18
Tabel 2.1 Lanjutan FRS 10
Goodwill and Intangible
Assets IAS 38
Intangible Assets
APB 17 Intangible
Assets PSAK 19
Aktiva Tidak Berwujud
Amortisasi Aktiva tidak
berwujud yang
memiliki masa manfaat
ekonomis yang terbatas,
maka aktiva tersebut harus
diamortisasi secara
sistematis selama masa
manfaat tersebut.
Sedangkan aktiva tidak
berwujud yang masa
manfaat ekonomisnya
tidak dapat didefinisikan,
maka aktiva tersebut tidak
dapat diamortisasi.
Jumlah yang dapat
diamortisasi dari aktiva
tidak berwujud
harus dialokasikan
secara sistematis
berdasarkan perkiraan
terbaik dari masa
manfaatnya. Aktiva tidak
berwujud harus diamortisasi
melalui pembebanan
secara sistematis
selama periode pendapatan
berdasarkan masa manfaat
yang diperkirakan.
Jumlah yang dapat
diamortisasi dari aktiva tidak
berwujud harus dialokasikan
secara sistematis berdasarkan
perkiraan terbaik dari masa
manfaatnya. Pada umumnya
masa manfaat suatu aktiva
tidak berwujud tidak akan
melebihi 20 tahun sejak
tanggal aktiva siap digunakan.
Amortisasi harus mulai dihitung
saat aktiva siap untuk digunakan.
Sumber: IAI, 2002 dalam Ulum, 2009
4. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru atau pengetahuan yang
memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan dan mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan secara optimal
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif
19 dan efisien, serta dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan
bersaing Istanti, 2009. Intellectual capital didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
teknologi yang dimana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan Bukh et al., 2005. Metode pengukuran
intellectual capital dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: pengukuran non-monetary dan pengukuran monetary Sawarjuwono dan
Kadir, 2003. Intellectual capital sebagai intellectual material, yang meliputi
pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan secara bersamaan untuk menciptakan kekayaan wealth
Stewart, 1997. Intellectual capital umumnya didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan bisnis perusahaan dan nilai buku
dari aset perusahaan atau dari financial capital sebuah perusahaan. Nilai pasar dari bisnis kebanyakan adalah bisnis yang berdasarkan pada
pengetahuan yang nilainya menjadi lebih besar daripada nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh akuntan Ulum, 2009. Intellectual capital terdiri dari 3 komponen, yaitu human capital, structural capital dan customer capital.
a. Human Capital
Human capital dapat didefnisikan sebagai kemampuan untuk menyalurkan potensi manusia menjadi produk atau jasa. Human
capital dalam hal ini merupakan kompetensi kolektif dari para anggota
20 perusahaan, kemampuan serta brainpower Sangkala, 2006. Human
Capital merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi. Investasi dalam pelatihan dan peningkatan sumber daya
manusia merupakan investasi yang sangat penting Pratiwi, 2005. Oleh karena itu, human capital menjadi kunci kesuksesan perusahaan
karena memiliki peran yang penting bagi daya saing perusahaan, sehingga perlu untuk mengembangkannya seperti melakukan program
pelatihan, program pembelajaran, proses perekrutan dan mentoring. b. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, seperti
sistem operasional
perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan intellectual property yang dimiliki perusahaan Sawarjuwono dan Kadir, 2003.
Jadi, structural capital adalah sarana yang mendukung produktivitas karyawan untuk menciptakan kinerja yang efektif bagi perusahaan.
Structural capital meliputi information system, hardware, software,
database, struktur organisasi, patent dan trademark. c. Customer Capital
Customer capital merupakan hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para
21 pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal
dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk menjaga hubungan baik dengan para mitranya
seperti supplier besar, pelanggan yang loyal dan juga hubungan baik dengan pemerintah agar kualitasnya semakin meningkat dari segala
aspek dan menciptakan trust bagi mitra perusahaan. Berikut ini merupakan klasifikasi mengenai komponen intellectual capital yang
disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2
Klasifikasi Intellectual Capital Organizational Capital
Customer Capital Human Capital
Intellectual Property: Patents
Copyrights Design rights
Trade secret Trademarks
Service marks Management
philosophy Corporate culture
Management processes Informations systems
Networking systems Financial relations
Brands Customers
Customer loyalty Backlog orders
Company names Distribution channels
Business collaborations Licensing agreements
Favourable contracts Franchising agreements
Know-how Education
Vocational qualification
Work-related knowledge
Work-related competencies
Entrepreneurial spirit, innovativeness,
proactive and reactive abilities,
changeability Psychometric
valuation
Sumber: IFAC, 1998 dalam Ulum, 2009
5. Pengungkapan Intellectual Capital