BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Uji Faktor
Sebelum melakukan pengolahan data secara keseluruhan, peneliti melakukan uji faktor terdahulu. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk
mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil uji faktor yang digunakan untuk mengetahu variabel apa saja yang
digunakan dalam penelitian ini, ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Uji Kaiser-Meyer-Olkin KMO
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .478
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
9.364 df
15 Sig.
.858
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil KMO sebesar 0.478 dibawah 0.50, berarti data tidak signifikan untuk melakukan
analisis faktor. Maka harus dilihat dari Anti-image Matrices untuk menentukan variabel mana
yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor. Setelah melakukan Anti- image Matrices, hasil uji faktor yang digunakan untuk mengetahui variabel apa
saja yang digunakan dalam penelitian ini, ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Uji Anti-image Matrices
Anti-image Matrices
KI JDK
KDK KA
KM KuA
Anti-image Covariance
KI .918
.238 .102
.021 -.042
-.054 JDK
.238 .885
.152 .120
.094 -.006
KDK .102
.152 .967
.026 .043
-.002 KA
.021 .120
.026 .927
.025 .219
KM -.042
.094 .043
.025 .979
.065 KuA
-.054 -.006
-.002 .219
.065 .936
Anti-image Correlation
KI .471
.263
a
.108 .022
-.045 -.058
JDK .263
.476 .164
a
.133 .101
-.007 KDK
.108 .164
.370 .027
a
.044 -.002
KA .022
.133 .027
.496 .026
a
.235 KM
-.045 .101
.044 .026
.539 .068
a
KuA -.058
-.007 -.002
.235 .068
.503
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Setelah melihat hasil Anti-image Matrices, maka variabel yang memiliki nilai terkecil harus dibuang. Dari tabel di atas dapat kita lihat variabel yang
memiliki nilai terkecil adalah komposisi dewan komisaris. Maka variabel yang akan dianalisis selanjutnya adalah Kepemilikan Institusional, Jumlah Dewan
Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris, Kualitas Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Komite Audit karena variabel komposisi dewan komisaris telah
dibuang karena memiliki nilai yang terendah diantara variabel lainnya. Setelah diuji faktor, maka dapat kita lihat dari tabel uji Kaiser – Meyer – Olkin KMO
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Uji Kaiser-Meyer-Olkin KMO
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .512
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
7.856 df
10 Sig.
.643
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil KMO sebesar 0.512 diatas 0.50, berarti data dapat digunakan untuk melakukan
analisis faktor. Setelah melakukan Anti-image Matrices, hasil uji faktor yang digunakan untuk
mengetahui variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian ini, ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Uji Anti-image Matrices
Anti-image Matrices
KI JDK
KA KM
KuA Anti-image Covariance KI
.929 .230
.018 -.048
-.054 JDK
.230 .910
.119 .090
-.006 KA
.018 .119
.927 .024
.219 KM
-.048 .090
.024 .981
.066 KuA
-.054 -.006
.219 .066
.936 Anti-image Correlation
KI .513
a
.250 .020
-.050 -.058
JDK .250
.516 .130
a
.095 -.007
KA .020
.130 .501
.025
a
.235 KM
-.050 .095
.025 .563
.069
a
KuA -.058
-.007 .235
.069 .503
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah SPSS 19
Universitas Sumatera Utara
Setelah melihat hasil Anti-image Matrices, maka faktor-faktor yang mempengaruhi adalah adalah Kepemilikan Institusional, Jumlah Dewan
Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris, Kualitas Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Komite Audit, karena masing-masing variabel memiliki nilai diatas 0,50.
Variabel komposisi dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawatu
2009 yang menemukan bahwa komposisi dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh komposisi dewan
komisaris dalam suatu perseroan tidak banyak mempengaruhi kinerja perusahaan dalam upayanya meningkatkan nilai perusahaan. Namun hasil penelitian yang
berbeda ditunjukkan oleh Carningsih 2008, dimana komposisi dewan komisaris mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, studi kasus pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan ini didapat karena dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi
yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rentang waktu yang cukup pendek yaitu hanya pada tahun 2011. Sedangkan
penelitian sebelumnya populasi yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate.
5.1.2 Statistik Deskriptif