Histologi hati Patologi hati

16 beracun diubah menjadi urea yang relatif tidak beracun pada Daur Krebs – Urea di dalam sel hati. 5. Memproduksi cairan empedu 6. Merupakan gudang penyimpanan berbagai zat seperti mineral Cu, Fe; vitamin A, D, E, K, B 12 , glikogen dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh, misalnya pestisida DDT. Hati mempunyai tiga kelompok penting: sintesis, ekskresi dan penyimpanan. Energi dan zat-zat gizi yang didapat dari makanan harus diproses dan kemudian disimpan, disebar atau diubah bentuknya oleh hati. Hati merombak, mendetoksikasi dan mengubah metabolit-metabolit primer dan pertengahan untuk ekskresi, penyimpanan atau untuk dipakai lagi Widmann, 1989.

2.4.3 Histologi hati

Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer merupakan sistem monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah sehingga hati merupakan salah satu organ penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan ditengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam Universitas Sumatera Utara 17 kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga menjadi duktus koledokus Price dan Wilson, 2003.

2.4.4 Patologi hati

Kerusakan pada hati dapat terjadi oleh beberapa faktor yaitu onset pemaparan yang terlalu lama, durasi pemaparan, dosis dan sel inang yang rentan Jubb, 1993. Kerusakan yang terjadi pada sel hati dapat bersifat sementara reversible dan tetap irreversible Wicaksono, 2002. Sel akan mengalami perubahan untuk beradaptasi mempertahankan hidupnya, perubahan ini biasa disebut degenerasi. Degenerasi sel dapat berupa degenerasi hidropis dan degenerasi lemak. Degenerasi terjadi karena adanya gangguan biokimiawi yang disebabkan oleh iskemia, anemia, metabolisme abnormal dan zat kimia yang bersifat toksik Cheville, 1999. Degenerasi lemak fatty changes atau steatosis adalah penimbunan abnormal dari trigliserida dalam sel parenkim. Penyebabnya adalah toksin, malnutrisi protein, diabetes mellitus, obesitas, dan anoksia. Timbunan trigliserida dalam sel hati dapat disebabkan defek dari mulai masuknya asam lemak dalam hati sampai keluarnya lemak dari hati sebagai lipoprotein. Dimana bentuk jaringan hati sudah tidak teratur, vakuola-vakuola lemak besar dan kecil dalam sitoplasma sel hati, inti sel terdesak ke tepi, stroma jaringan ikat yang menebal atau fibrosis pembentukan jaringan ikat fibrosa oleh sel-sel fibrolas dan fibrosit pada daerah saluran portal yang masuk ke dalam lobulus hati, membentuk pseudo lobul. Dinamakan pseudo lobul karena merupakan lobus yang tidak mempunyai vena sentral atau lobus palsu Sudiono, 2001. Universitas Sumatera Utara 18 Degenerasi hidropik merupakan peristiwa meningkatnya kadar air di intraseluler yang menyebabkan sitoplasma dan organel-organel membengkak dan membentuk vakuola-vakuola. Rusaknya permeabilitas membran sel menyebabkan terhambatnya aliran Na + keluar dari sel sehingga menyebabkan ion-ion dan air masuk secara berlebihan kedalam sel. Degenerasi hidropik merupakan respon awal sel terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik, serta merupakan proses awal dari kematian sel Jones, et al., 1997; Cheville, 1999. Kerusakan sel secara terus-menerus akan mencapai suatu titik sehingga terjadi kematian sel. Paparan zat toksik pada sel apabila cukup hebat atau berlangsung cukup lama, maka sel tidak dapat lagi mengkompensasi dan tidak dapat melanjutkan metabolisme. Inti sel yang mati dapat terlihat lebih kecil dan menjadi lebih padat piknosis, hancur bersegmen-segmen karioreksis dan kemudian inti sel menghilang kariolisis Underwood, 1994. Nekrosis hati adalah kematian hepatosit yang umumnya merupakan kerusakan akut Lu, 1995.

2.4.5 Aminotransferase

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kubis Merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) Sebagai Pewarna

42 173 64

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Stabilitas Pigmen Antosianin Kubis Merah (Brassica Oleraceae Var Capitata L.F. Rubra (L) Thell) Terenkapsulasi Pada Minuman Ringan Yang Dipasteurisasi (Stability Of Encapsulation Red Cabbage (Brassica Oleraceae Var Capitata L.F. Rubra (L) Thell) Anthocyan

1 3 19

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 1 15

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 1 6

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 0 13

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 1 4

Karakterisasi Simplisia dan Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica oleracea L. Var. Capitata F. Rubra) pada Tikus Jantan

0 2 14

Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Kubis (Brassica oleracea var. capitata f. alba) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro

0 0 5