4.2.1 Kuat Lentur MOR
Perlakuan perbedaan berat serbuk CaCO
3,
dan serat kulit waru dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kekuatan mekanik dari bahan
komposit yang dihasilkan.Pengujian dilakukan dengan alat Electronic System Uniersal Testing Machine Type
SC-2DE MFG No.6079. kapasitas 2000 kgf. Jarak tumpu yang digunakan adalah 13 cm dengan kecepatan 20 mmmenit. Hasil
pengujian kuat lentur MOR yang diperoleh cukup tinggi. Nilai terendah pada komposisi 75 : 2 0 : 5 yaitu sebesar 74,959 x 10
6
Nm
2
sedangkan yang tertinggi pada komposisi 75 : 0 : 25 yaitu sebesar 117,10 x10
6
Nm
2
Secara lengkap nilai kuat lentur terhadap komposisi sampel dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
.
Tabel. 4.4. Nilai Kuat Lentur Terhadap Komposisi Sampel
Komposisi Berat Polyester,
CaCO
3
Serat Waru
Kuat Lentur � kgfcm
2
Kuat Lentur � x 10
6
Nm
2
Kuat Lentur � MPa
75 : 25 : 0 1093.950
107.207 107.207
75 : 20 : 5 764.888
74.959 74.959
75 : 15 : 10 778.050
76.249 76.249
75 : 10 : 15 1178.775
115.520 115.520
75 : 5 : 20 940.388
92.158 92.158
75 : 0 : 25 1194.863
117.097 117.097
Universitas Sumatera Utara
Hasil nilai kuat lentur terhadap komposisi sampel dinyatakan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 Grafik Nilai Kuat Lentur terhadap komposisi sampel
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2105-2006-papan partikel, mensyaratkan nilai kuat lentur MOR minimal sebesar 80 kgfcm
2
7,84 x 10
6
Nm
2
.
Hasil nilai pengujian tersebut jika dibandingkan dengan yang disyaratkan oleh Surdia, T. dan Saito, S 1984 bahwa kekuatan lentur bahan polimer resin
poliester dengan bahan pengisi serat adalah minimal 5,9 x 10 Dengan demikian papan komposit yang dihasilkan memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
2
kgfcm
2
57,82x10
6
Nm
2
Gambar 4.6 adalah analisa grafik dari resin poliester tanpa pengisi atau filler. Pada gambar tersebut poliester membawa beban dari titik A hingga
mencapai beban maksimal pada puncak dititik B. Setelah spesimen berada pada beban puncak, maka spesimen langsung terputus dan beban menjadi nol. Proses
tersebut digambarkan dari titik B ke titik C. . Maka nilai kekuatan lentur papan komposit yang diperoleh dari hasil
pengujian rata-rata diatas standar yang disyaratkan.
1093,95
764,888 778,05
1178,775 940,388
1194,863
200 400
600 800
1000 1200
1400
75:25:00 75:20:05 75:15:10 75:10:15 75:05:20 75:00:25 K
ua t
Le nt
ur k
gf cm
2
Komposisi Polyester : CaCO
3
: Serat Waru
Universitas Sumatera Utara
σ Tegangan
ε Regangan Gambar 4.6 Grafik Pengujian Kelenturan Poliester Murni 100
Grafik poliester murni berbeda dengan grafik poliester yang berisi filler serbuk CaCO
3
dan serat kulit waru . Pada Gambar 4.7 diilustrasikan grafik
komposit poliester dengan komposisi 75:10:15. Komposit dari poliester, CaCO
3
dan serat kulit waru membawa beban bersama dari titik A hingga mencapai beban maksimal pada puncak dititik B karena terjadi ikatan yang kuat antara matrik
dengan filler. Setelah spesimen berada pada beban maksimal maka stress akan kembali berkurang dan berusaha menahan beban, yang akhirnya lama kelamaan
stress menjadi nol. Artinya spesimen mengalami kerusakan dan spesimen tanpa beban lagi. Beban puncak itu terjadi pada kondisi rata-rata kekuatan
kelenturannya 1178,775 kg.fcm
2
115,52 x 10
6
Nm
2
.
σ Tegangan
ε Regangan Gambar 4.7 Grafik Pengujian Kelenturan terhadap
Komposisi Sampel 75:10:15
A
B C
Ket : 1 mm : 2kgf
1 2
A
B C
Ket : 1 mm : 2kgf
1 2
Universitas Sumatera Utara
Ketika spesimen dilakukan pengujian terus menerus dengan memberi beban, maka mula-mula spesimen akan melentur secara elastis. Pelenturan akan
hilang bila beban ditiadakan. Dan suatu beban yang berlebih akan membengkokkan spesimen secara permanen pada tempat dimana tegangan
melebihi kekuatan luluhnya. σ Tegangan
ε Regangan Gambar 4.8 Grafik Pengujian Kelenturan terhadap Komposisi
Sampel 75:0:25 Kuat lentur pada komposisi 75:0:25 adalah beban lentur pada kondisi
yang paling tinggi diantara semua spesimen yang dibuat yaitu sebesar 117,10 x 10
6
Nm
2
.
4.2.2 Modus Elasticity MOE