Arah Rumah Tradisional Bagian ini

2.7. Arah Rumah Tradisional

Ada beberapa mata angin di dalam masyarakat Karo, salah satunya adalah “Desa Siwaluh”, yang menunjukkan delapan penjuru, sama halnya dengan Mata Angin umum yang dipergunakan untuk menunjukkan arah, orientasi, menemukan sesuatu yang hilang menurut ilmu perdukunan, juga menentukan arah rumah, perkampungan, dan nasib serta peramalan. Pada awalnya rumah dibuat dengan arah kenjahe-kenjulu, sesuai dengan arah mengalirnya air sungai di suatu kampung. Pengertian kenjahe dan kenjulu berbeda dengan pengertian Utara dan Selatan. Arah hilir di sebut kenjahe sedangkan arah hulu disebut kenjulu. Dalam ucapan sehari-hari arah kenjahe sering disebut kahe-kahe atau jahe-jahe dan arah kenjulu disebut kolu-kolu atau Julu. Semua pangkal kayu utama yang digunakan pada rumah tradisional berada di sebelah kenjahe, dimana ditempatkan Jabu Raja, yang dianggap sebagai pangkal atau asal dari rumah. Jabu Raja tersebut terletak disebelah kiri pintu hilir ture jahe, sedang menurut pendapat lain Percikan Budaya Karo” hal-2 Jabu Raja atau Jabu Bena Kayu terletak pada kanan pintu hulu ture Julu diarah Timur Purba, tempat matahari terbit. FIRMAN EDDY : PERANAN GENDER DALAM ARSITEKTUR STUDI KASUS : ARSITEKTUR KARO, 2008 USU e-Repository © 2008 Tupak Salah Silima-Lima Tupak Salah Sitipu-tipu Desa Siwaluh Sumber : Buku Raibnya Para Dewa Gambar 2.3. Mata Angin yang digunakan didalam menentukan arah pada Karo Untuk rumah yang berorientasi Kenjahe-Kenjulu, ruang yang terletak di bagian hilir disebut Jabu Kenjahe, meliputi: Jabu Benana Kayu dan Jabu Lepar Benana Kayu, sedangkan ruang yang terletak di arah hulu disebut Jabu Kenjulu, yang meliputi: Jabu Ujung Kayu dan Jabu Lepar Ujung Kayu. Jabu Raja atau Jabu Benana Kayu merupakan pusat rumah yang ditempati oleh kelompok Bangsa Taneh Sebayak atau Raja dan Penghulu, yang memimpin seluruh penghuni rumah, baik dalam hubungan internal sesama penghuni rumah maupun dalam hubungan eksternal yaitu hubungan dengan rumah lain atau dengan kampung. Peruntukkan ruang menggambarkan Daliken Sitelu anak beru, kalimbubu dan senina dan stratifikasi sosial masyarakat, yaitu penghuni Jabu Benana Kayu sebagai raja, selaku kepala keluarga besar bangsa taneh, penghuni Jabu Ujung Kayu, Jabu FIRMAN EDDY : PERANAN GENDER DALAM ARSITEKTUR STUDI KASUS : ARSITEKTUR KARO, 2008 USU e-Repository © 2008 Lepar Benana Kayu, dan Jabu Lepar Ujung Kayu, sebagai kelompok keluarga dekat raja Ginemgem yang artinya dilindungi, sedangkan penghuni Jabu Sidapurkeun Benana Kayu, Sidapurken Lepar Benana Kayu, Sidapurken Ujung Kayu, dan Sidapurken Lepar Ujung Kayu dapat dianggap sebagai rakyat biasa Derip.

2.8. Tipologi Bangunan