8
2.2 Madu
Madu adalah sekresi yang dihasilkan oleh lebah Apis mellifera L. Selain menghasilkan madu, lebah juga dapat menghasilkan malam. Nektar bunga
mengandung banyak sukrosa. Sukrosa diubah menjadi gula invert dengan bantuan enzim yang terdapat pada saliva. Bila madu dilihat dibawah mikroskop masih
diketemukan butir-butir serbuk sari. Madu merupakan campuran ekuimolar antara dekstrosa dan fruktosa yang dikenal sebagai gula invert sebanyak 50-90 dan air.
Madu juga mengandung 0,1-10 sukrosa dan sejumlah kecil karbohidrat, minyak atsiri, pigmen, serta bagian tanaman terutama serbuk sari Sirait, 2007.
2.3 Resin
Nama resinharsa dipakai secara tidak seragam. Kadang-kadang dipakai untuk campuran senyawa yang tidak dapat diidentifikasi, tidak dapat
diekstraksi,yang tertinggal hanya massa yang lengket ketika bahan penyari diuapkan sisa seperti resin yang lengket. Resin yang sebenarnya adalah hasil
ekstraksi tanaman yang secara kimia merupakan campuran asam organik, ester, dan alkohol yang amorf atau sukar dikristalkan. Sifat selanjutnya adalah tidak
larutnya resin dalam air, kelarutannya yang baik dalam pelarut organik, dan meleleh pada suhu yang relatif rendah Sirait, 2007.
2.4 Senyawa Fenol
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi OH
−
dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama
9 senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol Anonim, 2012. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH
−
. Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah ditemukan di semua
tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil
propana, polifenol lignin, melanin, tannin, dan kuinon fenolik Anonim, 2012.
Tabel 2.2
Klasifikasi senyawa fenolik berdasarkan jumlah atom karbon
Struktur Kelas
C
6
Fenolik sederhana C
6
- C
1
Asam fenolat dan senyawa yang berhubungan lainnya C
6
– C
2
Asetofenon dan asam fenilasetat C
6
– C
3
Asam sinamat, sinamil aldehid, sinamil alkohol C
6
– C
3
Koumarin, Isokoumarin, dan kromon C
15
Kalkon,Auron, dihidrokalkon C
15
Flavan C
15
Flavon C
15
Flavanon C
15
Flavanolol C
15
Antosianidin C
15
Antosianin C
30
Biflavonil C
6
-C
1
-C
6
, C
6
-C
2
- C
6
Benzofenon, xanton,stilben C
6
, C
10
, C
14
Kuinon C
18
Betasianin Lignan, neolignan Dimer atau oligomer
Lignin Polimer
Tanin Oligomer atau Polimer
Phlobaphene Polimer
Sumber: Anonim, 2012.
10
2.4.1 Flavonoid
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C
6
-C
3
- C
6
. Artinya, kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C
6
cincin benzena tersubstitusi disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon Sirait, 2007;
Robinson, 1995. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid untuk tumbuhan yang
mengandungnya ialah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, dan kerja terhadap serangga. Efek flavonoid terhadap
berbagai macam organisme sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan
tradisional. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang menghambat banyak reaksi oksidasi sebagai antioksidan Robinson, 1995.
2.5 Gula dan gula alkohol
Gula alkohol atau poliol didefinisikan sebagai turunan sakarida yang gugus keton atau aldehidnya diganti dengan gugus hidroksil. Poliol adalah
pemanis bebas gula. Poliol adalah karbohidrat tetapi bukan gula. Secara kimia, poliol disebut alkohol polihidrat atau gula alkohol karena bagian dari struktur
poliol mernyerupai gula dan bagian ini mirip dengan alkohol. Tetapi pemanis bebas gula ini bukan gula dan juga bukan alkohol. Poliol diturunkan dari
karbohidrat yang gugus karbonilnya aldehid atau keton, gula pereduksi direduksi menjadi gugus hidroksi primer atau sekunder. Poliol mempunyai rasa dan
kemanisan hampir sama dengan gula tebu sukrosa, bahkan beberapa jenis lebih manis. Poliol diturunkan dari gula tetapi tidak dimetabolisme seperti halnya
metabolisme gula oleh tubuh. Beberapa keuntungan penggunaan poliol yaitu:
11 1. Makanan yang ditambahkan poliol kalorinya lebih rendah dan bebas gula
daripada makanan yang tidak ditambah poliol 2. Rasa poliol seperti gula pada umumnya gula tebu atau sukrosa
3. Kalorinya lebih rendah daripada gula 4. Tidak menyebabkan kerusakan gigi
5. Menurunkan respon insulin Gula alkohol diklasifikasikan berdasarkan jumlan unit sakarida yang terdapat
ndalam molekul. Berikut adalah gula alkohol turunan monosakarida.
Tabel 2.3
Monosakarida dan turunanny gula alkohol Gula
Gula alkohol D-Gliseraldehida
Gliserol D-eritrosa
Eritritol D-xylulosa dan L-xylulose
Xylitol D-xylulosa dan D-ribulosa
D-arabitol L-ribulosa dan D-ribulosa
Ribitol adonitol D-glukosa, L-sorbose, dan D-fruktosa
D-sorbitol D-glucitol L-sorbose
L-iditol D-fruktosa
D-mannitol
D-Sorbitol digunakan oleh penderita diabetes sebagai pengganti gula. Xylitol meningkatkan aktivitas neutrofil sel darah putih untuk melawan infeksi.
Myo-inositol disebut juga vitamin B8 dan memilik banyak manfat kesehatan. Yaitu untuk transduksi sinyal insulin, penggabungan cytoskeleton, pengendalian
syaraf, pengendalian konsentrasi kalsium dalam sel, pemeliharaan membran sel, modulasi aktivitas serotonin, penghancur lemak, mengurangi kadar kolesterol
dalam darah, penanda plasma sifat keturunan, pencegah bulimia, kepanikan dan depresi serta perawatan kanker jika digabung dengan asam phytic. Karena
12 manfaat penghancur lemak dan penurun kolesterol darah tersebut, inositol
menjadi bagian penting dalam diet Luckner, 1984.
2.6 Teknologi Ekstraksi