1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa selama 3
tahun terakhir terhadap pengembangan wilayah. 2.
Bagaimana dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa
terhadap pengembangan wilayah selama 3 tahun terakhir. 2.
Menggambarkan dampak pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Langsa dalam mengarahkan perkembangan Pelabuhan Kuala Langsa untuk menjadi Kota yang berkelanjutan
sebagaimana visi dan misi Kota Langsa tahun 2020. 2.
Diharapkan dengan penelitian ini akan menjadi bahan masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai perkembangan wilayah pelabuhan.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
Pengertian pembangunan telah mengalami perubahan besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan bidang kebijaksanaan. Semula pembangunan diartikan sebagai
peningkatan kapasitas ekonomi untuk meningkatkan pendapatan nasional per jiwa penduduk. Implikasi pengertian ini pada kebijaksanaan adalah tumbuhnya keperluan
menyalurkan sebanyak mungkin dana keuangan dan sumber alam kepada ikhtiar meningkatkan pendapatan nasional.
Dalam perkembangan selanjutnya, paradigma pembangunan tidak hanya bermuka ekonomi. Ikhtiar meningkatkan pendapatan nasional penting, namun tidak
berjalan sendiri. Perlu disertai oleh adanya perombakan berbagai segi kehidupan masyarakat supaya pembangunan mampu meniadakan ketimpangan, mengurangi
ketidakmerataan dan menghalau kemiskinan absolut. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kwalitas hidup manusia secara terencana, gradual, bertahap,
komprehensif, holistik, sistemik, bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan melibatkan peran serta seluruh elemen warga masyarakat.
Pembangunan berdasarkan pendekatan wilayah dimaksudkan sebagai suatu rencana dan aktivitas pembangunan yang terkait antara satu daerah dengan daerah
lainnya sehingga arah pembangunan antar daerah dalam suatu wilayah menampung
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
kebutuhan yang semakin tinggi. Perlu ada kerjasama antar daerah di dalam melaksanakan aktivitas pembangunan di daerah, pada dasarnya memiliki karakteristik
potensi ekonomi dan sosial yang hampir sama bahkan saling menguatkan. Kerjasama ini dimaksudkan agar pembangunan daerah bisa berjalan secara optimal melalui
penciptaan sinergi atas penggunaan potensi ekonomi yang ada. Untuk saat ini pembangunan di daerah berlandaskan pada potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia di daerah. Pemanfaatan kedua potensi inilah yang perlu dikerjasamakan sehingga dapat menciptakan suatu hasil atau manfaat yang lebih besar jika
dibandingkan dengan bekerja sendiri Miraza, 2005. Menurut Tarigan 2005, potensi wilayah berupa pemberian alam maupun
hasil karya manusia di masa lalu adalah asset yang harus dimanfaatkan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat dalam jangka panjang dan bersifat langgeng. Untuk
mencapai hal ini maka pemanfaatan asset itu haruslah direncanakan secara menyeluruh dengan cermat. Perlu ada perencanaan yang memberi arahan penggunaan
lahan secara keseluruhan yang menjadi panduan bagi perencanaan lainnya sektoral yang bersifat parsial.
Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut, di mana kedua hal tersebut adalah saling
mempengaruhi. Masyarakat yang tidak disiplin tidak mematuhi aturan yang berlaku cenderung membuat wilayahnya tidak tertata, tetapi disisi lain wilayah yang tidak
tertata juga cenderung membuat masyarakatnya tidak disiplin Tarigan, 2005.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengembangan wilayah adalah memajukan atau memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada, selanjutnya ia menyatakan bahwa
pengembangan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilaksanakan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Dari pengertingan pengembangan diatas terlihat ada beberapa ide pokok yang sangat
penting, yaitu: a bahwa pengembangan merupakan proses yang terus menerus dilaksanakan dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat,
b bahwa pengembangan adalah merupakan suatu usaha yang penting dilaksanakan, c bahwa pengembangan dilaksanakan secara berencana kepada pertumbuhan dan
perubahan, d bahwa pengembangan mengarah kepada modernitas, e bahwa modernitas yang dicapai melalui pengembangan itu mencakup seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara termasuk aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta administrasi. Dari semua hal tersebut di atas
bertujuan untuk membina bangsa secara terus menerus Hadjisarosa, 1993. Sukirno 1991 membedakan wilayah atas 3 bagian, yaitu: a wilayah
homogen merupakan suatu wilayah di mana kegiatan ekonomi berlaku diberbagai pelosok ruang mempunyai sifat yang sama antara lain ditinjau dari segi pendapatan
perkapita penduduk dan dari segi struktur ekonominya, b wilayah modal merupakan suatu wilayah sebagai ruang ekonomi dikuasai oleh beberapa pusat kegiatan ekonomi,
c wilayah administrasi artinya suatu wilayah yang didasarkan atas pembagian administrasi pemerintah.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut Widodo 1999, wilayah terdapat beberapa konsepsi tentang pengembangan wilayah namun para pakar ekonomi regional sependapat bahwa tujuan
pengembangan regional wilayah tersebut merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional yang pada dasarnya berisikan: a mencapai pertambahan
pendapatan perkapita yang cepat, b menyediakan kesempatan kerja yang cukup, dan c mengubah struktur perekonomian supaya tidak berat sebelah. Selanjutnya
ditegaskan Widodo, bahwa tujuan pengembangan wilayah tersebut hanya akan tercapai apabila komponen-komponen yang menyangkut kegiatan-kegiatan atau
pemanfaatan sumberdaya wilayah, penataan ruang, perubahan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang aktif, dinamis tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat
diukur dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut: a pertumbuhan gross domestic product, b pendapatan perkapita dan distribusi pendapatan, c tingkat
kemiskinan, d konsumsi sarana pelayanan umum, dan e kualitas lingkungan. Untuk menilai keberhasilan pembagian ekonomi suatu negara didasarkan pada
empat kriteria, yaitu: a pendayagunaan tenaga kerja, b pengurangan tingkat kemiskinan, c kebijaksanaan untuk distribusi pendapatan, dan d peningkatan
produktifitas tenaga kerja. Keempat kriteria ini harus berjalan bersama-sama sehingga didalam proses pengembangan tersebut terlihat adanya: a perubahan struktural
masyarakat, b keuntungan untuk seluruh masyarakat dengan adanya distribusi pendapatan, c pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan d efisiensi Todaro, 1998.
Bila dilihat dari aspek ekonomi, pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat dalam waktu yang
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
panjang. Dari pengertian tersebut terlihat pembangunan ekonomi mempunyai sifat, antara lain: 1 sebagai suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi
terus menerus, 2 usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan masyarakat, dan 3 kenaikan pendapatan tersebut terus berlangsung dalam jangka panjang. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini, pengertian tersebut di atas dibatasi oleh batas administratif wilayah skop regional Sukirno, 1991.
Kenaikan pendapatan masyarakat merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam prakteknya, ada tiga
cara yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: cara pengeluaran, cara produksi dan cara pendapatan. Masing-masing cara tersebut
menggunakan cara perhitungan yang berbeda, oleh sebab itu akan menghasilkan nilai pendapatan yang berbeda.
2.2. Indikator Kesejahteraan Masyarakat