3. 3 Faktor Tenaga kerja dan Produktivitas

menyatakan tidak setuju. Selanjutnya untuk tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung semakin membaik, 40 responden kurang setuju, 50 responden setuju bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung semakin membaik, dan 7 responden tidak setuju. Dalam variabel struktur ekonomi, 53 responden menyatakan setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat. 33 responden menyatakan kurang setuju, dan 7 responden menyatakan sangat setuju. Selanjutnya, 37 responden setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat, dan 57 responden menyatakan kurang setuju. Kemudian, 40 responden setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. 43 responden menyatakan kurang setuju, dan 3 responden sangat setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara persepsi para responden, variabel struktur ekonomi dapat dikatakan semakin membaik, dan nilai tambah atau kontribusi sektor primer, sekunder, dan tersier cenderung semakin meningkat. Namun potensi ekonomi diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

4. 3. 3 Faktor Tenaga kerja dan Produktivitas

Tenaga kerja merupakan indikator yang penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah. Tenaga kerja dalam jumlah besar dan berkualitas akan meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah. Faktor tenaga kerja dan produktivitas terdiri dari 3 variabel, yaitu biaya tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja, dan produktivitas tenaga kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Di Kabupaten Tapanuli Utara penduduk kelompok umur 15- 19 tahun merupakan angkatan kerja dengan populasi tertinggi. Sedangkan penduduk kelompok umur 60-64 tahun merupakan angkatan kerja dengan populasi yang terendah. Kemudian sebagian besar penduduk usia angkatan kerja di Kabupaten Tapanuli Utara bekerja di sektor pertanian. Sementara listrik, gas air bersih menjadi sektor penyumbang angkatan kerja yang paling rendah. Tabel 4.7 dibawah ini menjelaskan secara detail angkatan kerja berdasarkan kelompok umur dan tabel 4.8 menunjukkan persentase penduduk 15 tahun keatas menurut lapangan pekerjaan dan jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara. Tabel 4.7 Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2013 No Kelompok Umur Laki -Laki Perempuan Jumlah 1 15 – 19 15.122 14.011 29.133 2 20 – 24 8.621 7.167 15.788 3 25 -29 8.574 8.092 16.666 4 30 – 34 8.983 8.701 17.864 5 35 – 39 8.455 8.121 16.576 6 40 – 44 7.762 8.092 15.854 7 45 – 49 7.594 8.184 15.778 8 50 – 54 6.811 7.883 14.694 9 55 – 59 5.828 7.153 12.981 10 60 + 4.428 5.418 9.846 Jumlah 82.178 82.822 165.540 Sumber : Tapanuli Utara Dalam angka 2014 Tabel 4.8 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2014 No Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Pertanian 75,34 79,37 77,36 2 Pertambangan Penggalian 0,38 0,00 0,19 3 Industri Pengolahan 1,97 5,45 3,72 4 Listrik, Gas Air Bersih 0,00 0,00 0,00 5 Bangunan 4,26 0,00 2,12 6 Perdagangan,Hotel Restoran 5,53 6,66 6,07 7 Angkutan Komunikasi 2,75 0,10 1,42 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 0,57 0,27 0,42 9 Jasa - jasa 9,20 8,21 8,70 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Tapanuli Utara Dalam angka 2014 Variabel biaya tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,279 atau 28 dari keseluruhan bobot faktor tenaga kerja dan produktivitas. Variabel ketersediaan tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,345 atau 34. Dan variabel produktivitas tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,376 atau 38 dari keseluruhan bobot faktor tenaga kerja dan produktivitas. Persentase bobot dari masing-masing variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.5 Persentase Bobot Variabel Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas Biaya Tenaga Kerja 28 Ketersediaan Tenaga Kerja 34 Produktivitas Tenaga Kerja 38 Menurut tanggapan responden, variabel produktivitas tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja menjadi prioritas dalam faktor tenaga kerja dan produktivitas. Kedua variabel tersebut dianggap sangat penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara dari faktor tenaga kerja dan produktivitas. Table 4.9 Data UMP Provinsi Sumatera Utara dan UMK Tapanuli Utara tahun 2012-2016 Tahun UMP Sumatera Utara UMK Tapanuli Utara 2012 1.035.500,00 - 2013 1.200.000,00 - 2014 1.375.000,00 1.551.000,00 2015 1.625.000,00 1.653.000,00 2016 1.811.875,00 - Sumber : www.bkpm.go.id Tabel 4.10 PDRB Harga Berlaku, Jumlah Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja pada tahun 2009-2013 Tahun PDRB Tenaga Kerja Produktivitas Tenaga Kerja 2009 3.392.626,16 150.866 2.248.767 2010 3.807.803,55 157.867 2.412.032 2011 4.157.526,92 159.204 2.611.446 2012 4.564.753,53 163.677 2.788.879 2013 5.121.103,53 165.000 3.103.699 Sumber : Tapanuli Utara dalam angka 2014 Dari tabel di atas menunjukan setiap tahunnya pada tahun 2009 hingga tahun 2013 produktivitas tenaga kerja Tapanuli Utara terus meningkat, ini dikarenakan adanya peningkatakan PDRB harga berlaku dan jumlah tenaga kerja di Tapanuli Utara. Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel tenaga kerja, 43 responden menyatakan kurang setuju terhadap besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UMK. Sekitar 37 responden setuju, dan 13 responden tidak setuju kalau besarnya upah tenaga kerja sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Begitu juga dengan besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat, 53 responden menyatakan kurang setuju bahwa besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Sekitar 27 responden setuju. Dan 7 responden juga menyatakan tidak setuju kalau besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini juga didukung dari tabel 4.9 dimana data UMK Tapanuli Utara hanya sebesar 1.551.000 pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 UMK Tapanuli Utara sebesar 1.653.000, artinya pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara perlu meningkatkan lagu upah minimum kabupaten untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dalam variabel ketersediaan tenaga kerja, untuk pernyataan jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, 50 responden kurang setuju terhadap pernyataan tersebut. 20 responden menyatakan tidak setuju, dan 27 responden juga menyatakan setuju bahwa jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Kemudian untuk tingkat pendidikan angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, 57 responden menyatakan kurang setuju, hanya 30 responden menyatakan setuju. Dalam variabel produktivitas tenaga kerja, 40 responden kurang setuju bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada relatif tinggi. Namun, 37 responden menyatakan setuju kalau tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada relatif tinggi. Kemudian untuk tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya upah yang ada, 50 responden menyatakan kurang setuju, hanya 27 responden yang menyatakan setuju bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya upah yang ada. Berdasarkan analisis dan persepsi dari responden, produktivitas tenaga kerja diharapkan untuk lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Mengenai ketersediaan tenaga kerja, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Tapanuli Utara melebihi dari kebutuhan pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013 sekitar 1.556 sedang mencari pekerjaan.

4. 3. 4 Faktor Kelembagaan