3. 4 Faktor Kelembagaan Variabel Kualitas Infrastruktur Fisik

Berdasarkan analisis dan persepsi dari responden, produktivitas tenaga kerja diharapkan untuk lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Mengenai ketersediaan tenaga kerja, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Tapanuli Utara melebihi dari kebutuhan pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013 sekitar 1.556 sedang mencari pekerjaan.

4. 3. 4 Faktor Kelembagaan

Kelembagaan Kabupaten Tapanuli Utara merupakan faktor ekonomi yang juga berpengaruh terhadap daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015. Walaupun menduduki posisi keempat setelah infrastruktur fisik, perekonomian daerah, dan tenaga kerja memiliki bobot penilaian sebesar 0,108. Namun, dapat dipastikan bahwa infrastruktur fisik tidak akan berjalan tanpa adanya izin dari kelembagaan. Karena setiap aturan baik infrastruktur, perekonomian daerah, dan tenaga kerja harus memiliki izin atau peraturan dari kelembagaan. Pada tahun 2013, kabupaten Tapanuli utara secara wilayah administrasi terdiri dari 15 kecamatan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil PNS daerah di Tapanuli Utara keadaan Desember 2013 adalah sebanyak 6.321 orang. Jika dirinci menurut golongan adalah golong II sebanyak 1.766 orang tau 25.60, golongan III sebanyak 2.545 orang atau 42,95, sedangkan untuk golongan IV ada sebanyak 1.896 orang atau 29,63 dan masih terdapat 114 orang atau 1,81 golongan I. Tabel 4.9 dibawah ini menjelaskan secara detail jumlah PNS dan golongannya di Tapanuli Utara. Tabel 4.11 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Unit Kerja dan Golongan di Pemerintahan Daerah di Tapanuli Utara Tahun 2013 No Unit Kerja Golongan Jumlah I II III IV 1. Sekretariat Daerah, Dinas, Badan dan Kantor 46 341 573 167 1.127 2. Kecamatan dan Sekretaris Desa 38 183 126 10 357 3. Kelurahan 12 48 1 61 4. UPT Pasar 9 25 12 46 5. UPTD Dinas 8 262 341 57 668 6. TK 5 6 3 14 7. SD 12 818 487 990 2307 8. SLTP 1 51 481 402 935 9. SMA 11 203 193 407 10. SMK 9 164 65 238 11. RSU Swadana Daerah Tarutung 45 82 4 131 12. AKBID AKPER 4 22 4 30 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Tabel 4.12 Laporan Realisasi APBD Tahun 2013, dan 2014 No Realisasi Anggaran Tahun Rp. 2013 2014 1 Pendapatan 852.236.053.191,95 873.193.145.520,86

1.1 Pendapatan Asli Daerah

37.954.419.661,95 63.696.097.398,86 1.1.1 Pendapatan Pajak daerah 6.024.675.998,00 11.286.218.960,23 1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 17.636.231.882,00 36.162.112.657,00 1.1.3 Pendapatan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 7.195.245.251,00 4.481.772.418,00 1.1.4 Lain -lain pendapatan daerah yang sah 7.098.266.530,95 11.765.993.363,63

1.2 Pendapatan Transfer

761.663.073.336,00 780.637.089.042,00 1.2.1 Dana Perimbangan Transfer 637.547.710.918.00 668.307.058.689,00 1.2.1.1 Dana Bagi hasil Pajak 24.878.538.890,00 18.486.679.728,00 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 4.427.951.028,00 4.662.262.961,00 1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 552.463.211.000,00 596.841.256.000,00 1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 55.778.010.000,00 48.316.860.000,00 1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat-lainnya 116.344.568.000,00 106.872.852.000,00 1.2.2.2 Dana Penyesuaian 116.344.568.000,00 106.872.852.000,00 1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 7.770.794.418,00 5.457.178.353,00 1.2.3.1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 7.770.794.418,00 5.457.178.353,00

1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

52.618.560.194,00 28.859.959.080,00 1.3.1 Pendapatan Hibah 5.564.966.194,00 3.175.162.650,00 1.3.2 Pendapatan Lainnya 47.053.594.000,00 25.684.796.430,00 2 Belanja 834.384.699.583,00 816.538.465.050.87

2.1 Belanja Operasi

623.440.128.967,00 665.260.931.487,91 2.1.1 Belanja Pegawai 452.035.329.699,00 486.384.226.909,00 2.1.2 Belanja Barang 132.155.775.281,00 138.051.229.923,91 2.1.3 Belanja Hibah 24.572.248.119,00 15.992.591.949,00 2.1.4 Belanja Bantuan Sosial 3.147.781.000,00 2.728.366.000,00 2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan 11.528.994.868,00 22.104.516.706,00

