Hubungan Antara Tingkat Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan Terhadap Kesejahteraan

16 a kesehatan fisik, terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tamoak sakit. Semua organ tubuh berfungdi normal tau tidak mengalami gangguan. b kesehatan mental jiwa, mencakup 3 komponen yakni pikiran, emosional,, dan spiritual. ckesehatan sosial, terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agamaatau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. d kesehatan dari aspek ekonomi, terlihat bila seseorang dewasa produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa siswa atau mahasiswa dan usia lanjut pensiunan dengan sendirinya btasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2.6 Hubungan Antara Tingkat Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan Terhadap Kesejahteraan

Prabawa 1998 mengungkapkan bahwa setinggi apapun tingkat pendapatan yang diperoleh seorang kepala keluarga dalam rumah tangganya, pada akhirnya kesejahteraan akan banyak ditentukan oleh penadapatan per kapita. Universitas Sumatera Utara 17 Besarnya pendapatan perkapita selain ditentukan oleh total pendapatan yang diterima, juga oleh seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan dari kepala keluarga yang bersangkutan. Tidak semua anggota keluarga dalam rumah tangga bekerja produktif sehingga menjadi beban tanggungan. Banyaknya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita dan besarnya konsumsi keluarga. Oleh karena itu, jumlah anggota keluarga atau besar keluarga akan memberi dorongan bagi rumah tangga bersangkutan untuk lebih banyak menggali sumber pendapatan lainnya. Pendidikan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan,hasil penelitian Megawangi 1994 membuktikan bahwa tingkat pendapatan dan pendidikan suami berhubungan nyata positif dengan kebiasaan merencanakan anggaran biaya. Dengan demikian, kemampuan melihat ke depan dengan mengadakan perencanaan biaya dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi penduduk, dan semakin banyak anggota rumah tangga cenderung semakin sulit merencanakan biaya. Rumah tangga yang dikepalai oleh seseorang dengan pendidikan rendah cenderung lebih miskin dibandingkan dengan rumah tangga yang dikepalai oleh mereka yang berpendidikan tinggi. Adapun dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah: 1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan. Universitas Sumatera Utara 18 2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Selain pendidikan dan pendapatan, kesehatan juga memiliki hubungan terhadap kesejahteraan. Karena jika keluarga tersebut memiliki kesehatan yang baik maka pengeluaran untuk biaya pengobatan akan sedikit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki kesehatan yang buruk.

2.7 Kerangka Pemikiran