5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Propolis
Propolis adalah senyawa kompleks yang digunakan lebah untuk melindungi sarangnya. Lebah menggunakan bahan propolis untuk pertahanan
sarang, mengkilatkan bagian dalam sarang dan menjaga suhu lingkungan sarang. Zat-zat yang ada pada propolis dikumpulkan oleh lebah dari pucuk dan berbagai
tanaman yang ada dihutan tempat tinggalnya Zulkifli, et al., 2013.
2.1.1 Kenali fisik propolis
Propolis tersusun dari bahan resin yang diambil lebah dari pohon yang mengandung getah. Lebah trigona kemudian mengolahnya sehingga membentuk
propolis, benda berwarna hitam, kuning, atau cokelat tua disarang. Warna itu tergantung pada pohon asal resin. Di Indonesia, umumnya yang dijumpai hanya
hitam, cokelat, dan krem. Di Brazil dan Argentina dijumpai propolis hijau dan merah tetapi rasanya sama seperti yang lokal. Pada suhu 25
o
C - 40
o
C propolis berbentuk padat yang lembut, lentur, dan sangat lengket. Karena itulah ia
dimanfaatkan trigona sebagai bahan perekat disarang. Bila suhu kurang dari 15
o
C, ia akan menjadi padat tetapi rapuh. Benda ini tetap rapuh bahkan setelah suhu
ditingkatkan diatas 45
o
C. Namun, sifatnya menjadi semakin lengket dan bergetah. Biasanya propolis akan menjadi cair pada suhu 60
o
C - 70
o
C, meski kadang dijumpai beberapa contoh yang melebur setelah suhu 100
o
C Trubus, 2010.
6
2.1.2 Komposisi dan nutrisi propolis
Kandungan nutrisi propolis yang lebih detail diungkapkan Prof Dr Mustofa Mkes Apt. Kepala Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada membuktikan propolis memiliki banyak khasiat karena ia mengandung lebih dari 180 unsur fitokimia. Beberapa
diantaranya adalah flavonoid dan berbagai turunan asam orbanat, fitosterol, dan terpenoids. Zat-zat itu terbukti memiliki sifat anti infalamantori, antimikrobial,
antihistamin, antimutagenik, dan antialergi. Flavonoid bersifat antioksidan yang dapat mencegah infeksi serta turut menumbuhkan jaringan Trubus, 2010.
Propolis dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan. Menurut Wade 2005, propolis mengandung senyawa kompleks, vitamin,
mineral, enzim, senyawa fenolik dan flavonoid. Tabel 2.1 di bawah ini menjelaskan mengenai komposisi kimia propolis.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Propolis Krell, 1996.
Komponen Konsentrasi
Grup komponen Resin
45-55 Flavonoid, asam fenolat dan esternya
Lilin dan asam lemak 25-35
Sebagian besar dari lilin lebah Minyak esensial
10 Senyawa volatile
Protein 5
Protein kemungkinan berasal dari pollen dan amino bebas
Senyawa organik lain dan mineral
5 14 macam mineral yang paling
terkenal adalah Fe dan Zn, sisanya seperti Au, Ag, Hg.
Senyawa organik lain seperti keton, kuinon, asam benzoat, dan esternya,
gula, vitamin.
7 Menurut penelitian propolis mengandung bioflavanoid yaitu zat
antioksidan sebagai suplemen sel, kandungan bioflavanoid pada satu tetes propolis setara dengan bioflavanoid yang dihasilkan 500 buah jeruk. Oleh
Lembaga Riset Kanker Columbia, 1991: dalam propolis terdapat zat CAPE caffeic acid phenylethyl ester yang berfungsi untuk membantu mematikan sel
kanker, dengan pemakaian secara teratur selama 6 bulan dapat mereduksi sel
kanker sebanyak 50 . 2.1.3 Kriteria mutu propolis mentah
Hingga kini, Standar Nasional Indonesia SNI belum mengeluarkan standar mutu propolis mentah yang diperdagangkan di Indonesia. Namun
berdasarkan transaksi di lapangan, kriteria mutu propolis mentah sangat sederhana, itupun belum ada kesepakatan tingkatan mutunya. Biasanya,
penampung atau perusahaan pembeli propolis mentah memiliki kriteria tersendiri dalam penentuan mutu propolis. Termasuk soal harganya. Namun, untuk
memperoleh propolis mentah yang murni dari Trigona sangat sulit. Pasti tercampur dengan bahan lainnya Mahani, et al., 2011.
2.1.4 Sediaan propolis di pasaran