30 suspensi ekstrak etanol kubis ungu, percobaan pendahuluan, pengujian toksisitas
subkronik pada tikus, pengamatan meliputi kematian hewan, gejala-gejal klinis, perubahan berat badan, pengukuran SGPT, ureum dan kreatinin, serta
histopatologi organ hati dan ginjal.
3.9.1 Penyiapan hewan percobaan
Hewan percobaan yang akan digunakan adalah tikus jantan dengan berat badan 150-200 gram, berumur 6-8 minggu. Sebelum percobaan dimulai, hewan
diaklimatisasi diruang percobaan selama lebih kurang 7 hari. Hewan dikelompokkan secara acak sedemikian rupa sehingga penyebaran berat badan
merata untuk semua kelompok dengan variasi berat badan tidak lebih 20 dari rata-rata berat badan BPOM RI., 2011.
3.9.2 Pembuatan larutan Na CMC 0.5
Sebanyak 0.5 g Na CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi ± 10 ml aquades panas, kemudian didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa
yang transparan, lalu digerus sampai homogeny, diencerkan dengan aquades, dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 ml. Volume dicukupkan
sampai garis tanda.
3.9.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol kubis ungu EEKU
Sebanyak 62.5 mg EEKU dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan larutan Na CMC 0.5 sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen, lalu
dimasukkan ke labu tentukur 10 ml. Volume dicukupkan sampai garis tanda. Prosedur yang sama dilakukan pada dosis 125, 250, 500, dan 1000mgkg bb.
3.9.4 Pengujian efek toksisitas subkronik
Pengujian toksisitas dilakukan berdasarkan pada pedoman uji toksisitas non-
Universitas Sumatera Utara
31 klinik secara in vivo BPOM RI., 2011. Hewan yang digunakan adalah tikus
putih jantan berumur 3-4 bulan sebanyak 48 ekor. Sebelum percobaan dimulai, hewan diaklimatisasi di ruang percobaan selama 7-14 hari. Hewan dikelompokkan
secara acak sedemikian rupa sehingga penyebaran berat badan merata untuk semua kelompok dengan variasi berat badan tidak lebih 20 dari rata-rata berat
badan. Hewan dibagi dalam 8 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus: Kelompok I
: Diberi suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 bb kelompok kontrol
Kelompok II : Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 62,5 mgkg bb kelompok uji I
Kelompok III : Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 125 mgkg bb kelompok uji II
Kelompok IV : Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 250 mgkg bb kelompok uji III
Kelompok V : Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 500 mgkg bb kelompok uji IV
Kelompok VI : Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 1000 mgkg bb kelompok uji V
Kelompok VII : Diberi suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 bb kelompok satelit kontrol
Kelompok VIII: Diberi ekstrak etanol kubis ungu dosis 1000 mgkg bb kelompok satelit dosis tinggi
Tabel 3.1 Dosis uji toksisitas
Kelompok Jumlah tikus
Dosis mgkg bb K1
6 Kontrol
K2 6
62,5 K3
6 125
K4 6
250 K5
6 500
K6 6
1000 K7
6 Kontrol satelit
K8 6
1000 satelit
Universitas Sumatera Utara
32 Sediaan uji diberikan secara oral setiap hari selama 28 hari. Kemudian
dilakukan pengamatan hewan uji terhadap gejala toksik yang muncul, untuk kelompok uji pengamatan dilakukan setiap hari selama 28 hari. Sedangkan untuk
kelompok satelit pengamatan dilanjutkan selama 14 hari untuk mendeteksi proses penyembuhan kembali dari pengaruh toksik. Hewan ditimbang setiap hari selama
28 hari untuk menentukan volume sediaan uji yang akan diberikan. Perubahan berat badan dianalisis seminggu sekali. Pada akhir penelitian, hewan yang masih
hidup ditimbang dan diotopsi OECD., 2008. Pengamatan terjadinya gejala-gejala toksik dan gejala klinis yang berupa
perilaku fisik seperti diare, salivasi, lemas, gerak-gerik aneh seperti berjalan mundur dan menggunakan perut, hewan uji diletakkan di atas bidang yang datar
dilakukan pengamatan secara umum pada masing-masing kelompok selama 2 jam setelah 1 jam pemberian sediaan uji. Sedangkan jumlah makanan dan minuman
yang dikonsumsi ditimbang setiap 1 minggu sekali BPOM RI., 2011.
3.9.5 Pemeriksaan fungsi hati