2.2 Belanja Modal

206.895.522.616,15 146.464.311.062,96 Belanja Tanah 0,00 0,00 Belanja Peralatan dan Mesin 27.309.652.040,00 14.400.625.838,00 Belanja Bangunan dan Gedung 78.828.688.975,00 36.573.108.932,50 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 99.654.850.791,15 94.429.242.256,46 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.102.330.810,00 1.061.334.036,00

2.3 Belanja Tak Terduga

4.049.048.000,00 4.813.222.500,00 2.3.1 Belanja Tak Terduga 4.049.048.000,00 4.813.222.500,00 3 Pembiayaan

3.1 Penerimaan Daerah

24.687.881.729,48 56.132.000.696,00 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SILPA 24.687.881.729,48 39.532.475.153,28 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 16.599.525.543,00

3.2 Pengeluaran Daerah

2.973.912.050,00 22.000.000.000,00 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 20.000.000.000,00 Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah 2.935.449.050,00 2.000.000.000,00 Pembayaran Pokok Utang 38.463.000,00 0,00 Pembiyaan Netto 21.713.969.679,48 34.132.000.696,28 Sumber : Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara Faktor kelembagaan terdiri dari empat variabel, yaitu variabel kepastian hukum, variabel pembiayaan pembangunan, variabel aparatur, dan variabel peraturan daerah. seluruh variabel-variabel dalam faktor kelembagaan berada dibawah kendali pemerintah daerah. Pada tahun 2014 APBD Tapanuli Utara merealisasikan belanja untuk pembiayaan pembangunan sebesar 36 Miliar dimana pada tahun sebelumnya tahun 2013 belanja untuk pembiayaan pembangunan sebesar 78 Miliar artinya Kabupaten Tapanuli Utara sudah baik akan pembiayaan pembangunan sehingga terjadinya pengurangan belanja pembiayaan pembangunan pada tahun 2014. Variabel kepastian hukum memiliki bobot sebesar 0,334 atau 33 dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan. Variabel pembiayaan pembangunan memiliki bobot sebesar 0,260 atau 26 dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan. Variabel aparatur memiliki bobot sebesar 0,177 atau 18 dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan. Dan variabel peraturan daerah memiliki bobot sebesar 0,239 atau 23 dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan. Peraturan daerah yang terkait pada Investasi di Tapanuli Utara Persentase dari masing-masing variabel faktor kelembagaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.6 Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan Variabel kepastian hukum dan pembiayaan pembangunan menjadi variabel yang paling penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Diikuti dengan variabel peraturan daerah, dan terakhir variabel aparatur. Hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel kepastian hukum, 47 responden menyatakan setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. 33 responden kurang setuju, dan sebesar 3 responden menyatakan tidak setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. Selanjutnya, 43 responden setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. 30 responden menyatakan kurang setuju, 13 responden tidak setuju, dan 10 responden sangat setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Kemudian 47 responden setuju bahwa pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang, 23 responden menyatakan kurang Kepastian Hukum 33 Pembiyaan Pembangunan 26 Aparatur 18 Peraturan Daerah 23 setuju, 17 responden tidak setuju, dan 3 responden menyatakan sangat setuju bahwa pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang. Dalam variable pembiayaan pembangunan, 23 responden kurang setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan. Namun, 27 responden menyatakan setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju, dan 17 responden menyatakan sangat setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya untuk realisasi APBD yang telah sesuai dengan rencana program dan anggaran 26 responden menyatakan setuju dengan hal ini. 17 responden kurang setuju, 37 responden menyatakan tidak setuju, dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Kemudian 32 responden menyatakan kurang setuju bahwa tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. 23 responden setuju, 23 responden tidak setuju, dan 3 responden menyatakan sangat setuju bahwa tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. Dalam variabel aparatur dan pelayanan, untuk birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha yang semakin baik, 47 responden menyatakan setuju, 40 responden yang menyatakan kurang setuju, 3 responden yang menyatakan sangat setuju, dan 15 responden yang menyakatan tidak setuju bahwa birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. Selanjutnya untuk penyalahgunaan wewenang oleh aparatur yang semakin berkurang, 23 responden menyatakan setuju, 47 responden juga yang menyatakan kurang setuju. Selanjutnya untuk struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha yang sudah sesuai, 37 responden menyatakan setuju, 43 responden yang menyatakan kurang setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai. Dalam variabel peraturan daerah, mengenai peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha, 63 responden menyatakan setuju. Hanya 3 responden yang menyatakan tidak setuju bahwa peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. Kemudian mengena implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan, 43 responden menyatakan setuju, dan sekitar 33 responden yang kurang setuju bahwa implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Dari keseluruhan variabel-variabel faktor kelembagaan di atas, variabel kepastian hukum yang lebih perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah agar lebih diperbaiki untuk meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

4. 3. 5 Faktor Sosial Politik