1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Zulkifli, et al., 2013, beberapa tahun terakhir propolis menjadi perbincangan baik dikalangan peneliti maupun masyarakat umum, karena
manfaatnya yang mulai tereksplorasi dengan baik. Penelitian yang semakin luas terhadap propolis menunjukkan betapa produk lebah ini menyimpan potensi yang
luar biasa sebagai bahan obat alami. Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro berarti pertahanan dan
polis berarti kota, sehingga propolis bermakna pertahanan kota atau sarang
lebah. Propolis atau lem lebah adalah nama umum yang diberikan untuk bahan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai macam jenis tumbuhan,
terutama dari bagian kuncup dan daun tumbuhan tersebut. Lebah kemudian mencampur bahan resin ini dengan saliva dan berbagai enzim dalam lebah
sehingga menghasilkan resin baru yang disebut propolis. Bahan tersebut kemudian digunakan lebah untuk melindungi sarangnya dari gangguan binatang
lain Haile dan Dekebo, 2013; Greenway, et al., 1988. Propolis sudah digunakan sejak 300 sebelum masehi sebagai obat untuk
menyembuhkan kulit yang luka karena mempunyai efek antiinflamasi. Propolis juga saat ini telah banyak digunakan di berbagai bidang termasuk industri
kosmetik. Penelitian secara intensif untuk propolis ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1980-an. Masyarakat pada umumnya menganggap propolis sebagai
suplemen karena kandungan zat gizi mikro yang kompleks didalamnya, namun riset membuktikan bahwa selain sebagai suplemen propolis juga bisa
2 dimanfaatkan sebagai terapi farmakologis karena mengandung antibiotik alami
dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi pengobatan Lofty, 2006; Zulkifli, et al., 2013.
Banyak penemuan yang telah mengungkapkan sifat propolis, yakni sebagai bahan antibakteri, antivirus, dan antifungi dan pengobatan untuk berbagai
jenis penyakit yang lain. Propolis dinyatakan memiliki sifat desinfektan antibakteri yang berperan membunuh semua kuman yang masuk ke sarang
lebah, dan melindungi semua yang ada didalam sarang tersebut dari serbuan kuman, virus, atau bakteri. Sifat desinfektan ini terbukti, ketika pada tahun 1963,
ditemukan seekor tikus dalam sarang lebah dan dalam keadaan tidak membusuk, meskipun telah mati selama kurang lebih 5 tahun dan mummy lebah didalam
sarangnya selama ribuan tahun yang dan tidak membusuk atau hancur Kariim, 2006.
Propolis merupakan salah satu sumber zat gizi alami dan nutraseutikal. Berdasarkan literatur, propolis mengandung resin, flavonoid, mineral dan vitamin,
pollen, asam amino, aromatic ester, terpen, CAPE caffeic acid phenylethyl ester. Propolis merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari 55 resin, 30 lilin
lebah, 10 minyak aromatic dan 5 bee pollen. Propolis mengandung semua vitamin kecuali vitamin K, semua mineral yang dibutuhkan kecuali sulfur, enam
belas asam amino esensial yang dibutuhkan untuk regenerasi sel, bioflavonoid yaitu zat antioksidan sebagai suplemen sel Sarsono, et al., 2012.
Selain propolis yang diambil langsung dari sarang lebahnya, kini propolis dipasaran telah tersedia dalam berbagai bentuk formula berupa kapsul, bubuk, dan
3 propolis dalam bentuk cair. Beberapa jenis propolis juga dikombinasi dengan
madu Sarsono, et al., 2012. Gas Chromatography-Mass Spectrometry
atau yang disingkat dengan GC- MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua
metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas GC untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa MS untuk menganalisis
struktur molekul dan fragmentasi senyawa analit. Paduan keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang
dilengkapi dengan struktur molekulnya. Dengan hadirnya teknik modern GC-MS, banyak senyawa kimia telah diidentifikasi dan diisolasi dalam propolis Haile dan
Dekebo, 2013. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
senyawa-senyawa yang terkandung dalam propolis bermerek maupun propolis mentah yang diambil langsung dari sarang lebahnya. Peneliti melakukan
pemeriksaan yang meliputi penentuan komponen yang terdapat dalam propolis mentah maupun propolis bermerek yang beredar dipasaran secara GC-MS.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Komponen-komponen senyawa apakah yang terkandung dalam beberapa
jenis propolis? 2.
Apakah terdapat perbedaan jumlah kandungan maupun komponen dari beberapa jenis propolis?
4
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesisnya adalah: 1.
Propolis mengandung komponen-komponen senyawa yang kompleks. 2.
Terdapat perbedaan komponen maupun jumlah kandungan dalam beberapa
jenis propolis. 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui komponen senyawa yang terkandung dalam beberapa jenis propolis.
2. Untuk mengetahui perbedaan komponen maupun jumlah kandungan
senyawa dalam beberapa jenis propolis.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang komponen senyawa-senyawa yang terkandung dalam propolis dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang sediaan propolis bermerek yang dijual dipasaran, membandingkan isinya serta mengetahui kandungan propolis tersebut yang
ternyata sangat berguna bagi kesehatan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA