3. 2 Faktor Perekonomian Daerah Variabel Kualitas Infrastruktur Fisik

lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan pergerakan sumber-sumber ekonomi bagi peningkatan kegiatan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara.

4. 3. 2 Faktor Perekonomian Daerah

Perekonomian daerah sebagai faktor ekonomi yang utama dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Meskipun dalam pembobotan ini merupakan prioritas kedua setelah infrastruktur fisik dengan nilai bobot sebesar 0,283. Hal ini memang tidak terlepas dari peran perekonomian daerah yang mutlak harus didukung adanya infrastruktur yang memadai. Namun demikian, kondisi perekonomian daerah berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Dimana, kondisi perekonomian daerah yang baik akan mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, jika perekonomian daerah cenderung berjalan stagnan maka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga akan terhambat yang berimbas pada perekonomian secara regional maupun nasional. Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi di masing-masing sektor. Secara umum ada tiga sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2013 yaitu sektor pertanian 50,52 persen, sektor perdagangan 15,90 persen, dan sektor jasa- jasa sebesar 15,85, sedangkan sektor-sektor yang lain memberikan kontribusi dibawah 10 persen adalah sektor bangunan 7,29 persen, sektor pengangkutan 4,17 persen, sektor keuangan 3,59 persen, sektor industri 1,62 persen, sektor listrik, gas dan air minum 0,91 persen dan pertambangan dan penggalian 0,15 persen. Suatu wilayah daerah bisa dikatakan maju kalau distribusi nilai tambah sektor industri dan sektor jasa-jasa lebih besar jika dibandingkan dengan sektor pertaniannya dan Kabupaten Tapanuli Utara sudah mengarah ke karakteristik seperti itu dimana konstribusi sector pertanian tahun 2009-2013 cenderung mengalami penurunan, sedangkan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kontribusi sektor pertanian terus menurun dari tahun ketahun, pada tahun 2009 sebesar 54,74 persen dan tahun 2010 menurun lagi menjadi 54,14 persen yang kemudian menurun menjadi 53,19 persen pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012 kembali menurun menjadi 52,28 persen dan kembali menurun menjadi sebesar 50,52 persen pada tahun 2013. Hal tersebut bisa dimaklumi karena sektor pertanian merupakan sektor primer yang kinerjanya sangat bergantung pada ketersediaan dan kondisi sumber daya alam. Jika sumber daya alam yang ada semakin berkurang, sementara sumber daya alam yang baru belum atau tidak ditemukan dan teknologi pertanian yang digunakanpun tidak berkembang maka kinerja sektor tersebut tidak akan mengalami peningkatan atau bahkan mengalami penurunan. Berkurangnya sektor pertanian ini dikarenakan banyak komoditi pertanian yang mengalami penurunan produksi terutama tanaman perkebunan yang rata-rata umurnya telah tua dan perlu dilakukan peremajaan sehingga dapat memacu kenaikan produksi. Secara keseluruhan struktur perekonomian daerah Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2009-2013 ditunjukkan pada table 4.5 dan table 4.6. Tabel 4.5 Nilai dan Kontribusi PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Usaha Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Pertanian 1.856,97 2.071,79 2.211,59 2.386,48 2.587,17 Pertambangan Penggalian 4,48 5,19 5,81 6,58 7,55 Industri 59,25 64,34 69,31 74,65 83,06 Listrik, Gas Air Bersih 29,83 33,47 37,15 41,76 46,61 Bangunan 211,11 233,31 268,70 309,87 373,58 Perdagangan, Hotel Restoran 487,80 557,98 623,54 701,56 814,17 Pengangkutan Komunikasi 141,74 156,09 172,45 190,94 213,79 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 129,47 140,82 151,22 163,43 183,62 Jasa-jasa 472,02 544,86 617,787 689,53 811,59 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara Tabel 4.6 Struktur PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Sektor Tahun 2009 – 2013 No Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 54,74 54,41 53,19 52,28 50,52 2 Pertambangan Penggalian 0,13 0,14 0,14 0,14 0,15 3 Industri 1,75 1,69 1,67 1,64 1,62 4 Listrik, Gas Air Bersih 0,88 0,88 0,89 0,91 0,91 5 Bangunan 6,22 6,13 6,46 6,79 7,29 6 Perdagangan, Hotel Restoran 14,38 14,65 15,00 15,37 15,90 7 Pengangkutan Komunikasi 4,18 4,10 4,15 4,18 4,17 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 3,82 3,70 3,64 3,58 3,59 9 Jasa-jasa 13,91 14,31 14,86 15,11 15,85 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara Pada tabel 4.6 Secara umum ada tiga sektor yang cukup dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013 