didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan diudara.
3.7. Skrining Fitokimia 3.7.1 Pemeriksaan Alkaloid Depkes, 1995
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, kemudian ditambah 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama dua menit,
didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut: i Sebanyak 3 tetes filtrat ditambahkan dua tetes larutan pereaksi Mayer, maka
akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau putih kekuningan. ii Sebanyak 3 tetes filtrat ditambahkan dua tetes larutan pereaksi Bouchardat,
akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam. iii Sebanyak 3 tetes filtrat ditambah dengan dua tetes larutan pereaksi
Dragendroff, akan terbentuk endapan merah atau jingga. Percobaan dilanjutkan dengan mengocok sisa filtrat dengan 3 ml ammonia
pekat dan 10 ml campuran eter dan kloroform 3:1, diambil lapisan kloroform lalu diuapkan diatas penangas air. Sisanya kemudian dilarutkan dengan 1 ml
asam klorida 2 N dan dibagi tiga, masing-masing ditambahkan pereaksi Mayer, Bouchardat dan Dragendorff. Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan
paling sedikit dua dari tiga percobaan di atas.
3.7.2 Pemeriksaan Flavonoid Farnsworth, 1996
Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambahkan 100 ml air panas, dididihkan selama lima menit dan disaring dalam keadaan panas. Kedalam 5 ml filtrat
ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml
Universitas Sumatera Utara
amilalkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna
merah, kuning, jingga pada lapisan amilalkohol. 3.7.3 Pemeriksaan Glikosida Depkes, 1989
Sebanyak 3 g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol 95 dengan air suling 7:3 dan 10 ml asam sulfat 2 N, direfluks selama sepuluh menit,
didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat, ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama lima menit dan
disaring. Filtrat dipartisi dengan 20 ml campuran kloroform dan isopropanol 3:2, dilakukan berulang sebanyak tiga kali. Lapisan air dikumpulkan, diuapkan pada
temperatur tidak lebih dari 50
o
C. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi, selanjutnya diuapkan diatas
penangas air. Pada sisanya ditambahkan 2 ml air suling dan lima tetes pereaksi Molish. Tambahkan secara hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding
tabung. Apabila terbentuk cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya glikosida.
3.7.4 Pemeriksaan Glikosida Antrakinon Depkes, 1989
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambah dengan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzen, dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan disaring. Kocok lapisan benzen dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan ini berwarna merah dan lapisan
benzen tidak berwarna menunjukka n adanya antrakuinon.
Universitas Sumatera Utara
3.7.5 Pemeriksaan Saponin 3.7.5.1 Uji Busa Depkes, 1989
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat
selama sepuluh detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari sepuluh menit dan tidak hilang dengan penambahan asam klorida 2 N
menunjukkan adanya saponin.
3.7.5.2 Uji dengan pereaksi Liebermann-Burchard Depkes, 1989
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g, ditambahkan 10 ml metanol, direfluks selama sepuluh menit kemudian sewaktu panas disaring melalui kertas
saring. Filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling, dikocok dengan 10 ml n-heksan lalu diambil lapisan n-heksan dan diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisanya
ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Apabila terbentuk warna biru, biru- hijau, merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya saponin.
3.7.6 Pemeriksaan Tanin Depkes, 1989
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling, lalu disaring. Filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Larutan
diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan satu hingga dua tetes pereaksi besi III klorida 1. Apabila terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman,
menunjukkan adanya tanin.
3.7.7 Pemeriksaaan TriterpenoidSteroid Harborne, 1987