Secara persentase, bobot faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.2 Persentase Faktor Penentu Daya Saing
Dari hasil pembobotan tersebut, tanggapan responden terhadap faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara dipengaruhi oleh tiga
faktor dengan nilai bobot terbesar, yaitu faktor infrastruktur, faktor perekonomian daerah, serta faktor tenaga kerja dan produktivitas. Faktor infrastruktur dianggap
penting karena faktor tersebut menjadi tolak ukur bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi di suatu daerah. Berikut akan dijelaskan
masing-masing faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan pemeringkatan beserta variabelnya.
4. 3. 1 Faktor Infrastruktur Fisik
1. Kelembagaan 11
2. Sosial Politik 10
3. Ekonomi Daerah
28 4. Tenaga Kerja
dan Produktivitas 18
5. Infrastruktur Fisik
33
Infrastruktur fisik merupakan faktor pendukung bagi kelancaran kegiatan usaha. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik sangat mempengaruhi
kelancaran dunia usaha di suatu daerah. Semakin besar skala suatu usaha, maka kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur fisik juga akan semakin besar.
Salah satu infrastruktur strategis yang perlu ditingkatkan kualitasnya untuk menunjang perekonomian yang berdaya saing tinggi adalah kualitas kondisi jalan.
Kualitas jalan yang baik sangat mendukung mobilitas perekonomian yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara maupun dengan
kabupatenkota lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Berikut penulis lampirkan data kondisi jalan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kondisi Jalan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2013
No Kondisi Jalan
Panjang Jalan
1 Baik
446,27 km 2
Sedang 529,72 km
3 Rusak
169,79 km 4
Rusak Berat 76,23 km
Total 1222.01 km
Sumber : Dinas PU Kabupaten Tapanuli Utara
Faktor infrastruktur fisik yang terdiri dari dua variabel yaitu ketersediaan infrastruktur fisik dan kualitas infrastruktur. Variabel ketersediaan infrastruktur
fisik memiliki bobot sebesar 0,385 atau 39 dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar
0,615 atau 61 dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 4.3 Persentase bobot variabel faktor infrastruktur fisik
Menurut tanggapan responden menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur fisik lebih menjadi prioritas dalam faktor infrastruktur fisik. Hasil pembobotan ini
didukung oleh hasil wawancara terhadap responden yang menunjukkan bahwa dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, 40 responden menyatakan
kurang setujuterdahap ketersediaan jalan yang sudah memadai. Hanya sekitar 27 responden yang menyatakan setuju bahwa ketersediaan jalan sudah
memadai. Kemudian, untuk akses dan kualitas pelabuhan laut sebanyak 33 menyatakan sangat tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut sudah
memadai, 23 menyatakan tidak setuju, lalu 20 menyatakan kurang setuju. Hanya 23 yang menyatakan setuju dengan hal ini. Mungkin yang menjadi
alasan utama adalah mengingat jarak antara Kabupaten Tapanuli Utara dan Pelabuhan Belawan yang cukup jauh. Jika diukur dari Ibukota Kabupaten
Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Tarutung menuju Pelabuhan Belawan jaraknya
39
61 Ketersediaan Infrastruktur
Kualitas Infrastruktur
cukup jauh yaitu 213 kilometer.Hanya 20 responden yang menyatakan tidak setuju kalau ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai. 47 responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan ini dikarenakan akses yang memadai ke bandara silangit yang berada di Tapanuli Utara. Kemudian untuk ketersediaan
saluran telepon, 57 responden setuju kalau ketersedian saluran telepon sudah memadai. Hanya 10 responden yang menyatakan tidak setuju, dan 20
responden menyatakan kurang setuju. Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, 23 responden menyatakan
tidak setuju terhadap kualitas jalan sudah baik. 47 responden menyatakan kurang setuju. Hanya 20 responden yang menyatakan sangat setuju kalau
kualitas jalan di Kabupaten Tapanuli Utara sudah baik, ini dikarenakan banyaknya responden yang kurang setuju seperti yang dilihat pada table 4.4 karena kondisi
jalan yang baik hanya 446,27km sedangkan yang sedang 529,72km dan yang rusak 169,79km. Kemudian untuk akses dan kualitas pelabuhan laut yang sudah
baik, 33 responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik. 23 responden menyatakan tidak setuju. Dan hanya
23 responden yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk akses dan kualitas pelabuhan udara yang sudah baik, 20 responden menyatakan tidak setuju, dan
sebesar 40 responden yang menyatakan setuju. Sedangkan untuk kualitas saluran dan sambungan telepon yang sudah baik, 50 responden menyatakan
setuju bahwa kualitas saluran dan sambungan telepon sudah baik. Berdasarkan analisis dan persepsi dari para responden, hal ini
menunjukkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur diharapkan agar bisa menjadi
lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan pergerakan sumber-sumber ekonomi bagi peningkatan kegiatan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara.
4. 3. 2 Faktor Perekonomian Daerah