yaitu sektor pertanian primer 50,52 persen, sektor perdagangan sekunder 15,90 persen, dan sektor jasa-jasa tersier sebesar 15,11 persen, sedangkan sektor yang lain memberikan kontribusi 15,85 persen. Responden lebih memprioritaskan variabel potensi ekonomi dengan bobot sebesar 0,718 atau 72 dari keseluruhan bobot faktor perekonomian daerah. Ini dikarenakan Kabupaten Tapanuli Utara memiliki potensi ekonomi yang baik terutama di potensi alam dan sumber daya manusianya. Letak geografis dan astronomis kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi ditambah kebun-kebun kopi yang cukup menjanjikan. Keindahan alam dengan panorama khususnya banyak ditemui didaerah ini. Lokasi wisata dapat kita lihat seperti pulau sibandang dikawasan danau toba, permandian air panas sipaholon, pacuan kuda siborongborong dan wisata rohani salib kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mencakup seperti kaolin, batu gamping, belerang, batu besi, mika, batu bara, panas bumi dan sebagainya. Potensi sumber daya manusia sudah tidak diragukan lagi bahwa cukup banyak putera-puteri Tapanuli yang berjasa di pemerintahan, dunia usaha dan sebagainya. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka tulang punggung perekonomian kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat, menyusul sektor perdagangan, pemerintahan perindustrian dan pariwisata. Pada era informasi dan globalisasi peranan pemerintah maupun pihak swasta semakin nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektorbidang sehingga pendapatan masyarakat semakin meningkat. Variabel stuktur ekonomi memiliki bobot sebesar 0,282 atau 28 dari keseluruhan bobot faktor perekonomian daerah. Dimana, struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sector-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah PDRB yang diciptakan oleh masing-masing sector menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi di masing-masing sektor. Secara umum ada tiga sektor yang cukup dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013 yaitu sektor pertanian 50,52 persen, sektor perdagangan 15,90 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 15,11 persen, sedangkan sektor yang lain memberikan kontribusi 15,85 persen. Kontribusi terbesar sektor pertanian diberikan oleh sub sektor tanaman dan bahan makanan 28,12 persen, utamanya padi-padian yang menjadi komiditi unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara. Persentase dari masing-masing variabel indikator perekonomian daerah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.4 Persentase Bobot Variabel Faktor Perekonomian Daerah Dari tanggapan responden, variabel potensi ekonomi dianggap lebih penting dan menjadi prioritas dalam indikator perekonomian daerah dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel potensi ekonomi, 53 responden menyatakan setuju bahwa tingkat daya beli masyarakat cenderung meningkat. Tetapi, 27 responden menyatakan kurang setuju, dan 13 responden bahkan menyatakan sangat setuju bahwa tingkat daya beli masyarakat cenderung semakin meningkat. Selanjutnya untuk perkembangan kondisi ekonomi yang semakin membaik, 60 responden menyatakan setuju, 7 responden menyatakan sangat setuju, dan 23 responden menyatakan kurang setuju bahwa perkembangan kondisi ekonomi semakin membaik. Kemudian, 43 responden kurang setuju bahwa kondisi harga-harga barang dan jasa relatif stabil dan terjangkau. Hanya 27 responden yang setuju dan 17 responden Struktur Ekonomi; 28 Potensi Ekonomi; 72 menyatakan tidak setuju. Selanjutnya untuk tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung semakin membaik, 40 responden kurang setuju, 50 responden setuju bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung semakin membaik, dan 7 responden tidak setuju. Dalam variabel struktur ekonomi, 53 responden menyatakan setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat. 33 responden menyatakan kurang setuju, dan 7 responden menyatakan sangat setuju. Selanjutnya, 37 responden setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat, dan 57 responden menyatakan kurang setuju. Kemudian, 40 responden setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. 43 responden menyatakan kurang setuju, dan 3 responden sangat setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara persepsi para responden, variabel struktur ekonomi dapat dikatakan semakin membaik, dan nilai tambah atau kontribusi sektor primer, sekunder, dan tersier cenderung semakin meningkat. Namun potensi ekonomi diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

4. 3. 3 Faktor Tenaga kerja dan Produktivitas