a. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. Ini berati bahwa
perusahaan tidak merubah keputusan investasinya. b.
Laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen. Ini berarti kita tidak memasukkan kerumitan faktor kebijakan dividen.
c. Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. Ini berarti bahwa hutang yang jatuh
tempo akan diperpajang lagi. d.
Struktur hutang yang akan berganti dilakukan secara langsung. Artinya, apabila perusahaan menambah hutang, maka modal sendiri dikurangi dan sebaliknya.
Teori struktur modal pasar sempurna dan tidak ada pajak terdapat dua pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional ini, menyatakan bahwa pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan bisa dirubah dengan cara merubah
struktur modalnya. 2. Pendekatan Modigliani dan Miller MM
Pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak benar. Pendekatan ini menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak maka
keputusan pendanaan menjadi tidak relevan. Artinya penggunaan hutang ataukah modal sendiri akan memberi dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan.
2. Struktur modal pada pasar modal sempurna dan ada pajak
Keputusan pendanaan menjadi relevan apabila dalam keadaan ada pajak. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan karena penggunaan hutang bisa
dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Perusahaan yang menggunakan hutang dan membayar bunga maka perusahaan yang membayar bunga akan
Universitas Sumatera Utara
membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan hutang
akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Menurut Martono Harjito 2001:138, struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari
hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam
struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan
harga saham. Menurut Brigham dan Weston 2005:150, struktur modal adalah yang ditargetkan adalah
bauran atau perpaduan dari hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari utang
dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Menurut Warsono 2003:236, struktur modal perusahaan secara umum terdiri dari tiga komponen. Pertama, hutang jangka
panjang, kedua, saham preferen yaitu merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang, dan terajhir atau ketiga, ekuitas saham biasa.
Berdasarkan pengertian struktur modal diatas, maka struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator Warsono, 2003:
1. Rasio Utang Debt Ratio Rasio hutang secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Rasio Hutang =
Aktiva Total
Hutang Total
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi rasio hutang suatu perusahaan mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, resiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham biasa semakin
tinggi. 2. Rasio Hutang-Ekuitas Debt to equity ratio
Rasio hutang-ekuitas adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa stock equity. Secara sistematis, rasio hutang-ekuitas dapat diformulasikan
sebagai berikut: Rasio Hutang-Ekuitas =
Biasa Saham
Ekuitas Panjang
Jangka Hutang
Semakin tinggi rasio hutang-ekuitas mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, rasio keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan yang sehubungan dengan stuktur modal Sawir, 2005:12 adalah:
1. Resiko bisnis perusahaan atau tingkat resiko yang terkandung pada aktiva perusahaan
apabila tidak menggunakan hutang. Makin besar resiko perusahaan, makin rendah resiko hutang optimalnya.
2. Posisi pajak perusahaan, alasan utama untuk menggunakan utang adalah karena biaya
bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak. Akan tetapi jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena penyusutan yang dipercepat atau
kompensasi kerugian, maka tarif pajaknya akan rendah dan keuntungan akibat penggunaan hutang juga akan mengecil.
3. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang
masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Karena itu, kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
tersedianya dana dimasa mendatang dan konsekuensinya akibat kurangnya dan sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan.
E. Hutang