3.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia sirih merah. Serbuk simplisia ditaburkan diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan
larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dapat dilihat pada
lampiran 5 gambar 5 halaman 49.
3.6.3 Penetapan Kadar Air WHO, 1992
Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling ke dalam labu alas bulat, lalu didestilasi selama dua jam. Setelah itu, toluen didinginkan selama 30 menit, dan
dibaca volume air pada tabung penerima dengan ketelitian 0,05. Kemudian kedalam labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang
seksama, dimasukkan kedalam labu alas, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur sebanyak dua tetes
untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi selanjutnya diatur empat tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas
dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama lima menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah
sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa.
Kadar air dihitung dalam persen.
3.6.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air Depkes, 1995
Sebanyak 5 g serbuk simplisia di maserasi selama 24 jam dalam campuran 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter dalam labu
bersumbat sambil sesekali dikocok selama enam jam, kemudian dibiarkan selama
Universitas Sumatera Utara
18 jam, lalu disaring. Sebanyak 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara.
3.6.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Depkes, 1995
Sebanyak 5 g serbuk simplisia di maserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama enam jam,
kemudian dibiarkan selama 18 jam. Kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol. Sebanyak 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan
dangkal berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan diudara.
3.6.6 Penetapan kadar abu total Depkes, 1995; WHO, 1992
Sebanyak 2 g serbuk simplisia ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara lebih dahulu, kemudian diratakan. Krus
dipijarkan pada suhu 600
o
C selama tiga jam, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu serbuk simplisia sirih merah
dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
3.6.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam WHO, 1992
Sebanyak 25 ml asam klorida encer dimasukkan abu serbuk simplisia sirih merah yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total, kemudian dididihkan
selama lima menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu kemudian dicuci dengan air panas. Residu dan
kertas saring dipijarkan pada suhu 600
o
C sampai bobot tetap, kemudian
Universitas Sumatera Utara
didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan diudara.
3.7. Skrining Fitokimia 3.7.1 Pemeriksaan Alkaloid Depkes, 1995