Permasalahan Tujuan Pengkajian Batasan Pengkajian

perempuan juga dijumpai dalam bahasa non-arsitektural, yang menunjukkan suatu kelaziman penggunaan istilah-istilah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mendapat jawaban apakah gender berarsitektur pada arsitektur Nusantara, tampaknya sulit apabila bergerak dari pengertian arsitektur sebagai hasil karya artefact atau kegiatan membangun seperti yang dimaksud Vitruvius. Hal ini disebabkan kenyataannya bahwa peranan gender perlu diteliti apakah berperan aktif dalam berarsitektur pada kehidupan masyarakat vernakuler Nusantara. Walau demikian, pada kenyataannya peranan gender bisa meninggalkan jejak-jejaknya trace dalam bentuk nama-nama yang melekat pada konstruksi bangunan arsitektur Nusantara. Selanjutnya, untuk dapat memperoleh makna dari nama-nama tersebut, arsitektur dalam hal ini haruslah terlebih dahulu dimengerti sebagai arsitektur pembawa berita building as a message.

1.9. Permasalahan

Masalah utama yang akan dibahas dalam pengkajian ini berkait dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang membangun permasalahan utama. Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: • Bagaimana peranan gender pada pembentukan arsitektur Nusantara pada masa dimana pola kehidupan yang berlaku pada saat itu adalah agraris. • Bagaimana peranan gender pada pembentukan arsitektur Nusantara pada masa dimana yang berlaku pada saat itu adalah pola kehidupan kontemporer. FIRMAN EDDY : PERANAN GENDER DALAM ARSITEKTUR STUDI KASUS : ARSITEKTUR KARO, 2008 USU e-Repository © 2008 Berdasarkan dua pertanyaan diatas maka permasalahan utama adalah bagaimana gender mempunyai peran yang sentral dalam pembentukan arsitektur Nusantara atau bagaimana peranan gender membentuk bangunan khususnya rumah tinggal kontemporer. Untuk dapat menjawab permasalahan ini, maka perlu dijawab kedua pertanyaan diatas dengan analisa yang kuat, sehingga disamping dapat menjawab permasalahan utama sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam pembentukan arsitektur kontemporer. Dalam kajian ini digunakan Arsitektur Karo sebagai studi kasus dan dari studi kasus tersebut diharapkan dapat ditarik suatu pemahaman yang dapat berlaku secara obyektif dalam keilmuan arsitektur khususnya arsitektur Nusantara.

1.10. Tujuan Pengkajian

Berangkat dari permasalahan di atas, maka tujuan dari pengkajian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana gender mempunyai peran yang sentral dalam pembentukan arsitektur Nusantara atau bagaimana peranan gender membentuk ruang pada bangunan khususnya rumah tinggal kontemporer. Apakah peranan gender yang pada masa agraris sangat berpengaruh, atau justru pada masa sekarang peranan tersebut semakin menguat atau semakin tidak menentukan dalam pembentukan arsitektur. FIRMAN EDDY : PERANAN GENDER DALAM ARSITEKTUR STUDI KASUS : ARSITEKTUR KARO, 2008 USU e-Repository © 2008

1.11. Batasan Pengkajian

Apabila menelaah kata gender dalam permasalahan di atas, maka akan didapat makna yang sangat luas, dan agar pengkajian ini menjadi terarah maka dalam kajian ini perlu adanya suatu pembatasan. Gender bisa diartikan sebagai sebuah makhluk, juga bisa dikenal melalui ciri-cirinya fisiknya, selain itu juga dapat dikenal melalui bentuk-bentuk yang dapat memberikan dan mengisyaratkan pada gender laki-laki maupun perempuan. Demikian pula dengan kata arsitektur, kata ini bisa memberi makna membangun. Dalam hal ini, pembicaraan tentunya akan bertaut dengan bagaimana, mengapa, dan dengan alasan apa arsitektur tersebut bisa terbentuk, tetapi ada juga bentuk arsitektur yang lain, yang dikenal sebagai arsitektur dalam dunia kritik, yaitu suatu dunia arsitektur juga yang tidak menyangkut pautkan makna membangun di dalamnya. Untuk ini pengkaji juga masih harus menentukan makna yang mana yang harus ditentukan sehingga bisa menjawab permasalahan yang ada dalam pengkajian ini. Sedangkan batasan pada studi kasus yaitu rumah tradisional Siwaluh jabu pada desa Lingga di Kabupaten Tanah Karo, yang dibangun sekitar 150 tahun yang lalu, yang hanya dilakukan melalui data-data sejarah, dan rumah-rumah kontemporer yang didiami oleh suku Karo di Kota Medan dan sekitarnya termasuk Kota Binjai dan Kabupaten Stabat, yang dibangun sekitar tahun 80 an dan masih berdiri dan dihuni sampai sekarang. FIRMAN EDDY : PERANAN GENDER DALAM ARSITEKTUR STUDI KASUS : ARSITEKTUR KARO, 2008 USU e-Repository © 2008

1.12. Metode Pengkajian