebagai operating lease sewa menyewa biasa dengan pedoman pencatatan : a. Biaya sewa harus dibebankan keperkiraan pada saat biaya itu terhutang atau dibayarkan dan hal itu diasumsikan pembayaran lease dilakukan secara merata straight line. Kalau misalnya pembayaran dilakukan tidak sama tetapi meningkat atau menurun, maka pembebanan harus tetap seperti straigt line perbedaan ini dapat dicatat keperkiraan “prepair asset “atau liability”. b. Karena metode lease ini semula adalah penyewaan maka aset yang disewa tidak dicantumkan sebagai aktiva dalam neraca. Contoh : PT. A menerima peralatan dengan cara lease dengan nilai sewa Rp. 200.000tahun, jurnalnya adalah sebagai berikut : Biaya sewa Rp. 20.000.000 Kas Rp. 20.000.000 Pembayaran sewa biasanya dilakukan dimuka, misalnya sewa peralatan yang di lease pada tahun I dan II masing-masing Rp. Universitas Sumatera Utara 7.000.000, sedangkan tahun III, IV, dan V Rp. 20.000.000. Sebelum membuat jurnal pembayaran sewanya, maka dihitung dulu sewa rata-rata, yaitu : 2 x 7.000.000 = Rp. 14.000.000 3 x 2.000.000 = Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Sewa rata-rata adalah : 20.000.000 : 5 = Rp. 4.000.000 Jurnal tahun I dan II : Biaya sewa Rp. 4.000.000 Sewa dibayar dimuka Rp. 3.000.000 Kas Rp. 7.000.00 Jurnal tahun III dan IV : Sewa Rp. 4.000.000 Sewa dibayar dimuka Rp. 2.000.000 Kas Rp. 2.000.000 Untuk mencapai kapital cost lease sebenarnya hampir sama dengan perolehan aktiva melalui kontrak jangka panjang sebab capital lease ini hampir sama dengan pembelian, bukan penyewaan jumlah assets dan Universitas Sumatera Utara hutang sebesar present value dari pembayaran minimum pada awal periode lease.

B. Penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan